Putri Duyung, Adakah ?

💢💢💢💢💢💢

Beberapa orang bertanya kepada kami ttg ini .., ini jawaban kami:

Bismillah wal Hamdulillah..

Ya, Putri Duyung, atau Insaanul Maa’, Adamiyah Bahriyah, atau Al Huuriyah, memang ada dan diakui oleh ilmuwan masa kini dan juga fuqaha Islam sejak masa salaf.

Sebagai contoh, Imam Al Laits bin Sa’ad, dia sezaman dengan Imam Malik, pernah berkata:

أما إنسان الماء فلا يؤكل على شيء من الحالات

Ada pun “manusia air” tidak boleh dimakan sedikit pun, dia termasuk kasus berbeda. (Imam Ibnul Mundzir, Al Isyraaf ‘alal Madzaahib Al ‘Ulama, 3/467)

Ini juga dikatakan oleh Imam Ibnu ‘Abidin:

وما عدا أنواع السمك من نحو إنسان الماء وخنزيره خبيث فبقي داخلا تحت التحريم، وحديث «هو الطهور ماؤه والحل ميتته» المراد منه السمك

Ada pun selain macam-macam ikan, seperti Manusia Ikan, Babi Laut, adalah buruk dan masuk kategori haram. Sedangkan hadits: (Laut itu suci airnya dan halal bangkainya) maksudnya adalah ikan. (Ad Dur Al Mukhtar, 6/307)

Imam Ibnu ‘Abidin adalah seorang ulama Hanafiy, telah dimaklumi bahwa kalangan Hanafiyah hanya membolehkan semua jenis ikan dari hewan laut, ada pun selain ikan walau hidup di laut tetap dilarang di makan bangkainya.

Sementara Imam Ibnu Hazm dalam Al Muhalla mengatakan halalnya makan Putri Duyung, sebab termasuk makhluk yang hidup di air, sesuai keumuman dalil bahwa semua yg hidup di air adalah Halal, Beliau berkata:

وأما ما يسكن جوف الماء ولا يعيش إلا فيه فهو حلال كله كيفما وجد، سواء أخذ حيا ثم مات أو مات في الماء، طفا أو لم يطف، أو قتله حيوان بحري أو بري هو كله حلال أكله. وسواء خنزير الماء، أو إنسان الماء، أو كلب الماء وغير ذلك كل ذلك حلال أكله

Ada pun segala apa yang hidup di laut dan tidak bisa hidup kecuali di sana, maka itu halal bagaimana pun kondisinya. Sama saja apakah ditemukan dalam keadaan hidup lalu mati, mengapung atau tidak, atau mati di air, atau dibunuh oleh hewan laut atau darat, semuanya halal. Baik itu Babi laut, Manusia laut, anjing laut, semua ini halal memakannya.

(Al Muhalla, 6/60)

Sementara Syaikh Shalih Al Fauzan Hafizhahullah, membolehkan memakan Putri Duyung.

Beliau ditanya:

يذكر بعض المختصين بالأسماك في البحر أن هناك سمكة رأسها كرأس المرأة ولها شعر ووجه كوجه المرأة ، فهل يجوز أكلها , وهي ما يسمى بالحورية؟

Sebagian pakar ikan laut menceritakan adanya ikan yang kepalanya seperti kepala wanita, memiliki wajah dan rambut layaknya wanita, apakah boleh memakannya, dan hewan ini dinamakan Al Huuriyah ?

الجواب قمت بتفريغه
فيه إنسان البحر فيه شيء من السمك على شكل إنسان يسمونه إنسان البحر يؤكل كل صيد البحر يؤكل ولو كان على شكل رجل أو شكل إمرأة نعم

Jawaban tentang ini, manusia laut adalah termasuk ikan, wujudnya berbentuk manusia dinamakan dengan “manusia laut”, semua hasil laut boleh dimakan walau dalam wujud laki-laki atau wanita. Ya.

