Keutamaan Sholat Ashar

💦💥💦💥💦💥

Allah Ta’ala berfirman:

حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ

“Peliharalah kamu (kerjakanlah Dengan tetap dan sempurna pada waktunya) Segala shalat fardu, khususnya shalat Wustha , dan berdirilah kerana Allah (dalam sembahyang kamu) Dengan taat dan khusyu’.” 1]

Apa makna shalat Wustha? Dalam sebuah riwayat:

عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْخَنْدَقِ فَقَالَ مَلَأَ اللَّهُ قُبُورَهُمْ وَبُيُوتَهُمْ نَارًا كَمَا شَغَلُونَا عَنْ صَلَاةِ الْوُسْطَى حَتَّى غَابَتْ الشَّمْسُ وَهِيَ صَلَاةُ الْعَصْرِ

Ali bin Abi Thalib Radhilallahu ‘Anhu berkata, kami bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada perang Khandaq, beliau bersabda: “Allah akan penuhi kuburan mereka dan rumah-rumah mereka dengan api neraka, sebagaimana mereka telah menyibukkan kami dari shalat wustha hingga matahari terbenam, yaitu shalat Ashar.” 2]

Dalam riwayat Imam At Tirmidzi , dari Samurah bin Jundab, bahwa Rasulullah bersabda:

صَلَاةُ الْوُسْطَى صَلَاةُ الْعَصْرِ

“Shalat wustha adalah shalat Ashar.” 3]

Imam At Tirmidzi mengatakan:

وَهُوَ قَوْلُ أَكْثَرِ الْعُلَمَاءِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَغَيْرِهِمْ و قَالَ زَيْدُ بْنُ ثَابِتٍ وَعَائِشَةُ صَلَاةُ الْوُسْطَى صَلَاةُ الظُّهْرِ و قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ وَابْنُ عُمَرَ صَلَاةُ الْوُسْطَى صَلَاةُ الصُّبْحِ

“Ini adalah pendapat mayoritas ulama dari kalangan sahabat nabi dan selain mereka. Berkata Zaid bin Tsabit dan Aisyah, shalat wustha adalah shalat zhuhur. Berkata Ibnu Abbas, shalat wustha adalah shalat shubuh.” 4]

📕 Bahaya Meninggalkan Shalat Ashar

Dari Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

الَّذِي تَفُوتُهُ صَلَاةُ الْعَصْرِ كَأَنَّمَا وُتِرَ أَهْلَهُ وَمَالَهُ

“Orang yang telah luput shalat ashar seakan dia ditinggalkan oleh keluarga dan hartanya.” 5]

Dari Buraidah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

من ترك صلاة العصر فقد حبط عمله

“Barangsiapa yang meninggalkan shalat ashar maka telah terhapus amalnya.” 6]

Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan, terjadi perbedaan pendapat dalam mentakwil hadits ini. Ini dalil bagi kelompok khawarij yang mengkafirkan pelaku dosa besar. Kaum Hanabilah (pengikuat Imam Ahmad) juga memahami secara harfiyah bahwa kafirnya orang yang meninggalkan shalat. Sedangkan mayoritas ulama tidak memahami demikian. Di antara mereka ada yang menakwilkan bahwa itu merupakan celaan atas orang yang meninggalkannya, ada pula yang memahami terhapus nilai amalnya, ada yang memahaminya terhapus amalnya, juga disebutkan: ini untuk orang yang meninggalkannya karena menolak kewajibannya, atau orang yang tahu tetapi dia meremehkan dan mengolok orang yang melakukannya. Ada juga ang memahami jika orang yang meninggalkannya karena malas maka dia telah keluar dari lingkup ancaman ini. Ada yang memahami itu adalah menghapuskan amalan khusus shalat saja saat itu. 7]

📒 Keutamaan Shalat Ashar

Dari Ismail bin Qais, dari Jarir bin Abdullah, katanya:

كُنَّا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَظَرَ إِلَى الْقَمَرِ لَيْلَةً يَعْنِي الْبَدْرَ فَقَالَ إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ هَذَا الْقَمَرَ لَا تُضَامُّونَ فِي رُؤْيَتِهِ فَإِنْ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ لَا تُغْلَبُوا عَلَى صَلَاةٍ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا فَافْعَلُوا ثُمَّ قَرَأَ
{ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ الْغُرُوبِ }
قَالَ إِسْمَاعِيلُ افْعَلُوا لَا تَفُوتَنَّكُمْ

