Salah Satu Sebab Kebinasaan Bagi Manusia: ‘Ujub!

💦💥💦💥💦💥💦💥

‘Ujub adalah perilaku seseorang yang kagum dengan dirinya sendiri, kagum dengan kepandaian, kecerdasan, ketampanan, kedudukan, kekayaan, dan sebagainya. Ketika dia berpendapat dia kagum sendiri dengan pendapatnya, ketika dia sedang berceramah dia kagum dengan pengaruh perkataannya bagi pendengar, ketika dia menulis dia kagum dengan banyaknya pujian yang diterimanya, ketika dia berjalan bersama tokoh dia kagum dengan posisinya di antara mereka. Inilah kebinasaan. Membinasakan nilai dirinya dan nilai amal shalihnya.

Dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda:

ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ

Ada tiga hal yang membinasakan manusia: “Sifat kikir yang dituruti, hawa nafsu yang ditaati, dan kagumnya seseorang terhadap dirinya sendiri.

(HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman No. 731, Al Qudha’i dalam Musnad Asy Syihab No. 325. Syaikh Al Albani mengatakan: hasan. Lihat Shahihul Jami’ No. 3039)

Maka, tuduhlah bahwa diri kita masih jauh dari kebaikan, penuh kekurangan, kebodohan, yang dengan demikian kita senantiasa terus menerus memperbaiki diri, kualitas ibadah, keikhlasan, hubungan sosial, dan sebagainya.

Imam Al Ghazali Rahimahullah berkata:

أشد الناس حماقة أقواهم اعتقاداً في فضل نفسه، وأثبت الناس عقلا أشدهم اتهاماً لنفسه

Manusia yang paling parah kebodohannya adalah yang paling kuat keyakinan atas adanya keutamaan pada dirinya. Manusia yang paling kokoh akalnya adalah yang paling keras menuduh (kekurangan) pada dirinya. (Aqwaal Abu Hamid Al Ghazali)

Wallahu A’lam

🌷☘🌺🌴🍃🌸🌾🌻

✍ Farid Nu’man Hasan

Manfaat dan Fungsi Adzan Menurut Madzhab Syafi’iy

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Tertulis dalam Al Mausu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah:

شُرِعَ الأَْذَانُ أَصْلاً لِلإِْعْلاَمِ بِالصَّلاَةِ إِلاَّ أَنَّهُ قَدْ يُسَنُّ الأَْذَانُ لِغَيْرِ الصَّلاَةِ تَبَرُّكًا وَاسْتِئْنَاسًا أَوْ إِزَالَةً لِهَمٍّ طَارِئٍ وَالَّذِينَ تَوَسَّعُوا فِي ذِكْرِ ذَلِكَ هُمْ فُقَهَاءُ الشَّافِعِيَّةِ فَقَالُوا : يُسَنُّ الأَْذَانُ فِي أُذُنِ الْمَوْلُودِ حِينَ يُولَدُ ، وَفِي أُذُنِ الْمَهْمُومِ فَإِنَّهُ يُزِيل الْهَمَّ ، وَخَلْفَ الْمُسَافِرِ ، وَوَقْتَ الْحَرِيقِ ، وَعِنْدَ مُزْدَحِمِ الْجَيْشِ ، وَعِنْدَ تَغَوُّل الْغِيلاَنِ وَعِنْدَ الضَّلاَل فِي السَّفَرِ ، وَلِلْمَصْرُوعِ ، وَالْغَضْبَانِ ، وَمَنْ سَاءَ خُلُقُهُ مِنْ إِنْسَانٍ أَوْ بَهِيمَةٍ ، وَعِنْدَ إِنْزَال الْمَيِّتِ الْقَبْرَ قِيَاسًا عَلَى أَوَّل خُرُوجِهِ إِلَى الدُّنْيَا

Pada dasarnya azan disyariatkan sebagai pemberitahuan untuk shalat, hanya saja adzan juga disunahkan selain untuk shalat dalam rangka mencari keberkahan menjinakkan dan menghilangkan kegelisahan yang luar biasa.

Pihak yang memperluas masalah ini adalah para ahli fiqih Syafi’iyah. Mereka mengatakan:

📌 Disunahkan adzan ditelinga bayi saat lahirnya

📌 di telinga orang yang sedang galau karena itu bisa menghilangkan kegelisahan,

📌 mengiringi musafir,

📌 saat kebakaran,

📌 ketika pasukan tentara kacau balau,

📌 diganggu makhluk halus,

📌 saat tersesat dalam perjalanan,

📌 terjatuh,

📌 saat marah,

📌 menjinakan orang atau hewan yang jelek perangainya,

📌 saat memasukan mayit ke kubur diqiyaskan dengan saat manusia terlahir ke dunia

📖📖📖📖📖📖📖

📚 Al Mausu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 2/372-373

🍃🌸🌻🌾🌴🌺☘🌷

✍ Farid Nu’man Hasan

Mengambil Upah Dari Meruqyah, Mengajar Al Quran, dan Semisalnya, Bolehkah?

