Berdoa Saat Sujud dengan Doa dari Al Quran, Bolehkah?

💢💢💢💢💢💢

📨 PERTANYAAN:

Assalamu’alaykum, izin bertanya akhi. apakah berdoa di sujud terakhir dlm shalat dgn doa yg ada di dlm ayat al-qur’an termasuk di dlm larangan hadits Rosulullah shallallahi ‘alayhi wasallam? (Nuzhatul)

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Wa’alaikumussalam warahmatullah .. Bismillah wal Hamdulillah ..

Pada dasarnya membaca Al Quran adalah perbuatan mulia secara mutlak. Tetapi, ada kondisi tertentu dilarang membacanya. Di antaranya adalah saat sujud dan ruku’ dalam shalat.

Hal ini berdasarkan hadits berikut:

أَلا وَإِنِّي نُهِيتُ أَنْ أَقْرَأَ الْقُرْآنَ رَاكِعًا أَوْ سَاجِدًا ، فَأَمَّا الرُّكُوعُ فَعَظِّمُوا فِيهِ الرَّبَّ عَزَّ وَجَلَّ ، وَأَمَّا السُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ

Ketahuilah, bahwa aku dilarang membaca Al Quran saat ruku’ dan sujud. Maka, saat ruku’ agungkanlah Allah ‘Azza wa Jalla, dan saat sujud sungguh-sungguhlah untuk berdoa. (HR. Muslim No. 479, dari Ibnu Abbas)

Apa dampak hukum larangan ini ? Ulama sepakat hal itu makruh. (Lihat Imam An Nawawi,  Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab,  3/411, dan Imam Ibnu Qudamah, Al Mughni, 2/181)

Lalu, bagaimana jika berdoa saat sujud dan menggunakan doa-doa yang berasal dari Al Quran? Saat itu kita tidak bermaksud membaca Al Quran tapi memang berdoa saja, dan terbukti bahwa saat membacanya tanpa diawali dengan isti’adzah dan bismillah sebagaimana lazimnya orang membaca Al Quran.

Terjadi khilafiyah dalam hal ini, tetapi pendapat yang paling kuat adalah BOLEH, berdasarkan dalil berikut:

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Sesungguhnya amal itu hanyalah berdasarkan niatnya, dan manusia hanya mendapatkan sesuai apa yang diniatkan. (HR. Muttafaq ‘Alaih)

Dan kaidah fiqh:

الامور بمقاصرها

Permasalahan-permasalahan dinilai berdasarkan maksud-maksudnya.

Maka, jika niat dan maksudnya adalah berdoa, bukan sedang membaca Al Quran maka tidak apa-apa.

Imam Az Zarkasyi Rahimahullah mengatakan:

محل الكراهة ما إذا قصد بها القراءة , فإن قصد بها الدعاء والثناء فينبغي أن يكون كما لو قنت بآية من القرآن

Zona makruh itu adalah jika membacanya bermaksud untuk qira’ah, tapi jika dia bermaksud dengannya berdoa dan pujian maka itu sama seperti jika dia berdoa dengan satu ayat Al Quran. ( Tuhfatul Muhtaj, 2/61)

Imam An Nawawi Rahimahullah menjelaskan:

ولو قنت بآية أو آيات من القرآن العزيز وهي مشتملة على الدعاء حصل القنوت ، ولكن الأفضل ما جاءت به السنة ” انتهى

Seandainya dia berdoa dengan satu ayat atau beberapa ayat Al Quran yang mengandung doa maka dia telah berdoa, tetapi yang lebih utama adalah dari As Sunnah. Selesai. ( Al Adzkar, Hal. 9)

Para ulama di Al Lajnah Ad Daimah juga ditanya tentang masalah ini, mereka menjawab:

لا بأس بذلك إذا أتى بها على وجه الدعاء لا على وجه التلاوة للقرآن

Tidak apa-apa, jika membacanya dalam konteks berdoa bukan dalam konteks tilawah Al Quran. ( Fatawa Al Lajnah Ad Daimah, 6/443)

Demikian. Wallahu A’lam

🌿🍀🌸☘🍃🌷🌹🌾

✍ Farid Nu’man Hasan

Bagaimanakah Masa Tuamu?

