Dzurriyah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

💢💢💢💢💢💢💢💢

📌 Memuliakan semua manusia adalah perintah agama. Sebab Allah Ta’ala telah memuliakan mereka:

وَلَقَدۡ كَرَّمۡنَا بَنِيٓ ءَادَمَ..

Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam
(QS. Al-Isra’, Ayat 70)

📌 Jika manusia itu muslim, maka lebih kuat dan lebih besar lagi pemuliaannya.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

لاَ يُؤْمَنُ أحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

”Tidak beriman seorang diantara kamu hingga mencintai saudaranya (sesama muslim), seperti ia mencintai dirinya sendiri”. (HR. Bukhari no. 13)

📌 Apalagi jika dia adalah keturunan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Kita diperintahkan bukan hanya cinta, tapi juga mengikuti sunnah mereka yang baik-baik.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

ﻳﺎ ﺃﻳﻬﺎ اﻟﻨﺎﺱ ﺇﻧﻲ ﺗﺮﻛﺖ ﻓﻴﻜﻢ ﻣﺎ ﺇﻥ ﺃﺧﺬﺗﻢ ﺑﻪ ﻟﻦ ﺗﻀﻠﻮا: ﻛﺘﺎﺏ اﻟﻠﻪ، ﻭﻋﺘﺮﺗﻲ ﺃﻫﻞ ﺑﻴﺘﻲ

Wahai manusia, aku tinggalkan pusaka yg jika kalian pegang tidak akan tersesat, yaitu kitabullah dan keturunan ahli baitku.

(HR. At Tirmidzi no. 3786. Hasan)

📌 Jika seorang dzurriyah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, punya kesalahan, maksiat, dll. Maka, itu memang kesalahan, sebab semua manusia punya salah, siapa pun itu. Tidak boleh kita menyebut “benar,” kepada sesuatu yg “salah.”

📌 Itulah cinta yang lurus, bukan cinta buta. Ini berlaku bagi muslim mana pun, bahwa nasab mereka tidaklah lantas membuat amal mereka baik. Sebab, amal baik itu diikhtiarkan.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

ﻭﻣﻦ ﻳﺒﻄﺊ ﺑﻪ ﻋﻤﻠﻪ، ﻻ ﻳﺴﺮﻉ ﺑﻪ ﻧﺴﺒﻪ

Siapa yang lambat amalnya, maka nasabnya tidaklah dapat mempercepatnya. (HR. Muslim, Ahmad, dll)

📌 Namun, kesalahan mereka tidak boleh membuat kita menghinanya, atau membully, baik dia muslim umumnya, apalagi yang ditengarai keturunan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

📌 Hari ini memang nampak nyata gejala gerakan anti ulama dan “dzurriyah rasul” yang dikenal dengan habaib, agar umat menjauh.

📌 Makar, tipu daya, fitnah, dan segala upaya pembusukkan telah dilakukan musuh-musuh Islam dari kalangan liberal-sekuler. Sebagian muslim pun ada yang terpengaruh.

📌 Di saat mereka mencela Islam, Habaib, dan Arab, tidak ada yang menyebut mereka rasis. Tapi, disaat kami katakan “Garong BLBI itu bukan Habaib dan Arab, bukan pula pribumi”, tapi anda katakan kami ini rasis. Ini sangat tidak adil.

📌 Maka, Umat Islam harus menyadari hal ini: menyadari tipu daya musuhnya dan menyadari tokoh-tokoh makar tersebut.

Wallahul Musta’an!

🌿🌻🍃🍀🌷🌸🌳

✍ Farid Nu’man Hasan

[Fiqih Berdoa] Saat-Saat Mustajab Doa

💥💦💥💦💥💦💥💦

Agama ini telah menginfokan waktu-waktu dan peristiwa  istimewa untuk berdoa, yang dengannya berdoa akan dikabulkan. Di antaranya sebagai contohnya adalah berikut ini:

Sepertiga Akhir Malam

📌  Pertama. Dari Abu Umamah Radhiallahu ‘Anhu, beliau berkata:

أيُّ الدُّعاء أسمعُ؟ قال صلّى الله عليه وسلّم: «جوف الليل، وأدبار الصلوات المكتوبة»

