Selama Penegak Amar Ma’ruf Nahi Munkar Masih Ada maka Amanlah Sebuah Negeri

💢💢💢💢💢💢💢💢

📌 Hidupnya amar ma’ruf nahi munkar di sebuah negeri, adalah salah satu faktor tertahannya hukuman Allah Ta’ala atas mereka

📌 Allah Ta’ala berfirman:

وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهۡلِكَ ٱلۡقُرَىٰ بِظُلۡمٖ وَأَهۡلُهَا مُصۡلِحُونَ

Dan Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zhalim, selama penduduknya mushlihun (orang-orang yang mengajak berbuat kebaikan).

(QS. Hud, Ayat 117)

📌 Mushlihun bukan hanya shalih untuk dirinya sendiri, tapi dia mengajak orang lain untuk shalih dan menjauh dari kemaksiatan

📌 Amar ma’ruf (mengajak kebaikan) relatif lebih ringan dan aman dan banyak pemainnya. Sebab, umumnya manusia – walau pun jahat- sudah tahu dan sepakat “kebaikan adalah kebaikan”.

📌 Nahi munkar (mencegah kemungkaran) lebih sedikit pemainnya, karena resikonya yang besar. Sebab, tidak jarang pelaku kemungkaran akan melawan pencegahan itu. Mata pencaharian mereka terganggu.

📌 Belum lagi fitnah, tuduhan, dan stigma, sampai ancaman fisik, yang setiap saat bisa menyerang balik mereka.

📌 Kemungkaran itu banyak, seperti judi, mabuk, zina, merampok, pembegalan, korupsi, menjual aset negara kepada asing ..dll.

📌 Siapa pun orangnya, entitas mana pun, yang mencegahnya maka dia layak diapresiasi. Sebab, dia telah membantu negara dan menjadi sebab tertahannya musibah pada sebuah negeri.

📌 Siapa pun yang melakukan nahi munkar maka mereka perlu disupport, diperkuat, dijaga keberadaannya, bukan justru dihilangkan atau dibubarkan.

📌 Polarisasi keberpihakan, menunjukkan mentalitas, jiwa, dan keberagamaan seseorang.

📌 Sebab, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

الأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ، وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ

Ruh itu bagaikan prajurit yang berkelompok-kelompok, jika saling mengenal mereka akan menjadi akrab, dan jika saling bermusuhan maka mereka akan saling berselisih. (HR. Bukhari no. 3336)

📌 Maka, jikalau kita tidak bisa dan tidak mampu menjadi pelaku amar ma’ruf nahi munkar, minimal kita jiwa kita bersama mereka, mendukung langkah-langkah mereka yang positif dengan apa pun yang kita punya, dan doakan mereka.

📌 Jangan menjadi nyinyiriyun sebagaimana orang-orang fasiq dan zindiq, apalagi justru memusuhi pelaku amar ma’ruf nahi munkar.

📌 Seharusnya negara dan aparatnya bersama mereka, melindungi, menjaganya, dan menjadikannya partner.

ﺍﻟﻠﻬُﻢَّ ﺃَﺭِﻧَﺎ ﺍﻟﺤَﻖَّ ﺣَﻘّﺎً ﻭَﺍﺭْﺯُﻗْﻨَﺎ ﺍﻟﺘِﺒَﺎﻋَﺔَ ﻭَﺃَﺭِﻧَﺎ ﺍﻟﺒَﺎﻃِﻞَ ﺑَﺎﻃِﻼً ﻭَﺍﺭْﺯُﻗْﻨَﺎ ﺍﺟْﺘِﻨَﺎﺑَﻪُ

Allahumma arinal-haqqa haqqa warzuqnat-tiba’ah, wa arinal-batila batila warzuqnaj-tinabah

“Ya Allah Tunjukilah kami kebenaran dan berikan kami jalan untuk mengikutinya, dan tunjukanlah kami kebatilan dan berikan kami jalan untuk menjauhinya”

