Rumah Tangga LDR Karena Suami Bekerja

✉️❔PERTANYAAN

Assalammu’alaikum ust, Afwan jiddan ganggu waktunya…

Apakah suami yg bekerja dgn LDR meninggalkan anak dan istri adalah Sunnah Rasulullah??
Seperti apa ya ust Fiqih Islam mengenai LDR ini ya ust ??

Klo ada 2 pilihan bekerja yg satu tidak jauh dari istri dan anak tp berpenghasilan kecil dgn harus meninggalkan istri dan anak tp berpenghasilan tinggi mana yg harus di ambil dalam perspektif fiqih Islam ust ??

Mohon pencerahannya ust

Jazakallah


✒️❕JAWABAN

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh

Bismillahirrahmanirrahim..

Long distance relationship (LDR) bukanlah gambaran kehidupan rumah tangga yang ideal, bukan pula sunnah Rasulullah ﷺ. Berpergiannya Rasulullah ﷺ baik untuk keperluan dakwah dan jihad, tidak sampai berpisah dengan keluarganya sampai hitungan tahun. Bahkan dalam perjalanan jihad yang memakan waktu lama, kadang Rasulullah ﷺ dan para sahabat juga membawa istri mereka.

Rumah tangga dengan LDR, membuat sebagian hak dan kewajiban tidak berjalan dengan sempurna pula seperti nafkah batin, mendidik dan melindungi keluarga secara langsung dan memberikan keteladanan, walau untuk nafkah sandang pangan papan masih bisa dilaksanakan.

Di sisi lain, LDR juga bukan hal terlarang, sebab larangan membutuhkan dalil Al Qur’an dan As Sunnah, yang penting kedua pihak ridha dan adanya jaminan nafkah yang jelas dan cukup. Sebagian salaf ada yang meninggalkan istri mereka berbulan-bulan bahkan hingga sampai belasan tahun baik kepentingan ilmu, dakwah, dan jihad. Umar bin Khattab disaat menjadi khalifah membuat kebijakan prajurit hanya boleh maksimal bertugas empat bulan meninggalkan istrinya untuk meminimalisir potenti buruk; seperti perzinahan atau perselingkuhan.

Yang jelas aset yang paling berharga adalah keluarga, istri dan anak. Jika tidak ada kedaruratan apa pun jangan meninggalkan mereka dan hindari LDR, itu yang lebih utama.

Wallahu A’lam

Baca juga: Hubungan Ideal Suami Istri

✍️ Farid Nu’man Hasan

Hukum Memakai Gigi Palsu

Pertanyaan

+62 811-1161-xxx: Assalamu’alaikum ust..
Ijin bertanya…apakah boleh seorang guru Qur’an …karena giginya copot(ompong dibagian depan ) menggunakan gigi palsu ?…disamping unt tetap terjaga pengucapan makhorijul huruf…juga untuk lebih percaya diri..didepan muridnya


Jawaban

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh

Hukum memakai gigi palsu, kaki palsu, tangan palsu, hidung palsu, dan sejenisnya, dengan maksud kesehatan dan mengembalikan fungsi kerja tubuh, adalah diperbolehkan. Semua ini bukan termasuk “mengubah ciptaan Allah” yg diharamkan syariat. Walau secara otomatis akan memperbaiki penampilan.

Dalilnya, dari Urfujah bin As’ad Radhiyallahu ‘Anhu:

أَنَّهُ أُصِيبَ أَنْفُهُ يَوْمَ الْكُلَابِ فِي الْجَاهِلِيَّةِ، فَاتَّخَذَ أَنْفًا مِنْ وَرِقٍ فَأَنْتَنَ عَلَيْهِ فَأَمَرَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَتَّخِذَ أَنْفًا مِنْ ذَهَبٍ

Bahwa hidung beliau terkena senjata pada peristiwa perang Al Kulab di masa jahiliyah. Kemudian beliau tambal dengan perak, namun hidungnya membusuk. Kemudian Nabi ﷺ memerintahkannya untuk menambal hidungnya dari emas. (HR. An Nasa’i no. 5161, hadits ini dinyatakan hasan oleh Syaikh Syu’aib al Arnauth)

Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid mengatakan:

تركيب أسنان صناعية مكان الأسنان المنزوعة لمرض أو تلف أمرٌ مباح لا حرج في فعله ، ولا نعلم أحداً من أهل العلم يمنعه ، ولا فرق بين أن تثبت الأسنان في الفم أو لا تثبت ، ويفعل المريض الأصلح له بمشورة طبيب مختص