“Doa manakah yang paling didengar? Rasulullah ﷺ   menjawab: “Doa pada sepertiga malam terakhir, dan setelah shalat wajib.” (HR. At Tirmidzi, No. 3499. Syaikh Al Albani menghasankan hadts ini, Shahih wa Dhaif Sunan At Tirmidzi, No. 3499)

📌 Kedua. Nabi  ﷺ bersabda:

ينزل الله تعالى كل ليلة إلى السماء الدنيا حين يبقى ثلث الليل الأخير فيقول عز وجل: من يدعونى فأستجب له، من يسألنى فأعطيه، من يستغفرنى فأغفر له

“Allah turun ke langit dunia setiap malam, ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Allah berfirman, ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, Aku kabulkan, siapa yang meminta, akan Aku beri, dan siapa yang memohon ampunan pasti Aku ampuni’.” (HR. Bukhari No. 1145, dan Muslim No. 758)

Saat Bersujud

📌  Ketiga. Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah ﷺ  bersabda:

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ

“Posisi paling dekat antara hamba dengan Rabbnya adalah ketika sujud, maka perbanyaklah kalian berdoa.” (HR. Muslim No. 482)

Saat Perang, Turun Hujan, Sholat Wajib, dan Melihat Ka’bah

📌  Keempat. Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi ﷺ   bersabda:

إِنَّ أَبْوَابَ السَّمَاءِ تُفْتَحُ عِنْدَ زَحْفِ الصُّفُوفِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَعِنْدَ نُزُولِ الْغَيْثِ، وَعِنْدَ الإِقَامَةِ لِلصَّلاةِ الْمَكْتُوبَةِ، فَاغْتَنِمُوا الدُّعَاءَ

Sesungguhnya pintu-pintu langit dibuka ketika perang fi sabilillah berkecamuk, turunnya hujan, ketika shalat wajib, maka banyaklah berdoa saat itu. (HR. Al Baghawi, Syarhus Sunnah No. 429)

📌  Kelima. Dari Abu Umamah Radhiallahu ‘Anhu, dia mendengar Nabi ﷺ   bersabda:

تُفْتَحُ أَبْوَابُ السَّمَاءِ، وَيُسْتَجَابُ الدُّعَاءُ فِي أَرْبَعَةِ مَوَاطِنَ: عِنْدَ الْتِقَاءِ الصُّفُوفِ فِي سَبِيلِ اللهِ، وَعِنْدَ نُزُولِ الْغَيْثِ، وَعِنْدَ إِقَامَةِ الصَّلَاةِ، وَعِنْدَ رُؤْيَةِ الْكَعْبَةِ

Dibukanya pintu-pintu langit dan dikabulkannya doa ada empat keadaan: ketika berperang fi sabilillah bertemu barisan musuh, turunnya hujan, ketika berdirinya shalat, dan ketika melihat ka’bah. (HR. Ath Thabarani, Al Mu’jam Al Kabir No. 7713, Al Baihaqi, As Sunan Al Kabir No. 6460, juga  Ma’rifatus Sunan wal Aatsar No. 7239)

Saat Berpuasa, Pemimpin yang Adil, dan Doa Orang Teraniaya

📌  Keenam.  Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda:

ثلاثة لا ترد دعوتهم الصائم حتى يفطر والإمام العادل ودعوة المظلوم

Ada tiga kelompok manusia yang doa mereka tidak ditolak, yaitu: Orang berpuasa sampai mereka berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang teraniaya. (HR. At Tirmidzi No. 3598, katanya: hasan. Ibnu Majah No. 1752, Ibnu Hibban No. 3428)

📌  Ketujuh.  Dari Amr bin Al Ash Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda:

للصائم عند فطره دعوة لا ترد

Bagi orang berpuasa, memiliki doa yang tidak ditolak saat berbuka. (HR.  Ibnu Majah No. 1753, Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman No. 3904. Al Bushiri mengatakan: shahih, paraperawinya terpercaya. Lihat Az Zawaid, 2/82)

Dari tujuh hadits di atas, ada informasi kita dapatkan bahwa ada beberapa momen dikabulkannya doa: saat serpertiga malam terakhir, ketika shalat, ketika sujud, setelah shalat , ketika berperang , turunnya hujan, melihat ka’bah, keika puasa, pemimpin yang adil,  ketika dianiaya, dan saat berbuka puasa.

