Tafsir Surat At Tahrim bag. 9 (SELESAI)

💢💢💢💢💢

Maryam Putri Imran, Wanita yang Taat

وَمَرْيَمَ ابْنَتَ عِمْرَانَ الَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهِ مِنْ رُوحِنَا وَصَدَّقَتْ بِكَلِمَاتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهِ وَكَانَتْ مِنَ الْقَانِتِينَ

dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-Kitab-Nya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat.

📌Mufrodat

أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا

Menjaga kehormatannya

مِنَ الْقَانِتِينَ

Termasuk orang-orang yang taat

📌Siapakah Maryam?

Dia adalah Maryam binti Imran, ibunda tercinta dari nabiyullah Isa Alaihissalam. Seorang wanita mulia yang menjaga kehormatannya, baginya kemuliaan di dunia dan akherat. Allah memilihnya dari sekian banyak wanita di dunia pada masanya ditengah kaum yang gemar bermaksiat, namun Maryam mampu menjada diri dan kesuciannya, hingga kemudian Allah memilihnya untuk mengandung janin yang didalamnya ruh nabi Isa alaihis salam. [1]

📌Ujian yang menimpa Maryam Binti Imran

Ujian yang Allah berikan kepada Maryam binti Imran, wanita yang menjaga kesucian dan kehormatan ditengah kaumnya, tiba-tiba ia mengandung, tiada bersuami.

Firman Allah:

قَالَ إِنَّمَا أَنَا رَسُولُ رَبِّكِ لِأَهَبَ لَكِ غُلَامًا زَكِيًّا (19) قَالَتْ أَنَّى يَكُونُ لِي غُلَامٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِي بَشَرٌ وَلَمْ أَكُ بَغِيًّا (20) قَالَ كَذَلِكِ قَالَ رَبُّكِ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ وَلِنَجْعَلَهُ آيَةً لِلنَّاسِ وَرَحْمَةً مِنَّا وَكَانَ أَمْرًا مَقْضِيًّا (21)

Ia (jibril) berkata: “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci (19). Maryam berkata: “Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!”(20).Jibril berkata: “Demikianlah”. Tuhanmu berfirman: “Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan” (21) (QS. Maryam [19]:19-21)

Imam Ahmad menyebutkan riwayat dari Ibnu Abbas berkata, Rasulullah bersabda:

«خطّ رسول الله صلى الله عليه وسلم في الأرض أربعة خطوط، وقال: أتدرون ما هذا؟ قالوا: الله ورسوله أعلم، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: أفضل نساء أهل الجنة: خديجة بنت خويلد، وفاطمة بنت محمد، ومريم ابنة عمران، وآسية بنت مزاحم امرأة فرعون»

Rasulullah menorehkan empat garis di tanah, lalu berkata kepada para sahabat,’Tahukah kalian garis apakah ini?”, lalu para sahabat berkata,” Allah dan Rasulnya lebih tahu”. Kemudian Rasulullah bersabda,” Sebaik-baik wanita penduduk syurga adalah,” Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti Imran dan Asiyah binti Muzahim istri Fir’aun”.  [2] ( HR. Ahmad, no. 2903, Al Hakim, 2/539, Ibnu Hajar, Fath al Bari,6/543 dan ia berkata Sanadnya sahih)

Menurut Abdul Malik al-Qusyairi, ayat terakhir ini khusus menyebutkan Maryam binti Imran seorang wanita dan ketaatannya tanpa menyebutkan laki-laki, sebagai pengkhususan atas kedudukannya disisi Allah. [3]

📚 Kesimpulan:

1.  Hubungan kekerabatan dan nasab seseorang didunia mungkin bisa berguna, namun di akherat, kedekatan tersebut jika masing-masing berbeda agama maka tidak ada gunanya, masing-masing tak kan bisa menyelamatkan yang lain.

2.  Berinteraksi dengan orang kafir selama tidak membahayakan jiwa dan agama tidaklah dilarang.

3.  Tribulasi hidup senantiasa akan menimpa orang-orang beriman yang terus berusaha meneguhkan keimanannya dihadapan Allah, hingga ujian tersebut semakin meneguhkan keyakinannya kepada Allah.

