Tafsir Surat An Nashr bag. 4 (selesai)

PERINTAH BERTASBIH, MEMUJI DAN BERISTIGHFAR KEPADA ALLAHPERINTAH BERTASBIH, MEMUJI DAN BERISTIGHFAR KEPADA ALLAH

فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا

“Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat”. (QS. An Nashr:3)

📖 Tinjauan Bahasa

فَسَبِّحْ

Maka bertasbihlah

بِحَمْدِ رَبِّكَ

Dengan memuji Rabbmu

وَاسْتَغْفِرْهُ

Mohonlah ampun kepada Allah

📖 Pendapat Ibnu Umar Isyarat tentang akhir hayat Nabi Muhammad

Seperti telah disebutkan dalam bahasan yang lalu, Ibnu Abbas mengekspresikan bahwa turunnya merupakan pertanda dekatnya ajal Rasulullah Shalalahu alaihi wasallam, karena Islam sudah tersebar ke segenap penjuru dan manusia semakin banyak yang masuk Islam, risalah sudah sempurna diturunkan, dan tugas Rasulullah sudah sebagai penyampai risalah pun demikian juga. Disamping itu Imam Al Qurthubi menyebutkan pendapat Ibnu Umar dalam tafsirnya:

(وَقَالَ ابْنُ عُمَرَ: نَزَلَتْ هَذِهِ السُّورَةُ بِمِنًى فِي حَجَّةِ الْوَدَاعِ، ثُمَّ نَزَلَتْ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي . فَعَاشَ بَعْدَهُمَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَمَانِينَ يَوْمًا. ثُمَّ نَزَلَتْ آيَةُ الْكَلَالَةِ ، فَعَاشَ بَعْدَهَا خَمْسِينَ يَوْمًا. ثُمَّ نَزَلَ لَقَدْ جاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ , فَعَاشَ بَعْدَهَا خَمْسَةً وَثَلَاثِينَ يَوْمًا. ثُمَّ نَزَلَ وَاتَّقُوا يَوْماً تُرْجَعُونَ فِيهِ  إِلَى اللَّهِ ,فَعَاشَ بَعْدَهَا أَحَدًا وَعِشْرِينَ يَوْمًا. وَقَالَ مُقَاتِلٌ سَبْعَةَ أَيَّامٍ

Ibnu Umar berkata,”Surat ini turun di Mina pada saat Haji Wada’, kemudian turun setelahnya surat “Al Yauma Akmaltu Lakum Dinakum (Surat Al Maidah:3) maka Nabi Shalallahu Alaihi wasallam hidup setelahnya 80 hari. Lalu turun ayat Kalalah (Surat An Nisa:176/ tentang warisan), maka Nabi hidup setelahnya 50 hari, lalu turun ayat “Laqad Ja akum Rasulun Min Anfusikum (Surat At Taubah:128), maka nabi hidup setelahnya 35 hari, lalu turun ayat,” Wattaqu Yauman Turja’una Fih Ilallah (Surat Al Baqarah:281) maka Nabi hidup setelahnya 25 hari dan pendapat Muqatil 7 hari. (Al Qurthubi (671H), Al Jami’ Li Ahkam Al Qur’an, 20/233)

Beliau juga menyebutkan hadits dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi Shalallahu alaihi wasallam lebih bersungguh-sungguh sejak turun surat ini, hingga bengkak kedua kaki dalam ibadah, lemah fisik, sedikit senyum, dan banyak menangis. (Tafsir Al Qurthubi, 20/232)

📖 Perintah bertasbih, memuji Allah dan Beristighfar

Secara umum ayat ini memerintahkan untuk bertasbih (mensucikan Allah, ucapan Subhanallah) memuji Allah (ucapan Alhamdulillah) dan istighfar (ucapan memohon ampun kepada Allah.

