[Biografi Imam Ahlus Sunnah] Imamul ‘Azham Abu Hanifah (Bag. 3)

💦💥💦💥💦💥💦💥

Kata-kata hikmah dari Imam Abu Hanifah

Banyak kata-kata hikmah yang disandarkan sebagai ucapannya, di antaranya:

إذا ثبت الحديث فهو مذهبي واتركوا قولي بقول رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Jika ada hadits yang kuat, maka hadits itu adalah pendapatku, dan tinggalkanlah perkataanku  dan gantilah dengan perkataan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. (Syaikh Abdul Hay bin Fakhruddin Al Hasani Ath Thaalibi, Nuz-hah Al Khawaathir, 6/707)

Dalam keterangan lain, ada beberapa kata-kata hikmah yang juga disandarkan kepada Beliau:

لا يحل لأحد أن يأخذ بقولنا ما لم يعلم من أين أخذناه. وقال:  حرام على من لم يعرف دليلي أن يفتي بكلامي؛ فإننا بشر نقول القول اليوم ونرجع عنه غدا  . وكذلك قال:  إذا قلت قولا يخالف كتاب الله تعالى وخبر الرسول فاتركوا قولي

“Tidak halal bagi seorang pun yang mengambil pendapat kami selama dia belum tahu dari mana kami mengambil pendapat kami itu.”
Beliau juga berkata: “Haram atas siapa pun yang tidak mengetahui dalilku lalu dia berfatwa dengan fatwaku, karena kami juga manusia yang bisa berpendapat pada hari ini lalu kami meralatnya esok hari.”
Beliau juga berkata: “Jika  pendapatku bertentangan dengan Kitabullah dan Sunah Rasulullah,  maka tinggalkanlah pendapatku.”  (Syaikh Mas’ud An Nadwi, Muhammad bin Abdul Wahhab Mushlih Mazhlum wa Muftara ‘Alaih, Hal. 55. Cat kaki No. 2)

Kehebatan dalam berdebat

Ada peristiwa unik dan mengagumkan tentang Imam Abu Hanifah dalam hal ini, sebagaimana diceritakan Imam Adz Dzahabi. Khalifah Al Manshur hendak menjadikannya sebagai seorang pejabat tinggi, yaitu sebagai Qadhi (semacam hakim agung saat itu). Raja memaksanya, namun Imam Abu Hanifah menolaknya.

Mughits bin Budail bercerita, bahwa Al Manshur memanggil Imam Abu Hanifah untuk dijadikan sebagai Qadhi (hakim agung), maka terjadilah dialog:

فَقَالَ: أَتَرغَبُ عَمَّا نَحْنُ فِيْهِ؟, فَقَالَ: لاَ أَصْلُحُ. قَالَ: كَذَبتَ

Berkata Khalifah: “Maukah kamu menduduki jabatan yang sekarang dibebankan kepadaku?”
Imam Abu Hanifah menjawab: “Saya tidak layak.”
Khalifah menimpali: “Bohong kamu!”
Lalu di antara jawaban Abu Hanifah yang membuat Khalifah tidak bisa berkata-kata, dan menunjukkan kehebatan Abu Hanifah dalam berdebat dan ilmu logika,  seperti yang diriwayatkan oleh Ar Raabi’ Al Haajib berikut ini:

قَالَ أَبُو حَنِيْفَةَ: وَاللهِ مَا أَنَا بِمَأْمُوْنِ الرِّضَى، فَكَيْفَ أَكُوْنُ مَأْمُوْنَ الغَضَبِ، فَلاَ أَصلُحُ لِذَلِكَ
قَالَ المَنْصُوْرُ: كَذَبتَ، بَلْ تَصلُحُ.
فَقَالَ: كَيْفَ يَحِلُّ أَنْ تُوَلِّيَ مَنْ يَكْذِبُ

