Ash Shalatu Khairun Minan Naum, Sunnahkah ?

💢💢💢💢💢💢

📨 PERTANYAAN:

Ustadz, kalau adzan shubuh “asshalatumminannaum” itu sunnah atau bukan? (MS)

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Bismillah wal Hamdulillah ..

Itu Sunnah, .. Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam mengajarkan azan:

َ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ تَرْفَعُ بِهَا صَوْتَكَ ثُمَّ تَقُولُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ تَخْفِضُ بِهَا صَوْتَكَ ثُمَّ تَرْفَعُ صَوْتَكَ بِالشَّهَادَةِ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ فَإِنْ كَانَ صَلَاةُ الصُّبْحِ قُلْتَ الصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنْ النَّوْمِ الصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنْ النَّوْمِ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا الله

“Kamu ucapkan; Allahu akbar Allahu akbar, Allaahu akbar, Allahu akbar (Allah Maha Besar Allah Maha Besar, Allah Maha Besar Allah Maha Besar), kamu angkat suaramu ketika mengucapkannya, kemudian kamu ucapkan, Asyhadu an laa ilaaha illallaah Asyhadu an laa ilaaha illallah (Aku bersaksi bahwasanya tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, aku bersaksi bahwasanya tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah), Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullah, Asyhadu anna muhammadar Rasuulullah (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah) Kamu rendahkan suaramu tatkala mengucapkannya, setelah itu kamu angkat suaramu ketika mengucapkan syahadat, Asyhadu an laa ilaaha illallah, asyhadu an laa ilaaha illallah (Aku bersaksi bahwasanya tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, Aku bersaksi bahwasanya tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah), Asyhadu anna Muhammadar rasulullah, asyhadu anna Muhammadar Rasulullah (Aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, Aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah) Hayya ‘Alash shalaah, hayya ‘alas shalaah (Mari mendirikan shalat, mari mendirikan shalat) Hayya ‘Alal falaah, hayya ‘alal falaah (Mari menuju kemenangan, Mari menuju kemenangan). Kalau adzan untuk shalat SUBUH, ucapkanlah, Ash shalaatu khairun minan nauum, ASH SHALATU KHAIRUM MINAN NAUM (shalat itu lebih baik daripada tidur, shalat itu lebih baik daripada tidur), Allaahu akbar, Allaahu akbar (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar) Laa ilaaha illallah (Tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah).”

(HR. Abu Daud no. 500, 501. SHAHIH)

Bagaimana kalau ada muadzin yg lupa? Azannya tetap sah, sebab itu bukan wajib.

Syaikh Ibnul Utsaimin Rahimahullah menjelaskan:

إذا نسي المؤذن قول: (الصلاة خير من النوم) فإن المعروف عند أهل العلم أن أذانه صحيح، لأن قول: (الصلاة خير من النوم) في أذان الفجر سنة وليس بواجب، بدليل أن عبد الله بن زيد رضي الله عنه لما رأى الأذان في المنام لم تكن فيه هذه الجملة: (الصلاة خير من النوم) فيكون قولها ليس بشرط إن قالها الإنسان في أذان الفجر الذي يكون بعد طلوع الفجر فهو أفضل، وإن لم يقلها فلا حرج

Jika muadzin lupa membaca Ash Shalatu Khairun Minan Naum, maka yg terkenal menurut para ulama azannya tetap SAH. Karena kalimat Ash Shalatu Khairun Minan Naum, adalah sunah bukan wajib. Dalilnya adalah bahwa Abdullah bin Zaid Radhiyallahu ‘Anhu saat melihat azan dalam mimpinya tidak ada kalimat tersebut, maka itu menunjukkan kalimat tersebut bukan syarat sahnya azan. Tapi jika seorang membacanya saat azan subuh maka itulah yang Afdhal (lebih utama), jika dia tidak mengucapkannya tidak apa-apa.