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Dari Abu Sa’id Al Khudriy Radhiallahu ‘Anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ أَحَقَّ مَا أَخَذْتُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا كِتَابُ اللَّهِ

Sesungguhnya yang paling berhak kalian ambil upahnya adalah dari (mengajar) Kitabullah. (Hr. Muttafaq ‘Alaih)

Imam An Nawawi Rahimahullah dalam Al Minhaj Syarh Shahih Muslim memasukkan hadits ini dalam Bab:

باب جواز أخذ الأجرة على الرقية بالقرآن والأذكار

“Bab Bolehnya Mengambil Upah dari Meruqyah dengan Al Quran dan Dzikir”

Imam An Nawawi Rahimahullah berkata:

هذا تصريح بجواز أخذ الأجرة على الرقية ، بالفاتحة ، والذِّكر , وأنها حلال لا كراهة فيها , وكذا الأجرة على تعليم القرآن , وهذا مذهب الشافعي ، ومالك ، وأحمد ، وإسحاق ، وأبي ثور ، وآخرين من السلف , ومَن بعدهم

“Ini merupakan penjelasan atas kebolehan mengambil upah dari meruqyah dengan Al Fatihah, dzikir, hal itu halal tidak makruh, begitu pula mengambil upah dari mengajarkan Al Quran, inilah madzhab Syafi’iy, Malik, Ahmad, Ishaq, Abu Tsaur, dan kalangan salaf lainnya setelah mereka.”

(Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 14/188)

Sementara para ulama di Al Lajnah Ad Daimah, Kerajaan Arab Saudi:

“يجوز لك أن تأخذ أجراً على تعليم القرآن ؛ فإن النبي صلى الله عليه وسلم زوَّج رجلا امرأة بتعليمه إياها ما معه من القرآن ، وكان ذلك صداقها ، وأخذ الصحابي أجرة على شفاء مريض كافر بسبب رقيته إياه بفاتحة الكتاب ، وقال في ذلك النبي صلى الله عليه وسلم : ( إن أحق ما أخذتم عليه أجرا كتاب الله ) أخرجه البخاري ومسلم ، وإنما المحظور : أخذ الأجرة على نفس تلاوة القرآن ، وسؤال الناس بقراءته” انتهى

Boleh bagimu mengambil upah dari mengajarkan Al Quran. Karena Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menikahkan seorang laki-laki dengan seorang wanita, laki-laki itu mengajarkan wanita tsb Al Quran yang dia hapal, dan itu sebagai maharnya. Para sahabat juga mengambil upah dari mengobati penyakit orang kafir dengan cara meruqyahnya dengan Al Fatihah. Dalam hal ini Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: Sesungguhnya yang paling berhak kalian ambil upahnya adalah dari (mengajar) Kitabullah. (Hr. Bukhari dan Muslim).

Sesungguhnya yang terlarang itu hanyalah memgambil upah dari semata-mata membaca Al Quran, dan meminta-minta kepada manusia dengan membacanya. (Fatawa Al Lajnah Ad Daimah, 15/96)

Wallahu A’lam

🍃🌸🌾🌻🌴🌺☘🌷

✍ Farid Nu’man Hasan

Yakin Nih .. Netral-Netral Aja?

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Banyak kita jumpai muslim yang sok bijak dengan mengambil sikap katanya “netral” .., tanpa sadar mencari muka dihadapan manusia tapi buang muka dari ridha Allah Ta’ala …

Penistaan terhadap Islam melalui film FITNA (2007), karikatur menggambarkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di Denmark (2006), di Perancis (Charli Hebdo-2015), termasuk penistaan Al Quran oleh Ahok, atau kasus-kasus lang lainnya .. semuanya disikapi netral, baik karena khawatir dibilang fanatik, khawatir SARA, dan “gak enak ama tetangga sebelah” … dan alasan-alasan yang dibangun oleh persepsi dan ilusi, bukan iman dan argumentasi ..

📌 Ketahuilah, netral dalam situasi seperti ini adalah syetan bisu namanya ..

Abu Ali Ad Daqaq Rahimahullah mengatakan:

ُ مَنْ سَكَتَ عَن ِالْحَقِّ فَهُوَ شَيْطَانٌ أَخْرَسُ

Siapa yang diam saja tidak mengambil sikap bersama Al Haq, maka dia adalah syetan bisu. (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 2/20)

📌 Ketahuilah, Abu Thalib wafat tetap dalam keadaan kafir lantaran tidak enakan terhadap kaumnya, dia pun memilih netral ..

📌 Ketahuilah, pertarungan Al Haq dan Al Bathil itu abadi selamanya, emang mau seumur hidup jadi Muslim abu-abu ..?

📌 Ketahuilah, di akhirat nanti tidak ada netral, adanya golongan kanan dan golongan kiri .. perjelas posisimu!

📌 Ketahuilah, di akhirat nanti hanya ada golongan manusia, ahlisurga dan ahli neraka, bahkan ashhabul a’raf pun akhirnya masuk surga .. perjelas sikapmu! Rencanakan tempatmu!

📌 Ketahuilah, netral itu bukan kemajuan sikap, tapi jumud, kaku, statis, dan jalan di tempat, .. lihat tuh motor, kalo netral .. gak bisa jalan kan?

📌Ketahuilah, hidup di dunia hanya sekali dan mati juga sekali, maka matilah dalam keadaan muslim yang dibanggakan orang-orang beriman dan Rabbmu, matilah di atas jalan yang pernah dititi para pejuang mu’min dan pendahulu yang shalih ..

Perhatikan firman Rabbmu ..

وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. (Qs. An Nisa: 115)

Wallahu A’lam

🌷☘🌴🍃🌸🌾🌻🌺

✍ Farid Nu’ma Hasan

scroll to top