Membangun Greget dengan 5 Unsur Motivasi

Konon peradaban manusia ini tercipta karena motivasi. Karena motiv manusia ingin memenuhi kebutuhannya agar terus bisa melangsungkan kehidupannya, maka terciptalah peradaban manusia. Karena ingin survive, akhirnya manusia menemukan alat-alat dari pisau batu, tombak batu, kemudian peradaban beralih dari jaman batu ke jaman logam dan kini menjadi peradaban digital. Itulah peradaban materi yang dibangun manusia. Semuanya berawal dari sebuah motif dan kepentingan manusia untuk melangsungkan kehidupannya yang lebih survival.

Tak berbeda dengan peradaban materi yang berskala besar, dalam kehidupan spiritual, religius, ekonomi, politik, pendidikan, kesuksesan dunia dan akhirat ditentukan oleh sebuah motivasi. Maka jika ada pertanyaan, kenapa orang bisa konsisten istiqamah, shalat tahajud rutin, puasa sunnah Senin Kamis rutin? Jawaban terdepan adalah karena ada motivasi. Dengan kata lain, orang memiliki motiv dan kepentingan dalam setiap aktivitasnya. Kenapa Rasulullah dan sahabat-sahabarnya begitu gigih memperjuangkan Islam meski harus bersimbah darah dan keringat? Jawabannya karena beliau memiliki motivasi kuat dalam dirinya.

Seperti halnya dalam dunia kerja dan usaha; kegigihan, kedisiplinan, profesionalisme dan loyalitas kepada perusahaannya semuanya tumbuh karena ada kepentingan dan motiv dalam diri seseorang. Ia ingin hidup lebih layak, kaya, sukses dan seterusnya. Orang yang memiliki kebiasaan tertentu entah hobi atau olah raga tertentu karena motivasi ingin hidup sehat dan terhindar dari penyakit tertentu.

Semakin kuat motivasi, semakin kuat pula orang akan bertahan dalam beribadah, bekerja, belajar dan seterusnya. Karenanya, jika terkena penyakit malas, loyo, banyak keluh kesah, tidak sabaran, maka kembalilah ke motivasi. Pada saat spiritual mengalami dehidrasi, itulah saatnya memompa jiwa dengan motivasi-motivasi baru. Semua manusia tanpa kecuali pasti suatu waktu akan mengalami kelesuan dan menurunnya semangat dan gairah dalam ibadah atau bekerja. Itulah saatnya membangun jiwa dengan motivasi baru.

“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.” (An-Nisa: 28)

Namun ini bukan pembenar untuk larut dalam kesalahan, kekurangan dan kelesuhan. Karenanya itulah ada ajaran taubat, istigfar dan muhasabah yang tujuannya agar orang berkaca diri dan introspeksi untuk kembali istiqamah. Muhasabah paling efektif adalah dengan menengok hati sejauh mana motivasi diri dalam setiap aktivitas. Inilah yang disebut niat.

Rasulullah Sallallu Alaihi wa Sallam bersabda, “Hanya saja segala perbuatan itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan (pahala) karena apa yang dia niatkan” (HR. Ibnu Majah)

Sebagian besar ulama menempatkan hadits ini di awal bukunya. Ini untuk mengingatkan kepada para pembelajar ilmu dan pencari pencerahan sejati agar menengok hati dan memperbaiki motivasinya. Sebab motivasi itu menentukan baik buruknya (diterima atau ditolaknya) sebuah perbuatan oleh Allah. Hadits itu secara pasti menegaskan pentingnya ikhlas dalam setiap aktivitas.

Hanya saja, dalam sebagian pemahaman masyarakat tentang ikhlas kurang pas. Kata-kata “seikhlasnya” mengesankan  orang beramal ala kadar, kerja minimal, sedekah sedikit dan seterusnya.

Keikhlasan sesungguhnya adalah simpul dari berbagai unsur motivasi dalam diri manusia. Maksudnya, keikhlasan akan terbangun sempurna tatkala unsur-unsur motivasi dalam diri manusia. Ketika unsur-unsur itu melemah, sebagian atau seluruhnya maka akan berpengaruh kepada motivasi dan dorongan berbuat dan berkarya.

