Kesederhanaan Khalifah Umar bin Khathab Radhiallahu ‘Anhu

▫▪▫▪▫▪

Diriwayatkan bahwa Kaisar Romawi mengutus kepada Umar bin Khathab seorang utusan untuk melihat bagaimana keadaan dan perbuatannya. Ketika dia memasuki kota Madinah, dia bertanya tentang Umar: “Di mana raja kalian?”
Mereka jawab: “Kami tidak punya raja, yang kami punya adalah pemimpin, dia sedang keluar Madinah.” Lalu utusan itu mencarinya dan dia dapatkan Umar sedang tidur di pasir,  dan bersandar di tongkat kecilnya yang bisa dia pakai untuk mengubah kemungkaran.

Ketika utusan itu melihat Umar dalam keadaan seperti itu, hati utusan ini begitu tenang, lalu berkata: “Inilah laki-laki yang semua raja tidak bisa menghukumnya karena kehebatannya, beginilah dia keadaannya, tetapi engkau wahai Umar telah berbuat adil dan saat ini engkau tertidur pulas, sedangkan raja kami telah berbuat zalim dan kezalimannya itu bagaikan ahli sihir yang menakutkan!”

🌿🌻🌹🌿🌺🌷🌴🌾🍀🍄

📚 Syaikh Abu Bakar bin Jabir  Al Jazairi, Minhajul Muslim, Hal. 112, Cet. 4, 2012M-1433H. Maktabah Al ‘Ulum wal Hikam, Madinah

📓 Durus wa ‘Ibar

📌 Kesederhanaan justru membawa kewibawaan dan penghormatan, apalagi bagi seorang pemimpin yang sebenarnya begitu mudah mendapat fasilitas negara

📌 Keteladanan dalam bentuk contoh nyata lebih tajam pengaruhnya dibanding kata-kata

✏ Farid Nu’man Hasan

Transfusi Darah dari Non Muslim

💢💢💢💢💢💢💢

📨 PERTANYAAN:

Assalamualaikum… pak ust izin bertanya, bagaimana hukumnya terima donor darah dari org yg non muslim yg pastinya makanan yg dia makan pun haram bagi kita yg muslim. (08534932xxxx)

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah ..

Tubuh, darah, keringat, liur, non muslim adalah suci. Yang najis adlah aqidah mereka.

Hal ini disampaikan oleh Imam An Nawawi Rahimahullah:

وَذَكَرَ الْبُخَارِيّ فِي صَحِيحه عَنْ اِبْن عَبَّاس تَعْلِيقًا : الْمُسْلِم لَا يَنْجُس حَيًّا وَلَا مَيِّتًا . هَذَا حُكْم الْمُسْلِم . وَأَمَّا الْكَافِر فَحُكْمه فِي الطَّهَارَة وَالنَّجَاسَة حُكْم الْمُسْلِم هَذَا مَذْهَبنَا وَمَذْهَب الْجَمَاهِير مِنْ السَّلَف وَالْخَلَف . وَأَمَّا قَوْل اللَّه عَزَّ وَجَلَّ : { إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَس } فَالْمُرَاد نَجَاسَة الِاعْتِقَاد وَالِاسْتِقْذَار ، وَلَيْسَ الْمُرَاد أَنَّ أَعْضَاءَهُمْ نَجِسَة كَنَجَاسَةِ الْبَوْل وَالْغَائِط وَنَحْوهمَا . فَإِذَا ثَبَتَتْ طَهَارَة الْآدَمِيّ مُسْلِمًا كَانَ أَوْ كَافِرًا ، فَعِرْقه وَلُعَابه وَدَمْعه طَاهِرَات سَوَاء كَانَ مُحْدِثًا أَوْ جُنُبًا أَوْ حَائِضًا أَوْ نُفَسَاء ، وَهَذَا كُلّه بِإِجْمَاعِ الْمُسْلِمِينَ كَمَا قَدَّمْته فِي بَاب الْحَيْض

“Imam Bukhari menyebutkan dalam Shahihnya, dari Ibnu Abbas secara mu’alaq (tidak disebut sanadnya): Seorang muslim tidaklah najis baik hidup dan matinya. Ini adalah hukum untuk seorang muslim. Ada pun orang kafir maka hukum dalam masalah suci dan najisnya adalah sama dengan hukum seorang muslim (yakni suci). Ini adalah madzhab kami dan mayoritas salaf dan khalaf. Ada pun ayat (Sesungguhnya orang musyrik itu najis) maka maksudnya adalah najisnya aqidah yang kotor, bukan maksudnya anggota badannya najis seperti najisnya kencing, kotorannya , dan semisalnya. Jika sudah pasti kesucian manusia baik dia muslim atau kafir, maka keringat, ludah, darah, semuanya suci, sama saja apakah dia sedang berhadats, atau junub, atau haid, atau nifas. Semua ini adalah ijma’ kaum muslimin sebagaimana yang telah lalu saya jelaskan dalam Bab Haid.” (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 2/87. Mawqi’ Ruh Al Islam)

Sehingga, transfusi darah dari non muslim ke muslim, adalah diperbolehkan. Tentunya jk memenuhi standar kesehatan.

Demikian. Wallahu a’lam

▫▪▫▪▫▪▫

✍ Farid Nu’man Hasan

Apa Yang Kita Baca Kepada Orang Sakit?

