Berdonor Darah Yang Diadakan Non Muslim

💦💥💦💥💦💥

📨 PERTANYAAN:

📌Tanya. Ada komunitas Gereja mengadakan baksos donor darah.
Jika ada seorang muslim berdonor darah diacara yg dilaksanakan komunitas non muslim yg kerjasama dgn Palang Merah Indonesia.
Bagaimana kita menyikapinya?
Karena komunitas gereja itu pakai rumah/ ruko yg dijadikan Gereja.

📬 JAWABAN

Pada prinsipnya tidak ada larangan seorang muslim bekerja sama dengan non muslim dalam hal-hal yang sifatnya kemanusiaan, termasuk di dalamnya kesehatan, atau kegiatan donor darah. Dalam hal-hal interaksi sosial seperti ini yang berlaku adalah firman Allah ﷻ berikut:

لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. (QS. Al Mumtahanah: 8)

Mendonorkan darah, yang dengannya dapat menyelamatkan kehidupan manusia merupakan amal shalih yang besar.

Sebagaimana ayat :

وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا

Barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia seakan-akan dia memelihara kehidupan manusia seluruhnya. (QS. Al Maidah: 32)

Para ulama pun tidak mempermasalahkan donor darah untuk non muslim, misalnya Syaikh bin Baaz dalam Fatawa Nuur ‘Alad Darb No. 171:

هل يجوز لي التبرع بنقل دم لمريض أوشك على الهلاك وهو على غير دين الإسلام؟
الجواب: لا أعلم مانعا من ذلك؛ لأن الله تعالى يقول جل وعلا في كتابه العظيم: { لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ } [الممتحنة: 8] .
فأخبر سبحانه أنه لا ينهانا عن الكفار الذين لم يقاتلونا ولم يخرجونا من ديارنا أن نبرهم ونحسن إليهم ، والمضطر في حاجة شديدة إلى الإسعاف ، وقد جاءت أم أسماء بنت أبي بكر الصديق رضي الله تعالى عنها إلى بنتها; وهي كافرة ، في المدينة في وقت الهدنة بين النبي صلى الله عليه وسلم وأهل مكة تسألها الصلة ، فاستفتت أسماء النبي صلى الله عليه وسلم ذلك فأفتاها أن تصلها ، وقال: « صلي أمك » وهي كافرة

Tanya:
Apakah boleh saya mendonorkan darah untuk non muslim yang sakit atau orang yang sekarat?

Jawab:

Samahatusy Syaikh Abdul ‘Aziz bin Abdullah bin Baaz Rahimahullah menjawab:

“Aku tidak ketahui adanya larangan dalam hal ini, karena Allah ﷻ telah berfirman dalam kitab-Nya yang mulia:

لاَ يَنْهَاكُمُ اللهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِي الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ

“Allah tidak melarang kalian untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang (kafir) yang tidak memerangi kalian karena agama dan tidak mengusir kalian dari negeri-negeri kalian.” (QS. Al Mumtahanah: 8)

Dalam ayat ini Allah ﷻ mengabarkan bahwa Dia tidak melarang kita berbuat baik kepada orang-orang kafir yang tidak memerangi kita dan tidak mengusir kita dari negeri-negeri kita. Sementara keadaan seorang yang sedang sekarat sangat membutuhkan pertolongan.

Ibu dari Asma` binti Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu pernah datang menemui putrinya (yakni Asma`) di Madinah saat terjadi perjanjian damai antara Nabi ﷺ dengan penduduk Makkah (kafir Quraisy), padahal ketika itu dia adalah wanita kafir. Si ibu ini datang meminta agar putrinya menyambung hubungan dengannya. Asma` pun minta fatwa kepada Rasulullah ﷺ maka beliau memfatwakan agar Asma menyambung hubungan dengan ibunya. “Silaturahimlah dengan ibumu”, padahal ibunya itu kafir. (Fatawa Nuur ‘alad Darb No. 171)

Fatwa seperti ini juga pernah disampaikan oleh Syaikh Yusuf Al Qaradhawi Hafizhahullah pasca peristiwa runtuhnya WTC, agar umat Islam mendonorkan darahnya kepada korban. Demikian.

Hanya saja … Jika aktifitas donor darah ini diketahui ada misi-misi terselubung, atau upaya menancapkan pengaruh agama mereka di komunitas umat Islam, bahkan lebih dari itu sebagai upaya kristenisasi. Maka, janganlah kita menjadi pesertanya sebab itu sama juga berta’awun (bekerjsama) dalam dosa dan kejahatan. Kita bisa berdonor kepada oanitia sesama muslim sendiri atau kepada Bulan Sabit Merah misalnya. Dan, seorang muslim hendaknya waspada, hati-hati, buka mata, jeli, jangan polos, dan sigap di semua kondisi.

