Jagalah Ritme Amarah

💢💢💢💢💢💢💢💢💢

📌 Siapa yang menyangka kemuliaan ada pada mereka yang tidak pernah marah, maka dia tertipu.

📌 Imam asy Syafi’i Rahimahullah berkata:

من استغضب فلم يغضب فهو حمار وَمَنْ اُسْتُرْضِيَ فَلَمْ يَرْضَ فَهُوَ شَيْطَانٌ

Siapa saja yang dibuat marah, tapi dia tidak marah, maka dia adalah keledai. Siapa saja yang dibuat senang tapi dia tidak senang, maka itu syetan.

(Imam Ibnu Hajar al Haitami, Az Zawajir, 1/94)

📌 Imam al Ghazali Rahimahullah berkata:

أما التفريط فبفقد هَذِهِ الْقُوَّةِ أَوْ ضَعْفُهَا وَذَلِكَ مَذْمُومٌ وَهُوَ الَّذِي يُقَالُ فِيهِ إِنَّهُ لَا حَمِيَّةَ لَهُ

Ada pun sikap yg menganggap enteng adalah hilangnya dan melemahnya kekuatan amarah. Ini adalah hal tercela, model inilah yang dikatakan padanya, “Tidak punya gairah.”

فمن فقد قوة الغضب والحمية أصلاً فهو ناقص جداً وَقَدْ وَصَفَ اللَّهُ سُبْحَانَهُ أَصْحَابَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالشِّدَّةِ وَالْحَمِيَّةِ فَقَالَ {أَشِدَّاءُ على الكفار رحماء بينهم} وَقَالَ لِنَبِيِّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ {جَاهِدِ الكفار والمنافقين واغلظ عليهم} الآية وَإِنَّمَا الْغِلْظَةُ وَالشِّدَّةُ مِنْ آثَارِ قُوَّةِ الْحَمِيَّةِ وَهُوَ الْغَضَبُ

Siapa yang sama sekali kehilangan kekuatan amarah dan gairah, maka dia sangat kekurangan. Allah Ta’ala telaj mensifati para sahabat Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan sebutan TEGAS dan SEMANGAT. Allah berfirman: “Tegas terhadap orang-orang kafir dan berkasih sayang dengan sesama mereka.” (Al Fath: 29)

Allah Ta’ala juga berkata kepada NabiNya: “Perangilah orang-orang kafir dan munafik, serta bersikap tegaslah kepada mereka.” (At Taubah: 73). Sesungguhnya keras dan tegas adalah dampak dari kekuatan semangat/gairah, dan itulah amarah.

(Ihya ‘Ulumuddin, 3/167)

📌 Namun, berlebihan dalam amarah juga tercela. Dia dipermainkan oleh emosi dan hawa nafsu, seolah tidak ada pilihan kecuali amarah.

Imam al Ghazali Rahimahullah:

وَأَمَّا الْإِفْرَاطُ فَهُوَ أَنْ تَغْلِبَ هَذِهِ الصِّفَةُ حَتَّى تَخْرُجَ عَنْ سِيَاسَةِ الْعَقْلِ والدين وطاعته ولا يبقى للمرء معها بصيرة ونظر وَفِكْرَةٌ وَلَا اخْتِيَارٌ بَلْ يَصِيرُ فِي صُورَةِ المضطر

Ada pun sikap berlebihan adalah jika sifat amarah menjadi pemenangnya, sehingga dia keluar dari kearifan akal, agama, dan ketaatan. Tidak tersisa baginya mata hati, pertimbangan, dan pemikiran, serta hilangnya kemampuan memilih, akhirnya dia menjadi wujud orang yg terpaksa. (Al Ihya’, 3/167)

📌 Ketahuilah, saat amarah manusia menguat biasanya wajah berubah, memerah, dan nampak lebih buruk. Jika dia lihat di cermin, maka dia akan malu melihat kejelekan wajahnya saat marah, lalu dia akan reda amarahnya.

📌 Maka, kejelekan batinnya saat kuat amarahnya seharusnya lebih layak baginya untuk malu, dibanding kejelekan lahiriyah wajahnya.

📌 Di sinilah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengulang-ulang nasihatnya: “Laa taghdhab” (Janganlah kamu marah). (HR. Bukhari no. 6116)

Wallahul Muwaffiq Ilaa aqwamith Thariq

Wa Shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa’ ala aalihi wa Shahbihi wa Salam

🌿🌷🌺🌻🌸🍃🌵🌴

✍ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top