Imam yang Bacaan Tajwid dan Makhrojal Hurufnya Salah

💥💦💥💦💥💦💥

📨 PERTANYAAN:

Bagaimana hukumnya org yg tdk fasih mengucapkan makhroj ketika baca al qur’an. Setahu sy jika membaca al quran salah sedikit aja (tajwidnya) maka akan merubah arti, lalu bagaimana jika salah (kurang tepat) makhrojnya..?? Karena kebanyakan org kurang fasih dlm pengucapan makhroj (termasuk sy) apakah jika makhroj kurang tepat akan merubah arti juga..?

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Jika kesalahan terjadi atas orang yang masih belajar, maka itu dimaafkan bahkan dapat pahala juga.

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَؤُهُ يَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ اثْنَانِ

Dari ‘Aisyah dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Orang yang pandai dalam membaca Al Qur’an, maka ia akan beserta para Malaikat yang mulia. Sedangkan orang yang membacanya dengan terbata-bata dan merasa kesulitan, maka ia akan memperoleh dua pahala.”

(HR. Ibnu Majah no. 3779, shahih)

Ada pun bagi menyengaja untuk salah, dimainkan, maka dia berdosa dengan merusak panjang pendek bacaannya.

Maka teruslah belajar, dan minta kpd Allah untuk dimudahkan dan diberikan kesabaran.

Wallahu a’lam

🍃🌻🌴🌺☘🌷🌾🌸

✏ Farid Nu’man Hasan

Larangan Mencaci Maki Zaman

⏱⏱⏱⏱⏱⏱

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, aku mendengar bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: bahwa Allah ﷻ berfirman:

يسب بن آدم الدهر وأنا الدهر بيدي الليل والنهار

Seorang anak Adam telah mencaci maki zaman (Ad Dahr), padahal Aku adalah zaman, di tanganKulah malam dan siang. (HR. Muslim No. 2246)

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

لا يسب أحدكم الدهر فإن الله هو الدهر

Janganlah salah seorang di antara kamu mencaci maki zaman (Ad Dahr), sesungguhnya Allah adalah Ad Dahr. (HR. Muslim No. 2247)

📚 Pelajaran dan Faidah hadits:

1⃣ Sebagian ulama mengatakan Ad Dahr merupakan salah satu di antara nama-nama Allah ﷻ.

Imam Ibnu Abi Daud mengatakan: “Seandainya demikian, maka Ad Dahr merupakan salah satu nama di antara nama-nama Allah ﷻ, dan Rasulullah ﷺ meriwayatkan dariNya.” (Imam Al Baghawi, Syarhus Sunnah, 12/358)

2⃣ Mencaci maki zaman sama juga mencaci maki Allah ﷻ , sebab semua yang dikehendakiNya baik pada malam dan siang, yang baik dan buruk, terjadi atas izinNya dan kesempurnaan ilmu dan hikmahNya.

Imam Mulla Ali Al Qari Rahimahullah mengatakan:

“Sesungguhnya Allah adalah Ad Dahr,” yaitu apa-apa yang disandarkan kepada zaman berupa yang baik dan buruk, atau sesungguhnya Allah yang menciptakan zaman, Dia merubahnya, membolak baliknya, dan menguasainya.” (Imam Ali Al Qari, Mirqah Al Mafatih, 14/36)

3⃣ Oleh karena itu tidak boleh mensifati zaman dengan sebutan “zaman sudah edan”, sebab yang “edan” itu adalah perilaku manusianya.

Allah ﷻ berfirman:

أَوَلَمَّا أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَدْ أَصَبْتُمْ مِثْلَيْهَا قُلْتُمْ أَنَّى هَذَا قُلْ هُوَ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar), kamu berkata: “Darimana datangnya (kekalahan) ini?” Katakanlah: “Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri.” Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Ali Imran: 165)

Betapa indah syair Imam Asy Syafi’i Rahimahullah berikut ini:

نَعِيبُ زَمَانَنَا وَالعَيْبُ فِينَا
وَمَا لِزَمَانِنَا عَيْبٌ سِوَانَا
وَنَهجُو ذَا الزَّمَانِ بِغيرِ ذَنْبٍ
وَلَوْ نَطَقَ الزَّمَانُ لَنَا هَجَانَا

Kitalah yang menodai zaman kita, dan noda itu ada pada kita
Zaman kita tidak memiliki cela kecuali diri kita sendiri
Kita mengejek zaman ini dengan tanpa dosa
Meskipun zaman berbicara kepada kita dengan mengejek kita

Wallahu A’lam. Wa Shallallahu ‘Ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘Ala Aalihi wa Shahbihi wa Sallam.

🍂🍃🍀🌺🌻🌿🌸💐🌼🌹

✏ Farid Nu’man Hasan

Shalat Witir yang Tiga Rakaat, Bagaimana Polanya?

