Pernak Pernik Hadiah

🐾🐾🐾🐾🐾🐾

🖌 Memberi Hadiah Itu Perintah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan Cara Bagus Menjalin hubungan

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

تهادوا تحابوا

Salinglah memberi hadiah niscaya kalian saling mencintai. (HR. Al Bukhari dalam Adabul Mufrad, hasan. Lihat Shahih Al Adab Al Mufrad, 1/221)

🖌 Memberi hadiah juga cara bagus menghilangkan permusuhan

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

تَهَادَوْا، فَإِنَّ الْهَدِيَّةَ تُذْهِبُ وَغَرَ الصَّدْرِ

Salinglah memberikan hadiah, sesungguhnya hadiah itu bisa menghilangkan amarah dan melapangkan dada. (HR. Ahmad No. 9250. Syaikh Syuaib Al Arnauth: hasan)

🖌 Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun juga menerima hadiah

Sejarah nabi menunjukkan, Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga menerima hadiah, baik dari para sahabatnya atau negeri lain.

Abu Jahm pernah memberinya hadiah mantel.

عن عائشة أن النبي صلى الله عليه وسلم صلى في حميصة لها أعلام فقال: (شغلتني أعلام هذه، اذهبوا بها إلى أبي جهم واتوني بأنبجانيته) رواه البخاري ومسلم

Dari ‘Aisyah, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam shalat memakai pakaian berbulu yang bergambar, lalu dia bersabda: “Gambar-gambar ini mengganggu pikiranku, kembalikan ia ke Abu Jahm, tukar saja dengan pakaian bulu kasar yang tak bergambar.” (HR. Muttafaq ‘Alaih)

Dalam riwayat Muttafaq ‘Alaih juga Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah memakai Jubbay Syaamiyah (Jubah dari negeri Syam), pemberian dari penguasa Syam.

Juga Jubbah Rumiyah Dhayyiqah (Jubah Romawi Yang Sempit) dalam riwayat Imam At Tirmidzi.

🖌 Memberi hadiah hendaknya dengan sesuatu yang halal bukan haram

Tidak harus mewah, mahal, ekslusif, dan wow .. Yang penting halal.

Halal di sini, baik secara zat, dan juga cara memperolehnya. Maka, jangan berikan saudara kita khamr, barang curian, dan sebagainya.

🖌 Menerima hadiah juga jangan asal terima, tolak jika haram

Allah Ta’ala berfirman:

وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

…. dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS. Al Maidah: 2)

🖌 Hati-Hati Risywah (suap/sogok)

Jika ada yang memberi hadiah tapi ada udang dibalik bakwannya tolak aja. Walau diistilahkan dengan hadiah, atau istilah lain yg mengaburkan hakikatnya.

💥 Memberikan hadiah, karena tahu anaknya tidak akan naik kelas

💥Memberikan hadiah, karena NEM anaknya rendah agar masuk SMA unggulan

💥 Memberikan hadiah kepada orang dalem, karena tahu dirinya kalah bersaing masuk PNS/TNI/POLRI

Dan masih banyak cth lainnya.

🖌 Risywah yang bagaimana sih?

Disebutkan dalam Al Mu’jam Al Wasith:

ما يعطى لقضاء مصلحة أو ما يعطى لإحقاق باطل أو إبطال حق

“Sesuatu yang diberikan agar tujuannya terpenuhi, atau sesuatu yang diberikan untuk membenarkan yang batil, atau membatilkan yang haq.” (Al Mu’jam Al Wasith, 1/348. Dar Ad Da’wah)

Jadi, segala macam pemberian dalam rangka menggoyang independensi seseorang dalam bersikap dan mengambil keputusan, itulah risywah.

Akhirnya, pemberian itu (uang atau barang) yang menjadi penggerak sikapnya, bukan karena kebenaran itu sendiri. Sehingga yang layak menjadi tersingkir, yang buruk justru terpilih. Haq menjadi batil, batil pun menjadi haq.