Motivasi Cinta dan Bertemu Allah

Masih ingat kisah Zulaikhah yang mati-matian ingin mendapatkan cinta Nabi Yusuf? Karena ada motiv cinta, segala cara dilakukan demi cintanya, meski cinta terlarang dan dengan cara yang tidak benar. Dengan dorongan cinta pula, di akhir kisahnya Zulaikha bertaubat dan mendapatkan Nabi Yusuf. Meski kisah ini berdasarkan riwayat israiliyat, namun jika benar ini membuktikan cinta memiliki kekuatan luar biasa yang bisa mengubah hidup seseorang.

Semakin besar kecintaan terhadap sesuatu, semakin kuat dorongan untuk mendapatkan dan meraihnya. Sebaliknya bila tidak ada suka dan cinta terhadap sesuatu, maka jangankan bertahan dan komitmen menjalankan sesuatu, bahkan greget pun tidak akan ada dalam diri seseorang. Karena itu, banyak true story kesuksesan yang berawal dari hobi.

Sudah hampir bisa dipastikan orang yang beribadah atau bekerja tanpa ada rasa cinta, maka akan terasa hambar dan kosong makna. Bahkan akan sulit bertahan lebih lama. Jika seseorang beribadah dan bekerja dilandasi rasa cinta, maka dia akan merasakan dan menikmati ibadahnya. Itulah lezatnya iman.

“dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)

قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ طَعْمَ الْإِيمَانِ – وَقَالَ بُنْدَارٌ: حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ – مَنْ كَانَ يُحِبُّ الْمَرْءَ، لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ، وَمَنْ كَانَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَمَنْ كَانَ أَنْ يُلْقَى فِي النَّارِ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ أَنْ يَرْجِعَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ إِذْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ مِنْهُ

Rasulullah Sallallu Alaihi wa Sallam bersabda, “Ada tiga ha jika ada dalam diri seseorang maka dia akan merasakan rasanya (dalam riwayat lain; manisnya iman; mencintai seseorang hanya karena Allah, Allah dan Rasul-Nya dia lebih cintai dibanding selain keduanya, dan lebih cinta dilemparkan ke neraka daripada kembali kepada kekufuran. (HR. Ibnu Majah)

Dalam hadits ini jelas Nabi mengaitkan antara cinta dan kelezatan iman. Karenanya, siapapun yang merasa hambar beribadah, segeralah membangun rasa cinta dalam dirinya kepada Allah, sehingga semangat itu kembali lagi.

Kecintaan kepada Allah ini melahirkan kerinduan dalam diri seseorang untuk bertemu dengan-Nya di akhirat. Itulah puncak kenikmatan hamba di akhirat kelak, ketika melihat-Nya di surga. Lantas siapakah yang tidak termotivasi untuk bertemu dengan Allah?

“Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”. (Al-Kahfi: 110)

Motivasi Kebutuhan

Hampir seluruh manusia rela peras keingat, banting tulang, pergi pagi pulang petang, bahkan rela lembur sekalipun demi mengejar kebutuhan hidupnya. Sebaliknya sebagian besar orang ketakutan jika ada desas-desus PHK karena dia akan terancam menjadi pengangguran dan akan terancam pula keluarganya. Ini memotivasi seseorang untuk lebih bersemangat dan meningkatkan kinerjanya karena bekerja sudah menjadi bagian dari kebutuhan hidupnya.

Demikian halnya dengan ibadah. Tidak cukup seseorang beribadah hanya berniat menggugurkan kewajiban semata. Jika hanya untuk menggugurkan kewajiban, maka ia lebih banyak menjadi beban. Karena dianggap beban, lamabat laun akan dianggap membebani dan akan muncul rasa malas. Ibadha lebih tepat dianggap sebagai kebutuhan ruhani dan fitrah manusia, disamping pasti akan bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental.