فاشكر ربك، وسبّح بحمده، ونزّهْه عن كل شريك – لما حقّق لك وللمؤمنين من النصر العظيم – واطلُب المغفرةَ لك ولأمتك من الله تعالى، فإنه يَقْبَلُ التوبةَ، وبابُه مفتوحٌ دائما للتوابين

“Bersyukurlah kepada Allah, sucikan Dia dengan bertasbih dan memuji-Nya, sucikan dari segala macam sekutu, atas pencapaian kaum muslimin berupa kemenangan besar, mintalah ampun kepadamu dan untuk umatmu, ampunan dari Allah, karena Allah Maha menerima taubat, pintu taubat selalu terbuka untuk orang-orang yang bertaubat. (Ibrahim Al Qatan, Taisir At Tafsir, 3/456)

Menurut Ibnu Asyur, penyebutan antara tasbih dan istighfar secara berurutan dalam ayat ini merupakan kekhususan, karena kemenangan dan Fathu Mekkah merupakan isyarat dekatnya ajal Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam, dekatnya ajal tersebut seperti beriring dekatnya tasbih dan istighfar (Tafsir Ibnu Asyur,30/594).

📖 Mengapa Nabi diperintahkan beristighfar, bukankah beliau sudah diampuni segala dosanya?

Imam Al Qurthubi menyebutkan beberapa analisanya:

✅ Karena nabi membaca doa memohon ampunan, karena beliau merasa membatasi diri dalam menunaikan apa yang semestinya dikerjakan merupakan dosa, apalagi jika dikaitkan dengan agungnya nikmat Allah.

رَبِّ اغْفِرْ لِي خَطِيئَتِي وَجَهْلِي، وَإِسْرَافِي فِي أَمْرِي كُلِّهِ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي خَطَئِي وَعَمْدِي، وَجَهْلِي وَهَزْلِي، وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِي. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وأنت المؤخر، إنك على شي قَدِير

“Ya Allah, ampunilah kesalahanku, tindak kebodohanku, sikap berlebihan dalam seluruh urusanku, dan yang Engkau lebih mengetahuinya. Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kesengajaanku dan kebodohanku, gurauanku, semua itu ada pada diriku. Ya Allah, ampunilah apa yang sudah aku kerjakan dan apa yang belum, apa yang aku sembunyikan dan yang aku tampakkan. Engkaulah Dzat Yang mendahulukan dan Engkau Dzat yang mengundurkan dan Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

✅ Istighfar merupakan wujud selalu bergatung seorang hamba kepada Allah, merendahkan diri dihadapan-Nya, atas terbatasnya melaksanakan perintah dan hak-hak Allah, agar tidak terputus amal-amalmu.

✅ Istighfar disini merupakan ibadah yang wajib dilakukan, bukan istighfar memohon ampunan seperti yang lain.

✅ Istighfar ini maksudnya pelajaran untuk umatnya agar tidak meninggalkan untuk memohon ampunan selalu kepada Allah.( Tafsir Al Qurthubi, 20/233)

📖 Nabi Membaca Doa ini Saat rukuk

Imam Muslim menyebutkan dalam kitab Sahihnya:

حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ، وَإِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ زُهَيْرٌ: حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ أَبِي الضُّحَى، عَنْ مَسْرُوقٍ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ فِي رُكُوعِهِ وَسُجُودِهِ: سُبْحَانَكَ اللهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ، اللهُمَّ اغْفِرْ لِي ” يَتَأَوَّلُ الْقُرْآنَ

Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb dan Ishaq bin Ibrahim, berkata Zuhair, telah menceritakan kepada kami Jarir, dari Manshur dari Abi Dhuha dari Masruq dari Aisyah ia berkata,” Ketika rukuk, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam memperbanyak membaca bacaan سُبْحَانَكَ اللهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ، اللهُمَّ اغْفِرْ لِي (Subhanaka Allahumma Wabihamdika Allahumaghfirli), Maha Suci Engkau, Ya Allah Rabb yang Maha Terpuji, Ya Allah Ampunilah aku, seperti diperintahkan dalam Al Qur’an (HR. Muslim Bab Ma Yuqalu inda Ruku’ wa sujud, No. 484).

📖 Hikmah Surat

✅ Allah memberikan nikmat yang agung berupa Fathu Makkah dan kota-kota setelahnya dalam naungan risalah Islam.

✅ Fathu Makkah merupakan puncak sejarah bukti kebenaran tauhid yang diterima oleh fitrah manusia, karena manusia lahir dalam keadaan fitrah, sehingga mereka masuk kedalam agama Islam secara berbondong-bondong

✅ Fathu Makkah merupakan rangkaian perjalanan perjuangan Rasulullah dalam menyebarkan Islam, yang sebelumnya sudah didahului oleh beragam peristiwa peperangan, kemenangan dan kekalahan, yang tujuannya menyiapkan mental kaum muslimin untuk menyambut kemenangan besar.