“Saat itu kami bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melihat bulan di malam hari yakni bulan purnama. Beliau bersabda: “Kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana melihat bulan ini, tanpa ada kesamaran ketika melihatNya. Jika kalian mampu, maka janganlah sampai luput shalat sebelum terbitnya matahari dan sebelum terbenamnya, lakukanlah! Lalu beliau membaca: “ .. dan bertasbihlah sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya).” Berkata Ismail: “lakukanlah oleh kalian, jangan sampai luput ..!” 8]

Imam Bukhari memasukkan hadits ini dalam Bab Fadhlu Shalah Al ‘Ashr (Keutamaan Shalat Ashar), dan Imam Muslim memasukkan hadits ini dalam Bab Fadhlu Shalatay wa Muhafazhah ‘Alaihima (keutamaan Dua Shalat dan Menjaga keduanya).

Wallahu A’lam

☘🌺🌻🌴🍃🌾🌷🌸

✏ Farid Nu’man Hasan


🍃🍃🍃🍃🍃

[1] QS. Al Baqarah (2): 238
[2] HR. Bukhari No. 6033, Muslim No. 627, Abu Daud No. 409, At Tirmidzi No. 4068
[3] HR. At Tirmidzi No. 4067, katanya: hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan: Shahih. Misykah Al Mashabih No. 634
[4] Ibid
[5] HR. Malik No. 21, Bukhari No. 527, Muslim No. 626, Abu Daud No. 414, At Tirmidzi No. 175
[6] HR. Bukhari No. 528, An Nasa’i No. 470, Ahmad No. 21881
[7] Lengkapnya lihat Fathul Bari, 2/32. Darul Fikr
[8] HR. Bukhari No. 529, 547, 4570, 6997, Muslim No. Muslim No. 633, dalam lafaz Imam Muslim ada tambahan: “Yakni Shalat Fajr (subuh) dan Ashar”. Abu Daud No. 4729. At Tirmidzi No. 2675, Ibnu Majah No. 177, Ahmad No. 18454

 

Ibu Tiri dan Anak Tiri, Apakah Dapat Waris?

💦💥💦💥💦💥

Assalamu’alaikum ustad, ana ingin bertanya. Apakah ibu tiri dan adik tiri yg dzolim berhak mendapatkan hak waris ?

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃

Wa ‘alaikumussalam wa rahmatullah

Ibu tiri, anak tiri, dan saudara tiri, bukanlah ahli waris, tidak pula mereka mewarisi. Baik dia zalim atau baik hati, sama saja.

Waris itu ada beberapa sebab:

1. Hubungan nasab, yaitu hub nasab hakiki .. seperti ortu kepada anak atau kebalikannya, kakak ke adiknya atau kebalikannya.

2. Hub pernikahan, seperti suami kepada istri dan sebaliknya.

3. Karena pembebasan budak, majikan yang memerdekakan budaknya akan saling mewarisi di antara mereka.

Shingga tiri, saudara sesusuan, ipar, mertua, tdk mendapatkannya. Tp bagi mereka tentu boleh mendapat hibah, juga wasiat.

Wallahu a’lam

🍃🌴🌻🌺☘🌾🌷🌸

✏ Farid Nu’man Hasan

[Renungan Para Imam dan Hukama] Melawan Ujub

💢💢💢💢

Berkata Imam Asy Syafi’iy Rahimahullah:

إذا أنت خفت على عملك العجب, فانظر: رضا من تطلب, وفي أي ثواب ترغب, ومن أي عقاب ترهب, وأي عافية تشكر, وأي بلاء تذكر. فانك إذا تفكرت في واحدة من هذه الخصال, صغر في عينك عملك

Jika kau takut pada amalmu ada ‘ujub (kagum dengan amal sendiri), maka lihatlah: ridha siapa yang kau cari, balasan mana yang kamu harap, siksaan mana yang kamu takut, kesehatan mana yang kamu syukuri, dan musibah mana yang kamu ingat. Lalu jika kau renungkan satu saja dari hal-hal ini, maka remehkanlah amalmu dalam pandanganmu.

📖 Hikam wa Aqwaal Al Imam Asy Syafi’iy

🌿🌺🌴🍃🌾🌻🍀🌹

✒ Farid Nu’man Hasan

Benarkah Kisah Tabi’in Penghafal AL Qur’an dan Mujahid, Murtad Karena Wanita Nasrani?

💢💢💢💢💢

📨 PERTANYAAN:

([16/11 06.14] +61 404 740xxx)

Assalamu’alaikum. Ustadz, saya pernah membaca ttg kisah Abdah bin Abdurrahim yang seorang tabi’in, mujahid, dan hafidz Qur’an murtad karena wanita romawi. Tapi di kisah yg lain, diceritakan yg murtad tsb adalah pemuda yg menemani Abdah. Yang benar kisahnya seperti apa ya ustadz? Jazakallah khair.

