TAFSIR SURAT AL HUJURAT (Muqaddimah)

SEJENAK , BERSAMA SURAT AL HUJURAT

Kedudukan Surat

Surat ini termasuk Madaniyah, urutan surat ke 49 berjumlah 18 ayat, surat yang agung, mencakup ajaran akidah dan syariat, dan hakikat kemanusiaan. Hakikat yang membuka relung hati dan wawasan akal. Mempengaruhi jiwa, dan relung hati yang paling dalam, juga mencakup manhaj dan aturan lurus. Kandungan umum surat Al Hujurat adalah sebagai berikut:

  1. Menurut Sayid Qutub, Surat ini mengandung dua manhaj (system) besar, Pertama, Manhaj untuk mendukung terbentuknya system kesempurnaan dunia, dan Kedua, Manhaj untuk menjaga kesempurnaan tersebut.[1]
  2. Surat ini mengandung ajaran tentang adab-adab kepada Allah, yaitu dengan mengikuti hukum-hukum Allah, adab kepada Rasulullah, yaitu dengan mendahulukan pendapat Rasulullah dari selainnya, dan adab kepada sesama kaum muslimin, (yaitu dengan tidak mengeraskan suara, memanggil dengan panggilan yang buruk)
  3. Secara khusus menyebut orang-orang fasik dan kewajiban kita untuk kroscek (tabayun) atas kabar berita yang dibawanya, dan mengedepankan prinsip Tatsabbut (teguh) dalam mendapatkan informasi.
  4. Surat ini juga berisi kewajiban menjaga persaudaraan sesama muslim, dan juga kewajiban untuk mendamaikan pertikaian.

Makna Surat

Surat ini bernama Al Hujurat yang berarti kamar atau ruangan-ruangan, Al Hujurat secara bahasa, merupakan jamak dari kata Hujrah, seperti disebutkan Az Zujaj dalam Ma’ani Al Qur’an:

والحجرة: الرقعة من الأرض المحجورة بحائط يحوط عليها، وحظيرة الإبل تسمى حجرة

“Dan Hujrah adalah sebuah tempat diatas tanah yang terbatas dengan sekat dinding yang mengelilingi, Orang Arab menyebut kandang unta sebagai Hujrah. ( Az Jujaj, Maani Al Qur’an,2/33) ( Al Farra, Maani Al Qur’an, 3/70), Al Makki, Musykil I’Rab Al Qur’an,2/315)

Sabab Nuzul

Terkait dengan sebab turunnya, para ulama berbeda pendapat dalam hal ini, banyak sekali riwayat yang menyatakan sebab turunnya, ada juga ayat dengan sebab nuzulnya masing-masing, namun seperti yang dsebutkan oleh Imam Al Qurtubi, beliau menyebutkan ada beberapa riwayat, diantaranya:

  1. مَا ذَكَرَهُ الْوَاحِدِيُّ مِنْ حَدِيثِ ابْنِ جُرَيْجٍ قَالَ: حَدَّثَنِي ابْنُ أَبِي مُلَيْكَةَ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ الزُّبَيْرِ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ قَدِمَ رَكْبٌ مِنْ بَنِي تَمِيمٍ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: أَمِّرِ الْقَعْقَاعَ بْنَ مَعْبَدٍ. وَقَالَ عُمَرُ: أَمِّرِ الْأَقْرَعَ بْنَ حَابِسٍ. فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: مَا أَرَدْتَ إِلَّا خِلَافِي. وَقَالَ عُمَرُ: مَا أَرَدْتُ خِلَافَكَ. فَتَمَادَيَا حَتَّى ارْتَفَعَتْ أَصْوَاتُهُمَا، فَنَزَلَ فِي ذَلِكَ:” يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ- إِلَى قَوْلِهِ- وَلَوْ أَنَّهُمْ صَبَرُوا حَتَّى تَخْرُجَ إِلَيْهِمْ”. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ عَنِ الْحَسَنِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ الصَّبَّاحِ…

“Apa yang di sebutkan oleh Al Wahidi, dari Hadits Ibnu Juraij ia berkata,” Telah menceritakan kepadaku Ibnu Mulaikah bahwasanya Abdullah bin Az Zubair mengabarkan kepadanya bahwa telah tiba rombongan dari Bani Tamim kepada Rasulullah, lalu berkata Abu Bakar,”Yang memimpin adalah Al Qa’qa bin Ma’bad. Lalu Umar berkata,” Yang memimpin adalah Al Aqra’ bin Habis, lalu Abu Bakar berkata,” Aku tak mau melainkan pemimpin pilihanku, lalu Umar berkata,” Aku tak mau pemimpin pilihanmu,” hal itu berlanjut hingga suara mereka meninggi, lalu turunlah ayat,” Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya”. Hingga ayat-“Dan sekiranya mereka bersabar sampai kamu keluar menemui mereka”. (HR. Bukhari dari Al Hasan bin Muhammad As Shabbah)- Tafsir Al Wahidi

  1. مَا رُوِيَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرَادَ أَنْ يَسْتَخْلِفَ عَلَى الْمَدِينَةِ رَجُلًا إِذَا مَضَى إِلَى خَيْبَرَ، فَأَشَارَ عَلَيْهِ عُمَرُ بِرَجُلٍ آخَرَ، فَنَزَلَ” يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ”. ذَكَرَهُ الْمَهْدَوِيُّ أَيْضًا