Motivasi Ingin Hidup Terhormat

Tak seorangpun di dunia ini ingin hidup terhina. Semua manusia pasti ingin hidup terhormat, mungkin hanya dimata manusia semata namun juga ada yang ingin terhormat di mata Allah. Kehormatan di mata manusia akan terwujud secara otomatis tatkala manusia sudah terhormat di mata Allah.

“mereka berkata: “Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya.” Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.” (Al-Munafiqun: 8)

Karena itu, Umar bin Khattab berkata, “Kami dulu kaum terhina, maka Allah memuliakan kami dengan Islam.”

Ketika manusia terhormat di hadapan Allah, maka itu sudah cukup. Mungkin tidak meski dia dihormati oleh seluruh manusia, namun dia pasti lebih terhormat di mata orang-orang mukmin.

Motivasi Ingin Bahagia dan Kepuasan Batin

Terkadang tidak habis pikir kenapa ada orang yang rela merogoh koceknya jutaan rupiah hanya untuk mengoleksi barang antik. Bahkan dia harus memburunya ke negeri seberang. Tapi itulah kepuasan batin yang baginya tidak bisa diganti dengan materi. Setiap manusia pasti membutuhkan ketenangan dan ketentraman serta kebahagiaan. Sebagian orang mencari kebahagiaan itu dengan mengoleksi barang-barang mewah, membangun properti mewah, mobil mewah, wisata dan lain-lain, atau bahkan mencari pelampiasan-pelampiasan ketenangan lain melalui jalan yang tidak benar.

Bagi seorang muslim, sumber ketenangan dan kebahagiaan batin adalah beribadah dan dzikir kepada Allah. Pada saat batin gersang, semangat kendur, spirit lunglai, pada saat itulah pelampiasan harus berlabuh kepada Allah. Karena hanya Dialah yang nanti akan mengispirasi dan memberikan semangat.

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Ar-Ra’d: 28)

Motivasi Garansi Kebahagiaan Masa Depan

Hampir semua orang dari penguasaha, enterpreneur, pejabat hingga pegawai bawaan dan rakyat biasa ingin memiliki jaminan hidup di hari tua, asuransi kematian, dan jaminan-jaminan lainnya. Padahal kematian hanyalah garis batas dan transit sebentar sebelum ke alam abadi. Maka seharusnya orang berfikir jauh setelah alam kubur, apa yang sudah disiapkan. Sudahkah ia menyiapkan garansi kebahagiaan di akhirat kelak atau ia melupakan garansi akhirat dan lebih sibuk dengan garansi-garansi duniawi. Semua yang dimiliki manusia, dari fikiran, fisik, harta yang juga bisa menjadi aset menciptakan garansi duniawi, juga bisa dijadikan garansi akhirat. Tinggal kemana itu diinvestasikan.

Singkatnya, garansi masuk surga dan selamat dari neraka hanya bisa diperoleh dengan taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

“Setiap umat akan masuk surga kecuali yang enggan.” Siapa yang enggan? “Barangsiapa yang taat kepadaku, dia masuk surga dan barangsiapa membangkangku dia enggan masuk surga.” (HR. Ahmad)

Motivasi seseorang untuk masuk surga dan selamat dari neraka bukanlah hal tabu dan mengurangi keikhlasan seseorang. Sebab Allah memang menyiapkan surga itu bagi mereka yang taat. Ibarat perlombaan, surga adalah hadiah yang disiapkan oleh Allah bagi mereka yang berprestasi.

“tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (Ali Imran: 185)

Rasulullah Sallallu Alaihi wa Sallam sebagai manusia terbaik memberikan contoh agar umatnya meminta surga Allah.

Rasulullah Sallallu Alaihi wa Sallam bersabda, “Ya Allah aku meminta kepada-Mu surga dan perkataan perbuatan yang mendekatkan kepadanya, dan aku berlindung dengan-Mu dari neraka, dan dari perkataan perbuatan yang mendekatkan kepadanya” (HR. Ibnu Majah)

Tinggal bagaimana unsur-unsur motivasi itu dikembangkan dan diperkaya dengan pengalaman yang bisa menginspirasi seseorang untuk tetap melaju menuju kesuksesan dunia dan akhirat.