Wallahu A’lam

🌻🌴🍃🌺☘🌸🌷🌾

✏ Farid Nu’man Hasan

Membuka Hari Dengan Infaq

💦💥💦💥💦💥

حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ قَالَ حَدَّثَنِي أَخِي عَنْ سُلَيْمَانَ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ أَبِي مُزَرِّدٍ عَنْ أَبِي الْحُبَابِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلَانِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا

Telah menceritakan kepada kami Isma’il berkata, telah menceritakan kepada saya saudaraku dari Sulaiman dari Mu’awiyah bin Abu Muzarrid dari Abu Al Hubab dari Abu Hurairah radliallahu  bahwa Nabi Shallallahu’alaihiwasallam bersabda:

“Tidak ada suatu hari pun ketika seorang hamba melewati paginya kecuali akan turun (datang) dua malaikat kepadanya lalu salah satunya berkata; “Ya Allah berikanlah pengganti bagi siapa yang menafkahkan hartanya”, sedangkan yang satunya lagi berkata; “Ya Allah berikanlah kehancuran (kebinasaan) kepada orang yang menahan hartanya (bakhil).”

📕 HR Bukhari No. 1351, Muslim No. 1678

☘🌸🌺🌴🌷🌻🌿🍂

✏ Farid Nu’man Hasan

Fiqih Shalat Gerhana (Bag. 4)

💦💥💦💥💦💥

6⃣ Apakah Ada Cara Lain?

Dalam pandangan Imam Abu Hanifah dan pengikutnya, tatacara shalat gerhana adalah dua rakaat biasa dengan sekali ruku, sebagaimana shalat hari raya atau shalat Jumat.

Imam An Nawawi menyebutkan:

وقال الكوفيون هما ركعتان كسائر النوافل عملا بظاهر حديث جابر بن سمرة وأبي بكرة أن النبي صلى الله عليه و سلم صلى ركعتين

Berkata Kufiyyin (Para ulama Kufah), shalat gerhana adalah dua rakaat sebagaimana shalat nafilah lainnya, berdasarkan zahir hadits Jabir bin Samurah dan Abu Bakrah bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam shalat dua rakaat. [1]

Dalilnya adalah bahwa:

▶     Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

فإذا رأيتم ذلك فصلوا كأحدث صلاة صليتموها من المكتوبة

Maka, jika kalian melihat gerhana, shalatlah kalian sebagaimana shalat wajib yang kalian lakukan. [2]

▶      Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

الشمس انخسفت فصلى نبي الله صلى الله عليه وسلم ركعتين ركعتين

Matahari mengalami gerhana, lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam shalat dua rakat dua rakaat. [3]

Namun dua hadits ini dipermasalahkan para ulama.

📌 Hadits yang pertama, banyak imam yang mengisyaratkan kedhaifan hadits ini lantaran terputus sanadnya, seperti Imam Al Baihaqi   [4], Imam Yahya Al Qaththan[5], Imam Abu Hatim sebagaimana dikutip Az Zailai’i [6], Imam Al Haitsami [7], Syaikh Syu’aib Al Arnauth[8], Syaikh Al Abani mengatakan: sanadnya idhthirab (guncang).[9]

Sementara Imam Ibnu Abdil Bar menshahihkan hadits ini [10], juga Imam An Nawawi dan Imam Al Hakim menshahihkannya.[11]

📌 Sedangkan hadits kedua, dinyatakan dhaif oleh Syaikh Al Albani.[12]

Oleh karena pendapat jumhur ulama, bahwa shalat gerhana dengan cara dua rakaat yang masing-masing rakaat dua kali ruku’, adalah pendapat yang lebih kuat, sebagaimana pernyataan berikut:

📖 Imam An Nawawi Rahimahullah mengatakan:

وحجة الجمهور حديث عائشة من رواية عروة وعمرة وحديث جابر وبن عباس وبن عمرو بن العاص أنها ركعتان في كل ركعة ركوعان وسجدتان قال بن عبدالبر وهذا أصح ما في هذا الباب

Alasan jumhur adalah hadits ‘Aisyah dari riwayat, ‘Urwah, ‘Umrah, jabir, Ibnu Abbas, Ibnu Amr bin Al ‘Ash, bahwa shalat tersebut adalah dua kali ruku pada setiap rakaat, dan juga dua kali sujud. Ibnu Abdil Bar berkata: Ini adalah yang paling shahih tentang masalah ini.[13]

📖 Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah menjelaskan:

 السنة الصحيحة الصريحة المحكمة في صلاة الكسوف تكرار الركوع في كل ركعة، لحديث عائشة وابن عباس وجابر وأبي بن كعب وعبد الله بن عمرو بن العاص وأبي موسى الاشعري
كلهم روى عن النبي صلى الله عليه وسلم تكرار الركوع في الركعة الواحدة، والذين رووا تكرار الركوع أكثر عددا وأجل وأخص برسول الله صلى الله عليه وسلم من الذين لم يذكروه

Sunah yang shahih dan jelas, yang bisa dijadikan hukum tentang shalat kusuf adalah yang menunjukkan diulangnya ruku pada setiap rakaat, yang ditunjukkan oleh hadits ‘Asiyah, Ibnu ‘Abbas, jabir, Ubai bin Ka’ab, Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, dan Abu Musa Al Asy’ari.