Memasang gigi palsu sebagai pengganti gigi yang dicabut karena sakit atau kerusakan adalah hal yang diperbolehkan dan tidak ada larangan dalam melakukannya. Kami tidak mengetahui adanya ulama yang melarangnya. Tidak ada perbedaan antara apakah gigi tersebut dipasang secara permanen di mulut atau tidak. Pasien dapat memilih yang terbaik baginya dengan berkonsultasi kepada dokter ahli. (Al Islam Su’aal wa Jawaab no. 82647)

“Mengubah ciptaan Allah” adalah pada bagian tubuh yang baik-baik saja, tidak ada cacat, masih bagus dan berfungsi dengan baik, tapi seseorg mengubahnya karena dia tidak ridha kepadanya, kurang puas, lalu dia mengubahnya baik dengan penambahan maupun pengurangan agar lebih indah lagi. Inilah yang terlarang, sebagaimana tertera dalam hadits berikut:

عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ لَعَنَ اللَّهُ الْوَاشِمَاتِ وَالْمُسْتَوْشِمَاتِ وَالْمُتَنَمِّصَاتِ وَالْمُتَفَلِّجَاتِ لِلْحُسْنِ الْمُغَيِّرَاتِ خَلْقَ اللَّهِ

“Dari Ibnu Mas’ud Radhiallahu ‘Anhu, dia berkata:

“Allah ﷻ melaknat wanita yang betato dan si tukang tatonya, wanita yang mencukur alisnya, dan mengkikir giginya, dengan tujuan mempercantik diri mereka mengubah ciptan Allah ﷻ.” (HR. Muttafaq ‘Alaih)

Demikian tentang hukum memakai gigi palsu. Wallahu A’lam

Baca juga: Gigi Palsu Permanen

☘

✍ Farid Nu’man Hasan

Mengenal Aqidah Syiah Nushairiyah (Aqidahnya Penguasa Terguling Siria)

Ya, Nushairiyah adalah bagian dari syiah, dan termasuk syiah ghaliyah (ekstrim), kesesatannya lebih parah dibanding rafidhah. Mereka belakangan lebih dikenal dengan Syiah ‘Alawiyah.

Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid mengatakan:

الطائفة العلوية ظهرت في القرن الثالث من الهجرة ، وتعد هذه الطائفة من غلاة الشيعة ، الذين ادعوا الإلهية في علي بن أبي طالب رضي الله عنه
وكان اسمهم الأول “النصيرية” ثم تسموا بعد ذلك بـ “العلويين” تمويهاً على الناس ، وتغطية لحقيقة مذهبهم ، وهم يحرصون على هذا الاسم الآن
مؤسس هذه الطائفة هو محمد بن نصير البصري النميري (توفي سنة270 هـ) الذي ادعى النبوة والرسالة

Aliran Alawiyah muncul pada abad ketiga hijriyah dan termasuk ke dalam golongan Syiah ekstrem (ghuluw), yang mengklaim adanya sifat ketuhanan pada Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu.

Nama awal mereka adalah “Nushairiyah,” namun kemudian mereka menyebut diri mereka sebagai “Alawiyah” untuk mengelabui masyarakat dan menyembunyikan hakikat ajaran mereka. Hingga kini, mereka tetap menjaga penggunaan nama tersebut.

Pendiri aliran ini adalah Muhammad bin Nushair al-Bashri an-Numairi (wafat tahun 270 H), yang mengaku sebagai nabi dan rasul.

(Al Islam Su’aal wa Jawaab no. 109264)

Tertulis dalam Al Mausu’ah Al Muyassarah fil Adyaan wal Madzaahib, dari Imam Ibnu Taimiyah:

هؤلاء القوم المسمَّون بالنصيرية ـ هم وسائر الأصناف الباطنية ـ أكفر من اليهود والنصارى ، بل وأكفر من كثير من المشركين ، وضررهم أعظم من ضرر الكفار المحاربين مثل التتار والفرنج وغيرهم .. وهم دائماً مع كل عدو للمسلمين ، فهم مع النصارى على المسلمين ، ومن أعظم المصائب عندهم انتصار المسلمين على التتار ، ثم إن التتار ما دخلوا بلاد الإسلام وقتلوا خليفة بغداد وغيره من ملوك المسلمين إلا بمعاونتهم ومؤازرتهم