💢💢💢💢💢💢

1⃣ Surat Al Fatihah

Para ulama -seperti yang disampaikan Imam Ibnu Katsir- menamakan surat Al Fatihah adalah Asy Syifa (obat) dan Ar Ruqyah (mantera). (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 1, Hal. 101. Cet. 2, 1999H-1420M. Daruth Thayyibah)

Hal ini berdasarkan riwayat berikut:

Dari Abu Said Al Khudri, Nabi bertanya; (min aina ‘alimtum annaha ruqyah?) – “Dari mana kamu tahu bahwa dia ruqyah?” (HR. Abu Daud No. 3418, 3900. Hadits ini shahih. Lihat Shahih wa Dhaif Sunan Abi Daud No. 3418, 3900)

Dalam riwayat Al Bukhari: (Wa maa yudrika annaha ruqyah?) -“Apakah kamu tidak tahu bahwa dia ruqyah?” (HR. Bukhari No. 2156)

Dalam riwayat Al Bukhari lainnya: (Wa maa yudrihi annaha ruqyah?) – “Apakah dia tidak tahu bahwa itu ruqyah?”. (HR. Bukhari No. 4721)

Dalam sebuah riwayat:

فاتحة الكتاب شفاء من كل سم

Fatihatul Kitab adalah obat dari setiap racun/penyakit. (HR. At Tirmidzi No. 2878, Al Hakim, Al Mustadrak, 2/259, dll. Status: Dhaif, Lihat Dhaiful Jaami’ No. 3951)

2⃣ Membaca: Laa ba’sa thahuurun Insya Allah

Dari Ali Radhiallahu ‘Anhu, bahwa ketika Nabi ﷺ menjenguk seorang A’rabiy yang sakit, Beliau berkata:

لاَ بَأْسَ، طَهُورٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

Tidak apa-apa, ini mensucikan, Insya Allah. (HR. Al Bukhari No. 3616, 5656, 5662)

Imam Ibnu Hajar Rahimahullah, menjelaskan “mensucikan/thahuur” di sini yaitu mensucikan dari dosa-dosamu, bukan hanya bermakna pensuci saja, kalimat Insya Allah menunjukkan bahwa thahuur di sini bermakna doa. ( Fathul Baari, 10/119)

3⃣ Membaca 7 kali: As-alullahal ‘Azhim Rabbal ‘Arsyil ‘Azhim Ayyasyfiyaka

Dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhuma, bahwa Nabi ﷺ bersabda:

مَنْ عَادَ مَرِيضًا، لَمْ يَحْضُرْ أَجَلُهُ فَقَالَ عِنْدَهُ سَبْعَ مِرَارٍ: أَسْأَلُ اللَّهَ الْعَظِيمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ أَنْ يَشْفِيَكَ، إِلَّا عَافَاهُ اللَّهُ مِنْ ذَلِكَ الْمَرَضِ

Barang siapa yang menjenguk orang sakit dan dia belum menghadapi kematiannya, maka bacakanlah di sisinya tujuh kali: “As-alullahal ‘Azhim Rabbal ‘Arsyil ‘Azhim Ayyasyfiyaka – Aku mohon kepada Allah yang Maha Agung, Rabba-nya ‘Arsy yang Maha Agung semoga Dia menyembuhkanmu,” melainkan Allah akan menyembuhkan dia dari penyakitnya itu. (HR. Abu Daud No. 3106, At Tirmidzi No. 2083, Ahmad No. 2137. Lafaz ini milik Abu Daud. Dishahihkan oleh Syaikh Syu’aib Al Arna’uth)

4⃣ Membaca; Adz-hibil ba’sa .. Dst

Dari ‘Aisyah Radhiallahu ‘Anha, jika Nabi ﷺ menjenguk orang sakit atau orang sakit mendatanginya maka dia berdoa:

أَذْهِبِ البَاسَ رَبَّ النَّاسِ، اشْفِ وَأَنْتَ الشَّافِي، لاَ شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا

Wahai Rabbnya manusia, hilangkanlah penderitaannya, obatilah dan Engkau Maha Penyembuh, dan tidak ada obat kecuali obatMu, obat yang tidak meninggalkan rasa sakit. (HR. Muttafaq ‘Alaih)

Demikian. Wallahu A’lam

🍃🌴🌺🌻☘🌾🌷

✍ Farid Nu’man Hasan

Kambing Qurban Yang Nabi Pilih

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Mau tahu kambing pilihan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam saat qurban?

Berikut ini paparannya:

وَنَحَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَدَنَاتٍ بِيَدِهِ قِيَامًا وَذَبَحَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْمَدِينَةِ كَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ

“Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyembelih Unta dengan tangannya sendiri sambil berdiri, di Madinah Beliau menyembelih dua ekor kambing Kibasy yang amlahain.” (HR. Al Bukhari No. 1551)

Apakah Kabsyain Amlahain (dua kibasy yang Amlahain)?

Al Amlah artinya adalah putih tanpa campuran, namun Al ‘Iraqi mengatakan YANG BENAR adalah putih dan hitam, namun putihnya lebih banyak. (Lihat Bulughul Maram, Hal. 252, Cat kaki no. 4. Cet. 1. 1425H – 2004M. Darul Kutub Al Islamiyah)

Sementara Syaikh Abu Bakar bin Jabir Al Jazairi menjelaskan:

Hewan qurban paling utama adalah kambing Kibasy yang bertanduk, jantan, putih bercampur hitam di sekitar mata dan kakinya, karena rupa seperti itulah yang disukai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan Beliau berqurban dengannya.

Aisyah Radhiallahu ‘Anha berkata: “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berqurban dengan Kibasy yang bertanduk, kaki-kakinya hitam, dan ada warna hitam di sekitar kedua matanya.” (HR. At Tirmidzi, dan dia menshahihkannya)

(Lihat Minhajul Muslim, Hal. 237. Cet. 4. 2012M/1433H. Maktabah Al ‘Ulum wal Hikam, Madinah Al Munawwarah)

Wallahu A’lam

🍃🌷☘🌴🌾🌸🌺🌻

✏ Farid Nu’man Hasan

scroll to top