Abu Hanifah menjawab: “Demi Allah,  jika dalam keadaan senang saja aku tidak amanah, maka bagaimana bisa amanah jika aku sedang marah? Pokoknya aku tidak layak!”
Al Manshur berkata: “Bohong kamu!”
Abu Hanifah menjawab lagi: “Kalau begitu, bagaimana bisa Anda menjadikan seorang pembohong sebagai hakim?”  (Siyar A’lamin Nubala, 6/402)

Ya, kalau memang sudah tahu aku ini pembohong kok masih diangkat juga sebagai hakim? Inilah jawaban Abu Hanifah untuk mengelak menjadi seorang pejabat negara.

Wafatnya

Beliau meninggal di Baghdad, pada usia 70 tahun ( bulan Rajab atau Sya’ban tahun 150H), meninggalkan seorang anak bernama Hammad. Wafatnya disebabkan diberikan minuman beracun secara paksa, dan peristiwa tersebut terjadi dihadapan Khalifah Al Manshur. Bisyr bin Al Waalid mengatakan: “Abu Hanifah wafat di penjara dan dikuburkan di pekuburan Al Khaiziran. Ya’qub bin Syaibah mengatakan: “Aku dikabarkan bahwa Beliau wafat dalam keadaan sujud.”

Ketika dikuburkan masih banyak orang menshalatkan di kuburnya termasuk Khalifah Al Manshur, hingga sampai 20 hari masih banyak yang menshalatkannya. Ini menunjukkan keagungan Imam Abu Hanifah di sisi manusia saat itu.

Pada malam ketiga setelah Beliau dikuburkan, ada sebuah suara yang bersyair:

ذهب الْفِقْه فَلَا فقه لكم … فَاتَّقُوا الله وَكُونُوا خلفا مَاتَ نعْمَان فَمن هَذَا الَّذِي … يحيى اللَّيْل إِذا مَا سجفا

Telah pergi fiqih maka tidak ada lagi fiqih bagi kalian …
Takutlah kalian kepada Allah dan jadilah pengikut

di belakang Nu’man setelah wafatnya …
Lalu siapakah orangnya yang menghidupkan malam ketika tabir telah diturunkan? (Akhbar Abi Hanifah, Hal. 94)

Demikian. Wallahu A’lam

☘🌺🌴🌷🌸🌾🌻🍃

✏ Farid Nu’man Hasan

Serial Biografi Imam Abu Hanifah

[Biografi Imam Ahlus Sunnah] Imamul ‘Azham Abu Hanifah (Bag. 1)

[Biografi Imam Ahlus Sunnah] Imamul ‘Azham Abu Hanifah (Bag. 2)

[Biografi Imam Ahlus Sunnah] Imamul ‘Azham Abu Hanifah (Bag. 3)

Ciri-Ciri Haji Mabrur

💢💢💢💢💢💢

Secara bahasa mabrur artinya penuh dengan kebaikan. Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah menyebutkan tentang ciri haji mabrur, yakni ada beberapa hal:

1⃣ Hajinya tidak dinodai oleh dosa
2⃣ Ketika pulang semakin merindukan akhirat dan zuhud ( tidak terlalu butuh dengan dunia)
3⃣ Ketika pulang semakin dermawan
4⃣ Ucapannya semakin lemah lembut.

📚 Lihat kitab Fiqhus Sunnah,  1/626. Darul Kitab Al ‘Arabi

🌾🌵🌱🌷🌸🍃🌴🍄

✍ Farid Nu’man Hasan

Tafsir Surat Al Mulk (Bagian 3)

📂 Amal Terbaik

📌 Nash Ayat

 

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

Yang menciptakan kematian dan kehidupan, untuk menguji kalian, siapa diantara kalian yang paling baik amalnya, dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun ( QS. Al Mulk:2)

📌 Tinjauan Bahasa

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ

“Yang menciptakan kehidupan dan kematian”

Allah yang memberi kehidupan kepada makhuk-Nya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, mematikan makhluk sesuai dengan kehendak-Nya. Mahkluk akan hidup selama ruh belum terpisah dengan badan, sedangkan jika ruh sudah terpisah dengan badan maka makhluk tersebut disebut mati, meski raga masih utuh secara fisik.