Wallahul Muwafiq Ilaa Aqwaamith Thariq

🌿🌻🍃🍀🌷🌸🌳

✍ Farid Nu’man Hasan

Meninggalkan Perintah dan Melanggar Larangan

💢💢💢💢💢💢💢💢

📌 Meninggalkan perintah agama atau kewajiban agama adalah dosa besar

📌 Melanggar larangan juga dosa besar

📌 Namun, meninggalkan kewajiban itu lebih besar dosanya

📌 Allah Ta’ala menyebut KAFIR kepada Iblis, karena dia meninggalkan perintah Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala berfirman:

وَإِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأٓدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ أَبَىٰ وَٱسۡتَكۡبَرَ وَكَانَ مِنَ ٱلۡكَٰفِرِينَ

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan yang kafir.

(QS. Al-Baqarah, Ayat 34)

📌 Namun, Allah Ta’ala menyebut ZALIM kepada Nabi Adam ‘Alaihissalam dan Istrinya, jika mereka melanggar larangan mendekati pohon khuldi.

وَقُلۡنَا يَٰٓـَٔادَمُ ٱسۡكُنۡ أَنتَ وَزَوۡجُكَ ٱلۡجَنَّةَ وَكُلَا مِنۡهَا رَغَدًا حَيۡثُ شِئۡتُمَا وَلَا تَقۡرَبَا هَٰذِهِ ٱلشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ

Dan Kami berfirman, “Wahai Adam! Tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga, dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu. (Tetapi) janganlah kamu dekati pohon ini, nanti kamu termasuk orang-orang yang zhalim!”

(QS. Al-Baqarah, Ayat 35)

📌 Maka, zina, judi, khamr, membunuh tanpa haq, dan kejahatan lainnya, adalah dosa besar.

📌Namun, meninggalkan shalat, meninggalkan puasa ramadhan tanpa udzur, adalah lebih besar lagi dosanya.

Imam Adz Dzahabi Rahimahullah berkata:

وعند المؤمنين مقرر أن من ترك صوم رمضان بلا مرض ولا عرض أنه شر المكاس والزاني ومدمن الخمر بل يشكون في إسلامه ويظنون به الزندقة والانحلال

Orang-orang beriman telah menetapkan bahwa orang yang meninggalkan puasa Ramadhan padahal tidak sakit dan tidak ada alasan, maka dia lebih buruk dari perampas, pezina, peminum khamr, bahkan diragukan keislamannya, dan mereka menyangka orang tersebut adalah zindik dan telah copot keislamannya.

(Dikutip oleh Imam Al Munawiy, Faidhul Qadir, 4/211)

📌 Melanggar larangan bisa saja menjadi kafir jika pelakunya meyakini HALALnya maksiat tersebut. Sebab, dia telah mengubah hukum agama yang tadinya haram menjadi halal.

Imam Ibnu Qudamah Rahimahullah

ومن اعتقد حل شيء أجمع على تحريمه، وظهر حكمه بين المسلمين، وزالت الشبهة فيه للنصوص الواردة فيه كلحم الخنزير، والزنا، وأشباه ذلك مما لا خلاف فيه كفر

Siapa yang meyakini halalnya sesuatu yang telah ijma’ keharamannya, dan telah jelas hukumnya di antara kaum muslimin, dan tidak ada kesamaran hukumnya berdasarkan dalil-dalil yang ada, seperti haramnya babi, zina, dan semisalnya yang tidak ada perselisihan di dalamnya, maka dia kafir.

(Al Mughni, 9/11)

Semoga Allah Ta’ala memberikan kita kekuatan menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.

Wallahul Muwafiq Ilaa Aqwaamith

🌿🌻🍃🍀🌷🌸🌳

✍ Farid Nu’man Hasan

Dzurriyah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

💢💢💢💢💢💢💢💢

📌 Memuliakan semua manusia adalah perintah agama. Sebab Allah Ta’ala telah memuliakan mereka:

وَلَقَدۡ كَرَّمۡنَا بَنِيٓ ءَادَمَ..

Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam
(QS. Al-Isra’, Ayat 70)

📌 Jika manusia itu muslim, maka lebih kuat dan lebih besar lagi pemuliaannya.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

لاَ يُؤْمَنُ أحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

”Tidak beriman seorang diantara kamu hingga mencintai saudaranya (sesama muslim), seperti ia mencintai dirinya sendiri”. (HR. Bukhari no. 13)

📌 Apalagi jika dia adalah keturunan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Kita diperintahkan bukan hanya cinta, tapi juga mengikuti sunnah mereka yang baik-baik.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

ﻳﺎ ﺃﻳﻬﺎ اﻟﻨﺎﺱ ﺇﻧﻲ ﺗﺮﻛﺖ ﻓﻴﻜﻢ ﻣﺎ ﺇﻥ ﺃﺧﺬﺗﻢ ﺑﻪ ﻟﻦ ﺗﻀﻠﻮا: ﻛﺘﺎﺏ اﻟﻠﻪ، ﻭﻋﺘﺮﺗﻲ ﺃﻫﻞ ﺑﻴﺘﻲ

Wahai manusia, aku tinggalkan pusaka yg jika kalian pegang tidak akan tersesat, yaitu kitabullah dan keturunan ahli baitku.

(HR. At Tirmidzi no. 3786. Hasan)

📌 Jika seorang dzurriyah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, punya kesalahan, maksiat, dll. Maka, itu memang kesalahan, sebab semua manusia punya salah, siapa pun itu. Tidak boleh kita menyebut “benar,” kepada sesuatu yg “salah.”

📌 Itulah cinta yang lurus, bukan cinta buta. Ini berlaku bagi muslim mana pun, bahwa nasab mereka tidaklah lantas membuat amal mereka baik. Sebab, amal baik itu diikhtiarkan.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

ﻭﻣﻦ ﻳﺒﻄﺊ ﺑﻪ ﻋﻤﻠﻪ، ﻻ ﻳﺴﺮﻉ ﺑﻪ ﻧﺴﺒﻪ

Siapa yang lambat amalnya, maka nasabnya tidaklah dapat mempercepatnya. (HR. Muslim, Ahmad, dll)

📌 Namun, kesalahan mereka tidak boleh membuat kita menghinanya, atau membully, baik dia muslim umumnya, apalagi yang ditengarai keturunan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

📌 Hari ini memang nampak nyata gejala gerakan anti ulama dan “dzurriyah rasul” yang dikenal dengan habaib, agar umat menjauh.

📌 Makar, tipu daya, fitnah, dan segala upaya pembusukkan telah dilakukan musuh-musuh Islam dari kalangan liberal-sekuler. Sebagian muslim pun ada yang terpengaruh.

📌 Di saat mereka mencela Islam, Habaib, dan Arab, tidak ada yang menyebut mereka rasis. Tapi, disaat kami katakan “Garong BLBI itu bukan Habaib dan Arab, bukan pula pribumi”, tapi anda katakan kami ini rasis. Ini sangat tidak adil.

📌 Maka, Umat Islam harus menyadari hal ini: menyadari tipu daya musuhnya dan menyadari tokoh-tokoh makar tersebut.

Wallahul Musta’an!

🌿🌻🍃🍀🌷🌸🌳

✍ Farid Nu’man Hasan

[Fiqih Berdoa] Saat-Saat Mustajab Doa

💥💦💥💦💥💦💥💦

Agama ini telah menginfokan waktu-waktu dan peristiwa  istimewa untuk berdoa, yang dengannya berdoa akan dikabulkan. Di antaranya sebagai contohnya adalah berikut ini:

Sepertiga Akhir Malam

📌  Pertama. Dari Abu Umamah Radhiallahu ‘Anhu, beliau berkata:

أيُّ الدُّعاء أسمعُ؟ قال صلّى الله عليه وسلّم: «جوف الليل، وأدبار الصلوات المكتوبة»

“Doa manakah yang paling didengar? Rasulullah ﷺ   menjawab: “Doa pada sepertiga malam terakhir, dan setelah shalat wajib.” (HR. At Tirmidzi, No. 3499. Syaikh Al Albani menghasankan hadts ini, Shahih wa Dhaif Sunan At Tirmidzi, No. 3499)

📌 Kedua. Nabi  ﷺ bersabda:

ينزل الله تعالى كل ليلة إلى السماء الدنيا حين يبقى ثلث الليل الأخير فيقول عز وجل: من يدعونى فأستجب له، من يسألنى فأعطيه، من يستغفرنى فأغفر له

“Allah turun ke langit dunia setiap malam, ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Allah berfirman, ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, Aku kabulkan, siapa yang meminta, akan Aku beri, dan siapa yang memohon ampunan pasti Aku ampuni’.” (HR. Bukhari No. 1145, dan Muslim No. 758)

Saat Bersujud

📌  Ketiga. Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah ﷺ  bersabda:

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ

“Posisi paling dekat antara hamba dengan Rabbnya adalah ketika sujud, maka perbanyaklah kalian berdoa.” (HR. Muslim No. 482)

Saat Perang, Turun Hujan, Sholat Wajib, dan Melihat Ka’bah

📌  Keempat. Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi ﷺ   bersabda:

إِنَّ أَبْوَابَ السَّمَاءِ تُفْتَحُ عِنْدَ زَحْفِ الصُّفُوفِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَعِنْدَ نُزُولِ الْغَيْثِ، وَعِنْدَ الإِقَامَةِ لِلصَّلاةِ الْمَكْتُوبَةِ، فَاغْتَنِمُوا الدُّعَاءَ

Sesungguhnya pintu-pintu langit dibuka ketika perang fi sabilillah berkecamuk, turunnya hujan, ketika shalat wajib, maka banyaklah berdoa saat itu. (HR. Al Baghawi, Syarhus Sunnah No. 429)

📌  Kelima. Dari Abu Umamah Radhiallahu ‘Anhu, dia mendengar Nabi ﷺ   bersabda:

تُفْتَحُ أَبْوَابُ السَّمَاءِ، وَيُسْتَجَابُ الدُّعَاءُ فِي أَرْبَعَةِ مَوَاطِنَ: عِنْدَ الْتِقَاءِ الصُّفُوفِ فِي سَبِيلِ اللهِ، وَعِنْدَ نُزُولِ الْغَيْثِ، وَعِنْدَ إِقَامَةِ الصَّلَاةِ، وَعِنْدَ رُؤْيَةِ الْكَعْبَةِ

Dibukanya pintu-pintu langit dan dikabulkannya doa ada empat keadaan: ketika berperang fi sabilillah bertemu barisan musuh, turunnya hujan, ketika berdirinya shalat, dan ketika melihat ka’bah. (HR. Ath Thabarani, Al Mu’jam Al Kabir No. 7713, Al Baihaqi, As Sunan Al Kabir No. 6460, juga  Ma’rifatus Sunan wal Aatsar No. 7239)

Saat Berpuasa, Pemimpin yang Adil, dan Doa Orang Teraniaya

📌  Keenam.  Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda:

ثلاثة لا ترد دعوتهم الصائم حتى يفطر والإمام العادل ودعوة المظلوم

Ada tiga kelompok manusia yang doa mereka tidak ditolak, yaitu: Orang berpuasa sampai mereka berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang teraniaya. (HR. At Tirmidzi No. 3598, katanya: hasan. Ibnu Majah No. 1752, Ibnu Hibban No. 3428)

📌  Ketujuh.  Dari Amr bin Al Ash Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda:

للصائم عند فطره دعوة لا ترد

Bagi orang berpuasa, memiliki doa yang tidak ditolak saat berbuka. (HR.  Ibnu Majah No. 1753, Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman No. 3904. Al Bushiri mengatakan: shahih, paraperawinya terpercaya. Lihat Az Zawaid, 2/82)

Dari tujuh hadits di atas, ada informasi kita dapatkan bahwa ada beberapa momen dikabulkannya doa: saat serpertiga malam terakhir, ketika shalat, ketika sujud, setelah shalat , ketika berperang , turunnya hujan, melihat ka’bah, keika puasa, pemimpin yang adil,  ketika dianiaya, dan saat berbuka puasa.

Wallahu A’lam

🌷☘🌺🌴🌸🌾🍃🌻

scroll to top