Perjalanan hidup manusia sudah digariskan Allah sesuai dengan takdir-Nya. Tak berkurang sedikitpun, tak bertambah sejengkalpun, itulah refleksi iman kepada Qadha dan Qadar. Beragam jalan hidup manusia, tak ada yang sama, meski mungkin ada kemiripan.

Ada orang yang terlahir dari keluarga kaya, bersekolah pada sekolah favorit, kemudian melanjutkan ke universitas terkenal, lulus dan bekerja pada perusahaan bonafit, atau berwira  usaha dengan dukungan modal orang tua yang kaya dan sukses diraihnya, lahir, muda, kaya, tua berkecukupan.

Ada orang yang terlahir dari keluarga kaya, namun tak mau bersekolah, ia lebih suka menghambur-hamburkan masa mudanya, berfoya-foya dengan kesenangan dari harta orang tuanya, dan ia tua dalam keadaan tak bisa berbuat apaa-apa, harta habis percuma, sesal tiada guna.

Ada orang yang terlahir dari keluarga miskin, bersekolah dengan susah payah meski akhirnya lulus namun ia tak bisa melanjutkan, atau tidak sekolah karena faktor biaya. Berhentilah ia, dan nasibnya tidak jauh-jauh dari orang tuanya, bekerja kasar serabutan dan miskin menjadi hiasan hidupnya. Terlahir miskin, muda miskin dan tua dalam kemiskinan dan kesusahan.

Ada orang yang terlahir dari keluarga miskin papa, susah payah ia bersekolah, dalam keterbatasan biaya dan dana, tekadnya membaja, hujan panas dan rintangan ia hadapi untuk cita-citanya yang tinggi mulia, membahagiakan orang tuanya meski dengan kemampuan apa adanya. Akhirnya dengan semangatnya itulah, Allah tunjukkan jalan-jalan puncak kesuksesannya.

Banyak lagi kisah itu, ada yang ending-nya bahagia, adapula yang sengsara mengenaskan. Namun begitulah suratan takdir hidup manusia didunia, lebih dari seribu satu cerita tentang perjalanan hidup manusia.

Bagaimanakah masa tuamu?

Bayangkan, kau akan menghabiskan masa tua dimana dan bagaimana. Bersama anak-anakmu, atau bersama santri-santrimu, mengisi masa tua dengan dzikir, ibadah dan mengajarkan ilmu-ilmu kehidupan. Atau bersama siapa? Semua terserah anda, asal menemukan ketenangan dan kebahagiaan. Alangkah bahagia, jika masa tua dihabiskan dengan ibadah dan beramal shalih menjemput sang Maut dalam harap khusnul khatimah. sungguh menyedihkan, jika masa tua anda dirundung sengsara, terlebih anda tak kenal Sang Maha Kuasa.

Terkait dengan perjalanan hidup manusia di dunia, dan kelak di akherat,  Rasulullah menggambarkan dalam sabdanya, hadits bersumber dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu:

لا تزول قدم ابن آدم يوم القيامة حتى يسأل عن عمرك فيما أفنيته ، وعن شبابك فيما أبليته ، وعن مالك من أين اكتسبته وفيما أنفقته ، وما عملت فيما علمت

“Tak kan bergeser kaki anak Adam pada hari kiamat,  hingga ia akan ditanya tentang usiamu untuk apa dihabiskan, tentang masa muda untuk apa kau gunakan, tentang hartamu dari mana asal dan kemana dibelanjakan, dan apa yang kau amalkan dalam ilmumu”.

