Shubuh Kesiangan, Langsung Sholat Atau Menunggu Dhuha?

💦💥💦💥💦💥

📨 PERTANYAAN:

Assalamu’alaikum warohmatulloh wabarokatuh. Tanha ustadz Apabila org terlambat bangun subuh dan ketika telah bangun serta berwudhuk, ditemukan matahari sedang terbit, apkah org tersebut langsung sholat shubuh atau d tunggu sampai matahari terbit sempurna atau sudah masuk waktu dhuha.

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh Bismillahirrahmanirrahim…

Hendaknya dia bersegera shalat subuh, saat dia menyadarinya atau mengingatnya, dan jangan ditunda. Itu waktu terlarang shalat khusus untuk shalat sunnah mutlak, bukan larangan qadha shalat wajib.

Dari Qatadah Radhiallahu ‘Anhu , katanya:

سِرْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةً فَقَالَ بَعْضُ الْقَوْمِ لَوْ عَرَّسْتَ بِنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أَخَافُ أَنْ تَنَامُوا عَنْ الصَّلَاةِ قَالَ بِلَالٌ أَنَا أُوقِظُكُمْ فَاضْطَجَعُوا وَأَسْنَدَ بِلَالٌ ظَهْرَهُ إِلَى رَاحِلَتِهِ فَغَلَبَتْهُ عَيْنَاهُ فَنَامَ فَاسْتَيْقَظَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَدْ طَلَعَ حَاجِبُ الشَّمْسِ فَقَالَ يَا بِلَالُ أَيْنَ مَا قُلْتَ قَالَ مَا أُلْقِيَتْ عَلَيَّ نَوْمَةٌ مِثْلُهَا قَطُّ قَالَ إِنَّ اللَّهَ قَبَضَ أَرْوَاحَكُمْ حِينَ شَاءَ وَرَدَّهَا عَلَيْكُمْ حِينَ شَاءَ يَا بِلَالُ قُمْ فَأَذِّنْ بِالنَّاسِ بِالصَّلَاةِ فَتَوَضَّأَ فَلَمَّا ارْتَفَعَتْ الشَّمْسُ وَابْيَاضَّتْ قَامَ فَصَلَّى

“Kami pernah berjalan bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada suatu malam. Sebagian kaum lalu berkata, Wahai Rasulullah, barangkali anda mau istirahat sebentar bersama kami? Beliau menjawab: Aku khawatir kalian tertidur sehingga terlewatkan shalat. Bilal berkata, Aku akan membangunkan kalian. Maka merekapun berbaring, sedangkan Bilal bersandar pada hewan tunggannganya, tapi rasa kantuknya mengalahkannya dan akhirnya iapun tertidur. Ketika Nabi shallallahu alaihi wasallam terbangun ternyata matahari sudah terbit, maka beliau pun bersabda: Wahai Bilal, mana bukti yang kau ucapkan! Bilal menjawab: Aku belum pernah sekalipun merasakan kantuk seperti ini sebelumnya. Beliau lalu bersabda: Sesungguhnya Allah ‘Azza Wa Jalla memegang ruh-ruh kalian sesuai kehendak-Nya dan mengembalikannya kepada kalian sekehendak-Nya pula. Wahai Bilal, berdiri dan adzanlah (umumkan) kepada orang-orang untuk shalat! kemudian beliau berwudhu, ketika matahari meninggi dan tampak sinar putihnya, beliau pun berdiri melaksanakan shalat. (HR. Bukhari No. 595)

Dari Abu Qatadah Radhiallahu ‘Anhu, katanya:

ذَكَرُوا لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَوْمَهُمْ عَنْ الصَّلَاةِ فَقَالَ إِنَّهُ لَيْسَ فِي النَّوْمِ تَفْرِيطٌ إِنَّمَا التَّفْرِيطُ فِي الْيَقَظَةِ فَإِذَا نَسِيَ أَحَدُكُمْ صَلَاةً أَوْ نَامَ عَنْهَا فَلْيُصَلِّهَا إِذَا ذَكَرَهَا

Mereka menceritakan kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bahwa tidurnya mereka membuat lalai dari shalat. Maka Beliau bersabda: “Sesungguhnya bukan termasuk lalai karena tertidur, lalai itu adalah ketika terjaga. Maka, jika kalian LUPA atau TERTIDUR maka shalatlah ketika kalian ingat (sadar).” (HR. At Tirmidzi No. 177, katanya: hasan shahih)

Dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ نَسِيَ صَلَاةً فَلْيُصَلِّ إِذَا ذَكَرَهَا لَا كَفَّارَةَ لَهَا إِلَّا ذَلِكَ{وَأَقِمْ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي}

Barang siapa yang lupa dari shalatnya maka hendaknya dia shalat ketika ingat, tidak ada tebusannya kecuali dengan itu (Allah berfirman: “dirikanlah shalat untuk mengingatKu”). (HR. Bukhari No. 597)

Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah menerangkan:

اتفق العلماء على أن قضاء الصلاة واجب على الناسي والنائم

Para ulama sepakat tentang wajibnya mengqadha shalat bagi orang lupa atau tertidur. (Fiqhus Sunnah, 1/274, Lihat juga Bidayatul Mujtahid, 1/182) Demikian. Wallahu a’lam.