Lafadz al maut ( mati ) lebih didahulukan dari lafadz al hayat ( hidup), karena setiap makhluk berasal dari sesuatu yang tidak hidup ( mati ) sedangkan hidup adalah efek setelahnya, atau karena kematian lebih dekat dan sesuatu yang tak bisa dihindari ( Fathul Qadir,5/305)

لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا

“Untuk menguji kalian, siapa diantara kalian yang paling baik amalnya”

وَأخرج ابْن أبي الدُّنْيَا وَالْبَيْهَقِيّ فِي شعب الإِيمان عَن السّديّ فِي قَوْله: {الَّذِي خلق الْمَوْت والحياة ليَبْلُوكُمْ أَيّكُم أحسن عملا} قَالَ: أَيّكُم أحسن للْمَوْت ذكرا وَله اسْتِعْدَادًا وَمِنْه خوفًا وحذراً

Ditakhrij oleh Ibnu Abi Dunya dan Al Baihaqi dalam Syua’bul iman dari As Siddi dalam firman Allah tersebut diatas. Siapakah diantara kalian yang terbaik dalam mengingat mati, mempersiapkan, takut dan waspada terhadap kematian.” ( As Suyuthi Ad Dur Al Mantsur, 8/234)

🔎 Maksud dari Ahsanu Amala ( Amal Terbaik )

أَحْسَنُ عَمَلًا

“Amalan terbaik”

Menurut Ibnu Katsir yang dimaksud ahsanu amala adalah :

Amal terbaik seperti pendapat bin ‘Ajlan dan bukan amalan terbanyak ( Tafsir Ibnu Katsir,8/176)

Menurut Fudhail Bin Iyadh makna ahsanu amala adalah amal yang paling ikhlas dan paling benar, ia berkata,” Amal tidak akan diterima hingga ikhlas dan benar, ikhlas jika dikerjakan karena Allah subhanallahu wataala, dan benar jika dikerjakan sesuai sunnah,” ( Tafsir Al Baghawi, 8/176)

Menurut Al Hasan “ ahsanu amala adalah Amal disisi Allah adalah amalan yang paling zuhud terhadap dunia ( Tafsir Ibnu Katsir,8/176)

Allah menciptakan kehidupan ini sebagai ujian, Allah juga menciptakan kematian sebagai balasan, karena itulah Allah menciptakan surga dan para penghuninya, menciptakan neraka dan para penghuninya, menguji mereka dengan perintah beramal, anjuran dan larangan, dari situlah didapat balasan dan sanksi ( Bahrul Ulum,3/474)

📌 Hikmah Ayat

✅ Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu terhadap makhluk –Nya, setiap detik dan setiap tarikan nafas, Allah Maha Mengetahui.

✅ Allah menciptakan kehidupan dan kematian untuk menguji umat-Nya agar memiliki amal-amal terbaik, karena kesudahan manusia adalah surga atau neraka.

✅ Amal terbaik bukan amalan yang terbanyak, namun amal yang memenuhi 2 unsur: ikhlas karena Allah dan sesuai sunnah Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam.

🌺🌸🍃🌹🍀🌾🌴🌾

✏ Fauzan Sugiono

Serial Tafsir Surat Al Mulk:

Tafsir Surat Al Mulk ( Bagian 1) Gambaran Umum Surat Al Mulk

Tafsir Surat Al Mulk ( Bagian 2)

Tafsir Surat Al Mulk ( Bagian 3) Amal Terbaik

Tafsir Surat Al Mulk ( Bagian 4) Allah Menciptakan Tujuh Langit Berlapis-lapis

Tafsir Surat Al Mulk ( Bagian 5) Bintang dilangit dijadikan Allah alat pelempar syetan