4.  Perintah Allah untuk menjaga kesucian diri dari maksiat dan hal-hal yang dilarang Allah.

والله أعلم

Bersambung ke Seri Tafsir Juz ‘Amma, Insya Allah

🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿

[1] Wahbah Zuhaily, Tafsir Al Munir, (Damaskus, Dar al Fikr al Muashir, 1418 H) 28/327

[2]  HR. Ahmad, no. 2903, Al Hakim, 2/539, Ibnu Hajar, Fath al Bari,6/543 dan ia berkata Sanadnya sahih, Al Haitsami berkata dalam Majma’ Az Zawaid, 9/226, perawiya Tsiqah.

[3]  Abdul Malik Al Qusyairi, Lathaiful Isyarah, (Mesir: Haiah Ammah Lil Kutub) 3/609

🌻🍃🌴🌺🌸☘🌾🌿

✍ Ust Fauzan Sugiono, Lc

Serial Tafsir Surat At-Tahrim

Tafsir Surat At Tahrim (Bag 1)

Tafsir Surat At Tahrim (Bag 2)

Tafsir At Tahrim (Bag. 3)

Tafsir At Tahrim (Bag. 4)

Tafsir Surat At Tahrim (Bag 5A)

Tafsir Surat At Tahrim (Bag 5B)

Tafsir Surat At Tahrim (Bag 6)

Tafsir Surat At Tahrim (Bag 7)

Tafsir Surat At Tahrim (Bag 8)

Tafsir Surat At Tahrim (Bag 9, Selesai)

Radikal dan Intoleran

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

📌 Islam tidak mengajarkan radikalisme, tapi Islam mengajarkan asyidda’u ‘alal kuffar wa ruhama’u bainahum – tegas terhadap orang kafir dan berkasih sayang dengan sesama mu’min

📌 Islam mengajarkan toleransi terhadap perbedaan, tapi Islam juga mengajarkan amar ma’ruf nahi munkar

📌 Jika sikap tegas terhadap kekafiran dan simbol-simbolnya dianggap radikalisme, maka bagaimana sikap nabi menghancurkan 360 berhala saat Fathul Makkah, mau kalian istilahkan apa?

📌 Jika kaum muslim tidak menyetujui adanya maksiat terang-terangan, atau pendirian rumah ibadah hang tidak sesuai aturan, lalu itu disebut intoleran, maka sikap sahabat nabi menumpahkan drum-drum minuman keras di Madinah saat turun ayat larangannya, mau kalian istilahkan apa?

📌 Kami akui kalian memang lihai bermain kata, menuduh, dan membuat stigma, karena kalian punya media dan dana dari mafia, tapi kalian lemah dalam memadamkan cahaya agama kami

📌 Mana ocehan kalian untuk RMS di Maluku Selatan…, bukankah ini gerakan radikal dan bahkan sparatisme-terorisme?

📌 Mana komentar kalian untuk OPM di Papua, .. yang telah jelas dan vulgar makarnya, membunuh TNI-POLRI, menginjak merah putih, … kalian belagak buta padahal di depan mata, nasionalisme kalian palsu

📌 Jujur saja sudah .. jangan malu-malu untuk kalian katakan, “Kami Anti Islam”

📌 Ajaran Radikalisme yang kalian maksud adalah Islam dan kaum muslimin

📌 Gerakan Intoleransi yang kalian maksud adalah Islam dan kaum muslimin

📌 Kalian (Liberal, Nasrani, Sekuler ngaku muslim, kiri, komunis) adalah konfigurasi kerjasama abadi kekuatan jahat, yang sudah kami antisipasi sejak lama

📌 Tidak usah berkilah, sebab permusuhan kalian lebih nampak dari kilahan kalian

📌 Tidak usah pura-pura, sebab cepat atau lambat kepura-puraan akan berakhir ..

📌 Katakan sesuka kalian tentang kami: radikal, intoleran, teroris, ekstrimis, sampai kalian puas .. sebab sampai kapan pun ya begitulah kalian sejak dulu ..

📌 Jika menjalankan ajaran agama, istiqamah kepadanya, dan tegas terhadap kekafiran dan penyimpangan, diberikan berbagai stigma buruk oleh kalian, maka sama sekali tidak menyurutkan sikap kami .. , dan Insya Allah kami tidak berubah

walhamdulillah

🌺🌸🍃🌹🍀🌾🌴🌾

Farid Nu’man Hasan

Makna “Kau Memotong Leher Sahabatmu”, Dalam Hadits Pujian

Pertanyaan

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Assalamu’alaykum ustadz.. Ana Rahmat, dari grup Manis #I 06.

