Jangan Netral Terhadap Kemungkaran

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Banyak kita jumpai muslim yang sok bijak dengan mengambil sikap katanya “netral” .., tanpa sadar mencari muka dihadapan manusia tapi buang muka dari ridha Allah Ta’ala …

Penistaan terhadap Islam melalui film FITNA (2007), karikatur menggambarkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di Denmark (2006), di Perancis (Charli Hebdo-2015), termasuk penistaan Al Quran oleh Ahok, atau kasus-kasus lang lainnya .. semuanya disikapi netral, baik karena khawatir dibilang fanatik, khawatir SARA, dan “gak enak ama tetangga sebelah” … dan alasan-alasan yang dibangun oleh persepsi dan ilusi, bukan iman dan argumentasi ..

📌 Ketahuilah, netral dalam situasi seperti ini adalah syetan bisu namanya ..

Abu Ali Ad Daqaq Rahimahullah mengatakan:

ُ مَنْ سَكَتَ عَن ِالْحَقِّ فَهُوَ شَيْطَانٌ أَخْرَسُ

Siapa yang diam saja tidak mengambil sikap bersama Al Haq, maka dia adalah syetan bisu. (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 2/20)

📌 Ketahuilah, Abu Thalib wafat tetap dalam keadaan kafir lantaran tidak enakan terhadap kaumnya, dia pun memilih netral ..

📌 Ketahuilah, pertarungan Al Haq dan Al Bathil itu abadi selamanya, emang mau seumur hidup jadi Muslim abu-abu ..?

📌 Ketahuilah, di akhirat nanti tidak ada netral, adanya golongan kanan dan golongan kiri .. perjelas posisimu!

📌 Ketahuilah, di akhirat nanti hanya ada golongan manusia, ahlisurga dan ahli neraka, bahkan ashhabul a’raf pun akhirnya masuk surga .. perjelas sikapmu! Rencanakan tempatmu!

📌 Ketahuilah, netral itu bukan kemajuan sikap, tapi jumud, kaku, statis, dan jalan di tempat, .. lihat tuh motor, kalo netral .. gak bisa jalan kan?

📌Ketahuilah, hidup di dunia hanya sekali dan mati juga sekali, maka matilah dalam keadaan muslim yang dibanggakan orang-orang beriman dan Rabbmu, matilah di atas jalan yang pernah dititi para pejuang mu’min dan pendahulu yang shalih ..

Perhatikan firman Rabbmu ..

وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. (Qs. An Nisa: 115)

Wallahu A’lam

🌷☘🌴🍃🌸🌾🌻🌺

✍ Farid Nu’ma Hasan

Istighatsah, Sunnah Nabi dan Para Sahabat

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Allah Ta’ala menceritakan situasi menjelang perang Badr:

إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُرْدِفِينَ

(Ingatlah), ketika kamu beristighatsah (memohon pertolongan) kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut”. (Qs. Al Anfal: 9)

Ini menunjukkan bahwa istighatsah merupakan sunah nabi dan para sahabatnya, dengan itu Allah Ta’ala menurunkan pertolongan berupa turunnya 1000 malaikat.

Bagaimanakah itu?

Umar bin Al Khathab Radhiallahu ‘Anhu bercerita:

 لَمَّا كَانَ يَوْمُ بَدْرٍ نَظَرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَىالْمُشْرِكِينَ وَهُمْ أَلْفٌ، وَأَصْحَابُهُ ثَلَاثُ مِائَةٍ وَتِسْعَةَ عَشَرَ رَجُلًا، فَاسْتَقْبَلَ نَبِيُّ اللهِ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقِبْلَةَ، ثُمَّ مَدَّ يَدَيْهِ، فَجَعَلَ يَهْتِفُ بِرَبِّهِ: «اللهُمَّ أَنْجِزْ لِي مَا وَعَدْتَنِي، اللهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِي، اللهُمَّ إِنْ تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ الْإِسْلَامِ لَا تُعْبَدْ فِي الْأَرْضِ»، فَمَا زَالَ يَهْتِفُ بِرَبِّهِ، مَادًّا يَدَيْهِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ، حَتَّى سَقَطَ رِدَاؤُهُ عَنْ مَنْكِبَيْهِ، فَأَتَاهُ أَبُو بَكْرٍ فَأَخَذَ رِدَاءَهُ، فَأَلْقَاهُ عَلَى مَنْكِبَيْهِ، ثُمَّ الْتَزَمَهُ مِنْ وَرَائِهِ، وَقَالَ: يَا نَبِيَّ اللهِ، كَفَاكَ مُنَاشَدَتُكَ رَبَّكَ، فَإِنَّهُ سَيُنْجِزُ لَكَ مَا وَعَدَكَ، فَأَنْزَلَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: {إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُرْدِفِينَ} [الأنفال: ٩] 

Pada hari Badar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memandang kaum musyrikin, jumlah mereka 1000 dan kaum muslimin 319 orang.

Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaih wa Sallam menghadap kiblat dan mengangkat kedua tangannya dan berteriak kepada Rabbnya:

“Ya Allah penuhilah janjiMu kepadaku, Ya Allah penuhilah janjiMu kepadaku, Ya Allah jika pasukan ini, orang-orang Islam, binasa niscaya tidak ada lagi yang menyembahmu di muka bumi.”

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam terus menghadap kiblat dan bersuara keras dengan Rabbnya sampai selendangnya terjatuh dari pundaknya.

Lalu Abu Bakar mengambilnya dan meletakkan kembali ke pundaknya dan menemaninya di belakangnya, lalu berkata:

“Wahai Nabi Allah, cukup sudah senandung doamu kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia akan memenuhi janjiNya kepadamu.”

Lalu Allah Ta’ala turunkan ayat:

(Ingatlah), ketika kamu beristighatsah (memohon pertolongan) kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut”. (Qs. Al Anfal: 9)

📚 HR. Muslim, 85/1763. At Tirmidzi, No. 3081. Ibnu Hibban No. 4793

Dari kisah ini, Imam An Nawawi Rahimahullah berkata:

وَفِيهِ اسْتِحْبَابُ اسْتِقْبَالِ الْقِبْلَةِ فِي الدُّعَاءِ وَرَفْعِ الْيَدَيْنِ فِيهِ وَأَنَّهُ لَا بَأْسَ بِرَفْعِ الصَّوْتِ فِي الدُّعَاءِ

Pada kisah ini menunjukkan disunahkannya menghadap kiblat saat berdoa, mengangkat kedua tangan, dan tidak apa-apa meninggikan suara saat berdoa.

📚 Imam An Nawawi, Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 12/84

Demikian. Wallahu A’lam

📓📕📗📘📙📔📒

✍ Farid Nu’man Hasan

Shalatnya Abdullah bin Az Zubeir Radhiallahu ‘Anhuma

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Mujahid berkata:

كان ابن الزبير إذا قام في الصلاة كأنه عود من الخشوع

Ibnuz Zubeir, jika dia mendirikan shalat seakan tongkat kayu karena begitu khusyu’. (Imam As Suyuthi, Tarikh Al Khulafa, Hal. 95)

Amru bin Dinar berkata:

ما رأيت مصليا أحسن صلاة من ابن الزبير و كان يصلي في الحجر ـ و المنجنيق يصيب طرف ثوبه ـ فما يلتفت إليه

Aku belum pernah melihat orang shalat yang shalatnya lebih baik dibanding Ibnu Az Zubeir. Dia pernah shalat di sebuah ruangan, dan ujung pakaiannya pernah tertimpa manjanik (ketapel), tapi dia sama sekali tidak menoleh. (Ibid, Hal. 187)

🌷☘🌺🌴🌻🌾🌸🍃

✍ Farid Nu’man Hasan

Keutamaan Menjadi Seorang Muadzin

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Ada banyak keutamaan adzan dan muadzin yang sangat luar biasa, di antaranya:

1⃣ Lehernya paling panjang di hari kiamat

Dari Muawiyah Radhiallahu Anhu, katanya: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ الْمُؤَذِّنِينَ أَطْوَلُ النَّاسِ أَعْنَاقًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Sesungguhnya muadzin adalah orang yang paling panjang lehernya di hari kiamat nanti.

(HR. Muslim No. 387, Ibnu Majah No. 725, Ath Thabarani dalam Al Mu’jam Al Kabir No. 777, Al Baihaqi dalam Syuabul Iman No. 2789, Ahmad No. 1681, Abu Yala No. 7384, 7388, Al Qudhai dalam Musnadnya No. 235, Abu Uwanah No. 971, 973, Al Baghawi dalam Syarhus Sunnah, 2/277, No. 415, dll)

Beragam makna diberikan para imam tentang kalimat orang yang paling panjang lehernya, dan tidak satu pun yang memaknai secara hakiki, melainkan majazi saja.