Oleh: Ahmad Tarmudli Lc. MHI.

10 Siasat Setan Menyesatkan Manusia

Untuk menjerumuskan manusia, setan tidak serta merta datang dan memerintahkannya melakukan kejahatan dan keburukan atau melarangnya berbuat kebaikan. Setan akan pelan-pelan dan bertahap menyeretnya keluar dari jalan Allah. Namun setan akan merayu dan menggodanya. Ini pun tergantung kekuatan imam seseorang. Semakin kuat iman seseorang, semakin licik setan menggodanya. Karena itu, cara setan itu sangat banyak dan beragam. Allah berfirman,

(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ) ( النور : 21 ).

“Wahai orang-orang yang beriman, jangan kalian ikut langkah-langkah setan.” (An-Nur: 21)

Ibnu Katsir menjelaskan maknanya “langkah-langkah” adalah jalan-jalan dan setiap maksiat adalah langkah setan.

Berikut adalah cara-cara licik setan menjerumuskan manusia:

1⃣ Menghiasi Sebuah Perbuatan

Setan akan menghiasi perbuatan baik sehingga tampak buruk dan perbuatan buruk tampak baik. Kemaksiatan akan ditampakkan oleh setan lebih kepada unsur menyenangkanya saja pada saat itu. Sementara perbuatan baik akan ditampakkan unsur-unsur yang memberatkan dan melelahkan. Pada saat subuh misalnya, setan akan menggoda dengan membisikkan dalam hati, “Badan masih lelah, teruslah tidur.”

2⃣ Menipu, mengelabui dan mencampuradukkan.

Setan berusaha mengelabui akal dan jiwa. Ia berusaha meyakinkan manusia bahwa yang haram itu sebenarnya halal. Ketika ingin membangun rumah dari pinjaman riba, maka setan akan meyakinkan bahwa pinjaman itu halal.

3⃣ Menunda-nunda perbuatan baik.

Di sini setan menggunakan senjata “member harapan lebih banyak” sehingga akan memalingkan seseorang dari taubat. Setan akan membisikkan, “Tak apa jika mau taubat, tapi kenapa terburu-buru. Kamu masih muda. Selesaikan urusan ini dan itu dulu.”

4⃣ Meremehkan maksiat.

Setan akan membisikkan kepada orang yang hendak bertaubat, “Kenapa mesti bertaubat? Kamu masih orang baik-baik jika dibanding si anu. Taubat itu untuk orang-orang ahli maksiat dosa besar. Dosa yang kamu lakuka itu kecil.”

5⃣ Menyulitkan urusan setelah seseorang bertaubat.

Setan akan merayu, “Taubat itu berat, membutuhkan istiqamah, istiqamah itu berat. Kalo kau bertaubat, kau akan dimusuhi banyak orang. Kamu akan kehilangan banyak teman. Orang-orang juga tidak akan mudah percaya kepadamu karena masa lalumu yang kelam.” Demikian setan terus membisikkan dalam jiwa manusia.

6⃣ Menanamkan sikap pesimistis.

Jika seseorang ingin bertaubat, setan akan membisikkan dalam jiwanya, “Allah tidka menerima taubatmu karena dosamu sangat banyak, bagaimana Allah menerima taubatmu sementara kamu sudah melakukan dosa ini dan itu.”

7⃣ Menyulut marah.

Marah adalah pemberontakan setan atas logika orang yang berakal. Marah adalah keluar dari akal sehat. Sebuah riwayat menyebutkan, seorang Nabi berkata kepada Iblis, “Dengan apa engkau kalahkan anak Adam?” Iblis menjawab, “Ketika dia marah dan terbawa hawa nafsu.”

Suatu ketika seorang lelaki dari Quraisy berkata kasar kepada Umar bin Abdul Aziz. Sang Khalifah terdiam sejenak kemudian mengatakan, “Apakah engkau ingin agar setan menyeret saya dengan kemuliaan kekuasaan ini sehingga dia akan dapat memperdaya saya sekarang.”