Wallahu A’lam

🌷☘🌺🌴🌸🌾🍃🌻

[Fiqih Doa] Sebab Doa Tidak Terkabul

💦💥💦💥💦💥

Sebagian manusia menganggap ini adalah kenyataan yang nampaknya tidak mengenakkan di tengah janjiNya bahwa Dia akan mengabulkan doa hamba-hamaNya. Tetapi hal ini memang ada, kenapa bisa terjadi? Apa yang harus dievaluasi?

Ada banyak sebab doa kita di tolak, diantaranya:

📌  Makan dan Minum dari yang Haram

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, dia berkata:

“Rasulullah ﷺ   menyebutkan, seorang laki-laki yang panjang perjalanannya, berambut kusut, berdebu, dan menengadahkan tangannya ke langit: “Ya Rabb .. Ya Rabb .., tetapi dia suka makan yang haram, minum   yang haram, pakaiannya juga haram, dan dikenyangkan dengan yang haram. Maka, bagaimana doanya bisa dikabulkan?” (HR. Muslim No. 1015)

📌  Tergesa-gesa dalam Berdoa

Dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu,  dia berkata:

Sesungguhnya Rasulullah ﷺ  bersabda, “Doa salah seorang di antara kalian pasti akan dikabulkan selama dia tidak tergesa-gesa, yaitu dia mengatakan: Saya sudah berdoa akan tetapi belum dikabulkan.” (HR. Bukhari No. 6340)

Bukan hanya itu, dia juga tidak menjaga adab-adab doa yang lainnya.

📌 Meninggalkan Kewajiban

Dari Huzaifah Radhiallahu Anhu dari Nabi ﷺ  beliau bersabda, “Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian harus betul-betul memerintahkan kepada yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar, kalau tidak maka betul-betul dikhawatirkan Allah akan menjatuhkan kepada kalian semua siksaan dari-Nya, kemudian kalian berdoa kepada-Nya akan tetapi Dia tidak mengabulkannya.” (HR. At Tirmidzi No. 2169, katanya: hasan)

Hadits ini menyebutkan bahwa meninggalkan salah satu kewajiban agama  yakni kewajiban untuk  amar ma’ruf nahi munkar (mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran), merupakan salah satu penyebab ditolaknya doa.

📌 Menjalankan Larangan dan Maksiat

Inilah keanehan manusia. Ketika mereka membutuhkan sesuatu atau dalam keadaan sulit, mereka mencari-cari Tuhannya, mereka memohon dan menangis, serta mengakui semua kesalahan dan kelemahannya. Tetapi ketika kesulitan hilang, mereka melupakanNya dan kembali maksiat kepadaNya. Bagaimana yang seperti ini dikabulkan doanya?

Ada jawaban sangat bagus dari Imam Ibrahim bin Adham Rahimahullah atas pertanyaan ini. Ketika beliau ditanya kenapa doa tidak dikabulkan dia menjawab:

1.   Seseorang yang meyakini adanya Allah ﷻ tetapi ia tidak menunaikan hak-hakNya.
2.   Seseorang yang telah membaca ( mengerti ) kitab Allah ﷻ tetapi tidak mengamalkanya.
3.   Seseorang yang mengetahui bahwa  syetan adalah musuhnya yang nyata, tetapi ia justru mengikuti langkah-langkahnya.
4.   Seseorang yang mengaku mencintai  Rasulullah ﷺ  tetapi meninggalkan atsar dan sunnahnya.
5.   Seseorang yang mencita-citakan masuk surga namun meninggalkan amalan – amalan masuk surga.
6.   Seseorang mengatakan takut adzab neraka, tetapi ia tidak berhenti melakukan dosa dan maksiat.
7.   Seseorang yang yakin tentang kepastian datangnya ajal, tetapi ia tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya.
8.   Seseorang yang sibuk dengan aib dan cacat orang lain, tetapi ia melupakan cacat dan aibnya sendiri.
9.   Seseorang yang makan rizki Allah, tetapi tidak mensyukurinya.
10.Seseorang yang mengubur orang mati, tetapi ia tidak mengambil pelajaranya dari padanya.