‘Afwan, ana ingin bertanya..
Apa maksud Nabi Muhammad mengatakan, “celaka kamu, kamu telah memenggal leher teman mu,” ketika ada sahabat yg memuji sahabat lainnya? Bahaya apa yg mengancam sehingga diibaratkan ‘memenggal leher teman mu’?

Syukron ustadz.. Jazakumullah khair..

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Jawaban

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah .. Bismillah wal Hamdulillah .. Afwan baru sempat.

Langsung aja ya ..

Abu Bakrah Radhiallahu ‘Anhu bercerita:

أَنَّ رَجُلًا ذُكِرَ عِنْدَ النَّبِيِّ فَأَثْنَى عَلَيْهِ رَجُلٌ خَيْرًا فَقَالَ النَّبِيُّ وَيْحَكَ قَطَعْتَ عُنُقَ صَاحِبِكَ يَقُولُهُ مِرَارًا إِنْ كَانَ أَحَدُكُمْ مَادِحًا لَا مَحَالَةَ فَلْيَقُلْ أَحْسِبُ كَذَا وَكَذَا إِنْ كَانَ يُرَى أَنَّهُ كَذَلِكَ وَحَسِيبُهُ اللهُ وَلَا يُزَكِّي عَلَى اللهِ أَحَدًا

Ada seorang laki-laki menceritakan laki-laki lain dan memuji kebaikannya dihadapan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka Nabi bersabda:

“Tercelalah kamu, kau memotong leher temanmu, kau memotong leher temanmu, ” beliau mengucapkannya berkali-kali kemudian beliau bersabda: “Bila salah seorang dari kalian memuji temannya -tidak mustahil- hendaklah mengucapkan: ‘Aku kira fulan -bila ia melihat seperti itu- dan aku tidak menyucikan seorang pun atas Allah.”  (HR. Muslim No. 5320)

Imam Muslim memasukkan hadits ini dalam “Bab An Nahyi  ‘anil Mad-hi idza kaana fiihi ifraathun wa khiifa minhu fitnah ‘alal Mamduuh” artinya Bab Larangan Memuji Jika Berlebihan dan Khawatir Lahir Fitnah Bagi Orang Yang Dipuji.

Pujian sering melahirkan keburukan bagi yang dipuji, walau dia memang pantas menerimanya. Diantara keburukan itu adalah potensi untuk terpedaya oleh kehebatan diri sendiri, lupa kekurangan, lahirnya sombong, dan hilangnya keikhlasan. Itulah maksud seakan kau memotong lehernya. Oleh karena itu, sebaiknya memuji manusia tidak dihadapannya. Itu lebih aman.

Imam Al Baghawi Rahimahullah menjelaskan:

إنما كره ذلك لئلا يغتر المقول له به ، فيستشعر الكبر ، وذلك جناية عليه ، فيصير كأنه قطع عنقه فأهلكه.

Sesungguhnya dibencinya perbuatan tersebut agar dia tidak terpedaya oleh ucapan (pujian) tersebut, lalu lahir perasaan sombong, dan hal itu merupakan kejahatan kepadanya, sehingga seakan dia telah terpotong lehernya dan membuatnya binasa. ( Syarhus Sunnah, 13/150)

Ada juga yang memaknai bahwa dibencinya pujian, jika pada kenyataannya tidak sesuai pujiannya, sehingga pujian tersebut masuk kategori berlebihan. Itulah memotong leher sahabatnya, atau dalam hadits lain memotong punggung seseorang.

Imam Ibnu Baththal Rahimahullah menjelaskan:

معنى هذا الحديث – والله أعلم – النهى عن أن يفرط فى مدح الرجل بما ليس فيه ؛ فيدخله من ذلك الإعجاب ، ويظن أنه فى الحقيقة بتلك المنزلة ؛ ولذلك قال : قطعتم ظهر الرجل . حين وصفتموه بما ليس فيه . فربما ذلك على العجب والكبر ، وعلى تضييع العمل وترك الازدياد من الفضل ، واقتصر على حاله من حصل موصوفًا بما وصف به

Makna hadits ini – Wallahu A’lam- adalah larangan berlebihan dalam memuji seseorang dengan sesuatu yang tidak ada pada dirinya. Sehingga orang itu dihinggapi ‘ujub (takjub dengan diri sendiri), lalu dia menyangka kedudukan dirinya sesuai dengan pujian itu. Oleh karena itu Nabi bersabda: “Kau telah memotong punggungnya”, saat dia disifatkan dengan apa-apa yang tidak ada padanya.