📓📕📗📘📙📔📒

✏ Farid Nu’man Hasan

Masbuq Apakah Wajib Takbiratul Ihram, atau Langsung Ikut Gerakan Imam?

💢💢💢💢💢💢💢

📨 PERTANYAAN:

Assalamu’alaikum
Warrahmatullahi
Wabarakatuh

Mau tanya Ustadz

Bila kita menjadi makmum masbuq, bila imam sudah rukuk, apakah :
1) Mesti takbiratul ikhram terlebih dahulu, baru setelah itu langsung rukuk mengikuti imam ?
2) Apabila mesti takbiratul ikhram apakah mesti membaca takbir 2 kali sebelum rukuk mengikuti imam ?

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh

Bismillahirrahmanirrahim…

Takbiratul Ihram (ucapan Allahu akbar di awal shalat) itu rukun shalat, dan pembukanya. Tidak sah shalat tanpa mengawalinya dengan Takbiratul Ihram. Ada pun yang SUNNAH adalah mengangkat tangannya saat Takbiratul Ihram.

Hal ini berdasarkan hadits:

مفتاح الصلاة الطهور، وتحريمها التكبير، وتحليلها التسليم

Kuncinya Shalat adalah bersuci, pengharamnya adalah takbir, dan penghalalannya adalah salam.

(HR. Abu Daud, Ahmad, Al Hakim, kata Al Hakim: sanadnya Shahih)

Maka, disaat seseorang masbuq, maka takbirlah lalu langsung ikuti gerakan/posisi imam. Jika imam sedang ruku maka lalukan takbiratul ihram saat berdiri tegak, lalu langsung ruku, tanpa takbir intiqal lagi.

Imam Abu Ishaq asy Syirazi Rahimahullah berkata:

وإن أدركه ساجداً كبر للإحرام ثم يسجد من غير تكبير، ومن أصحابنا من قال: يكبر كما يكبر للركوع، والمذهب الأول

Jika seseorang mendapatkan imam sdg sujud maka hendaknya dia bertakbir (ihram), lalu dia sujud tanpa takbir. Di antara sahabat kami (Syafi’iyah) ada juga yg mengatakan takbir dulu seperti takbir ruku, namun pendapat resmi madzhab adalah yang awal. (Al Muhadzdzab, 1/179)

Imam an Nawawi mengatakan:

قال أصحابنا: إذا أدركه ساجداً أو في التشهد كبر للإحرام قائماً ويجب أن يكمل حروف تكبيرة الإحرام قائماً كما سبق بيانه قريباً في صفة الصلاة فإذا كبر للإحرام لزمه أن ينتقل إلى الركن الذي فيه الإمام، وهل يكبر للانتقال؟ فيه الوجهان اللذان ذكرهما المصنف أصحهما باتفاق الأصحاب: لا يكبر، لما ذكره المصنف، ثم يكبر بعد ذلك إذا انتقل مع الإمام من السجود أو غيره موافقة للإمام

Para sahabat kami mengatakan: “Jika seseorang mendapatkan imam sedang sujud atau tasyahud, hendaknya dia takbiratul ihram secara berdiri dan wajib baginya menyempurnakan semua huruf takbiratul ihramnya di saat berdiri, sebagaimana penjelasan pada sifat shalat yg lalu. Jika sudah takbiratul ihram, maka wajib baginya mengikuti posisi imam, apakah pakai takbir intiqal (takbir antar gerakan)? Dalam hal ini ada dua pendapat seperti yg disebut oleh Al Mushannif, tapi yang SHAHIH dan disepakati madzhab Syafi’i adalah TIDAK BERTAKBIR. Bertakbir itu ada pada gerakan selanjutnya bersama imam, baik pada sujud, atau lainnya.

