💢💢💢💢💢💢
Daftar Isi
Doa Istri Fir’aun,”Bangunkanlah Untukku Sebuah Rumah di Syurga”
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ آمَنُوا امْرَأَتَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ (11)
Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman yaitu istri Firaun ketika ia berkata,”Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu di dalam Syurga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim. (QS. At Tahrim [66]:11)
Setelah Allah menggambarkan wanita-wanita kafir yang bersuami shalih dikalangan para nabi, kemudian Allah menggambarkan tentang wanita-wanita shalihah yangmenjadi istri lelaki durhaka. Hal ini menjadi bukti bahwa keimanan yang tertancap kuat dan terpatri dalam hati siapapun, begitulah yang terjadi pada istri Fir’aun. Keimanannya yang murni tak tergoyahkan meski ia menjadi istri dari lelaki yang menjadi musuh Allah.
📌 Siapakah Imra’atu Fir’aun?
Kata Imra’atu disini artinya istri. Jadi Imra’atu Fir’aun adalah istri Fir’aun, raja Mesir. Dia adalah Asiyah Binti Muzahim, menurut Al-Qurthubi, ia adalah bibinya Nabi Musa, dan ia beriman kepada ajaran yang dibawa nabi Musa saat mengetahui peristiwa Musa memiliki mukjizat dari tongkat kayunya.[1]
Abu ‘Aliyah berkata,”Fir’aun mengetahui keimanan Asiyah, lalu ia berkata kepada petinggi kerajaan:
مَا تَعْلَمُونَ مِنْ آسِيَةَ بِنْتِ مُزَاحِمٍ؟ فَأَثْنَوْا عَلَيْهَا. فَقَالَ لَهُمْ: إِنَّهَا تَعَبُّدُ رَبًّا غَيْرِي. فَقَالُوا لَهُ: أقتلها. فأوتد لها أوتادا وشديديها وَرِجْلَيْهَا
“Apa yang kalian ketahui tentang Asiyah Binti Muzahim?Merekapun memuji Asiyah. Kemudian Fir’aun berkata,”Sesungguhnya ia menyembah Tuhan selain aku!,” lalu para petinggi berkata,”Bunuh ia”. Lalu ia diikat pada tiang kokoh kedua lengan dan kakinya, pada saat itulah Asiyah berdoa:
رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتاً فِي الْجَنَّةِ)
Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu di dalam Syurga
Al Mawardi menyebutkan, Allah mengabulkan doa Asiyah binti Muzahim dan memperlihatkan rumahnya di surga. Iapun tertawa, bersamaan dengan datangnya Firaun, lalu Firaun berkata kepada para petingginya,”Lihatlah Asiyah sudah gila,”. Lalu Asiyah terus disiksa hingga menemui ajalnya. [2]
Menurut Syekh An Nawawi Al Bantani, jenis siksaan yang ditimpakan oleh Fir’aun kepada Asiyah sangat kejam, yaitu diikat dengan empat tiang pancang, lalu dihadapkan ke matahari, lalu ditimpakan batu besar, saat itulah Asiyah berdoa, agar Allah membangunkan untuknya sebuah rumah di syurga, dan ruhnyapun diambil Allah, batu besar itu menimpa jasad tanpa ruh.[3]
Rasulullah bersabda:
كَمَلَ مِنْ الرِّجَالِ كَثِيرٌ ، وَلَمْ يَكْمُلْ مِنْ النِّسَاءِ إِلَّا : آسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ ، وَمَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ ، وَإِنَّ فَضْلَ عَائِشَةَ عَلَى النِّسَاءِ كَفَضْلِ الثَّرِيدِ عَلَى سَائِرِ الطَّعَامِ
Lelaki yang utama banyak, dan wanita tidaklah memiliki keutamaan kecuali, Asiyah istri Fir’aun, Maryam binti Imran dan keutamaan Aisyah atas kaum wanita seperti keutamaan Tsarid (sejenis makanan mewah zaman dahulu) dari segala jenis makanan.[4] (Bukhari, No. 3411 dan Muslim, No.2431)
Riwayat lain mengatakan:
فاطمة سيدة نساء أهل الجنة
Fatimah binti Muhammad adalah pemimpin wanita penduduk syurga (HR. Ahmad, No. 11347)