Bisa jadi hal itu melahirkan ‘ujub, sombong, menghilangkan amal, tidak mau menambah dengan  amal utama, dan mencukupkan diri atas keadaan yang ada, merupakan di antara dampak dari pensifatan dengan sifat yang tidak ada pada dirinya. ( Syarh Shahih Al Bukhari, 9/254)

Demikian. Wallahu A’lam

🌿🌴🌸🍃🌱🌾🌻🌺☘

✍ Farid Nu’man Hasan

Tafsir Al Qur’an Surat At Tahrim (bag.8)

💢💢💢💢💢💢

Doa Istri Fir’aun,”Bangunkanlah Untukku Sebuah Rumah di Syurga”

وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ آمَنُوا امْرَأَتَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ (11)

Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman yaitu istri Firaun ketika ia berkata,”Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu di dalam Syurga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim. (QS. At Tahrim [66]:11)

Setelah Allah menggambarkan wanita-wanita kafir yang bersuami shalih dikalangan para nabi, kemudian Allah menggambarkan tentang wanita-wanita shalihah yangmenjadi istri lelaki durhaka. Hal ini menjadi bukti bahwa keimanan yang tertancap kuat dan terpatri dalam hati siapapun, begitulah yang terjadi pada istri Fir’aun. Keimanannya yang murni tak tergoyahkan meski ia menjadi istri dari lelaki yang menjadi musuh Allah.

📌  Siapakah Imra’atu Fir’aun?

Kata Imra’atu disini  artinya istri. Jadi Imra’atu Fir’aun adalah istri Fir’aun, raja Mesir. Dia adalah Asiyah Binti Muzahim, menurut Al-Qurthubi, ia adalah bibinya Nabi Musa, dan ia beriman kepada ajaran yang dibawa nabi Musa saat mengetahui peristiwa Musa memiliki mukjizat dari tongkat kayunya.[1]

Abu ‘Aliyah berkata,”Fir’aun mengetahui keimanan Asiyah, lalu ia berkata kepada petinggi kerajaan:

مَا تَعْلَمُونَ مِنْ آسِيَةَ بِنْتِ مُزَاحِمٍ؟ فَأَثْنَوْا عَلَيْهَا. فَقَالَ لَهُمْ: إِنَّهَا تَعَبُّدُ رَبًّا غَيْرِي. فَقَالُوا لَهُ: أقتلها. فأوتد لها أوتادا وشديديها وَرِجْلَيْهَا

“Apa yang kalian ketahui tentang Asiyah Binti Muzahim?Merekapun memuji Asiyah. Kemudian Fir’aun berkata,”Sesungguhnya ia menyembah Tuhan selain aku!,” lalu para petinggi berkata,”Bunuh ia”. Lalu ia diikat pada tiang kokoh kedua lengan dan kakinya, pada saat itulah Asiyah berdoa:

رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتاً فِي الْجَنَّةِ)

Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu di dalam Syurga

Al Mawardi menyebutkan, Allah mengabulkan doa Asiyah binti Muzahim dan memperlihatkan rumahnya di surga. Iapun tertawa, bersamaan dengan datangnya Firaun, lalu Firaun berkata kepada para petingginya,”Lihatlah Asiyah sudah gila,”. Lalu Asiyah terus disiksa hingga menemui ajalnya. [2]

Menurut Syekh An Nawawi Al Bantani, jenis siksaan yang ditimpakan oleh Fir’aun kepada Asiyah sangat kejam, yaitu diikat dengan empat tiang pancang, lalu dihadapkan ke matahari, lalu ditimpakan batu besar, saat itulah Asiyah berdoa, agar Allah membangunkan untuknya sebuah rumah di syurga, dan ruhnyapun diambil Allah, batu besar itu menimpa jasad  tanpa ruh.[3]

Rasulullah bersabda:

كَمَلَ مِنْ الرِّجَالِ كَثِيرٌ ، وَلَمْ يَكْمُلْ مِنْ النِّسَاءِ إِلَّا : آسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ ، وَمَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ ، وَإِنَّ فَضْلَ عَائِشَةَ عَلَى النِّسَاءِ كَفَضْلِ الثَّرِيدِ عَلَى سَائِرِ الطَّعَامِ

Lelaki yang utama banyak, dan wanita tidaklah memiliki keutamaan kecuali, Asiyah istri Fir’aun, Maryam binti Imran dan keutamaan Aisyah atas kaum wanita seperti keutamaan Tsarid (sejenis makanan mewah zaman dahulu) dari segala jenis makanan.[4] (Bukhari, No. 3411 dan Muslim, No.2431)