Tafsir Surat Al Mulk ( Bagian 6) ILUSTRASI MURKA NERAKA KEPADA ORANG-ORANG KAFIR

Tafsir Surat Al Mulk ( Bagian 7) PENYESALAN ORANG-ORANG KAFIR

Tafsir Surat Al Mulk ( Bagian 8) ALLAH MENGETAHUI YANG TERSEMBUYI DAN NYATA

Tafsir Surat Al Mulk ( Bagian 9) ALLAH MAHA PEMBERI RASA AMAN

Tafsir Surat Al Mulk ( Bagian 10) DESKRIPSI KEKUASAAN ALLAH PADA SEEKOR BURUNG

Tafsir Surat Al Mulk ( Bagian 11) ALLAH MAHA PENOLONG, ALLAH PEMBERI REZEKI

Tafsir Surat Al Mulk ( Bagian 12) Perumpamaan Orang Yang Mendapat Petunjuk

Tafsir Surat Al Mulk ( Bagian 13) Nikmat Pendengaran, Penglihatan dan Hati Nurani

Tafsir Surat Al Mulk ( Bagian 14) Hanya Allah Yang Maha Tahu Kapan Datangnya Hari Kiamat

Tafsir Surat Al Mulk ( Bagian 15) Adzab yang Dinantikan Akhirnya Datang

Tafsir Surat Al Mulk ( Bagian 16) Allah Maha Mematikan dan Memberi Rahmat, Tawakal Hanya Kepada-Nya, serta Dia Maha Pemberi Nikmat air

Uniknya Perbuatan Sahabat

Sahabat Nabi Muhammad Shalallah alaihi wasallam mereka dikenal dengan generasi terbaik, (khairul qurun), seperti dikutip oleh Imam Adz Dzahabi berikut sekelumitnya:

1. Abu Hurairah membaca 12.000 Tasbih dalam sehari

عن عكريمة أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ كَانَ يُسَبِّحُ كُلَّ يَوْمٍ اثْنَيْ عَشَرَ أَلْفَ تَسْبِيْحَةٍ، يَقُوْلُ: أُسَبِّحُ بِقَدَرِ دِيَتِي

Dari Ikrimah, Sesungguhnya Abu Hurairah bertasbih setiap hari sebanyak 12.000 bacaan tasbih, beliau berkata,” Aku bertasbih sesuai kadar dosaku”
(Imam Ad Dzahabi, Siyar A’lam Nubala, 2/610)

2. Abu Hurairah berteriak dua kali pagi dan petang

كَانَتْ لأَبِي هُرَيْرَةَ صَيْحَتَانِ فِي كُلِّ يَوْمٍ: أَوَّلَ النَّهَارِ وَآخِرَهُ، يَقُوْلُ: ذَهَبَ اللَّيْلُ وَجَاءَ النَّهَارُ، وَعُرِضَ آلُ فِرْعَوْنَ عَلَى النَّارِ، فَلاَ يَسْمَعُهُ أَحَدٌ إِلاَّ اسْتَعَاذَ بِاللهِ مِنَ النَّارِ

Abu Hurairah memiliki dua teriakan setiap hari, pagi dan sore. Ia berkata,” Malam telah pergi datanglah siang, Keluarga Fir’aun ditunjukkan neraka”. Tak seorangpun yang mendengar teriakannya, kecuali berlindung kepada Allah dari siksa neraka”. (Imam Ad Dzahabi, Siyar A’lam Nubala, 2/611)

3. Abu Hurairah membaca 1000 tasbih sebelum tidur

عَنْ عَبْدِ الوَاحِدِ بنِ مُوْسَى، أَخْبَرَنَا نُعَيْمُ  بنُ المُحَرَّرِ بنِ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ جَدِّهِ: أَنَّهُ كَانَ لَهُ خَيْطٌ، فِيْهِ أَلْفَا عُقْدَةٍ، لاَ يَنَامُ حَتَّى يُسَبِّحَ بِهِ