(Majmu’ Fatawa wa Rasaail, Jilid 12, Bab Al Adzan wa Iqaamah)

Demikian. Wallahu a’lam

🌴🌱🌷🌸🍃🌵🍄🌾🌹

✍ Farid Nu’man Hasan

Begini Cara Nabi Berbuka Puasa

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ رُطَبَاتٌ فَتَمَرَاتٌ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ تَمَرَاتٌ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ

“Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam berbuka dengan berberapa butir kurma basah sebelum shalat, dan jika tidak ada kurma basah maka berbuka dengan kurma kering, dan jika tidak ada kurma kering maka berbuka dengan beberapa teguk air.”

💦💦💦💦💦💦

📚HR. At Tirmidzi No. 696, Abu Daud No. 2356, Ahmad No. 12215. SHAHIH

🍃🌻🌴🌸🌾☘🌺🌷

✏ Farid Nu’man Hasan

Najiskah Kotoran Cicak?

 PERTANYAAN:

Assalamualaikum
Ustadz, bagaimana hukumnya bak mandi yang terdapat kotoran cicak?(jika ketahuan baru setelah mandi bagaimana najisnya?)
Terimakasih. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh


 JAWABAN

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah ..

Cicak termasuk hewan yang darahnya tidak mengalir. Sebagian ulama menilai, hewan jenis tersebut kotorannya suci.

Imam An Nawawi Rahimahullah berkata:

وأما الوزغ فقطع الجمهور بأنه لا نفس له سائلة

Ada pun cicak, pendapat jumhur adalah hewan yang darahnya tidak mengalir. (Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab, 1/129)

Imam Syihabuddin Ar Ramliy Rahimahullah berkata:

ويستثنى من النجس ميته لا دم لها سائل عن موضع جرحها، إما بأن لا يكون لها دم أصلاً، أو لها دم لا يجري كالوزغ والزنبور والخنفساء والذباب، فلا تنجس مائعاً

Dan dikecualikan sebagai najis yaitu bangkai yang tidak mengandung darah yang mengalir pada tempat lukanya, termasuk yang pada dasarnya itu hewan memiliki darah, atau darahnya tidak mengalir, seperti cicak, tawon, kumbang, lalat, dan semisalnya. Maka, itu tidak menajiskan benda cair. (Nihayatul Muhtaj, 1/81)

Demikian. Wallahu a’lam

✍ Farid Nu’man Hasan


Air Kolam atau Sajadah Kejatuhan Kotoran Cicak, Najiskah?

Bismillah wal Hamdulillah wash Shalatu wasSalamu ‘Ala Rasulillah wa ba’d:

Para ulama berbeda pendapat tentang kesucian kotoran Cicak, karena memang tidak ada keterangan khusus tentang itu.

Sebagian mereka menganggap bahwa Cicak termasuk hewan yang darahnya tidak mengalir. Mayoritas ulama menilai, hewan yang darahnya tidak mengalir maka kotorannya suci.

Dasarnyaadalah hadits berikut:

إِذَا وَقَعَ الذُّبَابُ فِي إِنَاءِ أَحَدِكُمْ ،فَلْيَغْمِسْهُ كُلَّهُ ، ثُمَّ لِيَطْرَحْهُ ، فَإِنَّ فِي أَحَدِ جَنَاحَيْهِشِفَاءً ، وَفِي الْآخَرِ دَاءً”

Apabila seekor lalat hinggap ditempat minum salah seorang dari kalian, hendaknya ia mencelupkan ke dalam minumantersebut, kemudian membuangnya, karena pada salah satu sayapnya terdapatpenyakit dan pada sayap lainnya terdapat penawarnya.” [1]

Hadits ini menunjukkan bahwa lalat -hewanyang tidak mengalir darahnya- adalahsuci. Jika dia najis, sudah pasti Nabi ﷺakan memerintahkanmembuangnya bukan mencelupnya. Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah menjelaskan dalam Zaadul Ma’ad: “Hadits ini menjadi dalil yang begitu jelasbahwa Lalat yang mati dan terjatuh ke air atau benda cair tidaklah itumembuatnya menjadi najis, tidak diketahui adanya salaf yang menyelesihi ini.” Beliau juga berkata: “Kemudian hukum inijuga berlaku bagi hewan lain yang darahnya tidak mengalir seperti Lebah,Kumbang, Laba-laba, dan semisalnya.” [2]

Imam An Nawawi Rahimahullahberkata: “Ada pun cicak, pendapat jumhur adalah hewan yang darahnya tidakmengalir.”