🖌 Hati-Hati Hadiah untuk para pejabat

Umar bin Abdil Aziz Rahimahullah berkata:

«كَانَتِ الهَدِيَّةُ فِي زَمَنِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَدِيَّةً، وَاليَوْمَ رِشْوَةٌ»

Dahulu, pada masa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam hadiah adalah hadiah, sdgkan hari ini hadiah adalah riyswah/suap. (Shahih Al Bukhari, 3/159)

Syaikh Mushthafa Al Bugha menjelaskan:

 (الهدية) أي للنبي صلى الله عليه وسلم وأبي بكر وعمر رضي الله عنهم. (واليوم رشوة) إذا أعطيت للحكام والموظفين

(Hadiah) yaitu hadiah untuk Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Abu Bakar, dan Umar Radhiallahu ‘Anhum.
(Hari ini hadiah adalah risywah) yaitu hadiah kepada para penguasa/pejabat dan para pekerja.

🌿🌸🌷🍃🌻☘🌳

✏ Farid Nu’man Hasan

Keutamaan Muawiyah bin Abi Sufyan Radhiallahu ‘Anhuma (Bag. 1)

💦💥💦💥💦💥

Riwayat pertama:

حدثنا الحسن بن بشر: حدثنا المعافى، عن عثمان بن الأسود، عن ابن أبي مليكة قال: أوتر معاوية بعد العشاء بركعة، وعنده مولى لابن عباس، فأتى ابن عباس، فقال: دعه فإنه صحب رسول الله صلى الله عليه وسلم.

Bercerita kepada kami Al Hasan bin Bisyr, bercerita kepada kami Al Ma’afi, dari Utsman bin Al Aswad, dari Ibnu Abi Malikah, dia berkata:

“Muawiyah melakukan shalat witir setelah isya dengan satu rakaat, dan di sisinya ada pelayan Ibnu Abbas, lalu dia (pelayan) mendatangi Ibnu Abbas, lalu Ibnu Abbas berkata: “Biarkan dia, karena dia adalah sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.” (HR. Bukhari No. 3553)

Kedudukan Muawiyah Radhiallahu ‘Anhu sebagai sahabat nabi sudah menunjukkan keutamaannya yang tinggi, dibanding manusia setelahnya.

Riwayat kedua:

حدثنا ابن أبي مريم: حدثنا نافع بن عمر: حدثني ابن أبي مليكة: قيل لابن عباس: هل لك في أمير المؤمنين معاوية، فإنه ما أوتر إلا بواحدة؟ قال: أصاب، إنه فقيه

Bercerita kepada kami Ibnu Abi Maryam, bercerita kepada kami Nafi’ bin Umar, bercerita kepada saya Ibnu Abi Malikah:

“Dikatakan kepada Ibnu Abbas: Apa pendapat anda tentang Amirul Mu’minin Muawiyah, bahwa dia tidaklah melakukan witir melainkan satu rakaat? “ Ibnu Abbas menjawab: “Dia benar, dia adalah seorang yang faqih (faham agama).”
(HR. Bukhari No. 3554)

Riwayat Ketiga:

حدثني عمرو بن عباس: حدثنا محمد بن جعفر: حدثنا شعبة، عن أبي التياح قال: سمعت حمران بن أبان، عن معاوية رضي الله عنه قال: إنكم لتصلون صلاة، لقد صحبنا النبي صلى الله عليه وسلم فما رأيناه يصليها، ولقد نهى عنهما. يعني: الركعتين بعد العصر

Bercerita kepadaku ‘Amru bin Abbas, bercerita kepada kami Muhammad bin Ja’far, bercerita kepada kami Syu’bah, dari Abi At Tiyah, dia berkata: Aku mendengar Humran bin Aban, dari Mu’awiyah Radhiallahu ‘Anhu berkata:

“Sesungguhnya kalian telah melakukan shalat, dan kami telah bersahabat dengan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan kami belum pernah melihatnya dia melakukan shalat itu, dan beliau telah melarangnya. Yakni dua rakaat setelah ‘ashar. (HR. Bukhari No. 3555)

Semua hadits ini dimasukkan oleh Imam Al Bukhari dalam Shahih-nya, pada KITAB FADHAIL ASH SHAHABAH (Keutamaan-Keutamaan Sahabat Nabi). Ini menunjukkan bahwa Muawiyah Radhiallahu ‘Anhu adalah sahabat nabi yang memiliki banyak keutamaan. Sangat berbeda dengan anggapan seorang da’i di sebuah Radio Islam, bahwa Muawiyah Radhiallahu ‘Anhu bukan sahabat nabi.

