Itsar; Mendahulukan Kepentingan Saudara Atas Diri Sendiri

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Ini adalah tingkatan ekspresi persaudaraan yang paling tinggi. Allah ﷻ memuji  kaum Anshar yang melakukannya untuk kaum Muhajirin, dalam firmanNya:

وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Dan mereka (kaum Anshar) mengutamakan (kaum Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung. (QS. Al Hasyr: 9)

Sebenarnya mereka juga sulit, berat, dan berkebutuhan yang sama dengan saudaranya, tetapi kekikiran yang ada pada jiwa mereka bisa mereka tundukkan. Bahkan untuk mengeluarkan bantuan itu pun mereka bersusah payah; susah payah ini bukan untuk dirinya tapi untuk saudaranya.

Oleh karenanya muncul sebuah hadits yang menyatakan:

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ جَهْدُ الْمُقِلِّ

Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling utama? Beliau menjawab: “Sedekah yang diberikan secara susah payah oleh orang yang berharta sedikit.”

(HR. Abu Daud No. 1679, An Nasa’i dalam As Sunan Al Kubra No. 2317, Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman No. 3180. Dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah, Al Hakim dan Ibnu Hibban. ( Subulus Salam, 2/142), juga Syaikh Al Albani dalam beberapa kitabnya)

Tentunya orang yang sedikit harta memiliki kesulitan dan kesusahan, dan juga  kebutuhan yang mungkin melebihi apa yang dimilikinya. Namun, kondisi itu tidak membuatnya lupa atas keadaan saudaranya. Inilah itsar, inilah gambaran persaudaraan yang tertinggi dalam Islam. Jarang orang yang mampu melakukannya, wajarlah itu karena ini memang benar-benar spesial.

Makna hadits ini diperkuat oleh hadits lain yang mengatakan:

سَبَقَ دِرْهَمٌ مِائَةَ أَلْفٍ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ قَالَ رَجُلٌ لَهُ دِرْهَمَانِ فَأَخَذَ أَحَدَهُمَا فَتَصَدَّقَ بِهِ وَرَجُلٌ لَهُ مَالٌ كَثِيرٌ فَأَخَذَ مِنْ عُرْضِ مَالِهِ مِائَةَ أَلْفٍ فَتَصَدَّقَ بِهَا

“Satu Dirham dapat mengalahkan seratus ribu Dirham.”
Mereka bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana itu?”
Beliau bersabda: “Ada seorang yang memiliki uang dua Dirham lalu dia menyedekahkan satu Dirham. Ada orang lain yang memiliki banyak harta dia mengambil kekayaannya itu seratus ribu Dirham lalu menyedekahkannya.”

(HR. An Nasa’i No. 2528, Ibnu Khuzaimah No. 2443, Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra No. 8031. Imam Al Munawi mengatakan: isnadnya shahih. (At Taysir, 2/106). Juga dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah.  Dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam beberapa kitabnya. )

Dalam timbangan akal bagaimana bisa sedekah satu Dirham mengalahkan seratus ribu Dirham?! Itulah syariat. Syariat memandang tingkat kesulitan yang dialami pelakunya dalam menjalankan proses amal, bukan semata-mata angka-angka yang dikorbankannya.

Wallahu A’lam

🍃🌷☘🌺🌴🌸🌾🌻

✍ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top