8⃣ Memberikan khayalan dan memperdaya.

Ini senjata setan paling berbahaya.

{ يَعِدُهُمْ وَيُمَنّيهِمْ وَمَا يَعِدُهُمْ الشَّيْطَـانُ إِلاَّ غُرُوراً } [النساء:120].

“Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.(An-Nisa’:120)

“Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya.  Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri.  Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu”. Sesungguhnya orang-orang yang lalim itu mendapat siksaan yang pedih. (Ibrahim: 22)

“Dan ketika setan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan: “Tidak ada seorang manusia pun yang dapat menang terhadap kamu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu”. Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling lihat melihat (berhadapan), setan itu balik ke belakang seraya berkata: “Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu; sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah”. Dan Allah sangat keras siksa-Nya. (Al-Anfal: 48)

Setan akan merayu dan memperdaya manusia sesuai dengan kecenderungan dan kesenanganannya. Setan akan menakuti orang kaya dengan kemiskinan jika ingin bersedekah atau berbuat baik. Pada saat yang sama, setan akan menghiasi orang kaya dengan kekayaan-kekayaan yang melimpah dengan berbagai cara yang busuk.

9⃣ Menghiasi aliran sesat dengan fanatisme dan mengejek orang berbeda dengan mereka.

🔟 Berlebih-lebihan

Sebagian ulama salaf mengatakan, “Tidaklah Allah memerintahkan suatu perintah kecuali setan menggoda dengan dua sisi; sisi menyimpang dari perintah dan sisi berlebihan melaksanakan setan tidak lagi peduli seseorang mau berada di sisi yang mana.”

Ada sebagian kaum yang berlebihan menghormati para Nabi orang shalih hingga pada tingkat menuhankan. Ada sebagian kaum lainnya melanggarnya hingga pada tingkat membunuhnya.

Semoga kita terhindar sejauh-jauhnya dari tipu daya dan godaan setan.

Oleh: 🖋 Ahmad Tarmudli Lc. MHI.

Sudah Berkahkah Harta Kita?

Kata yang sering kita dengan dalam pengajian adalah berkah atau keberkahan. Tapi terkadang belum terlintas di kepala kita maksudnya dan kandungan maknanya. Apa lantas makna dan kandungannya? Berkah berasal dari bahasa Arab barakah (بركة) yang bermakna “berkembang”, “bertambah” dan “kebaikan yang banyak dan langgeng” dan “berkumpul dan berhimpunnya kebaikan” baik yang kasat mata atau yang abstrak. Allah memberkahinya, memberkahi di dalamnya, memberkahi atasnya dan memberkahi baginya.

Istilah “ngalap berkah” (jawa) berarti mencari dan meminta keberkahan dari sesuatu. Atau lebih ditepat di dalam istilah syariat tabarruk. Pada prinsipnya Allah-lah pemegang kebaikan, manfaat dan mara bahaya. Allah lah yang menciptakan berkah dan memberkahi dalam berbagai urusan. Maka ngalap berkah tidak lepas dari dua hal:

Pertama, meminta dan mencari berkah dengan hal-hal yang disyariatkan. Seperti meminta dan mencari berka dengan Al-Quran. Hal ini disyariatkan karena memang Al-Quran itu diberkahi dan juga kepada orang yang membaca dan mengamalkannya serta mengajarkannya.

{وَهَذَا كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ}(92) 

“Dan kitab ini kami turunkan, ia kitab yang diberkahi.” (Al-An’am: 92)

Artinya meminta berkah dengan Al-Quran adalah menjadikannya sebagai petunjuk hati, pengobat hati dan perbaikan jiwa serta pendidik akhlak dan lain-lain.

Kedua, tabarruk dengan hal-hal yang tidak sesuai dengan syariat. Seperti meminta dan mencari berkah dari pohon, batu, akik, cincin, kuburan, dan tempat atau barang-barang lain yang tidak ada keterangan dalam syariat bahwa tempat dan sesuati itu mengandung keberkahan. Hal ini termasuk dari kesyirikan.