Komentar Al Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah:

تنبيه”: عير البخاري في هذه الترجمة بقوله ذكر ولم يقل فضيلة ولا منقبة لكون الفضيلة لا تؤخذ من حديث الباب، لأن ظاهر شهادة ابن عباس له بالفقه والصحبة دالة على الفضل الكثير

Peringatan : pembukaan Al Bukhari dalam biografi ini dengan ucapannya Dzikru (menyebut/mengingat), dan dia tidak menyebut dengan istilah Fadhilah (keutamaan) dan bukan pula Manqabah (kebaikan), dan dalam bab ini dia juga tidak mengambil dari hadits (bukan berarti dia tidak memiliki keutamaan, pen), karena sesungguhnya secara zahir kesaksian dari Ibnu Abbas terhadapnya sebagai orang yang faqih dan sebagai sahabat nabi menunjukkan keutamaannya yang banyak. (Fathul Bari, 7/104)

Bersambung ….

🍃🌻🌴☘🌺🌷🌸🌾

✏ Farid Nu’man Hasan

Kepiting Halalkah?

💢💢💢💢💢

📨 PERTANYAAN:

Ustadz. Ane tanya kalau kepiting halal tidak ? (08132153xxxx)

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Bismillah wal Hamdulillah …

Kepiting (As Surthaan), telah terjadi silang pendapat di antara ulama kita. Sebagian mereka menghalalkan, sebagian lain mengharamkan.

A. Hanafiyah

Mereka mengharamkannya, bahkan melarang pula menjualnya. (Al Bahr Ar Raaiq, 8/196. Al Hidayah Syarh Al Bidayah, 4/69)

B. Malikiyah

Mereka menegaskan bahwa kepiting halal. (lihat Al Kaafiy fi Fiqhil Ahlil Madinah, 1/437, Tahdzibul Mudawanah, 1/63)

C. Syafi’iyyah

Dalam fiqih madzhab Syafi’iy, umumnya mereka mengharamkan. Itulah pendapat yang resmi dari mereka. Hal ini diceritakan oleh Imam An Nawawi Rahimahullah sebagai berikut:

وعد الشيخ أبو حامد وامام الحرمين من هذا الضرب الضفدع والسرطان وهما محرمان علي المذهب الصحيح المنصوص وبه قطع الجمهور وفيهما قول ضعيف انهما حلال

Syaikh Abu Hamid Al Ghazali dan Imam Al Haramain mengkategorikan katak dan kepiting adalah dua hewan yang diharamkan menurut pendapat madzhab yang shahih dan tertera dalam nash. Inilah yang ditetapkan oleh mayoritas (Syafi’iyah) namun ada pendapat lemah yang mengatakan keduanya halal. (Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab, 9/32)

D. Hambaliyah (Hanabilah)

وعنه في السرطان وسائر البحري أنه يحل بلا ذكاة

“Kepiting dan semua hewan laut halal walau tanpa disembelih.” (Al Inshaf, 10/289. Lihat juga Al Masaa’il Ahmad bin Hambal, 1/271)

Syuraih, sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:

كل شيء في البحر مذبوح

Segala hal dilaut adalah madzbuuh (tersembelih). (Shahih Al Bukhari, 1/91)

Ada pun pendapat yang dikuatkan oleh MUI PUSAT adalah HALAL semua jenis kepiting baik laut, sungai, dan empang. Juga dipilih ulama masa kini kebanyakan membolehkannya, setelah diketahui ternyata kepiting masih satu golongan dengan udang, bernafas dengan insang.

Demikian. Wallahu a’lam

🌸🍃🌹🍀🎋🌷☘

✍ Farid Nu’man Hasan

Tarawih Ngebut Seperti Balapan Formula 1

🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Imam Abu Bakr Bin Sayyid Muhammad Syatha Ad Dimyathi Rahimahullh:

ﺃﻧﻪ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﻃﻮﻝ اﻟﻘﻴﺎﻡ ﺑﺎﻟﻘﺮاءﺓ ﻣﻊ اﻟﺤﻀﻮﺭ ﻭاﻟﺨﺸﻮﻉ، ﺧﻼﻓﺎ ﻟﻤﺎ ﻳﻌﺘﺎﺩﻩ ﻛﺜﻴﺮﻭﻥ ﻓﻲ ﺯﻣﺎﻧﻨﺎ ﻣﻦ ﺗﺨﻔﻴﻔﻬﺎ ﻭﻳﺘﻔﺎﺧﺮﻭﻥ ﺑﺬﻟﻚ، ﻗﺎﻝ ﻗﻄﺐ اﻹﺭﺷﺎﺩ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﻠﻮﻱ
اﻟﺤﺪاﺩ ﻓﻲ اﻟﻨﺼﺎﺋﺢ: ﻭﻟﻴﺤﺬﺭ ﻣﻦ اﻟﺘﺨﻔﻴﻒ اﻟﻤﻔﺮﻁ اﻟﺬﻱ ﻳﻌﺘﺎﺩﻩ ﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ اﻟﺠﻬﻠﺔ ﻓﻲ ﺻﻼﺗﻬﻢ ﻟﻠﺘﺮاﻭﻳﺢ، ﺣﺘﻰ ﺭﺑﻤﺎ ﻳﻘﻌﻮﻥ ﺑﺴﺒﺒﻪ ﻓﻲ اﻹﺧﻼﻝ ﺑﺸﺊ ﻣﻦ اﻟﻮاﺟﺒﺎﺕ ﻣﺜﻞ ﺗﺮﻙ اﻟﻄﻤﺄﻧﻴﻨﺔ ﻓﻲ اﻟﺮﻛﻮﻉ ﻭاﻟﺴﺠﻮﺩ، ﻭﺗﺮﻙ ﻗﺮاءﺓ اﻟﻔﺎﺗﺤﺔ ﻋﻠﻰ اﻟﻮﺟﻪ اﻟﺬﻱ ﻻ ﺑﺪ ﻣﻨﻪ ﺑﺴﺒﺐ اﻟﻌﺠﻠﺔ، ﻓﻴﺼﻴﺮ ﺃﺣﺪﻫﻢ ﻋﻨﺪ اﻟﻠﻪ ﻻ ﻫﻮ ﺻﻠﻰ ﻓﻔﺎﺯ ﺑﺎﻟﺜﻮاﺏ ﻭﻻ ﻫﻮ ﺗﺮﻙ ﻓﺎﻋﺘﺮﻑ ﺑﺎﻟﺘﻘﺼﻴﺮ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﻦ اﻹﻋﺠﺎﺏ.
ﻭﻫﺬﻩ ﻭﻣﺎ ﺃﺷﺒﻬﻬﺎ ﻣﻦ ﺃﻋﻈﻢ ﻣﻜﺎﻳﺪ اﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﻷﻫﻞ اﻹﻳﻤﺎﻥ، ﻳﺒﻄﻞ ﻋﻤﻞ اﻟﻌﺎﻣﻞ ﻣﻨﻬﻢ ﻋﻤﻠﻪ ﻣﻊ ﻓﻌﻠﻪ ﻟﻠﻌﻤﻞ

Shalat tarawih semestinya lama berdiri dengan bacaan surat panjang disertai hadirnya hati dan khusyu’, berbeda dengan kebiasaan kebanyakan orang di zaman kita yang meringankan nya, dan mereka justru berbangga-bangga atas hal itu.

Quthbul Irsyad Sayyidina Abdullah bin Alwiy Al Hadad mengatakan di dalam nasehat nasehatnya : “Hendaklah memperingatkan orang orang dari meringankan (mempercepat) shalat tarawih yg membuat lalai yang mana dijadikan kebiasaan banyak orang yg bodoh didalam shalat mereka pada shalat tarawih, sehingga terkadang merusak rukun rukun yg wajib seperti meninggalkan tuma’ninah didalam rukuk dan sujud , dan meninggalkan membaca al fatihah dari sisi mau ngga mau dari meninggalkan nya sebab tergesa:, diberi peringatan agar menjadikan salah satu dari mereka disisi Allah bukan orang yg shalat seperti itu, sehingga mendapatkan pahala, agar mengetahui kesalahan kesalahannya dan selamat dari ujub.

Hal ini dan perkara perkara yg serupa dengannya adalah sebagian dari tipu daya syetan yg besar bagi orang yg beriman, membatalkan amalan orang yg beramal dari mereka.’

📓📕📗📘📙📔📒

📚 Imam Abu Bakr Ad Dimyathi, I’anatu Thalibin, 1/265

🌿🌾🍃🍀☘🌵🌻🌺🌷

scroll to top