✅ Perintah untuk mensucikan Allah, memuji-Nya dan memohon ampunan atas dosa dan kekurangan dalam menunaikan hak-hak Allah, senantiasa berzikir dan bersyukur atas segala nikmat-Nya.
Selesai serial Tafsir Surat An Nashr, bersambung ke surat Al Kafirun

والله أعلم

🍂🌱🌿☘🍀🎍🎋🍃

✒ Fauzan Sugiono Lc, M.A.


Serial Tafsir Surat An-Nashr

Tafsir Surat An-Nashr (Bag 1)

Tafsir Surat An-Nashr (Bag 2)

Tafsir Surat An-Nashr (Bag 3)

Tafsir Surat An-Nashr (Bag 4)

Mengulang Membaca Satu Surat Yang Sama Untuk Dua Rakaat

💢💢💢💢💢

📨 PERTANYAAN:

Assalamu’alaikum ustadz.. Mau tanya.. Mna yg lebih afdhal shalat dhuha yg 4 rakaat d kerjakan 2 2 atau skaligus 4 stad?
Bolehkah dalam satu shalat membaca surat yg sama, antara rakaat pertama dan kedua? (08217413xxxc)

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh ..

2-2 dgn masing-masing sekali salam, lebih utama. Karena shalat itu pada dasarnya adalah matsna matsna – dua-dua.

Ada pun mengulang surat yang sama utk dua rakaat, boleh ..

Seorang laki-laki dari Juhainah berkata:

سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَقْرَأُ فِي الصُّبْحِ ( إِذَا زُلْزِلَتْ الْأَرْضُ ) فِي الرَّكْعَتَيْنِ كِلْتَيْهِمَا ، فَلَا أَدْرِي أَنَسِيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمْ قَرَأَ ذَلِكَ عَمْدًا

Dia mendengar Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam shalat subuh membaca IDZA ZULZILATIL ARDHU di dua rakaat masing-masing. Aku tidak tahu, apakah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam lupa atau sengaja sepeti itu.

(HR. Abu Daud no. 816, Hasan)

Imam Ibnul ‘Arabiy Rahimahullah berkata:

فَكَانَ هَذَا دَلِيلًا عَلَى أَنَّهُ يَجُوزُ تَكْرَارُ سُورَةٍ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ

Ini menjadi dalil bolehnya mengulang satu surat di tiap rakaat. (Ahkamul Qur’an, 4/468)

Dan kebolehan ini merupakan pendapat mayoritas. Tertulis dalam Al Mausu’ah :

ذَهَبَ الْجُمْهُورُ مِنْ الْحَنَفِيَّةِ وَالشَّافِعِيَّةِ وَالْحَنَابِلَةِ إلَى أَنَّهُ : لَا بَأْسَ لِلْمُصَلِّي أَنْ يُكَرِّرَ السُّورَةَ مِنْ الْقُرْآنِ الَّتِي قَرَأَهَا فِي الرَّكْعَةِ الْأُولَى

Mayoritas ulama dari kalangan Hanafiyah, Syafi’iyyah, Hanabilah, Bahwasanya tidak apa-apa bagi orang yang shalat mengulang membaca surat Al Qur’an yang sama seperti pada rakaat pertama.

(Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyah, 25/290)

Demikian. Wallahu a’lam

🌴🍄🌷🌱🌾🌸🍃🌵🌹

✍ Farid Nu’man Hasan

Membaca Surat Kurang dari Tiga Ayat Ketika Shalat, Bolehkah?

💢💢💢💢💢💢

📨 PERTANYAAN:

Assalamualaikum

Ustadz, bolehkah membaca surat pendek kurang dari 3 ayat pada baca sholat ?

Syukron
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh

Yang wajib adalah membaca Al Fatihah, sebagaimana pendapat jumhur, seperti Malikiyah, Syafi’iyyah, dan Hambaliyah.

Berbeda dengan Imam Abu Hanifah, Al Auza’i, Ats Tsauri, yang mengatakan membaca Al Fatihah tidak wajib, dan menurut mereka shalat tetap sah tanpa membaca Al Fatihah.

Sedangkan membaca surat setelah membaca Al Fatihah, adalah Sunnah, tanpanya shalat tetap sah.

