Daftar Isi
Orang Kafir Tidak Akan Menyembah Allah dalam Kekafirannya
لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (2) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (3) وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (4) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (5)
📖 Terjemah :
2). Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah
3). Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah
4). Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah
5). Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah
Ayat ke dua sampai ayat lima menyebutkan muqabalah (lawan kata) antara orang kafir dan muslim, bahwa diantara mereka tidak akan menyembah tuhan masing-masing. Ayat ini seperti ada pengulangan meski dengan perangkat huruf yang sedikit berbeda.
Menurut Imam Ibnu Taimiyah menyebutkan, penyebutan berulang-ulang (at tikrar) dalam ayat diatas memiliki dua fungsi:
1⃣ Sebagai pengingkaran kondisi (Nafyu Al Hal)
Terkait dengan keadaan orang kafir dalam ayat diatas. Karena orang kafir tak mungkin mau menyembah Allah.
2⃣ Sebagai penguat (taukid) seperti pendapat Al Farra ( Majmu’ Fatawa, 16/534).
📖 Pendapat Para Ulama Mufassirin
⭐ Ayat kedua:
لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ
Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah (QS. Al Kafirun:2)
Ini pernyataan tegas, bahwa seorang muslim tak akan menyembah kepada tuhan-tuhan orang kafir, secara lahir maupun bathin. Kaum muslimin berlepas diri dari penyembahan jenis ini karena termasuk perbuatan syirik.
Menurut Imam Asy Syaukani (1316H) maksud dari ayat kedua ini adalah:
لا أعبد الذي تعبدونه في المستقبل والمعنى: لا أفعل في المستقبل ما تطلبونه مني من عبادة آلهتكم من دون الله من الأوثان
“Aku tak akan menyembah yang kalian sembah dikemudian hari, maknanya: aku tak akan melakukan pada masa yang akan datang perbuatan yang kalian inginkan dengan menyembah tuhan-tuhan berhala kalian selain Allah. (Asy Syaukani, Marah Labid,6/672)
⭐ Ayat ketiga
وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ
“Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah”. (QS. Al Kafirun:3)
Penolakan ini bukan tanpa alasan, penolakan ini karena keinginan orang kafir tersebut hanya keinginan dibibir saja, kedustaan belaka. Seperti yang disebutkan oleh As Sa’di (1376H) dalam tafsirnya:
فعبادتكم له المقترنة بالشرك لا تسمى عبادة
Ibadah kalian dengan diiringi syirik tidaklah dinamakan ibadah yang sesungguhnya (Tafsir As Sa’di, 1/936)
Menurut Imam Asy Syaukani:
ولا أنتم عابدون في المستقبل عبادتي، أي مثل عبادتي، أي ولا أنتم فاعلون في المستقبل ما أطلبه منكم من عبادة إلهي وهو الله الواحد
Kalian bukanlah penyembah seperti bagaimana aku beribadah pada masa yang akan datang, kalian juga tidak akan melakukan apa yang aku minta dari kalian untuk menyembah Tuhanku yaitu Allah yang Maha Esa. (Asy Syaukani, Marah Labid,6/672)
⭐ Ayat keempat
وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ
“Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah”(QS. AL Kafirun:4)
Ayat ini menggunakan perangkat isim Fa’il (kata benda pelaku) yaitu عَابِدٌ (penyembah). Fungsinya adalah haqiqatun Fil Hal (hakikat dalam keadaan sebenarnya). Bahwa orang-orang kafir benar-benar tak akan melakukan penyembahan kepada sesembahan kaum muslimin yaitu Allah.( At Tahrir Wa tanwir, 30/582)
Syekh Ahmad Musthafa Al Maraghi (1371H) menyebutkan dalam ayat ini:
إنكم لستم بعابدين إلهى الذي أدعو إليه لمخالفة صفاته لإلهكم، فلا يمكن التوفيق بينهما بحال
“Kalian bukanlah penyembah Tuhanku tempat aku berdoa, untuk berbeda dengan sifat tuhan kalian, maka tak mungkin menyatukan keduanya. (Tafsir Al Maraghi, 30/256)
⭐ Ayat kelima
وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ
“Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah” (QS.Al Kafirun:5)
📖 Kesimpulan
✅ Orang kafir tak akan menyembah Allah dalam kekafirannya, ungkapan ingin tersebut hanya penghias bibir saja.
✅ Penyebutan ayat secara diulang-ulang lebih dominan berfungsi menguatkan secara keseluruhan(taukid)( Tafsir Ibnu Katsir, 8/508)
✒ Fauzan Sugiyono Lc M.A.