Bagaimana Agar Suami Bisa Bersenang-Senang dengan Istrinya yang Sedang Haid?

💢💢💢💢💢💢

📨 PERTANYAAN:

Assalamu’alaikum wr wb ustadz..ada seorang teman bertanya kpd sy..
Dia sdng dlm keadaan haid,haid nya sdh hr ke 4 sdh tdk mengeluarkn darah hanya msh keluar plek coklat..lalu suami nya meminta,ujung kemaluan suaminya d sentuhkan ke ujung kemaluan istrinya sehingga keduanya berorgasme..
bagaimana hukum nya ustadz ? 🙏🏻

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh …

Dalam hadits, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, tentang interaksi suami kepada istrinya yang sedang haid:

اصنعوا كل شيء إلا الجماع

Lakukan apa saja kepada istrimu kecuali jima’. (HR. Ibnu Majah)

Hadits lain:

اصْنَعُوا كُلّ شَيْءٍ إِلاّ النّكَاحَ

Lakukan apa saja kepada istrimu kecuali nikah. (HR. Muslim)

Jadi, bersenang-senangnya suami, kepada istrinya yg sedang haid, selama tidak sampai dukhul (masuk), tidak apa-apa.

Para ulama, seperti kalangan Hambaliyah, lalu Muhammad bin Hasan dari Hanafiyah, An Nawawi dari Syafi’iyyah, Al Ashbagh dan Ibnu Habib dari Malikiyah, dan Ibnu Hazm dari Zhahiriyah, mereka berpendapat bolehnya seorang suami bermain-main di antara pusar dan lutut istrinya, selama bukan jima’ sebagaimana hadits di atas.

Syaikh Abdullah Al Faqih Hafizhahullah menjelaskan:

و هذا دليل على أن المحرم هو الوطء في الفرج
فعلى هذا يجوز للزوج مباشرة زوجته الحائض فيما دون الفرج،ولو أدى ذلك إلى الإنزال

Hadits ini adalah dalil yang diharamkan itu adalah jima’ di kemaluan. Maka, atas dasar ini boleh bagi suami bermubasyarah (bercumbu) dengan istrinya, selain kemaluannya, walau aktifitas itu sampai membuatnya inzal (keluar mani).

(Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyah no. 5999)

Hanya saja Syaikh menganjurkan untuk tidak melakukan sebagai tindakan preventif, khawatir keterusan.

Demikian. Wallahu a’lam

🌵🌴🌱🌷🌸🍃🍄🌾

✍ Farid Nu’man Hasan

Hukum Sulam Alis Bagi Wanita

💢💢💢💢💢💢

📨 PERTANYAAN:

assalaamu”alaikum wr wb
afwan ustadz izin bertanya

apa hukimny sulam alis tp tdk permanen spt tato. cm memang hilangny sktr 3 thn. pakenya bahan herbal ktnya.
mohon sarannya
syukran (0811137xxx)

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh …

Saya telah baca proses sulam alis, ternyata ada proses yg dilarang syariat yaitu mencukur alis.

An Namishah (pencukur alis) dan Al Mutanamishah (orang yang alisnya dicukur) haram dan mendapatkan laknat Allah Ta’ala.

Dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhuma, katanya:

لُعِنَتْ الْوَاصِلَةُ وَالْمُسْتَوْصِلَةُ وَالنَّامِصَةُ وَالْمُتَنَمِّصَةُ وَالْوَاشِمَةُ وَالْمُسْتَوْشِمَةُ مِنْ غَيْرِ دَاءٍ

“Dilaknat wanita yang menyambung rambut dan yang disambung rambutnya, wanita yang mencukur alis dan si tukang cukurnya, wanita pembuat tato dan yang bertato, kecuali karena berobat.” (HR. Abu Daud no. 4170, Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan sanadnya hasan, Fathul Bari, 10/376. Darul Fikr. Syaikh Al Albani mengatakan hasan shahih, lihat Shahih At Targhib wat Tarhib, No. 2101)

Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalani Rahimahullah berkata:

قال الطبري: لا يجوز للمرأة تغيير شيء من خلقتها التي خلقها الله عليها بزيادة أو نقص التماس الحسن لا للزوج ولا لغيره

“Berkata Imam Ath Thabari: Tidak boleh bagi wanita merubah sesuatu dari bentuk yang telah Allah ciptakan baginya, baik dengan tambahan atau pengurangan dengan tujuan kecantikan, tidak boleh walau untuk suami dan tidak juga untuk selain suami.” (Al Hafizh Ibnu Hajar, Fathul Bari, 10/377. Darul Fikr. Syaikh Abdurrahman Al Mubarkafuri, Tuhfah Al Ahwadzi, 8/67. Al Maktabah As Salafiyah)

Hal ini sepertinya sering dilakukan pula oleh penganten muslimah. Alangkah baiknya tetap berjalan di atas syariah. Berias tidak dilarang, yang dilarang adalah jika salah memilih cara beriasnya.