HR. at-Tirmidzi no. 2416, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir jilid 10 hal 8 Hadits no. 9772-derajat Hasan

Fauzan Sugiono
Sindang Karsa, 6 Syawal 1438 H

Ini Jumat, Yuk Banyak Shalawat

▪▪▪▪▪▪

📌 Dari Abu Ad Darda Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

أكثروا الصلاة علي َّيوم الجمعة فإنه مشهود تشهده الملائكة، وإن أحدًا لن يصلي عليَّ إلا عرضت عليَّ صلاته حين يفرغ منها

Perbanyaklah shalawat kepadaku di hari Jumat, karena hal itu disaksikah oleh kesaksian para malaikat. Sesungguhnya tidaklah seorang pun bershalawat kepadaku melainkan shalawatnya itu sampai kepadaku saat dia usai membacanya.

(HR. Ibnu Majah No. 1637.  Al Mundziri mengatakan: sanadnya jayyid. Lihat Fathul Ghafar,  2/617)

📌 Dari Abu Mas’ud Al Anshari Radhiallahu ‘Anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

أَكْثِرُوا عَلَي َّالصَّلَاةَ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ، فَإِنَّهُ لَيْسَ أَحَدٌ يُصَلِّي عَلَيَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ إِلَّا عُرِضَتْ عَلَيَّ صَلَاتُهُ

Perbanyaklah shalawat kepadaku di hari Jumat, karena tidaklah seseorang bershalawat kepadaku melainkan shalawatnya itu akan sampai kepadaku.

(HR. Al Hakim dalam Al Mustadrak No. 3577, Al Hakim berkata: shahih. Dalam sanadnya ada Ismail bin Raafi’, para ulama mendhaifkannya)

Hadits yang semisal ini cukup banyak dan saling menguatkan satu sama lainnya.

Lalu buat apa shalawat ini? Manfaat shalawat tersebut kembali kepada kita, sebagaimana hadits lainnya:

📌 Dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

من صلى علي صلاة واحدة صلى الله عليه عشر صلوات وحطت عنه عشر خطيئات ورفعت له عشر درجات

Barang siapa yang shalawat kepadaku sekali saja, maka Allah akan bershlawat kepadanya 10 kali dan menghapuskan baginya 10 kesalahan dan menaikan dirinya 10 derajat.

(HR. Ahmad No. 11587, An Nasa’i No. 1297, dan ini lafaznya An Nasa’i. Ibnu Hibban No. 903, Al Hakim, 1/550, dll. Dishahihkan oleh Imam Ibnu Hibban, Imam Dhiya’uddin Al Maqdisi, dan Syaikh Al Albani)

Wa Shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala Aalihi wa Shahbihi wa Sallam

🌷🌱🌴🌹🍄🌸🌵🌾

✍ Farid Nu’man Hasan

Di antara Dzikir/Doa Hendak Memasuki Masjid

💢💢💢💢💢

Biasanya saat memasuki masjid, doa yang sering dibaca adalah Allahummaftah liy abwaaba rahmatik, dan memang doa ini shahih dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Berikut ini ada bacaan yang relatif orang lupakan saat memasuki masjid, yaitu:

إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ فَلْيُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّأَجِرْنِي مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Jika kalian memasuki masjid maka BERSHALAWATLAH KEPADA NABI Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, lalu hendaknya membaca: ALLAHUMMA AJIRNIY MINASY SYAITHANIR RAJIM.

📚 HR. Al Hakim dalam Al Mustadrak ‘alash Shahihain  No. 747, kata Beliau: Shahih sesuai syarat Bukhari dan Muslim. Imam Adz Dzahabi dalam At Talkhish-nya mengatakan: Shahih sesuai syarat mereka berdua.

Jadi, ada dua bacaan dalam hadits ini:

1. Bershalawat kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam

2. Membaca Allahumma ajirniy minasy syaithanir rajim, artinya: Ya Allah lindungilah aku dari syetan yang terkutuk

🌴🌷🌾🌱🍃🌵🌹🍄

✍ Farid Nu’man Hasan

scroll to top