Sumber: http://alfawzan.af.org.sa/node/2605

Demikian. Wallahu a’lam

🌷🌱🌴🌾🌸🍃🌵🍄

✍ Farid Nu’man Hasan

Senyumlah Agar Harimu Cerah

💢💢💢💢💢💢

📌 Senyum itu murah, yang bikin mahal senyum adalah kerunyaman di hatinya

📌 Senyum itu mudah, yang bikin susah adalah kemarahan di dadanya

📌 Adakah “sihir” yang dibolehkan? Ada, senyummu dihadapan saudaramu .. demikian nasihat para hukama’

📌 Malam pun terasa cerah karena senyuman tulus

📌 Siang terang benderang terasa mendung karena wajah cemberut dan muram

📌 Senyum itu sedekah .. senyum itu kebaikan ..

ِ عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ
قَالَ لِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَحْقِرَنَّ مِنْ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ

Dari Abu Dzar dia berkata; Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadaku:

“Janganlah kamu anggap remeh sedikitpun kebaikan, walaupun kamu hanya bermanis wajah kepada saudaramu (sesama muslim) ketika bertemu.”

(HR. Muslim No. 2626)

📌 Jadi .. tersenyumlah .. semoga Allah Ta’ala memberkahi hari-hari kita ..

☘🎋🌷🍃🌺🌸🌵🌻

✍ Farid Nu’man Hasan

Sudah Mandi, Apakah Mesti Wudhu Lagi?

💥💦💥💦💥💦💥💦

📨 PERTANYAAN:

Assalamualaikum ustad mau nanya, kalau kita sebelum sholat itu mandi dulu, perlu wudhu lagi gak? Mksdnya ketika mandi selesai (waktu di kamar mandi) lalu kita wudhu (+62 878-3081-xxxx)

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah ..

Tergantung mandinya, jika mandinya adalah mandi biasa, seperti mandi pagi sore untuk segar-segar saja, bukan mandi junub, maka tetap wajib wudhu. Sebab mandi biasa bukanlah thaharah ..

Imam Ibnu Rajab Al Hambali Rahimahullah menjelaskan:

تمييز العبادات بعضها عن بعض ، كتمييز صلاة الظهر من صلاة العصر مثلاً وتمييز صيام رمضان من صيام غيره ، أو تمييز العبادات من العادات ، كتمييز الغُسل من الجنابة من غسل التبرد والتنظف ، ونحو ذلك، وهذه النيَّةُ هي التي تُوجد كثيراً في كلام الفقهاء في كتبهم

(Niat) itu membedakan sebagian ibadah dengan ibadah lainnya, seperti membedakan shalat Dzuhur dengan shalat Ashar, membedakan puasa Ramadhan dengan puasa lainnya. Atau membedakan antara ibadah dengan adat kebiasaan, misalnya membedakan antara mandi junub dengan mandi untuk menyejukkan badan atau membersihkannya, dan lain sebagainya. Niat seperti inilah yang banyak sekali dijumpai di perkataan para fuqaha’. (Jaami’ Al ‘Uluum wal Hikam, hal. 11)

Ada pun jika mandinya adalah mandi junub, maka itu sudah cukup dan tidak usah wudhu. Lagi pula tatacara mandi junub adalah diawali dgn wudhu dulu, artinya jika org yg mandi junubnya sempurna caranya pastilah dia sudah wudhu diawal mandi junubnya.

‘Aisyah Radhiyallahu Anha bercerita:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَتَوَضَّأُ بَعْدَ الْغُسْلِ

Adalah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam tidaklah berwudhu lagi setelah mandi (junub).

(HR. An Nasa’i no. 252, Shahih)

Seorang laki-laki berkata kepada Abdullah bin Umar Radhiallahu ‘Anhu:

إِنِّي أَتَوَضَّأُ بَعْدَ الْغُسْلِ، قَالَ: «لَقَدْ تَعَمَّقْتُ»

“Saya berwudhu lagi setelah mandi.” Beliau menjawab: “Kamu berlebihan.”

