Mengungkit Kebaikan, Bagaimana Tobatnya?

 PERTANYAAN:

Assalaamu’alaikuum. Ustadz. Semoga ustadz diberikan kesehatan dari Allah subhana wa ta’ala. izin tanya bagaimana cara bertaubat bila A menolong B tapi A mengungkit kebaikannya ke orang lain(C).


 JAWABAN

Perlu dirinci:

– Jika A mengungkit tanpa maksud berbangga, tanpa menyakiti perasaan B, apalagi tidak menyebut nama B, maka tidak perlu dikhawatirkan. Hal itu tidak salah, tapi bisa menjadi pemancing yang lain.

– Jika A mengungkit untuk membanggakan, sekaligus merendahkan B, untuk menunjukkan siapa dirinya, maka ini yang terlarang. Tobatnya adalah tinggalkan sikap itu, menyesal, dan bertekad jangan ulangi selamanya, minta maaf ke B jika B tersinggung.

Wallahu A’lam

☘

✏ Farid Nu’man Hasan

Imam Memerintahkan Makmum Meluruskan Shaf

▫▪▪▪▪▪▪▪▫

 PERTANYAAN:

Ustadz kalo kita jadi imam sebelum sholat bilang: “Istaqimu watadilu”, Apakah shohih ? Apa betul(+62 895-1636-xxxx)


 JAWABAN

Bagi imam shalat disunnahkan untuk memerintahkan makmum agar merapatkan dan meluruskan shaf. Ini perkara yang telah ijma’.

Ada beberapa pilihan kata, seperti: sawwuu shufufakum ..atau i’tadiluu wastaqimuu wat tarashuu .. atau kalimat lain yang semakna ..

Imam An Nawawi menjelaskan:

(قوله صلَّى اللهُ عليه وسلَّم: «أقيموا صُفوفَكم» أمر بإقامةِ الصفوف، وهو مأمورٌ به بإجماع الأمَّة،

Sabda Rasulullah ﷺ (luruskan shaf kalian) adalah perintah untuk meluruskan barisan, ini adalah hal yg diperintahkan berdasarkan ijma’ umat ini

وهو أمرُ ندب، والمرادُ تسويتها والاعتدالُ فيها، وتتميمُ الأوَّل فالأوَّل منها، والتراص فيها

Ini adalah perkara yang dianjurkan, maksudhnya meratakan dan meluruskan shaf, dengan menyempurnakan shaf yang awal lalu selanjutnya, serta merapatkannya (Syarh Shahih Muslim)

Wallahu A’lam

 Farid Nu’man Hasan

Bila Imam Keliru Mengucapkan Takbir

 PERTANYAAN:

Assalamu alaikum. Afwan ustadz, bagaimana hukumnya jk imam mengucapkan takbirnya keliru, mulai dr takbiratul ihram dan setiap takbir intiqolnya mengucapkan “Alahi Akba’ bukan ‘Allahu Akbar’. Mohon pencerahannya ustadz. Afwan. Wa jazakallahu khoir. (+62 813-3434-xxxx)


 JAWABAN

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh

Jika sengaja, dan itu terjadi pada takbiratul ihram, maka batal shalatnya.

Al Kharasyi berkata dalam kitab Mukhtashar al Khalil:

(ولو أسقط حرفا أو أشبع الباء أو أتى بمرادف ذلك….. لم يجزه،) ولم تجزئ أيضا من صلى خلفه

(Dan jika dia menghilangkan suatu huruf, atau menambah huruf ba, atau menggunakan sesuatu yang sinonim dengan itu… maka tidak boleh.) Juga tidak boleh bagi seseorang yang shalat dibelakangnya.

Salah takbir di takbiratul ihram seperti tidak ada takbir, maka itu tidak sah..

Imam An Nawawi berkata:

لو صلى بهم بغير إحرام لم تصح صلاتهم، عامدا كان الإمام أو جاهلا

Seandainya shalat dengan mereka tanpa takbiratul ihrammaka shalat mereka tidak sah baik imamnya sengaja atau bodoh. (Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab, 4/262)

Tapi jika dia kesulitan mengucapkannya padahal sudah belajar maka itu dimaafkan.. Atau jika itu terjadi hanya di takbiratul intiqal, itu bukan pembatal shalat. Karena takbir intiqal adalah sunnah.

Wallahu A’lam

☘

✏ Farid Nu’man Hasan

Shalawat Meninggikan Suara Di Masjid Dengan Speaker

Pertanyaan

Apa hukumnya bershalawat kepada nabi pake pengera suara di mesjid setiap akhir sholat fardhu? (+62 853-3870-xxxx)


Jawaban

Bismillahirrahmanirrahim..

Membaca Shalawat Nabi tentu ibadah, demikian juga baca Al Quran.

Namun jika dilakukan di masjid dan dengan suara begitu keras sampai memunculkan tasywisy (kebisingan) dan mengganggu orang yang shalat di masjid tsb adalah terlarang, ada yang mengatakan makruh bahkan haram. Namun dibolehkan jika ada uzur syar’i seperti azan dan sdg mengajar, atau jika suasana sedang sepi sehingga tidak yang terganggu.

Dari Abu Said al Khudri Radhiallahu ‘Anhu:

اعْتَكَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَسْجِدِ فَسَمِعَهُمْ يَجْهَرُونَ بِالْقِرَاءَةِ فَكَشَفَ السِّتْرَ وَقَالَ أَلَا إِنَّ كُلَّكُمْ مُنَاجٍ رَبَّهُ فَلَا يُؤْذِيَنَّ بَعْضُكُمْ بَعْضًا وَلَا يَرْفَعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَعْضٍ فِي الْقِرَاءَةِ أَوْ قَالَ فِي الصَّلَاةِ

  “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam i’tikaf di masjid, beliau mendengar manusia mengeraskan suara ketika membaca Al Quran, maka dia membuka tirai dan bersabda: “ Ketahuilah sesungguhnya setiap kalian ini bermunajat kepada Rabbnya, maka jangan kalian saling mengganggu satu sama lain, dan jangan saling tinggikan suara kalian dalam membaca Al Quran atau di dalam shalat.” (HR. Abu Daud No. 1334, dishahihkan Ibnu Khuzaimah, dll)

Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah mengatakan:

يحرم رفع الصوت على وجه يشوش على المصلين ولو بقراءة القرآن. ويستثنى من ذلك درس العلم.

“Diharamkan mengeraskan suara (dimasjid) hingga menyebabkan terganggunya orang shalat walau pun yang dibaca itu adalah Al Quran, dikecualikan bagi yang sedang proses belajar mengajar Al Quran.” (Fiqhus Sunnah, 1/251)

Syaikh Wahbah Az Zuhaili mengatakan:

كما يكره بالاتفاق الجهر بالقراءة في المسجد لما فيه من التشويش على الآخرين، ولمظنة الرياء

Sebagaimana dimakruhkan berdasarkan kesepakatan ulama mengeraskan suara saat membaca Al Quran di masjid sebab hal itu memunculkan kebisingan terhadap orang lain dan memunculkan riya’.

(Al Fiqh Al Islami wa Adillatuhu, 2/1103)

Demikian. Wallahu A’lam

✍ Farid Nu’man Hasan

scroll to top