“Diriwayatkan bahwasanya Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam, ingin memilih seorang untuk memimpin Madinah, saat beliau hendak Perang Khaibar, namun Umar memilih orang lain, lalu turunlah ayat:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِه

Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya”. Disebutkan juga oleh Al Mahdi

  1. مَا ذَكَرَهُ الْمَاوَرْدِيُّ عَنِ الضَّحَّاكُ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْفَذَ أَرْبَعَةً وَعِشْرِينَ رَجُلًا مِنَ أَصْحَابِهِ إِلَى بَنِي عَامِرٍ فَقَتَلُوهُمْ، إلا ثلاثة تأخروا عنهم فسلموا وانكفؤا إِلَى الْمَدِينَةِ، فَلَقُوا رَجُلَيْنِ مِنْ بَنِي سُلَيْمٍ فَسَأَلُوهُمَا عَنْ نَسَبِهِمَا فَقَالَا: مِنْ بَنِي عَامِرٍ، لِأَنَّهُمْ أَعَزُّ مِنْ بَنِي سُلَيْمٍ فَقَتَلُوهُمَا، فَجَاءَ نَفَرٌ مِنْ بَنِي سُلَيْمٍ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا: إِنَّ بَيْنَنَا وَبَيْنَكَ عَهْدًا، وَقَدْ قُتِلَ مِنَّا رَجُلَانِ، فَوَدَاهُمَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِائَةِ بَعِيرٍ، وَنَزَلَتْ عَلَيْهِ هَذِهِ الْآيَةُ فِي قَتْلِهِمُ الرَّجُلَيْنِ

“ Apa yang disebutkan oleh Al Mawardi dari Ad Dhahaq dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma, Bahwasanya Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam, mengutus 24 orang sahabat ke Bani ‘Amir, kemudian mereka semua dibunuh, kecuali tiga orang yang terlambat, lalu mereka kembali ke Madinah, lalu mereka bertemu dengan dua orang dari Bani Sulaim, dan menanyakan nasabnya mereka berdua,dan berkata,” Dari Bani ‘Amir, karena mereka dari Bani Salim , maka mereka berdua dibunuh. Lalu datang rombongan dari Bani Salim kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam, lalu mereka berkata,”Kami memiliki perhitungan dengan engkau Wahai Rasulullah, telah terbunuh dua orang dari kami, lalu Nabi menebus dengan seratus unta, lalu turunlan surat tentang terbunuhnya dua orang tersebut” ( Al Mawardi, An Nakat Wa Al ‘Uyun,5/326)

  1. نَزَلَتْ فِي قَوْمٍ ذَبَحُوا قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَمَرَهُمْ أَنْ يُعِيدُوا الذَّبْحَ. ابْنُ جُرَيْجٍ: لَا تُقَدِّمُوا أَعْمَالَ الطَّاعَاتِ قَبْلَ وَقْتِهَا الَّذِي أَمَرَ اللَّهُ تَعَالَى بِهِ وَرَسُولُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Surat ini turun pada kaum yang menyembelih hewan Qurban sebelum Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam melaksanakan shalat Ied, lalu Nabi memerintahkan untuk mengulangi sembelihan, Ibnu Juraij berkata,”Janganlah kalian dahulukan ketaatan sebelum waktu yang ditetapkan Allah dan Rasul-Nya. (Al Wahidi, Tafsir Al Basith, 20/341)

Bersambung….

___

[1] Sayid Qutub Ibrahim Husain As Syaribi (w.1385), Fi Zhialil Qur’an, (Beirut: Dar As Syuruq, 1412 H) Jilid. 6 h. 3335

✏ Fauzan Sugiono

Serial Tafsir Surat Al-Hujurat

TAFSIR SURAT AL HUJURAT (Muqaddimah)

TAFSIR SURAT AL HUJURAT (BAG.2) (Ayat ke-1)

TAFSIR SURAT AL HUJURAT (BAG.3) (Ayat ke-2)

TAFSIR SURAT AL HUJURAT (BAG. 4) (Ayat 3, 4, dan 5)

TAFSIR SURAT AL HUJURAT [BAG. 5] (Ayat ke-6)

TAFSIR SURAT AL HUJURAT [BAG. 6] (Ayat ke-7)

Tafsir Surat Al Hujurat bag. 7 (Ayat ke-8 dan 9)

Tafsir Surat Al Hujurat Bag. 8 (Ayat ke-10)

Tafsir Surat Al Hujurat Bag. 9 (Ayat ke-11)

Tafsir Surat Al Hujurat Bag. 10 (Ayat ke-12)

TAFSIR SURAT AL HUJURAT BAG 11 (Ayat ke-13)

Tafsir Surat Al Hujurat bag. 12 (Ayat ke-14)

Tafsir Surat AL Hujurat Bag. 13 (Ayat ke-15)

TAFSIR AL QUR’AN SURAT AL HUJURAT Ayat 16, 17 dan 18 (BAG. 14 SELESAI)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top