Demikian. Wallahu a’lam

🌴🌵🌷🌱🌸🍃🍄🌾

✍ Farid Nu’man Hasan

Buka Rekening Bank Konvensional Untuk Keperluan Transfer

💢💢💢💢💢💢💢

📨 PERTANYAAN:

Assalamu’alaikum Ust. Boleh kah membuka rekening bank konvensional (contoh BCA) utk keperluan bisnis online? (08387819xxxx)

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah ..

Pada prinsipnya kita tidak boleh kerjasama dengan lembaga riba apa pun. Berdasarkan hadis berikut.

Dari Jabir Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

لعن رسول الله صلى الله عليه وسلم آكل الربا وموكله وكاتبه وشاهديه وقال هم سواء

Rasulullah ﷺ melaknat pemakan riba, yang memberinya, pencatatnya, dan dua saksinya. Beliau berkata: semua sama. (HR. Muslim No. 1598)

Imam An Nawawi Rahimahullah menjelaskan:

هذا تصريح بتحريم كتابة المبايعة بين المترابيين والشهادة عليهما وفيه تحريم الاعانة على الباطل والله أعلم

Ini merupakan penjelasan keharaman penulisan transaksi antara para pelaku riba, juga menjadi saksinya, dan dalam hadits ini terdapat pengharaman pertolongan terhadap kebatilan. Wallahu A’lam. (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 11/26)

Tapi, jika dalam keadaan darurat, tidak ada pilihan lain di daerahnya maka tidak apa-apa. Namun jika masih ada pilihan yaitu bank syariah, maka hendaknya umat Islam mesti bersungguh-sungguh membiasakan diri dan memperjuangkan bank syariah.

Syaikh Abdul Aziz bin Baaz Rahimahullah berkata:

لا يجوز وضع الأموال في البنوك الربوية سواء كان القائمون عليها مسلمين أو غيرهم؛ لما في ذلك من إعانتهم على الإثم والعدوان، ولو كان ذلك بدون فوائد، لكن إذا اضطر إلى ذلك للحفظ بدون فوائد فلا حرج إن شاء الله

Tidak boleh menitipkan uang di bank ribawi, sama saja walau para pendiri dan pegawainya adalah orang Islam atau lainnya. Sebab hal itu merupakan saling membantu dalam dosa dan pelanggaran, walau bunganya tidak diambil. Tapi, jika ada kebutuhan darurat untuk melakukannya, dan tidak mengambil bunganya, maka itu tidak apa-apa. Insya Allah. (Majmu’ Fatawa, 19/420)

Beliau juga berkata:

إذا دعت الضرورة إلى الحفظ عن طريق البنوك الربوية فلا حرج في ذلك إن شاء الله ؛ لقوله سبحانه : { وَقَدْ فَصَّلَ لَكُمْ مَا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ إِلَّا مَا اضْطُرِرْتُمْ إِلَيْهِ } ولا شك أن التحويل عن طريقها من الضرورات العامة في هذا العصر ، وهكذا الإيداع فيها للضرورة بدون اشتراط الفائدة ، فإن دفعت إليه الفائدة من دون شرط ولا اتفاق, فلا بأس بأخذه لصرفها في المشاريع الخيرية كمساعدة الفقراء والغرماء ونحو ذلك لا ليمتلكها
أو ينتفع بها بل هي في حكم المال الذي يضر تركه للكفار بالمسلمين مع كونه من مكسب غير جائز ، فصرفه فيما ينفع المسلمين أولى من تركه للكفار يستعينون به على ما حرم الله ، فإن أمكن التحويل عن طريق البنوك الإسلامية أو من طرق مباحة لم يجز التحويل عن طريق البنوك الربوية ، وهكذا الإيداع إذا تيسر في بنوك إسلامية