Dari Abdul Wahid bin Musa, telah mengabarkan kepada kami Nuaim bin al-Muharrar bin Abu Hurairah dari kakeknya,” Sesungguhnya Abu Hurairah memiliki tali benang, pada setiap tali tersebut terdapat seribu simpul, ia tidak tidur sebelum bertasbih dengan seribu simpul tersebut” (Imam Ad Dzahabi, Siyar A’lam Nubala, 2/623)

4. Abdullah Bin Abbas

أنه أمر أن يكتب لإمرأة تعسر عليها ولادها أثر من القرآن ثم يغسل وتسقى

Beliau memerintahkan agar menuliskan ayat Al-Qur’an bagi wanita yang kesulitan melahirkan, lalu air tulisan tersebut dimandikan dan diberikan sebagai minuman kepada wanita tersebut”. ( Ibnul Qayyim Al Jauziyah, Zad Al Ma’ad, Kuwait: Maktabah Al Manar, 4/170)

5. Abu Darda bertasbih 100.000 kali dalam sehari

قيل لأبي الدرداء وكان لايفتر من الذكر-كم تسبح في كل يوم؟ قال مئة ألف

Ditanyakan kepada Abu Darda, ia tak perah berhenti berzikir,”Berapa banyak engkau bertasbih dalam sehari?”, Beliau menjawab seratus ribu kali”. (Siyar A’lam Nubala,2/348)

6. Abdullah bin Zubair, membagi malamnya menjadi tiga bagian

روى يوسف بن الماجشون، عن الثقة يسنده، قال: قسم ابن الزبير الدهر على ثلاث ليال، فليلة هو قائم حتى الصباح، وليلة هو راكا حتى الصباح، وليلة هو ساجد حتى الصباح

Yusuf bin al-Majisyun meriwayatkan dari periwayat yang tsiqah (terpercaya) dengan sanadnya, ia berkata, “Ibnu az-Zubair membagi masa menjadi tiga malam. Satu malam ia shalat berdiri hingga shubuh. Satu malam ia ruku’ hingga shubuh. Dan satu malam ia sujud hingga shubuh” (Imam adz-Dzahabi, Siyar A’lam anNubala’., juz.III, hal.369.)

7. Bacaan Tasyahud Abdullah Bin Umar

عن ابن عمر عن رسول الله َ صلَّى َّ اللَّه علَي َ و َ سلَّم التشهدالتحيات لله، الصلوات الطيبات، السلام عليك أيها النبيي ورحمة الله وبركاته- قال: قال ابن عمر: زدت فيها: وبركاته، السلام علينا وعلى عباد الله الصالحين، أشهد أن لا إله إلا الله قال ابن عمر: زدت فيها: وحده لا شريك له-، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله

“Dari Ibnu Umar, dari Rasulullah Saw. Lafaz Tasyahhud adalah:

التحيات لله، الصلوات الطيبات، السلام عليك أيها النبي ورحمة الله وبركاته

Ibnu Umar berkata, “Saya tambahkan: وبركاته   Kemudian lafaz:

السلام علينا وعلى عباد الله الصالحين، أشهد أن لا إله إلا الله

Ibnu Umar berkata, “Saya tambahkan: .”وحده لا شريك له (HR. Abu Daud).

إسناده صحيح، وكذا قال الدارقطني، وأقره الحافظ العسقلاني :

Syekh al-Albani berkata “Sanadnya shahih, demikian dikatakan ad-Daraquthni, diakui oleh al-Hafizh Ibnu Hajar al-Atsqalani. (Syekh al-Albani, Shahih Abi Daud, Juz.IV (Kuwait: Mu’assasah Gharras, 1423H), hal.125.)

Fauzan Sugiono Lc MA
Sindang Karsa, 13 Syawal 1438 H

scroll to top