Sebab Allah yang menciptakan keberkahan dalam segala hal. Keberkahan yang disandarkan kepada Allah itu adalah dua macam; Ibnu Qayyim berkata dalam Badaiul fawaid, “Berkah yang bersumber dari perbuatan Allah dimana Allah menjadikannya diberkahi-Nya. Kedua, keberkahan yang bermakna rahmat dan kemuliaan.

Keberkahan Tempat, Waktu dan Sosok

Allah memberikan kekhususan keberkahan kepada tempat, waktu dan sosok (seseorang). Allah memberikan keberkahan kepada beberapa tempat seperti Allah memberkahi Masjid Al-Aqsha dan sekitarnya.

{سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ}(1) سورة الإسراء،

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaksa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Al Isra’: 1)

At-Thabari mengatakan, “Yang Kami jadikan di sekelilingnya keberkahan bagi penduduknya dalam hidup, mencari makan, beternak, dan bercocok tanam.”

Allah juga memberikan keberkahan kepada sebagian manusia seperti para Nabi dan utusan Allah.

{قِيلَ يَا نُوحُ اهْبِطْ بِسَلاَمٍ مِّنَّا وَبَركَاتٍ عَلَيْكَ وَعَلَى أُمَمٍ مِّمَّن مَّعَكَ}(48) سورة هود.

“Difirmankan: “Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) dari orang-orang yang bersamamu. Dan ada (pula) umat-umat yang Kami beri kesenangan pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami.”

Juga Allah memberkahi Nabi Isa alaihissalam. (Maryam: 31) Demikian juga Nabi Muhammad dan seluruh nabi Allah diberkahi jasad dan fisiknya.

Allah juga memberkahi pohon zaitun.

{يُوقَدُ مِن شَجَرَةٍ مُّبَارَكَةٍ زَيْتُونِةٍ}(35) سورة النــور،

“yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api.” (An-Nur: 35)

Artinya pohon yang banyak manfaat.

Allah juga memberikan berkah kepada air hujan dari langit (Qaaf: 9).

Allah juga memberikan keberkahan kepada waktu-waktu tertentu seperti waktu sahur dan waktu berjamaah serta waktu pagi hari, ucapan salam dan lain-lain.

Lantas apa saja yang membuat sebuah pekerjaan dan rizki menjadi diberkahi Allah? Kita bahas dalam tulisan berikutnya insyaAllah. wallahu a’lam

Oleh: Ahmad Tarmuli LC. MHI

8 Hal Penolak Musibah

Hampir bisa dipastikan setiap manusia pernah ditimpa musibah. Entah itu kehilangan harta benda, kecelakaan, ditimpa penyakit dan lain-lain. Meski sudah menjadi suratan takdir, secara naluri, tak ada manusia yang ingin ditimpa musibah, terutama di luar kemapuannya.

“Ya Allah jangan Engkau bebankan kepada kami sesuatu (musibah) yang kami tidak mampu menanggungnya.” (Al-Baqarah:  286)

Namun jika sudah terjadi dan tertimpa musibah, maka seorang mukmin harus menerimanya dengan ridla, tidak boleh mengeluh atau marah. Harus tetap sabar. Sebab di balik setiap bencana dan musibah selalu ada hikmah. Allah ingin agar dengan musibah itu, manusia tetap kokoh dengan keimanannya. Keimanan akan teruji kualitasnya di antaranya dengan musibah. Dengan musibah itu Allah ingin menuliskan pahala buat hamba-Nya yang tertimpa dan menggugurkan dosa-dosanya.

“Apakah manusia mengira bahwa manusia itu akan mengatakan “kami beriman” sementara mereka tidak diuji?. Sungguh kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, sehingga Allah mengetahui orang-orang yang benar keimanannya dan orang-orang yang dusta” (Al-Ankabut: )

Meski sudah menjadi takdir, manusia tetap tidak tahu selama belum terjadi. Kewajiban manusia adalah berusaha (al-akhdzu bil asbab) agar terhindar.