Riwayat lain mengatakan:

فاطمة سيدة نساء أهل الجنة

Fatimah binti Muhammad adalah pemimpin wanita penduduk syurga (HR. Ahmad, No. 11347)

Yang dimaksud dengan kata ‘al-kamal’ (sempurna) dalam konteks ini adalah memiliki kualitas sempurna dalam ketakwaan, kebaikan dan sifat-sifat mulia.[5]

📌  Seseorang tidaklah memikul dosa orang lain

Jika kita perhatikan ayat diatas, terdapat hubungan yang sangat dekat antara Fir’aun dan istrinya Asiyah binti Muzahim. Namun hubungan tersebut hanya sebatas fisik, sedang Fir’aun terhalang dengan keimanan Asiyah. Hal ini menjadi bukti bahwa kedekatan secara fisik saja tidak bisa menentukan selamat dari azab Allah di akherat. Hal ini sesuai dengan firman Allah:

وَلاَّ تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أخرى

“Dan orang yang berdosa tak akan memikul dosa orang lain.” (QS. Fathir [35]:18)

Juga firman Allah:

لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكتسبت

Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. ( QS. Al-Baqarah: 286)

📌 Selamatkanlah dari Fir’aun dan orang-orang Zalim

Firman Allah:

وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ

…selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim

Ini merupakan bagian dari doa-doa yang dilantunkan oleh istri Fir’aun agar ia diselamatkan Allah dari Fir’aun dan kekejaman rezimnya, serta diselamatkan dari orang-orang zalim pengikut-pengikut Fir’aun pada masa itu.

Hikmah untuk orang-orang beriman saat terzalimi, lemah daya dan upaya adalah terus berdoa, dengan doa-doa terbaik, dengan hati yang paling ikhlas dan khusyu, agar Allah mengabulkan permohonannya. Karena doa-doa orang yang teraniaya akan segera dikabulkan Allah.

Sabda Rasulullah:

عنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِيَّ بَعَثَ مُعَاذًا إِلَى الْيَمَنِ فَقَالَ : اتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّهَا لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ

“Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma, bahwasanya Nabi Shalallahu alaihi wasallam mengutus Muaz bin Jabbal ke Yaman dan berkata,”Berhati-hatilah dengan doanya orang yang terzalimi, karena tiada hijab antaranya dengan Allah.[6] (HR. Bukhari, No. 2316, Muslim, No.19)

Dalam riwayat lain disebutkan:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ  ثَلاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لا شَكَّ فِيهِنَّ : دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ ، وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِه

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, berkata, Rasulullah Shalallah alaihi wasallam bersabda,”Ada tiga doa yang mustajab tidak diragukan lagi,” Doa orang yang terzalimi, doa musafir, dan doa orang tua kepada anaknya”.[7] (HR. At Thabrani Mu’jam Ausath, No.24, Musnad Ahmad , No. 7501)

والله أعلم

🍃🍃🍃🍃🍃

[1] Al Qurthubi, Al Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an, (Dar al Kutub Al Mishriyah, 1384 H),18/202
[2] Al Mawardi, Tafsir Al Mawardi, 6/48
[3] Syekh An Nawawi Al Bantani, ( Dar Kutub Al Mishriyah,1417H,
[4] Bukhari, No. 3411 dan Muslim, No.2431
[5] An Nawawi, Syarah Nawawi Ala Al Muslim, 15/198-199
[6] HR. Bukhari, No. 2316, Muslim, No.19
[7] HR. At Thabrani, Mu’jam Ausath, 24, Musnad Ahmad , No. 7501, Abu Daud, No. 1536, At Tirmizi, No.1905, Ibnu Majah, No. 3862)

🌸🌿🌻🌴☘🌾🍃🌺

✍ Ust Fauzan Sugiono, Lc. MA

Serial Tafsir Surat At-Tahrim

Tafsir Surat At Tahrim (Bag 1)

Tafsir Surat At Tahrim (Bag 2)

Tafsir At Tahrim (Bag. 3)

Tafsir At Tahrim (Bag. 4)

Tafsir Surat At Tahrim (Bag 5A)

Tafsir Surat At Tahrim (Bag 5B)

Tafsir Surat At Tahrim (Bag 6)

Tafsir Surat At Tahrim (Bag 7)

Tafsir Surat At Tahrim (Bag 8)

Tafsir Surat At Tahrim (Bag 9, Selesai)

scroll to top