[3]Imam Ibnu Qudamah Rahimahullahberkata: “Hewan yang darahnya tidak mengalir semua bagian anggota tubuhnyaadalah suci dan kotorannya juga.”[4]

Imam Syamsuddin bin Syihabuddin ArRamli Rahimahullah – yang dijuluki Asy Syafi’iy Ash Shaghir (AsySyafi’i Kecil)- berkata:“Dan dikecualikan sebagai najis yaitubangkai yang tidak mengandung darah yang mengalir pada tempat lukanya, termasukyang pada dasarnya itu hewan memiliki darah, atau darahnya tidak mengalir,seperti cicak, tawon, kumbang, lalat, dan semisalnya. Maka, itu tidakmenajiskan benda cair.” [5]

Namun sebagian ulama mengatakankotoran Cicak adalah najis. Sebab, Cicak termasuk hewan yang darahnya mengalirdan ditambah lagi Cicak termasuk hewan yang tidak bisa dimakan, maka itumenunjukkan najis.Dalam Al Mausu’ah disebutkan:

اتَّفَقَ الْفُقَهَاءُ عَلَى نَجَاسَةِ بَوْلوَعَذِرَةِ الآْدَمِيِّ وَبَوْل وَرَوْثِ مَا لاَ يُؤْكَل لَحْمُهُ“

Para ahli fiqih sepakat najisnya airkencing dan kotoran manusia, serta air kencing dan kotoran hewan yang tidakbisa dimakan dagingnya.” [6]

Imam Al Mardawi Rahimahullahmengatakan: “Pendapat yang shahih dalam madzhab (Hambali), bahwa Cicak adalahhewan yang darahnya mengalir, sama seperti Ular. “ [7]

Anggaplah pendapat mayoritas ulamaadalah pendapat yang lebih kuat bahwa kotoran cicak itu suci.
Tetapi, lebihaman dan hati-hati adalah hendaknya kita tetap membersihkan pakaian, sajadah,atau apa saja yang kejatuhan kotoran cicak atau bangkainya.

Kesimpulan:

– Mayoritas ulama mengatakan kotoran cicak itu suci,bukan najis, sebab cicak hewan yang tidak mengalir darahnya, sebagaimana lalat.

– Namun, walau suci sebaiknya tetap dibersihkan sebabkotoran itu tidak sedap dipandang mata.Demikian. Wallahu a’lam

[1]HR. Bukhari no. 5782

[2]Imam Ibnul Qayyim, Zaadul Ma’ad, 4/111

[3] Imam AnNawawi, Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab, 1/129

[4]Imam Ibnu Qudamah, Al Mughni, 1/768

[5] Imam Syamsuddin Ar Ramli, Nihayatul Muhtaj,1/81

[6]Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyah, 40/91

[7]Imam Al Mardawi, Al Inshaf, 1/243

*✍ Farid Nu’man Hasan*

Tidak Semua Marah Itu Terlarang

💥💦💥💦💥💦💥

Imam Asy Syafi’i Rahimahullah:

من استغضب فلم يغضب فهوحمار, ومن استرضي فلم يرضى فهو شيطان

“Siapa yang dibuat marah tapi dia tidak marah maka dia keledai, dan siapa yang dibuat senang tapi dia tidak ridha maka dia syetan.”

📚 Hikam wa Aqwaal Al Imam Asy Syafi’i

🍃🌴🌻🌸🌾🌺☘🌷

✏ Farid Nu’man Hasan

scroll to top