Imam Al Baghawi mengatakan dari Ibnul Arabi: Aktsaruhum amaala” (yang paling banyak amalnya di antara manusia). (Syarhus Sunnah, 2/277)

Ada yang mengatakan bahwa para muadzin akan menjadi pemimpinnya para pemimpin, orang Arab menamakan pemimpin sebagai orang yang paling panjang lehernya. Ada yang menyebut para muadzin menjadi orang paling cepat dan dahulu memasuki surga. Dalam As Sunan Al Baihaqi diriwayatkan bahwa Abu Bakar bin Abu Daud berkata: aku mendengar Ayahku berkata: maksud hadits ini bukan lehernya benar-benar menjadi panjang, tetapi pada hari itu manusia kehausan jika mereka haus maka leher mereka mengkerut, sementara para muadzin mereka tidak kehausan dan leher mereka tetap tegak. (Syarh Sunan Ibni Majah, 1/53)

Syaikh Muhammad Fuad Abdul Baqi Rahimahullah menjelaskan: Para salaf dan khalaf berbeda pendapat tentang maknanya. Ada yang mengartikan bahwa muadzin adalah orang yang paling banyak menengok kepada rahmat Allah Taala, karena yang sedang menengok akan memanjangkan lehernya kepada apa yang dia lihat. Jadi, artinya adalah orang yang paling banyak melihat adanya pahala. Berkata An Nadhr bin Syamiil: Pada hari kiamat urat leher manusia terkekang sehingga leher mereka menjadi panjang agar mereka tidak mendapatkan kesusahan dan tidak berkeringat. (Shahih Muslim, dengan tahqiq Syaikh Fuad Abdul Baqi, 1/290. Ihyaut Turats Al Arabi, Beirut)

2⃣ Semua makhluk yang mendengar adzan akan menjadi saksi bagi muadzin pada hari kiamat

Dari Abu Said Al Khudri Radhiallahu Anhu, dia berkata kepada seorang laki-laki:

إِنِّي أَرَاكَ تُحِبُّ الغَنَمَ وَالبَادِيَةَ، فَإِذَا كُنْتَ فِي غَنَمِكَ، أَوْ بَادِيَتِكَ، فَأَذَّنْتَ بِالصَّلاَةِ فَارْفَعْ صَوْتَكَ بِالنِّدَاءِ، فَإِنَّهُ: «لاَ يَسْمَعُ مَدَى صَوْتِ المُؤَذِّنِ، جِنٌّ وَلاَ إِنْسٌ وَلاَ شَيْءٌ، إِلَّا شَهِدَ لَهُ يَوْمَ القِيَامَةِ»، قَالَ أَبُو سَعِيدٍ: سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Aku perhatikan kamu ini orang yang suka menggembala dan berkelana, maka jika kamu sedang menggembala kambingmu atau sedang berkelana maka adzanlah kamu dengan adzan seperti adzan shalat, tinggikan suaramu dengan adzan karena sesungguhnya semua yang mendengarkan adzan, baik dari golongan jin dan manusia dan apa pun saja, mereka akan menjadi saksi bagi si muadzin ada hari kiamat nanti. Abu Said berkata: Aku mendengar hal ini dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. (HR. Al Bukhari No. 609)

 

3⃣ Akan diampuni dosanya sepanjang suaranya dan semua yang mendengarkan adzan di bumi akan mendoakan ampun baginya

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

الْمُؤَذِّنُ يُغْفَرُ لَهُ، مَدَى صَوْتِهِ، وَيَسْتَغْفِرُ لَهُ كُلُّ، رَطْبٍ، وَيَابِسٍ، وَشَاهِدُ الصَّلَاةِ، يُكْتَبُ لَهُ خَمْسٌ وَعِشْرُونَ حَسَنَةً، وَيُكَفَّرُ عَنْهُ مَا بَيْنَهُمَا

Bagi muadzin akan diampuni dosanya sepanjang suaranya, dan akan memohonkan ampun baginya semua benda yang basah dan kering, dan orang menghadiri shalat berjamaah akan dicatat baginya 25 kebaikan dan akan dihapus kesalahan diantara keduanya (antara adzan dan shalatnya, pen). (HR. Ibnu Majah No. 724, Abu Daud No. 515, dengan lafaz: “dan akan menjadi saksi baginya semua benda yang basah dan kering …”, Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman No. 2794, dll)

Hadits ini dishahihkan oleh Ibnu As Sakkan. (Lihat At Talkhish Al Habir, 1/367), Syaikh Syu’aib Al Arnauth (Ta’liq Musnad Ahmad, 10/337), juga Syaikh Al Albani dalam berbagai kitabnya. (Shahih Abi Daud, Shahihul Jami’, Tsamar Al Mustathab, At Ta’liqaat Al Hisaan)

Apa maksud “dosanya akan diampuni sepanjang suaranya” ?