(Al Majmu’ Syarh al Muhadzdzab, 4/218)

Demikian. Wallahu a’lam

🌿🌺🌷🌻🌸🍃🌴🌵

🖋 Farid Nu’man Hasan

Siapakah Ibnul Arabi

📨 PERTANYAAN:

Assalamu alaikum ustadz, sy membaca sebuah artikel kitab2 Ibnu Arobi dan Al Ghozali adalah kitab2 sufi yg banyak kesesatan, misal wihdatul wujud dll.
mohon konfirmasi dari ustadz apakah demikian , mungkin ustadz mengetahui kitab2 kedua ulama tersebut. syukron ustadz.

📬 JAWABAN

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh

Dalam sejarah ada bbrp nama ulama yang mirip. Misalnya Imam Ibnul ‘Arabi Rahimahullah dan Ibnu ‘Arabi (tanpa alif lam)

Imam Ibnul’ Arabi adalah ahli tafsir dan faqih bermadzhab Maliki. Penyusun kitab Ahkamul Quran.

Ada pun Ibnu ‘Arabi, dia adalah sufi, dan dianggap bermasalah. Sebagian ulama memfatwakannya sesat bahkan kafir, sebagian lain membelanya.

Imam Izzuddin bin Abdissalam mengatakan:

شيخ سوء كذاب يقول بقدم العالم ولا يحرم فرجاً

Syaikh yg buruk, pendusta, dia mengatakan alam ini qidam (terdahulu), dan tidak mengharamkan kemaluan (zina).

(Imam adz Dzahabi, Siyar A’lam an Nubala, 23/49)

Beliau juga berkata:

هُوَ شَيْخُ سُوءٍ مَقْبُوْحٌ كَذَّابٌ

Dia Syaikh yang buruk, jelek, dan pendusta. (Ibid)

Kitabnya Ibnu ‘Arabi yaitu Fushushul Hikam, dianggap penuh kekufuran. Imam adz Dzahabi berkomentar tentang kitab tsb:

فَإِنْ كَانَ لاَ كُفْرَ فِيْهِ، فَمَا فِي الدُّنْيَا كُفْرٌ، نَسْأَلُ اللهَ العَفْوَ وَالنَّجَاةَ، فَوَاغَوْثَاهُ بِاللهِ

Seandainya di dalamnya (kitab al Fushush) tidak ada kekafiran, niscaya di dunia tidak ada kekafiran, kita memohon maaf dan keselamatan kepada Allah. (Ibid, 23/48)

Imam Tajuddin as Subki mengatakan:

‘ومن كان من هؤلاء الصوفية المتأخرين كابن عربي وغيره فهم ضلال جهال خارجون عن طريقة الإسلام، فضلاً عن العلماء، وقال ابن المقري في روضه: إن الشك في كفر طائفة ابن عربي كفر

Mereka kaum sufi era belakangan, seperti Ibnu ‘Arabi dan lainnya, mereka adalah sesat, bodoh, dan keluar dari jalan Islam, apalagi jalan ulama. Ibnul Muqri mengatakan dalam kitab Ar Raudh: “Siapa yg ragu kekafiran Ibnu Arabi, maka dia juga kafir.”

(Dikutib oleh Imam Asy Syarbini, Mughni Muhtaj, 3/61)

Imam Ibnu Hajar bertanya kepada gurunya, yakni Al Bulqini tentang Ibnu Arabi, dia segera menjawab: “Dia kafir.” (Lisanul Mizan, 4/318)

Sementar itu sebagian ulama membelanya dan menyebutnya sebagai imam, muhyiddin (orang yang menghidupkan agama), Syaikhul Akbar, Sulthanul ‘Arifin, seperti Imam as Suyuthi, Imam asy Sya’rani, Imam Fairuzzabadi, Imam Zamlikani, Imam al Munawi, dan lainnya.

Termasuk Dar al Ifta al Mishriyyah. Konon, Imam Izzuddin bin Abdussalam akhirnya meralat pendapatnya dan berubah memuji Ibnu ‘Arabi.

Berikut ini keterangannya:

وقد كان الإمام المجتهد شيخ الإسلام العز بن عبد السلام رحمه الله تعالى (ت 660هـ) ينكر على الشيخ ابن عربي في أول أمره، فلما عرف مقامه شهد له ورجع عن إنكاره، وقرر أن الإمام محيي الدين قطب زمانه

Imam Mujtahid Syaikhul Islam Izzuddin bin Abdissalam (w. 660H) pada awalnya mengingkari Ibnu ‘Arabi. Ketika dia tahu kedudukannya, maka dia pun meralat pendapatnya, dan mengakui bahwa Imam Muhyiddin adalah wali quthb pada zamannya. (Dar Ifta al Mishriyyah no. 4271)

Imam al Ghazali, yaitu Abu Hamid al Ghazali. Seorang ahli fiqih madzhab Syafi’i, Ushuli, sufi, sosiolog, dan filsuf.

