Melihat Ada Zat yang Menghalangi Wudhu Setelah Salat

 PERTANYAAN:

Assalamu’alaikum ustad,izin tanya,jika kita setelah sholat,setelah itu kita melihat ada getah,cat,atau sejenisnya dikuku kita,tapi tidak lebar,hanya sebesar nyamuk,apakah kita harus mengulang sholat lagi…(+62 823-7083-xxxx)


 JAWABAN

Wa’alaikumussalam Wa Rahmatullah wa Barakatuh

Jika getah atau cat tersebut benar-benar menghalangi air wudhu di kuku tsb, walau sedikit, wudhunya tdk sah. Jika lupa, tdk sah juga, namun tdk berdosa baginya.

Imam An Nawawi menjelaskan:

إذا كان على بعض أعضائه شمع أو عجين أو حناء وأشباه ذلك فمنع وصول الماء إلى شيء من العضو لم تصح طهارته سواء أكثر ذلك أم قل ، ولو بقي على اليد وغيرها أثر الحناء ولونه ، دون عينه ، أو أثر دهن مائع بحيث يمس الماء بشرة العضو ويجري عليها لكن لا يثبت : صحت طهارته

Jika pada sebagian anggota wudhu terdapat lilin, adonan, hena (inai), dan sejenisnya, dan menghalangi air masuk ke sebagian anggotanya, maka kesuciannya tidak sah, baik banyak atau sedikit.

Namun jika bekas inai dan warnanya tetap ada di tangan dan tidak melapisi di atasnya, bukan materinya, atau bekas minyak cair sehingga air dapat menyentuh kulit anggota badan dan mengalir di atasnya tetapi tidak melekat padanya, maka bersucinya SAH. (Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab, 1/493)

Dalilnya, Umar bin Khattab menceritakan:

أَنَّ رَجُلًا تَوَضَّأَ فَتَرَكَ مَوْضِعَ ظُفُرٍ عَلَى قَدَمِهِ فَأَبْصَرَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ ارْجِعْ فَأَحْسِنْ وُضُوءَكَ فَرَجَعَ ثُمَّ صَلَّى

Bahwa seorang laki-laki berwudu *lalu meninggalkan (kering) satu tempat seukuran kuku di atas kakinya,* saat Nabi ﷺ melihatnya, maka beliau pun bersabda, “Kembali dan perbaguslah wudumu.” Maka dia kembali kemudian melakukan salat. (HR. Muslim no. 243)

Imam An Nawawi mengomentari:

أَنَّ مَنْ تَرَكَ جُزْءًا يَسِيرًا مِمَّا يَجِب تَطْهِيره لَا تَصِحّ طَهَارَته وَهَذَا مُتَّفَق عَلَيْهِ

Siapa yang meninggalkan satu bagian saja bagian yg wajib disucikan walaupun kecil, maka bersucinya tidak sah. Hal ini telah disepakati para ulama. (Syarh Shahih Muslim)

Demikian. Wallahu A’lam

✍ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top