Imam An Nawawi Rahimahullah mengatakan:

وهذا مجمع عليه في الصبح والجمعة والأولييْن من كل الصلوات ، وهو سنة عند جميع العلماء ، وحكى القاضي عياض رحمه الله تعالى عن بعض أصحاب مالك وجوب السورة ، وهو شاذ مردود

Hal ini (kesunahan membaca surat) adalah Ijma’, baik pada shalat subuh, shalat Jum’at, atau pada saat rakaat disemua shalat. Itu sudah menurut semua ulama. Al Qadhi ‘Iyadh menceritakan adanya yang mewajibkan dari kalangan pengikut Imam Malik. Tapi, itu pendapat aneh dan tertolak.

(Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 5/104)

Oleh karena itu, membaca satu ayat saja, atau kurang dari tiga ayat dari surat yang dibaca, adalah tidak masalah.

Dalam Syarh Al Muntaha, dijelaskan:

قال القاضي [أبو يعلى] وغيره : وتجزئ آية إلا أن أحمد استحب كونها طويلة , كآية الدين والكرسي

Berkata Al Qadhi Abu Ya’la dan lainnya: sudah cukup satu ayat, hanya saja Imam Ahmad menyukai satu ayat itu yang panjang seperti ayat tentang hutang dan ayat kursi.

(Syarh Al Muntaha, 1/191)

Ada pun satu ayat yang tidak membawa pada makna sempurna, sebaiknya jangan.

Seperti sekedar membaca tsumma nazhar (kemudian dia melihat), seperti yang ada dalam surat Al Muddatstsir, atau mudhaamataan (kedua surga yang tampak hijau warnanya), dalam surat Ar Rahman.

Imam Al Bahutiy berkata:

والظاهر أنه لا تجزئ آية لا تستقل بمعنى أو حكم نحو ( ثم نظر ) و ( مدهامتان)

Yang benar adalah tidak cukup membaca satu ayat yang tidak memiliki makna tersendiri atau hukum, seperti “tsumma nazhar” dan “mudhaammataan”.
(Kasysyaaf Al Qinaa’, 1/342)

Demikian. Wallahu a’lam

🌴🍄🌷🌱🌸🍃🌵🌾🌹

✍ Farid Nu’man Hasan

Membaca Al Qur’an Tidak dari Awal Surat, Apakah Mesti Baca Bismillah?

💢💢💢💢💢💢💢

📨 PERTANYAAN:

Muhammad Syaugi:
Ustadz, kalau kita shalat baca surat pendek mulai dari tengah tengah apakah tetap harus membaca bismillah?

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Bismillah wal Hamdulillah ..

Dia bebas memilih, baca silahkan, tidak baca tidak apa-apa.

Syaikh Abdullah Al Faqih Hafizhahullah mengatakan:

فإذا بدأ القارئ القراءة من منتصف السورة فهو مخير بين الإتيان بالبسملة وعدمه، كما نص على ذلك علماء القراءة

Jika seseorang membaca Al Qur’an dari tengah surat, maka dia bisa memilih antara membaca basmalah atau tidak. Sebagaimana hal itu dikatakan oleh para ulama qira’ah.

(Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyyah no. 4446)

Syaikh Abdul Aziz bin Baaz juga mengatakan boleh saja menyebut nama Allah saat membaca Al Qur’an dari tengah surat.

Beliau berkata:

أما إذا كانت البداءة أثناء السورة فإنه يبدأ بالتعوذ يقول : أعوذ بالله من الشيطان الرجيم يكفي، وإن سمى فلا بأس لكن يكفي التعوذ؛ لقول الله جل وعلا فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Ada pun jika memulai bacaan dari tengah surat, maka bacalah ta’awudz: a’udzu billahi minasysyaithaanir rajiim, itu cukup. Jika dia mau membaca Bismillah tidak apa-apa, tapi ta’awudz sudah cukup. Berdasarkan firman Allah Ta’ala: “Jika kalian hendak membaca Al Qur’an maka berlindunglah kepada Allah dari gangguan syetan yang terkutuk.”

(Lihat http://www.binbaz.org.sa/noor/2362)

Demikian. Wallahu a’lam

🌷🌴🌱🌸🍃🌵🍄🌾

✍ Farid Nu’man Hasan

scroll to top