Dia dijuluki Hujjatul Islam di zamannya. Selengkapnya bisa dibaca di sini:

Imam Al Ghazali dan Kontroversi Ihya ‘Ulumuddin

Demikian. Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamith Thariq

📓📕📗📘📙📔📒

✏ Farid Nu’man Hasan

Apa Makna Hidayah?

💦💥💦💥💦💥

📨 PERTANYAAN:

Ustadz, bagaimanakah sebenarnya hidayah Allah itu? Apakah Allah sudah memberikannya dan seseorang harus menjemputnya, lalu bertaubat?

Atau apakah hidayah itu harus diminta sehingga Allah menjadikan seseorang itu bertaubat lalu Allah mengampuninya?

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃

Bismillahirrahmanirrahim…

Pada dasarnya hidayah itu dari Allah Ta’ala. Ini konsep utama dalam masalah ini. Sebagaimana firmanNya:

إِنَّكَ لَا تَهۡدِي مَنۡ أَحۡبَبۡتَ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهۡدِي مَن يَشَآءُۚ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ

Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.

(QS. Al-Qashash, Ayat 56)

Ayat lainnya:

إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ سَوَآءٌ عَلَيۡهِمۡ ءَأَنذَرۡتَهُمۡ أَمۡ لَمۡ تُنذِرۡهُمۡ لَا يُؤۡمِنُونَ

خَتَمَ ٱللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمۡ وَعَلَىٰ سَمۡعِهِمۡۖ وَعَلَىٰٓ أَبۡصَٰرِهِمۡ غِشَٰوَةٞۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٞ

Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, engkau (Muhammad) beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman.

Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan mendapat azab yang berat.

(QS. Al-Baqarah, Ayat 6-7)

Namun, demikian salah satu perangkat penting dalam diri manusia yang telah Allah Ta’ala ciptakan adalah IRADAH dan MASYI-AH (Kehendak/kemauan). Allah Ta’ala memerintahkan manusia agar kehendak itu digunakan untuk menuju dan meraih hidayah, tidak diam. Jangan pula kehendak itu dipakai untuk keburukan, kedua pilihan itu ada konsekuensi.

Allah Ta’ala berfirman:

وَقُلِ ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّكُمۡۖ فَمَن شَآءَ فَلۡيُؤۡمِن وَمَن شَآءَ فَلۡيَكۡفُرۡۚ إِنَّآ أَعۡتَدۡنَا لِلظَّٰلِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمۡ سُرَادِقُهَاۚ وَإِن يَسۡتَغِيثُواْ يُغَاثُواْ بِمَآءٖ كَٱلۡمُهۡلِ يَشۡوِي ٱلۡوُجُوهَۚ بِئۡسَ ٱلشَّرَابُ وَسَآءَتۡ مُرۡتَفَقًا

Dan katakanlah (Muhammad), “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; barangsiapa menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman, dan barangsiapa menghendaki (kafir) biarlah dia kafir.” Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka bagi orang zhalim, yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta pertolongan (minum), mereka akan diberi air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan wajah. (Itulah) minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.

(QS. Al-Kahfi, Ayat 29)

Ayat ini menunjukkan adanya peran kehendak manusia untuk menuju jalan iman dan jalan kafir.
Oleh karena itu dalam ayat lain, Allah Ta’ala menggabungkan antara usaha manusia untuk mendapatkan hidayah dan kehendak diriNya memberikan hidayah.

Allah Ta’ala berfirman:

وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُواْ فِينَا لَنَهۡدِيَنَّهُمۡ سُبُلَنَاۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.

(QS. Al-Ankabut, Ayat 69)

Hidayah Allah Ta’ala diberikan kepada orang-orang yang berjihad dijalanNya, yaitu bersungguh-sungguh mencari jalan kebenaran. Pencarian jalan menuju kebenaran adalah bagian dari hidayah itu sendiri.

Maka, siapa pun yg berusaha menuju hidayah, dia melakukan perbuatan yang semakin mendekatkan dirinya kepada hidayah – seperti berkumpul dgn org shalih, mempelajari buku2 keislaman, kajian- maka Allah Ta’ala akan memberikan jalan kepadaNya. Siapa yang justru menjauh dan melawan, maka dia semakin jauh dari hidayah, dan Allah Ta’ala pun menjauhkannya.

Hidayah itu mirip dengan – misalnya- prestasi yg diraih seseorang dalam hidupnya. Walau hakikatnya berasal dari Allah, tapi ada sebab-sebab ril yang sebelumnya dia lakukan.

Demikian. Wallahu a’lam

📓📕📗📘📙📔📒

✏ Farid Nu’man Hasan

scroll to top