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh ..

Kisah tersebut memang terlanjur tersebar, bahwa seorang tabi’in, hapal Al Qur’an, Mujahid, murtad gara-gara wanita Nasrani.

Kisah tersebut awalnya, berasal dari penceritaan Imam Ibnu Katsir, sbb:

وفيها توفى عبده بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ قَبَّحَهُ اللَّهُ. ذَكَرَ ابْنُ الجوزي أن هذا الشقي كان من المجاهدين كثيرا في بلاد الروم، فلما كان في بعض الغزوات والمسلمون محاصرو بلدة مِنْ بِلَادِ الرُّومِ إِذْ نَظَرَ إِلَى امْرَأَةٍ من نساء الروم ..

Pada saat itu, Abdah bin Abdurrahim wafat, semoga Allah burukkan dia. Ibnul Jauzi bercerita bahwa orang celaka ini dulunya adalah Mujahidin, banyak perang di negara Romawi.

Pada sebagian peperangan kaum muslimin, saat mengepung Romawi, sat itu dia melihat seorang wanita Romawi …

(Imam Ibnu Katsir, Al Bidayah wan Nihayah, Jilid 11, Hal. 64. 1986M/1407H. Darul Fikr)

Lalu .. kita dapati dalam karya Imam Ibnul Jauzi Rahimahullah ternyata isinya berbeda! Sepertinya dan bisa jadi, ada salah kutip dari Imam Ibnu Katsir Rahimahullah.

Imam Ibnul Jauzi Rahimahullah menuliskan:

عبدة بن عبد الرحيم .كان من أهل الدين والجهاد

Abdah bin Abdurrahim, dia adalah ahli agama dan jihad.

Kemudian Imam Ibnul Jauzi melanjutkan:

قَالَ عبدة بن عبد الرحيم: خرجنا في سرية إلى أرض الروم، فصحبنا شاب لم يكن فينا أقرأ للقرآن منه، ولا أفقه ولا أفرض، صائم النهار، قائم الليل، فمررنا بحصن فمال عنه العسكر، ونزل بقرب الحصن، فظننا أنه يبول، فنظر إلى امرأة من النصارى تنظر من وراء الحصن، فعشقها فقال لها بالرومية: كيف السبيل إليك؟

Abdah bin Abdurrahim bercerita: kami keluar bersama grup (Safiyah/pleton) ke negeri Romawi. Kami ditemani oleh seorang pemuda yang tidak ada bacaan Al Quran kami lebih baik darinya, tdk ada yang lebih faqih, tidak pula lebih baik menjalankan kewajiban darinya, dia puasa di siang hari, shalat di malam hari.

Kami melewati benteng Romawi, prajurit pun mendekatinya, dan dia turun mendekati benteng. Kami kira dia turun untuk kencing. Lalu dia melihat seorang wanita Nasrani dari belakang benteng, dia pun terpikat hatinya kepada wanita itu. Lalu dia bertanya dengan wanita Romawi itu: Bagaimana aku bisa sampai kepadamu? … Dst.

(Imam Ibnul Jauzi, Al Muntazham fi Tarikhil Umam wal Muluk, Jilid. 12, Hal. 301. Cet. 1, 1992M/1412H. Darul Kutub Al ‘Ilmiyah. Beirut. Tahqiq: Syaikh Muhammad Abdul Qadir ‘Atha dan Syaikh Mushthafa Abdul Qadir ‘Atha)

Kemudian, yang serupa dengan Imam Ibnul Jauzi adalah apa yang ditulis oleh:

– Imam Adz Dzahabi dalam Tarikh Al Islam wa Wafayat Al Masyaahir wal A’laam, Jilid. 5, Hal. 1176. Cet. 1, 2003M. Darul Gharb Al Islamiy. Tahqiq: Dr. Basyar Awwad Ma’ruf

– Imam Ibnu Manshur dalam Mukhtashar Tarikh Dimasyq Libni ‘Asaakir, Jilid. 15, Hal. 296. Cet. 2. 1984M/1402H. Darul Fikr, Damaskus. Tahqiq: Ruhiyah An Nuhaas, Riyadh Abdul Hamid Murad, Muhammad Muthi’

📚 So, kesimpulannya, yg murtad itu adalah pemuda yang menemani Abdah bin Abdurrahim, bukannya Abdah bin Abdurrahim yang murtad.

Demikian. Wallahu a’lam

🎋🍀🍃🌹☘🌸

✍ Farid Nu’man Hasan

scroll to top