Jika memang terpaksa mesti transfer lewat bank ribawi, maka tidak apa-apa Insya Allah. Sebab Allah Ta’ala berfirman:

Telah dijelaskan bagi kalian apa-apa yang diharamkan bagi kalian kecuali apa-apa yang kalian terpaksa melakukannya

Tidak ragu lagi bahwa di zaman ini mentransfer uang melalui bank merupakan kebutuhan mendesak yang umum, demikian juga menyimpannya tanpa mengambil bunganya. Kalau mendapatkan bunga padahal tidak ada kesepakatan sebelumnya, atau tidak disyaratkan, boleh saja diambil bunga itu untuk menolong orang fakir, dililit hutang, dan semisalnya.

Tidak boleh dimiliki sendiri atau dimanfaatkan untuk diri sendiri. Bahkan kalau didiamkan saja justru berbahaya bagi kaum muslimin walau dr usaha yang tidak dibolehkan. Maka lebih baik digunakan untuk yang lebih bermanfaat bagi kaum muslimin dibanding didiamkan saja sehingga menjadi milik orang kafir dan digunakan mereka untuk hal-hal yang diharamkan Allah Ta’ala.

Jika masih dimungkinkan menggunakan bank Islam atau jalan lain yang mubah, maka tidak boleh transfer melalui bank ribawi begitu pula menyimpannya jika masih bisa di bank Islam.

(Majmu’ Fatawa, 19/195)

Demikian. Wallahu a’lam

🍄🌴🌱🌷🌸🍃🌵🌾

✍ Farid Nu’man Hasan

Hiburan Bagi Korban Ketidakadilan Sebuah Pengadilan

▪▪▪▪▫▫▫▫

Bisa jadi, pengadilan di dunia seringkali gagal memenangkan kebenaran. Menang kalah di pengadilan sering pula ditentukan oleh KEMAMPUAN BERSILAT LIDAH pihak yang menang itu, walau dia pihak yang salah ..

Masih ingatkah kisah Yahudi yang mencuri baju perang Khalifah Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu? Persidangan memenangkan si Yahudi hanya karena Ali Radhiyallahu ‘Anhu tidak ada bukti cukup .., sementara si Yahudi pandai bersilat lidah menutupi kebohongannya. Untuk untuk negeri kita malah lebih parah lagi, menang kalah itu juga difaktori; uang, ancaman nyawa, tekanan politik, dan lainnya. Tentu tidak semua demikian, semoga masih banyak yg baik dan benar.

Untuk mereka yang pernah merasa dirugikan dan dizalimi dalam sebuah persidangan, janganlah bersedih …

Coba renungkan hadits yg terdapat dalam Shahihain berikut ini:

عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم : ( إِنَّكُمْ تَخْتَصِمُونَ إِلَيَّ, وَلَعَلَّ بَعْضَكُمْ أَنْ يَكُونَ أَلْحَنَ بِحُجَّتِهِ مِنْ بَعْضٍ, فَأَقْضِيَ لَهُ عَلَى نَحْوٍ مِمَّا أَسْمَعُ, مِنْهُ فَمَنْ قَطَعْتُ لَهُ مِنْ حَقِّ أَخِيهِ شَيْئًا, فَإِنَّمَا أَقْطَعُ لَهُ قِطْعَةً مِنَ اَلنَّارِ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Ummu Salamah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

“Sesungguhnya kalian mengadukan persengketaan kepadaku. Bisa jadi sebagian dari kalian lebih pandai mengemukakan alasan daripada yang lainnya, lalu aku memutuskan untuknya seperti yang aku dengar darinya.

Maka barangsiapa yang aku berikan kepadanya sesuatu yang sebenarnya menjadi hak saudaranya, sebenarnya aku telah mengambil sepotong api neraka untuknya (yg dimenangkan itu).”

(HR. Bukhari dan Muslim)

Semoga hadits ini bisa menghibur orang-orang yang haknya dirampas di dunia tapi dia lemah .. , sebab mahkamah Allah Ta’ala di akhirat adalah pengadilan yang paling adil bagi mereka yang bersengketa.

Demikian. Wallahu a’lam

📙📘📕📒📔📓📗

🖋 Farid Nu’man Hasan

scroll to top