(Al Mushannaf Libni Abi Syaibah, no.745)

Imam Asy Syaukani Rahimahullah berkata:

وَرُوِيَ عَنْ حُذَيْفَةَ أَنَّهُ قَالَ : ” أَمَا يَكْفِي أَحَدَكُمْ أَنْ يَغْسِلَ مِنْ قَرْنِهِ إلَى قَدَمَيْهِ حَتَّى يَتَوَضَّأَ ؟ ” ، وَقَدْ رُوِيَ نَحْوُ ذَلِكَ عَنْ جَمَاعَةٍ مِنْ الصَّحَابَةِ وَمَنْ بَعْدَهُمْ حَتَّى قَالَ أَبُو بَكْر بْن الْعَرَبِيِّ : إنَّهُ لَمْ يَخْتَلِفْ الْعُلَمَاءُ أَنَّ الْوُضُوءَ دَاخِلٌ تَحْتَ الْغُسْلِ وَأَنَّ نِيَّةَ طَهَارَةِ الْجَنَابَةِ تَأْتِي عَلَى طَهَارَةِ الْحَدَثِ وَتَقْضِي عَلَيْهَا ؛ لِأَنَّ مَوَانِعَ الْجَنَابَةِ أَكْثَرُ مِنْ مَوَانِعِ الْحَدَثِ فَدَخَلَ الْأَقَلُّ فِي نِيَّةِ الْأَكْثَرِ وَأَجْزَأَتْ نِيَّةُ الْأَكْبَرِ عَنْهُ

Diriwayatkan dari Hudzaifah, bahwa dia berkata: “Apakah tidak cukup bagi kalian mandi janabah dari ubun-ubun hingga ke kedua kaki, sampai-sampai kalian berwudhu segala?” Perkataan seperti itu juga telah diriwayatkan dari jamaah para sahabat dan orang-orang setelah mereka, sampai Abu Bakar bin Al ‘Arabi berkata: “Bahwa para ulama tidak berselisih pendapat, bahwa wudhu telah masuk ke dalam cakupan mandi janabah, dan niat bersuci dari janabah juga berlaku bagi niat bersuci dari hadats, dan itu dapat menghilangkan hadats tersebut. Karena sesungguhnya halangan-halangan bagi orang yang janabah lebih banyak dari pada orang yang sekedar berhadats. Oleh karena itu, sesuatu yang lebih sedikit sudah masuk ke dalam niat yang besar, dan niat besar sudah mencakupi niat yang sedikit.”

(Nailul Authar, 1/246-247)

Demikian. Wallahu a’lam

📙📘📕📒📔📓📗

🖋 Farid Nu’man Hasan

Status Air Ghusaalah

▫▪▫▪▫▪

📨 PERTANYAAN:

Assalamu’alaikum ustadz.
Mohon penjelasannya tentang air ghusalah secara rinci (bekas hadats dan najis) ?
Terimakasih. Wassalammu’alaikum

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh ..

Air Al Ghusaalah, yaitu air suci yg dipakai untuk membersihkan najis. Suci atau tidaknya tergantung apakah adanya perubahan sifat dasar sucinya, yaitu warna, aroma, dan rasanya. Jika tidak ada perubahan, maka tetap suci. Seperti air bekas cucian najis dan semisalnya.

Imam An Nawawi Rahimahullah berkata:

والأصح طهارة غسالة النجاسة إذا انفصلت غير متغيرة، وقد طهر المحل

Pendapat yg lebih SHAHIH adalah air yg dipakai utk mencuci najis adalah suci, selama air yg terpisah dari najis itu tidak berubah, dan tempatnya pun juga suci.

(Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdab,2/544)

Wallahu a’lam

📙📘📕📒📔📓📗

🖋 Farid Nu’man Hasan

scroll to top