Yang dimaksud dengan kata ‘al-kamal’ (sempurna) dalam konteks ini adalah memiliki kualitas sempurna dalam ketakwaan, kebaikan dan sifat-sifat mulia.[5]
📌 Seseorang tidaklah memikul dosa orang lain
Jika kita perhatikan ayat diatas, terdapat hubungan yang sangat dekat antara Fir’aun dan istrinya Asiyah binti Muzahim. Namun hubungan tersebut hanya sebatas fisik, sedang Fir’aun terhalang dengan keimanan Asiyah. Hal ini menjadi bukti bahwa kedekatan secara fisik saja tidak bisa menentukan selamat dari azab Allah di akherat. Hal ini sesuai dengan firman Allah:
وَلاَّ تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أخرى
“Dan orang yang berdosa tak akan memikul dosa orang lain.” (QS. Fathir [35]:18)
Juga firman Allah:
لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكتسبت
Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. ( QS. Al-Baqarah: 286)
📌 Selamatkanlah dari Fir’aun dan orang-orang Zalim
Firman Allah:
وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
…selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim
Ini merupakan bagian dari doa-doa yang dilantunkan oleh istri Fir’aun agar ia diselamatkan Allah dari Fir’aun dan kekejaman rezimnya, serta diselamatkan dari orang-orang zalim pengikut-pengikut Fir’aun pada masa itu.
Hikmah untuk orang-orang beriman saat terzalimi, lemah daya dan upaya adalah terus berdoa, dengan doa-doa terbaik, dengan hati yang paling ikhlas dan khusyu, agar Allah mengabulkan permohonannya. Karena doa-doa orang yang teraniaya akan segera dikabulkan Allah.
Sabda Rasulullah:
عنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِيَّ بَعَثَ مُعَاذًا إِلَى الْيَمَنِ فَقَالَ : اتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّهَا لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ
“Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma, bahwasanya Nabi Shalallahu alaihi wasallam mengutus Muaz bin Jabbal ke Yaman dan berkata,”Berhati-hatilah dengan doanya orang yang terzalimi, karena tiada hijab antaranya dengan Allah.[6] (HR. Bukhari, No. 2316, Muslim, No.19)
Dalam riwayat lain disebutkan:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ثَلاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لا شَكَّ فِيهِنَّ : دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ ، وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِه
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, berkata, Rasulullah Shalallah alaihi wasallam bersabda,”Ada tiga doa yang mustajab tidak diragukan lagi,” Doa orang yang terzalimi, doa musafir, dan doa orang tua kepada anaknya”.[7] (HR. At Thabrani Mu’jam Ausath, No.24, Musnad Ahmad , No. 7501)
والله أعلم
🍃🍃🍃🍃🍃
[1] Al Qurthubi, Al Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an, (Dar al Kutub Al Mishriyah, 1384 H),18/202
[2] Al Mawardi, Tafsir Al Mawardi, 6/48
[3] Syekh An Nawawi Al Bantani, ( Dar Kutub Al Mishriyah,1417H,
[4] Bukhari, No. 3411 dan Muslim, No.2431
[5] An Nawawi, Syarah Nawawi Ala Al Muslim, 15/198-199
[6] HR. Bukhari, No. 2316, Muslim, No.19
[7] HR. At Thabrani, Mu’jam Ausath, 24, Musnad Ahmad , No. 7501, Abu Daud, No. 1536, At Tirmizi, No.1905, Ibnu Majah, No. 3862)
🌸🌿🌻🌴☘🌾🍃🌺
✍ Ust Fauzan Sugiono, Lc. MA
Serial Tafsir Surat At-Tahrim
Tafsir Surat At Tahrim (Bag 1)
Tafsir Surat At Tahrim (Bag 2)
Tafsir Surat At Tahrim (Bag 5A)
Tafsir Surat At Tahrim (Bag 5B)
Tafsir Surat At Tahrim (Bag 6)
Tafsir Surat At Tahrim (Bag 7)