Menghadiahi Patung Kepada Non Muslim

💢💢💢💢💢💢💢💢💢

Bismillahirrahmanirrahim..

Jika patung tersebut utuh, dari kepala sampai kaki, maka itu termasuk yang diharamkan dalam Islam. Tidak sepatutnya di rumah seorang muslim terdapat patung-patung makhluk bernyawa baik manusia dan hewan.

Hal ini berdasarkan hadits-hasits berikut:

أشد الناس عذابا يوم القيامة الذين يضاهون بخلق الله

Manusia paling keras adzabnya pada hari kiamat nanti adalah orang-orang yang membuat sesuatu yang menyerupai makhluk Allah.

(HR. Bukhari no. 5954)

Hadits lainnya:

(أتاني جبريل عليه السلام فقال لي أتيتك البارحة فلم يمنعني أن أكون دخلت إلا أنه كان على الباب تماثيل وكان في البيت قرام ستر فيه تماثيل وكان في البيت كلب فمر برأس التمثال الذي في البيت يقطع فيصير كهيئة الشجرة ومر بالستر فليقطع فليجعل منه وسادتين منبوذتين توطآن ومر بالكلب فليخرج)) ففعل رسول الله صلى الله عليه و سلم

“Jibril ‘alaihissalam telah datang kepadaku seraya berkata: Aku datang kepadamu semalam, dan tidaklah menghalangiku untuk masuk kecuali karena ada patung di depan pintu, ada tirai yang bergambar (mahluk hidup), dan ada anjing di rumah. Maka hendaklah dipotong kepala patung yang ada di rumah sehingga bentuknya seperti pohon, dan hendaklah tirai tersebut dipotong kemudian dijadikan dua bantal yang dijadikan sandaran, dan hendaknya anjing tersebut dikeluarkan, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukannya”

(HR. At. Tirmidzi no. 2806, katanya: hasan)

Lalu, apakah boleh dihadiahkan saja ke orang kafir? Pendapat yang lebih kuat adalah tidak boleh. Sebab, keharamannya juga berlaku bagi mereka. Imam An Nawawi menjelaskan tentang hukum sutera bagi orang kafir:

والمذهب الصحيح الذي عليه المحققون والأكثرون أن الكفار مخاطبون بفروع الشرع فيحرم عليهم الحرير كما يحرم على المسلمين

Pendapat yg shahih yang dianut oleh para peneliti dan mayoritas ulama bahwa orang kafir termasuk objek dari hukum furu’ syariat. Maka, haram bagi mereka sutera sebagaimana haram bagi kaum muslimin.

(Syarh Shahih Muslim, 14/39)

Demikian. Wallahu A’lam

🌿🌻🍃🍀🌷🌸🌳

✍ Farid Nu’man Hasan

Dahsyatnya Shalat Subuh

💢💢💢💢💢💢💢💢💢

📌 Inilah shalat yang disaksikan para malaikat. Mereka menyaksikan sebagai bentuk pemuliaan dan sanjungan kepada orang-orang yang melakukannya.

Allah Ta’ala berfirman:

وَقُرۡءَانَ ٱلۡفَجۡرِۖ إِنَّ قُرۡءَانَ ٱلۡفَجۡرِ كَانَ مَشۡهُودٗا

dan (laksanakan pula salat) Subuh.Sungguh, salat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat).(QS. Al-Isra’, Ayat 78)

Rasulullah ﷺ menjelaskan sendiri ayat tersebut:

تَشْهَدُهُ مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ وَالنَّهَار

Shalat tersebut disaksikan malaikat malam dan siang. (HR. Ibnu Majah no. 670, shahih)

📌 Inilah shalat yang tidak disukai orang-orang munafiq di masa Rasulullah ﷺ.

Rasulullah ﷺ bersada:

لَيْسَ صَلَاةٌ أَثْقَلَ عَلَى الْمُنَافِقِينَ مِنْ الْفَجْرِ وَالْعِشَاءِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang-orang Munafik kecuali shalat Subuh dan Isya. Seandainya mereka mengetahui (kebaikan) yang ada pada keduanya tentulah mereka akan mendatanginya walau harus dengan merangkak.” (HR. Bukhari no. 657)

📌 Shalat subuh berjamaah, dinilai sama seperti shalat sepanjang malam.

Rasulullah ﷺ bersabda:

َ مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ

“Barangsiapa shalat Isya berjamaah, seolah-olah ia shalat malam selama separuh malam, dan barangsiapa shalat Subuh berjamaah, seolah-olah ia telah shalat seluruh malamnya.”

(HR. Muslim no. 656)

📌 Dua rakaat sebelum subuh dinilai lebih baik daripada dunia dan isinya (HR. Muslim no. 725 ), lalu bagaimana dengan shalat subuhnya?

Wa Shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala Alihi wa Shahbihi wa Sallam

🌿🌻🍃🍀🌷🌸🌳

✍ Farid Nu’man Hasan

Tidur Setelah Shalat Maghrib

💢💢💢💢💢💢💢💢

Abu Barzah Radhiallahu ‘Anhu:

َ وَكَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَهَا وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا

Beliau (Rasulullah) memakruhkan tidur sebelumnya (Isya) dan berbincang-bincang setelahnya.

