Umat Islam sudah paham bahwa pahala atas amal saleh yang dilakukan di bulan Ramadhan dilipatgandakan. Lalu bagaimana dengan maksiat di bulan Ramadhan? Simak penjelasannya pada artikel bawah!
Ya, sebagaimana amal shaleh yang dilakukan berlipat-lipat pahalanya maka demikian pula maksiat yang dilakukan pada waktu-waktu agung dan mulia juga berlipat-lipat dosanya.
Hal ini berdasarkan ayat berikut:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu di bulan-bulan tersebut (yaitu bulan-bulan haram)” (QS. At-Taubah: 36)
Imam Ibnu Katsir mengatakan:
أي: في هذه الأشهر المحرمة؛ لأنه آكد وأبلغ في الإثم من غيرها، كما أن المعاصي في البلد الحرام تضاعف
Di bulan-bulan haram ini, berbuat zalim itu lebih berat lagi dosanya, sebagaimana maksiat di tanah haram juga berlipat-lipat dosanya.
(Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 4/148)
Baca juga: Shalih Permanen di Ramadhan
Bulan-bulan haram adalah bulan-bulan mulia yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharam, dan Rajab. Ada pun Ramadhan adalah bulan paling agung dari semuanya, Rasulullah ﷺ menyebutnya dengan Sayyidusy Syuhur (pimpinannya bulan-bulan).
Imam Ibnu Muflih, mengutip dari Imam Ibnu Taimiyah:
المعاصي في الأيام المعظمة والأمكنة المعظمة تغلظ معصيتها وعقابها بقدر فضيلة الزمان والمكان
Maksiat yang dilakukan di WAKTU atau tempat yang mulia, dosa dan hukumnya dilipatkan, sesuai tingkatan kemuliaan waktu dan tempat tersebut. (Al Adab As Syar’iyah, 3/430)
Imam Ibnu Rajab Al-Hambali berkata:
وَمِنْ ذَلِكَ مَعْصِيَةُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فِي هَذِهِ الْأَزْمِنَةِ وَالْأَمْكِنَةِ الْمُشَرَّفَةِ، فَإِنَّهَا أَشَدُّ عُقُوبَةً مِنْ غَيْرِهَا
Di antara (konsekuensi) itu adalah bahwa maksiat kepada Allah di waktu dan tempat yang mulia lebih berat hukumannya dibandingkan dengan di waktu dan tempat lainnya.
(Latha’if Al-Ma’arif, hlm. 163)
Demikian. Wallahu A’lam
Wa Shalallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘Ala Aalihi wa Shahbihi wa Sallam
Farid Nu’man Hasan
Demikian penjelasan mengenai maksiat yang dilakukan di bulan Ramadhan. Semoga Allah menuntut kita untuk senantiasa taat kepadanya. Amin.