Kaum yang disebut dengan nama Nushairiyah ini, bersama dengan berbagai golongan kebatinan lainnya, lebih kafir daripada orang-orang Yahudi dan Nasrani, bahkan lebih kafir daripada banyak kaum musyrik. Bahaya mereka lebih besar dibandingkan dengan bahaya orang-orang kafir yang memerangi kaum Muslimin, seperti bangsa Tatar, pasukan Perang Salib (Franj), dan lainnya. Mereka selalu berpihak kepada setiap musuh kaum Muslimin. Mereka berpihak kepada kaum Nasrani melawan kaum Muslimin. Di antara musibah terbesar bagi mereka adalah kemenangan kaum Muslimin atas bangsa Tatar. Bahkan, bangsa Tatar tidak akan mampu memasuki negeri Islam, membunuh Khalifah di Baghdad, dan para raja Muslim lainnya kecuali dengan bantuan dan dukungan mereka.

(Dikutip dalam Al Mausu’ah Al Muyassarah fil Adyaan wal Madzaahib, 1/399)

Demikian. Wallahu A’lam

Wa Shalallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘Ala Aalihi wa Shahbihi wa Sallam

☘

✍ Farid Nu’man Hasan

Tumbangnya Penguasa Zalim Syiah Nushairiyah Adalah Keniscayaan

Sangat lama Partai Ba’ath menguasai Siria, 61 tahun, partai yang beraliran sosialis

Sangat lama dinasti Assad yang beraqidah Syiah Nushairiyah menguasai Siria, 54 tahun, sejak Hafez Asad dan anaknya Basyar Asad.

Ribuan sudah nyawa warga Siria dibegal oleh rezim ini sejak tahun 80-an di masa Hafez Asad, dan pasca Arab Spring di masa Basyar Asad.

Ribuan pula yang dipenjara dan disiksa sampai puluhan tahun

Akhirnya, di tangan gabungan berbagai faksi para mujahidin yang perkasa dan sabar, rezim diktator Dinasti Asad bisa ditumbangkan. Inilah sunnatullah dan keniscayaan.

Perlawanan begitu panjang sejak dipimpin oleh para pejuang Ikhwanul Muslimin di era 80-an melawan Hafez Asad, sampai masa Salafi Jihadi (Al Qaida), Ikhwani, dan kalangan Nasionalis melawan Basyar Asad di era Arab Spring.

Berakhir sudah masa kejayaan Syiah Nushairiyah yang di back up Rusia, dan semoga berganti dengan kejayaan Ahlussunah wal Jamaah.

Allah ﷻ berfirman:

وَتِلۡكَ ٱلۡأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيۡنَ ٱلنَّاسِ

Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran) (QS. Ali ‘Imran: 140)

Di ayat yang lain:

قُلِ ٱللَّهُمَّ مَٰلِكَ ٱلْمُلْكِ تُؤْتِى ٱلْمُلْكَ مَن تَشَآءُ وَتَنزِعُ ٱلْمُلْكَ مِمَّن تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَآءُ ۖ بِيَدِكَ ٱلْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Ali Imran: 26)

Tidak ada ucapan kecuali ucapan selamat dan keberkahan atas kalian dan Syam-nya kalian, Barakallah fiikum wa Syamikum

Semoga Allah ﷻ menjaga negeri Syam (Siria, Jordan, Palestina, dan Libanon) dari musuh-musuhnya baik dari kalangan kuffar dan munafikin.

Sebagaimana doa Rasulullah ﷺ. Dari Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhuma bahwa Nabi ﷺ berdoa:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا

Ya Allah berkahilah kami pada negeri Syam kami dan negeri Yaman kami. (HR. Bukhari no. 1037)

  Agenda perjuanganmu belum selesai, bergabunglah dengan iring-iringan para mujahidin di Gaza. Membebaskan Palestina dari Zionis dan kaki tangannya, karena jihad itu tidak pernah hilang dan akan senantiasa ada sampai hari kiamat:

وَلَا تَزَالُ عِصَابَةٌ مِنْ الْمُسْلِمِينَ يُقَاتِلُونَ عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ عَلَى مَنْ نَاوَأَهُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

Senantiasa ada sekelompok dari kaum Muslimin yang berperang di atas kebenaran, dan selalu menang atas orang yang memusuhinya sampai hari Kiamat. (HR. Muslim no. 1037)

Wallahul Musta’an wa Lillahil ‘Izzah

☘

✍ Farid Nu’man Hasan

scroll to top