(HR. Abu Daud no. 398, shahih)

Jika hadits ini dipahami secara “apa adanya” ada dua hal yg dimakruhkan:

1. Makruh tidur setelah maghrib sebelum Isya

2. Makruh berbincang-bincang setelah Isya

Lalu, bgaimana penjelasan ulama?

📌 Imam At Tirmidzi menjelaskan:

Mayoritas ulama memakruhkan tidur sebelum Isya, sebagian mereka memberikan keringanan untuk di bulan Ramadhan secara khusus.

(‘Aunul Ma’bud, jilid. 1, hal. 447. Kairo. Dar Ibnu Al Jauzi. 2016)

📌 Menurut Imam An Nawawi, Makruhnya disebabkan khawatir kebablasan shalat isya. Tapi TIDAK MAKRUH jika tidak khawatir kebablasan shalat Isyanya. (Ibid, jilid. 1, hal. 448)

Hal serupa dikatakan Imam Ibnu Daqiq Al ‘Id, bahwa makruhnya itu karena khawatir lupa atau tertundanya Isya sampai habis waktunya.

(Imam As Safarini, Kasyful Litsaam Syarh ‘Umdah Al Ahkam, jilid. 2, hal. 11)

📌 Ada pun makruhnya berbincang-bincang setelah Isya, menurut Imam Abu Thayyib Syamsul ‘Azhim Abadi adalah perbincangan duniawi yang melupakannya dari urusan akhirat dan ibadah, qiyamullail, bahkan bablas subuh. Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan kemakruhan ini tidak berlaku untuk perbincangan dalam perkara yang diperintahkan agama.

(‘Aunul Ma’bud, jilid. 1, hal. 448. Kairo. Dar Ibnu Al Jauzi. 2016)

📌 Di sisi lain, disunnahkan mengakhirkan shalat Isya sampai menjelang tengah malam. Sebagaimana hadits-hadits shahih lainnya.

📌 Ini berarti jika ingin mengakhirkan shalat Isya sebaiknya tidak tidur dulu agar tidak bablas. Kalau pun tidur dulu, mesti bisa memastikan bangun untuk shalat Isya dan jangan sampai lewat waktunya.

Demikian. Wallahu A’lam

🌿🌻🍃🍀🌷🌸🌳

✍ Farid Nu’man Hasan

Berdoa di Kamar Mandi

💢💢💢💢💢💢💢💢💢

📨 PERTANYAAN:

Assalamualaikaum Ustadz.. ‘afwan ada pertanyaan dari jamaah SINDOnews. Bagaimana Hukum Berdoa di Kamar Mandi? jazaakallahu khaer ustadz🙏

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Wa’alaikkumussalam Wa Rahmatullah wa Barakatuh

Bismillahirrahmanirrahim..

Doa itu ibadah, sebagaimana hadits:

الدعاء هو العبادة

Doa adalah ibadah.

(HR. Abu Daud no. 1479, shahih)

Karena doa adalah ibadah, tentunya ada adab-adab, tatakrama, dan sopan santunnya, misalnya adalah hendaknya dilakukan di tempat-tempat yang pantas, suci, dan menghadap kiblat.

Doa juga bagian dari dzikir, dan dzikir dikamar mandi, yang di dalamnya manusia buang air kecil dan besar, adalah MAKRUH jika dilisankan, tapi tidak apa-apa jika di hati.

Imam Ibnu Mundzir mengatakan:

وقال عكرمة لا يذكر الله وهو على الخلاء بلسانه ولكن بقلبه

‘Ikrimah berkata janganlah berdzikir kepada Allah dengan lisan saat di kamar mandi, tapi hendaknya di hati saja. (Al Awsath, 1/341)

Imam An Nawawi menjelaskan:

يكره الذكر والكلام حال قضاء الحاجة، سواء كان في الصحراء أو في البنيان، وسواء في ذلك جميع الأذكار والكلام إلا كلام الضرورة حتى قال بعض أصحابنا : إذا عطس لا يحمد الله تعالى، ولا يشمت عاطساً، ولا يرد السلام، ولا يجيب المؤذن، ويكون المُسَلِّمُ مقصراً لا يستحق جواباً، والكلام بهذا كله مكروه كراهة تنزيه ولا يحرم، فإن عطس فحمد الله تعالى بقلبه ولم يحرك لسانه فلا بأس، وكذلك يفعل حال الجماع

Dimakruhkan berdzikir dan berbicara saat buang hajat, baik itu di gurun atau di gedung (kamar mandi), baik itu dzikir atau berbicara kecuali berbicara yang darurat. Sampai-sampai sahabat kami (Syafi’iyah) mengatakan jika ada yang bersin maka tidak usah mengucapkan hamdalah, tidak tasymit (yarhamukallah), tidak menjawab salam, tidak menjawab azan. Berbicara dlm semua kondisi ini MAKRUH, bukan Haram. Seandainya bersin dan mengucapkan hamdalah di hati, tidak dilisankan, maka itu tidak apa-apa. Hukum ni juga berlaku dalam keadaan berhubungan suami istri. (Al Adzkar, hal. 68)

Demikian. Wallahu A’lam

🌿🌻🍃🍀🌷🌸🌳

✍ Farid Nu’man Hasan

scroll to top