Lebih penting dari itu adalah mendekat diri kepada Allah dengan cara-cara berikut agar terhindar dari musibah dan bala.

Pertama, Berdoa

Kenapa meski berdoa? Sebab Allah yang memerintahkan dan berjanji akan memenuhinya. Selain itu, doa juga akan menolak takdir. Selain itu, dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ، وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلَّا أَعْطَاهُ الله  بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ: إِمَّا أَنْ يُعَجِّلَ لَهُ دَعْوَتَهُ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ، وَإِمَّا أَنْ يَكُفَّ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا قَالُوا: إِذًا نُكْثِرُ قَالَ: الله عَزَّ وَجَلَّ أَكْثَرُ

 

“Tidaklah seorang hambar berdoa kepada Allah dengan satu doa yang tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahim, kecuali Allah memberinya salah satu dari tiga; menyegerakan pengabulan doanya di dunia, atau balasannya akan disimpan untuk di akhirat, atau dia akan dihindarkan dari mara bahaya dan keburukan.” Mereka bertanya, “Jika kami memperbanyak doa?” Beliau menjawab, “Allah lebih banyak” (HR. Ahmad, Baihaqi)

Kedua, Sedekah Menolak Bala’

داووا مرضاكم بالصدقة

Rasulullah bersabda, “Obati orang sakit dengan sedekah.” (HR. Baihaqi, dihasankan oleh Al-Albani dalam Shahih Aljami)

Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

إن الصدقة تطفئ غضب الرب، وتدفع ميتة السوء

 “Sedekah itu memadamkan amarah Allah dan menolak kematian yang buruk.” (HR. Ibnu Hibban)

Ketiga, Shalat Sunnah, Terutama Shalat Malam

Rasulullah bersabda,

عليكم بقيام الليل فإنه دأب الصالحين من قبلكم وقربة إلى الله تعالى ومنهاة عن الإثم وتكفير للسيئات ومطردة للداء عن الجسد


“Lakukanlah shalat malam karena ia adalah jalan orang-orang shalih sebelum kalian, mendekatkan kalian kepada Allah, mencegah dari dosa, menghapus kesalahan dan keburukan, dan mengusir penyakit dari tubuh” (HR. Tirmidzi)

وكان رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم إذا حزبه أمر فزع إلى الصلاة 

 

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam apabila menghadapi sesuatu maka beliau melakukan shalat. (HR. Al-Baghawi)

Keempat, Memperbanyak Istigfar

Ini termasuk penyebab terpenting dalam menolak balak dan menyelesaikan masalah dan problema.

“Maka aku katakan kepada mereka: `Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai (Nuh: 10-12)

Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda,

من لزم الاستغفار جعل الله له من كل ضيق مخرجاً، ومن كل هم فرجاً، ورزقه من حيث لا يحتسب

“Barangsiapa yang selalu menjaga (mengucapkan) istigfar, Allah akan menjadika baginya bagi setiap kesempitan ada jalan keluar dan setiap kesedihan ada kegembiraan dan Allah akan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)

Kelima, Banyak Bersalawat atas Nabi

Dalam sebuah hadits disebutkan, apabila dua pertiga malam pertama sudah berlalu maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

يا أيها الناس : أذكروا الله ، اذكروا الله ، جاءت الراجفة تتبعها الرادفة ، جاء الموت بما فيه جاء الموت بما فيه قال أبي قلت يا رسول الله إني أكثر الصلاة عليك فكم أجعل لك من صلاتي ؟ فقال : ما شئت ، قال : قلت الربع ، قال : ما شئت فإن زدت فهو خير لك ، قلت :النصف قال : ما شئت ، فإن زدت فهو خير لك ، قال : قلت فالثلثين ، قال : ما شئت فإن زدت فهو خير لك قلت : أجعل لك صلاتي كلها قال إذا تُكفى همك ويُغفر لك ذنبك

 