Semuanya meriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bahwa ruku diulang dalam satu rakaat, orang-orang yang meriwayatkan berulangnya ruku lebih banyak jumlahnya, lebih berwibawa, lebih istimewa hubungannya dengan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dibanding orang-orang yang tidak menyebutkan hal demikian. [14]

Wallahu A’lam

📓📕📗📘📙📔📒

✏ Farid Nu’man Hasan


🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃

[1] Imam An Nawawi, Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 6/198
[2] HR. Ahmad No. 20607, dari Qabishah, An Nasa’i dalam As Sunan Al Kubra No. 1870, dari An Nu’man bin Basyir, Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra No. 6128, Al Bazzar No. 1371, Ath Thabarani dalam Al Kabir No. 957, dalam Al Awsath No. 2805
[3] HR. An Nasa’i dalam Sunannya No. 1487, juga dalam As Sunan Al Kubra No. 1872, Al Bazzar No. 3294
[4] Imam Al Baihaqi, As Sunan Al Kubra No. 6128
[5] Imam Ibnu Hajar, At Talkhish Al Habir, 2/215
[6] Imam Az Zaila’i, Nashbur Rayyah, 2/228
[7] Imam Al Haitsaimi, Majma’ Az Zawaid, 2/446
[8] Syaikh Syu’aib Al Arnauth, Ta’liq Musnad Ahmad No. 20607
[9]  Syaikh Al Albani, Tamamul Minnah Hal. 262
[10] Imam Ibnu Hajar, Talkhish Al Habir, 2/215
[11] Imam An Nawawi, Khulashah Al Ahkam, 2/863
[12]  Syaikh Al Albani, Dhaif ul Jami’ No. 1474, Shahih wa Dhaif Sunan An Nasa’i No. 1487
[13] Imam An Nawawi, Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 6/198
[14] Syaikh Sayyid Sabiq,  Fiqhus Sunnah, 1/214. Lihat juga Raudhah An Nadiyah, 1/157

 

Menggabungkan Pesta Pernikahan dan Aqiqahan

💦💥💦💥💦💥

📨 PERTANYAAN:

Salam. Admin,Bolehkah walimatul aqiqah diadakan bersamaan dengan walimatul ursy dengan undangan yang sama dan hidangan makanan yang disatukan?
Mohon penjelasannya. Terima kasih sebelumnya.

📬 JAWABAN

Wa ‘alaikumussalam…, Bismillah wal Hamdulillah wash Shalatu wa Salamu ‘Ala Rasulillah wa ba’d:

Ada dua hal yang perlu dibahas:

📌Pertama. Mengundang manusia pada cara aqiqahan

Secara khusus sebenarnya ini tidak ada contohnya dari Nabi ﷺ. Namun, secara umum, ini merupakan bagian dari menampakkan nikmat Allah ﷻ atas hambaNya, yang memang dianjurkanNya untuk disiarkan.

Allah ﷻ berfirman:

وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, Maka hendaklah kamu siarkan.” (QS. Adh Dhuha (93): 11)

Acara ini semakin baik jika di dalamnya di isi dengan ceramah agama oleh seorang ‘alim yang terkait dengan maslahat kehidupan manusia. Syaikh Abdul Muhsin Al ‘Abbad Hafizhahullah berkata tentang hukum berkumpul dalam acara undangan taushiah aqiqah:

وأما التزام إحضار المشايخ والمحاضرين في هذه المناسبات فليس بوارد، لكن لو فُعل في بعض الأحيان انتهازاً لفرصة معينة للتذكير أو للتنبيه على بعض الأمور بمناسبة الاجتماع فلا بأس بذلك.”

“Ada pun membiasakan menghadirkan seorang syaikh dan para undangan dalam acara ini maka tidak ada dalilnya, tetapi seandainya dilakukan untuk memanfaatkan keluangan pada waktu tertentu, dalam rangka memberikan peringatan dan nasihat atas sebagian permasalahan yang terkait dengan berkumpulnya mereka, maka hal itu tidak mengapa.” (Syaikh Abdul Muhsin Al ‘Abbad Badr, Syarh Sunan Abi Daud, No. 086. Maktabah Misykah)

📌 Kedua. Lalu bagaimana jika acara aqiqahan itu digabung dengan pesta pernikahan?

Tidak ada larangan dalam hal ini. Termasuk jika makanan aqiqahan itu dikonsumsi oleh tamu undangan. Karena aqiqah bukanlah zakat yang membagikannya mesti disesuaikan dengan mustahiq yang spesifik, sedangkan aqiqah siapa pun boleh memakannya.

Wallahu A’lam

🌴🌻🍃🌺☘🌾🌷🌸

✏ Farid Nu’man Hasan

scroll to top