📌  Allah ﷻ Sedang menguji hambaNya

Sebenarnya Allah ﷻ punya banyak cara untuk menguji keimanan hambaNya, di antaranya dengan tidak dikabulkannya doa, khususnya di dunia. Apakah dengan itu dia semakin beriman atau justru lari dariNya.

Hamba yang mukmin dan shabirin (sabar) akan meyakini bahwa Allah ﷻ punya rencana lain untuknya, dan itu pasti lebih baik. Sebab Dia lebih tahu dibanding hambaNya sendiri tentang apa yang terbaik bagi hambaNya. Hamba minta A, Allah ﷻ  memberinya B, dan B itu ternyata lebih baik baginya. Atau, Allah ﷻ  menundanya sebagai ujian kesabaran dan sekaligus memang itulah momen yang pas baginya untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah (2): 216)

(Bersambung ….)

🍃🌾🌸🌻🌴🌺☘🌷

✏ Farid Nu’man Hasan

Hukum Menceraikan Istri Saat Haid

💢💢💢💢💢💢💢💢

📨 PERTANYAAN:

Temen aku ada yg ditalak suaminya tp dy dlm keadaan haid
Apa talak nya sah? (+62 858-9032-xxxx)

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Bismillahirrahmanirrahim..

📌 Para ulama mengatakan talak itu ada macam: talak sunnah (ath thalaq as sunniy) dan talak bid’ah (ath thalaq al bid’iy).

📌Talak sunnah, maksudnya talak yang proses terjadinya sesuai sunnah, sesuai cara yg dibenarkan syariat. Talak bid’ah, maksudnya talak yang proses terjadinya menyelisihi sunnah, tidal sesuai syariat.

(Lihat Al Mausu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 29/33, Fiqhus Sunnah, 2/263)

📌 Talak sunnah misalnya mentalak istri saat suci atau hamil. Talak bid’ah misalnya mentalak istri saat haid, nifas, atau setelah digauli. (Fiqhus Sunnah, 2/265)

📌 Ulama ijma’ bahwa talak bid’ah itu HARAM dan BERDOSA bagi pelakunya. (Ibid)

📌 Namun mayoritas ahli fiqih empat madzhab mengatakan talak bid’ah itu tetap SAH (wuqu’), walau berdosa bagi pelakunya. Jika suaminya mau menghilangkan dosanya maka wajib baginya rujuk. Sementara Imam Al Quduri dari kalangan Hanafiyah, mengatakan rujuk itu sunnah saja. Ini juga pendapat Syafi’iyah dan Hambaliyah, bahwa rujuk itu sunnah. Sedangkan Malikiyah mengatakan bahwa suami mesti dipaksa untuk rujuk untuk menghilangkan keharamannya. (Al Mausu’ah, 29/35)

📌 Sementara itu ulama lain mengatakan talak saat haid itu BID’AH dan TIDAK SAH.

📌 Pendapat yang menyatakan tidak sah adalah pendapat sebagian ulama salaf, seperti Abdullah bin Ma’mar, Sa’id bin Al Musayyab, Thawus, Khalas bin Amru, Abu Qilabah, lalu juga tokoh Hambaliyah seperti Imam Ibnu Aqil, Imam Ibnu Taimiyah, serta Zhahiriyah. (Fiqhus Sunnah, 2/266) Ini juga pendapat Imam Ibnul Qayyim, serta ulama zaman ini seperti al ‘Allamah Syaikh Yusuf al Qaradhawi, Syaikh Abdul Aziz bin Baaz, Syaikh Ibn’ Utsaimin, dll.

📌 Alasan mereka karena talak dikala haid bertentangan dengan sunnah, telah shahih bahwa dahulu Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhu pernah mentalak istrinya saat haid tapi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memerintahkannya untuk rujuk, lalu kalau bercerai maka lakukan ketika suci atau hamil saja.

Demikian. Wallahu a’lam

🌿🌻🍃🍀🌷🌸🌳

✍ Farid Nu’man Hasan

scroll to top