▫▪▫▪▫▪▫
Selama Ramadhan ini, seingat saya sudah tiga orang yang bertanya: apakah witir 3 rakat itu 2 lalu salam lalu 1 rakaat dan salam lagi, ataukah langsung 3 rakaat dgn sekali salam?

Ini pernah saya bahas dua tahun lalu. Berikut ini saya ambil ringkasannya saja. Semoga bermanfaat !!

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Dua-duanya benar, baik yang 2-1, atau langsung 3, dan pernah dilakukan Nabi ﷺ.

Untuk witir 3 rakaat ada dua pola.

📌 Pola 2 rakaat lalu salam, plus 1 rakaat salam lagi.

Dari ‘Aisyah Radhiallahu ‘Anha, ia berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُصَلِّى فِى الْحُجْرَةِ وَأَنَا فِى الْبَيْتِ فَيَفْصِلُ بَيْنَ الشَّفْعِ وَالْوِتْرِ بِتَسْلِيمٍ يُسْمِعُنَاهُ

“Rasulullah ﷺ shalat di dalam kamar ketika saya berada di rumah dan beliau ﷺ memisah antara raka’at yang genap dengan yang witir (ganjil) dengan salam yang beliau ﷺ perdengarkan kepada kami.” (HR. Ahmad No. 24539, Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Dari Nafi’, ia berkata mengenai shalat witir dari Ibnu ‘Umar:

أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ يُسَلِّمُ بَيْنَ الرَّكْعَةِ وَالرَّكْعَتَيْنِ فِى الْوِتْرِ ، حَتَّى يَأْمُرَ بِبَعْضِ حَاجَتِهِ

Ibnu Umar biasa mengucapkan salam ketika satu rakaat dan dua rakaat saat witir sampai ia memerintah untuk sebagian hajatnya.” (HR. Bukhari no. 991).

📌 Yang kedua, yaitu langsung tiga rakaat, sekali duduk tasyahud, dan sekali salam.

Dari Abu Ayyub Al Anshari, ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda,

وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِثَلاَثٍ فَلْيَفْعَلْ

“Siapa yang suka lakukan witir tiga rakaat, maka lakukanlah.” (HR. Abu Daud No. 1420, An Nasa’i No. 1712, Ibnu Hibban No. 2407. Dishahihkan oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth, Syaikh Al Albani, Syaikh Ayman Shalih Sya’ban, dll)

Dari ‘Aisyah, ia berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُوتِرُ بِثَلاَثٍ لاَ يَقْعُدُ إِلاَّ فِى آخِرِهِنَّ

“Rasulullah ﷺ biasa berwitir tiga raka’at sekaligus, beliau tidak duduk (tasyahud) kecuali pada raka’at terakhir.”

(HR. Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra No. 4998. Imam Al Hakim mengatakan: shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim. Lihat Badrul Munir, 4/308)

Demikian. Wallahu a’lam

🌻☘🌿🌸🍃🍄🌷 💐

✍ Farid Nu’man Hasan

Tuntutan Uang Atas Perbuatan Yang Tidak Menyenangkan

◽◼◽◼◽◼

📨 PERTANYAAN:

Assalamu’alaikum ustadz
Mau bertanya, bagaimana hukumnya uang damai yg diminta oleh pihak korban ?
Misalnya kasus pemukulan, oleh korban meminta uang damai sekian juta kepada pihak pemukul..(+62 896-3675-xxxx)

🍃🍃🍃🍃🍃

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh

Dalam pelanggaran yang berkenaan hak-hak manusia, boleh cara penyelesaiannya dengan memberikan sejumlah uang. Jika memang dia belum ridha dengan sekedar minta maaf.

Maka, minta ganti rugi atas pemukulan, pencemaran nama baik, adalah benar adanya. Asalkan dengan nilai yang wajar atau pantas, bukan pemerasan.

Imam Ibnu Hajar Al Haitami Rahimahullah mengatakan:

وَلَوْ لَمْ يَرْضَ صَاحِبُ الْحَقِّ فِي الْغِيبَةِ وَالزِّنَا وَنَحْوِهِمَا أَنَّهُ يَعْفُو إلَّا بِبَذْلِ مَالٍ فَلَهُ بَذْلُهُ سَعْيًا فِي خَلَاصِ ذِمَّتِهِ

Seandainya seseorang belum ridha dengan permintaan maaf saja, baik dalam ghibah, zina, dan lainnya, kecuali setelah memberikan sejumlah harta, maka dia mesti memberikan harta itu sebagai bentuk penyelesaian jaminannya.

(Tuhfatul Muhtaj, 5/255)

Demikian. Wallahu a’lam

🌿🌺☘🌻🌷🌸🍃

✍ Farid Nu’man Hasan

scroll to top