“Wahai manusia, dzikirlah kepada Allah, dzikirlah kepada Allah. Telah datang hari ketika tiupan pertama menggoncang alam, tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua, telah datang kematian dengan segala isinya dan datang kematian dengan segala isinya. Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah, “Aku perbanyak salawat kepadamu berapa yang aku jadikan untuk dalam salawatku?” beliau menjawab, “Terserah engkau.” Dia berkata: Seperempat. Beliau menjawab, “Terserah dirimu, jika engkau tambah itu lebih baik bagimu.” Dia berkata: Separuh. Beliau berkata, “Terserah engkau. Jika engkau tambah itu lebih baik bagimu.” Dia berkata: Dua pertiga. Beliau berkata, “Terserah engkau jika engkau tambah itu lebih baik.” Dia berkata: Aku jadikan untuk salawatku semuanya. Beliau bersabda, “Kalau begitu kesedihanmu akan diselesaikan dan dosa-dosamu diampuni.” (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

Keenam, Kebajikan dan Amal Shalih

Rasulullah bersabda,

صنائع المعروف تقي مصارع السوء والآفات والهلكات، وأهل المعروف في الدنيا هم أهل المعروف في الآخرة 

 

“Perbuatan-perbuatan baik itu menjaga dari kematian-kematian buruk, bencana dan musibah. Orang-orang yang senantiasa melakukan kebajikan di dunia adalah orang-orang ahli kebajikan di akhirat.” (HR. Thabrani, dishahihkan Albani)

“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (An-Nahl: 128)

Dalam hadits disebutkan ada tiga orang yang terjebak dalam sebuah gua. Pintu gua itu tertutup oleh batu yang jatuh. Mereka tidak bisa keluarga. Lantas letiganya lalu bertawasul dengan amal shalih mereka masing-masing. Maka Allah membukannya. (HR. Bukhari dan Muslim)

Ketujuh, Membantu dan Meringankan Orang Muslim

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

من كان في حاجة أخيه كان الله في حاجته، ومن فرج عن مسلم كربة فرج الله عنه كربة من كرب يوم القيامة

“Barangsiapa yang membantu menutupi kebutuhan saudaranya maka Allah akan menutupi kebutuhannya. Barangsiapa yang meringankan dan membebaskan seorang muslim dari bencana maka Allah akan membebaskannya dari bencana dan kesulitan di hari kiamat.” (HR. Muslim dan Tirmidzi)

Kedelapan, Memperbanyak Tasbih (membaca subhanallah)

Allah menjelaskan kisah Nabi Yunus ketika ditelan ikan besar. Kemudian Allah mengeluarkannya karena di antaranya Nabi Yunus banyak membaca tasbih (mensucikan Allah).

“Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.(Ash-Shaffat: 141-142)

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

دعوة ذي النون إذ دعا وهو في بطن الحوت: لاإله إلا أنت سبحانك إني كنت من الظالمين) فإنه لم يدع بها رجل مسلم في شيء قط إلا استجاب الله له

 

“Doa Dzun Nuun (nabi Yunus) pada saat di dalam perut ikan besar adalah: (artinya: tidak ada tuhan kecuali Engkau ya Allah, Engkau Maha Suci dan aku termasuk orang zhalim). Tidaklah seorang mukmin selalu membacanya dalam suatu hal melainkan Allah akan mengabulkan baginya.” (HR. Tirmidzi) wallahu a’lam. 

Oleh: Ahmad Tarmuli LC. MHI


🍃🌺 Musibah Terbesar 🌺🍃

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Imam Abdullah bin Al Mubarak Rahimahullah berkata:

«من أعظم المصائب للرجل أن يعلم من نفسه تقصيرًا ثم لا يبالي، ولا يحزن عليه!»

Di antara musibah terbesar bagi seseorang adalah dia tahu bahwi dirinya memiliki kekurangan, kemudian dia tidak peduli, dan tidak bersedih atas hal itu.

📚 Jawaahir min Aqwaal As Salaf No. 90

🌸☘🌺🌴🌻🌾🌷🍃

✍ Farid Nu’man Hasan

scroll to top