Berikut ini keterangannya:

قَالَ الْخَطَّابِيُّ: وَفِيهِ وَجْهٌ آخَرُ وَهُوَ أَنَّهُ كَلَامُ تَمْثِيلٍ وَتَشْبِيهٍ، يُرِيدُ أَنَّ الْمَكَانَ الَّذِي يَنْتَهِي إِلَيْهِ الصَّوْتُ لَوْ يُقَدَّرُ أَنْ يَكوُنَ مَا بَيْنَ أَقْصَاهُ وَبَيْنَ مَقَامِهِ الَّذِي هُوَ فِيهِ ذُنُوبُهُ تَمْلَأُ تِلْكَ الْمَسَافَةَ غَفَرَهَا اللَّهُ

Berkata Al Khaththabi: pada kalimat ini ada makna yang lain, ini adalah ucapan tasybih dan tamtsil, maknanya adalah bahwa sepanjang tempat yang dicapai oleh suaranya sampai akhir, yang seandainya dosa-dosa dia sepenuh antara ujung terjauh dari suaranya sampai tempat dia berdiri, maka Allah akan mengampuni semuanya. (Ittihaf Al Khairah, 1/475)

4⃣ Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mendoakan Imam Shalat dan para muadzin

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, berkata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

الْإِمَامُ ضَامِنٌ، وَالْمُؤَذِّنُ مُؤْتَمَنٌ، اللهُمَّ أَرْشِدِ الْأَئِمَّةَ، وَاغْفِرْ لِلْمُؤَذِّنِينَ

Imam adalah penanggung jawab, muadzin adalah pembawa amanat, Ya Allah berikanlah bimbingan kepada para imam, dan ampunilah dosa para muadzin. (HR. At Tirmidzi No. 207, Abu Daud No. 517, Ahmad No. 7169, Abu Daud Ath Thayalisi No. 2526, Abu Ya’la No 4562, dll)

Hadits ini dishahihkan oleh Imam Ibnu Khuzaimah, Syaikh Salim Husein Asad, Syaikh Syuaib Al Arnauth, Syaikh Al Albani, Syaikh Muhammad Mushthafa Al A’zhami, dan lainnya, dan dihasankan oleh Imam Zainuddin Al ‘Iraqi dalam Takhrijul Ihya.

Maka, kebahagiaan besar bagi para muadzin, Anda didoakan ampunan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

 

5⃣ Surga bagi para muadzin

Bergembiralah para muadzin dengan berita ini. Dari ‘Uqbah bin ‘Amir Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

يَعْجَبُ رَبُّكَ مِنْ رَاعِي غَنَمٍ فِي رَأْسِ شَظِيَّةِ الْجَبَلِ يُؤَذِّنُ بِالصَّلَاةِ وَيُصَلِّي، فَيَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: انْظُرُوا إِلَى عَبْدِي هَذَا يُؤَذِّنُ وَيُقِيمُ الصَّلَاةَ يَخَافُ مِنِّي، قَدْ غَفَرْتُ لِعَبْدِي وَأَدْخَلْتُهُ الْجَنَّةَ

Dari Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhuma, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ أَذَّنَ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ سَنَةً وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ، وَكُتِبَ لَهُ بِتَأْذِينِهِ فِي كُلِّ يَوْمٍ سِتُّونَ حَسَنَةً، وَلِكُلِّ إِقَامَةٍ ثَلَاثُونَ حَسَنَةً

Barang siapa adzan selama dua belas tahun maka wajib baginya mendapatkan surga, dan dengan adzannya itu dicatat baginya setiap hari enam puluh kebaikan, dan dan setiap iqamah yang dia lakukan dia mendapatkan tiga puluh kebaikan. (HR. Ibnu Majah No. 728, Al Bazzar No. 5933, Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman No. 2795, Ath Thabarani dalam Al Mu’jam Al Awsath No. 8733, Al Baghawi dalam Syarhus Sunnah No. 418)

Hadits ini dishahihkan oleh Imam Al Bushiri. (Mishbah Az Zujaajah, 1/92), Imam Ali Al Qari. (Mirqah Al Mafaatih, 2/572), Syaikh Al Albani. (Ash Shahihah No 42, Al Misykah No. 678)

6⃣ Keutamaan lain yang istimewa dan belum diketahui

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

لو يعلم الناس ما في النداء والصف الأول، ثم لم يجدوا إلا أن يستهموا عليه لاستهموا ولو يعلمون ما في التهجير، لاستبقوا إليه، ولو يعلمون ما في العتمة والصبح، لأتوهما ولو حبوا

Seandainya manusia tahu rahasia keutamaan adzan dan berada di shaf pertama, lalu mereka tidak akan mendapatkannya kecuali mesti dengan mengundi niscaya mereka akan berebut untuk mendapatkannya, dan seandainya mereka tahu rahasia keutamaan yang ada pada waktu panasnya zhuhur, niscaya mereka akan berebut untuk melakukan shalat pada saat itu, dan seandainya mereka tahu rahasia keutamaan shalat pada waktu isya dan subuh, niscaya mereka akan mendatangi keduanya walau dengan merangkak. (HR. Muslim No. 437)

Demikian di antara keutamaan adzan dan muadzin.

Wallahu A’lam

🌷☘🌺🌴🌻🌾🌸🍃

✍ Farid Nu’man Hasan

scroll to top