Bolak Balik Ke WC Di Malam Hari, Apakah Tetap Sunah Wudhu Sebelum Tidur?

💢💢💢💢💢💢💢

📨 PERTANYAAN:

Assalamu’alaykum, Semoga Ustadz Farid Nu’man sekeluaga selalu dlm lindungan Allah azza wa jalla.
Ana mau nanya mengenai Adab sebelum tidur.Sebelum tidur kita berwudhu dulu, kemudian kita baca dzikir/doa seblm tidur.
Yang ingin ana tanyakan disini adalah apakah yang hrs kita lakukan apabila pada saat tengah malam kita beberapa kali buang air kecil.Apakah kita hrs berwudhu lagi setiap buang air kecil sebelum tidurnya kita lanjutkan lagi.?
Syukton pak ustadz..(+62 858-4003-xxxx)

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh ..

Anjuran wudhu sebelum tidur adalah benar adanya, sebagaimana hadits berikut:

Dari Bara bin ‘Azib Radhiallahu ‘Anhu, katanya:

قَالَ النَّبِيُّ إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ

Nabi bersabda: “Jika kamu mendatangi tempat tidurmu maka berwudhulah seperti wudhumu ketika shalat.” (HR. Al Bukhari No. 247, Muslim No. 2710)

Ini sunah, dan bukan kewajiban. Syaikh Abdul Aziz bin Baaz Rahimahullah berkata:

…لكن كونه يتوضأ ويأتي الفراش على طهارة هذا هو السنة التي أمر بها النبي -صلى الله عليه وسلم-

Tetapi keadaan berwudhu bagi seseorang lalu dia mendatangi kasurnya setelah bersuci, ini adalah Sunnah yang diperintahkan Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam (selesai)

Sebagian ulama menyebutkan hikmahnya, bahwa tidur merupakan kematian kecil. Maka, sebagaimana dimandikan saat kematian besar, maka demikian pula saat kematian kecil, hendaknya dia berwudhu.

Lalu bagaimana saat kita mesti bolak balik ke WC karena buang-buang air atau sebab lain .. ? maka kondisi itu tidaklah seseorang dibebani untuk selalu wudhu setiap habis buang air .. dia tidak berdosa tidak melakukannya, sebab itu sgt berat baginya.

اذا ضاق الأمر اتسع

Jika urusan begitu menyulitkan maka dilapangkan saja

Hal ini sama dengan tahiyatul masjid saat kita sedang bolak balik ke masjid. Misalnya Panitia ta’lim, atau marbot, tentu sibuk keluar masuk masjid, baginya cukup sekali saat awal masuk masjid saja, selanjutnya tidak ..

Demikian. Wallahu a’lam

🌷🌱🌴🌾🌸🍃🌵🍄

✍ Farid Nu’man Hasan

Hukum dan Tata Cara Mubahalah

Pertanyaan

Assalamualaikum ustadz… Apakah itu mubahalah dan bagai mana tata caranya…
Jika ada suatu kasus yang mnimpa A kmudian smua orang mnghujat… lalu si A ber mubahalah.. apakah yang mnghujat kena imbasnya? Makasi ustadz (+62 853-6336-xxxx)


 JAWABAN

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh .

Pengertian Mubahalah

Mubahalah yaitu:

أَن يجتمع القوم إِذا اختلفوا في شيء فيقولوا : لَعْنَةُ الله على الظالم منا

Berkumpulnya sekelompok rangka ketika mereka berbeda pendapat dalam suatu hal, lalu mereka berdoa: Semoga laknat Allah atas orang yang zalim di antara kita.

(Lihat Lisaanul ‘Arab, 11/71)

Hal ini disyariatkan dalam rangka menerangkan yang hak dan membuktikan yang batil, setelah hujjah disampaikan kepada orang yang dianggap berada dalam kebatinan.

Dalil Mubahalah

Dalilnya adalah:

فَمَنْ حَاجَّكَ فِيهِ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعَالَوْا نَدْعُ أَبْنَاءَنَا وَأَبْنَاءَكُمْ وَنِسَاءَنَا وَنِسَاءَكُمْ وَأَنْفُسَنَا وَأَنْفُسَكُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَلْ لَعْنَةَ اللَّهِ عَلَى الْكَاذِبِينَ

Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): “Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta. (QS. Ali Imran: 61)

Mujahadah ini Sunnah dilakukan kepada orang yang keras kepala dan membangkang kepada Al Haq. Imam Ibnul Qayyim berkata:

السُّنَّة فى مجادلة أهل الباطل إذا قامت عليهم حُجَّةُ اللهِ ولم يرجعوا ، بل أصرُّوا على العناد أن يدعوَهم إلى المباهلة ، وقد أمر اللهُ سبحانه بذلك رسولَه

Adalah Sunnah mendebat orang-orang yang di atas kebatilan, jika sudah ditegakkan hujjah-hujjah agama Allah kepada mereka tp mereka belum rujuk dari kesalahannya, bahkan jika mereka melakukan pembangkangan maka hendaknya lakukan mubahalah kepada mereka, hal itu diperintahkan oleh Allah Ta’ala dan RasulNya.

(Zaadul Ma’ad, 3/643)

Mubahalah ini berlaku umum, tidak hanya saat mendebat orang kafir. Tetapi jika kepada orang Islam yang menyimpang dan jahat.

Baca juga: Benarkah Mubahalah Tidak Boleh Untuk Sesama Muslim?

Para ulama di Al Lajnah Ad Daimah mengatakan:

ليست المباهلة خاصة بالرسول صلى الله عليه وسلم مع النصارى ، بل حكمها عام له ولأمته مع النصارى وغيرهم ؛ لأن الأصل في التشريع العموم ، وإن كان الذي وقع منها في زمنه صلى الله عليه وسلم في طلبه المباهلة من نصارى نجران فهذه جزئية تطبيقية لمعنى الآية لا تدل على حصر الحكم فيه

Mubahalah bukan Kekhususan bagi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersama Nasrani saja, tapi juga berlaku umum bagi umatnya baik dengan Nasrani atau selainnya.

Sebab, hukum asal dari tasyri’ (pensyariatan) adalah berlaku umum, walau pun kejadian nyatanya di zaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam merupakan ajakan kepada Nasrani Bani Najran secara khusus, tapi penerapan hukum yang ada tidaklah dibatasi.

(Fatawa Al Lajnah Ad Daimah, 4/203-204)

Syarat-syarat mubahalah adalah:

1. Ikhlas karena Allah Ta’ala, bukan untuk mencari ketenaran, tapi membuktikan kebenaran.

2. Sudah disampaikannya hujjah kepada pihak yang menyelisihi kebenaran.

3. Pihak yang menyelisihi memang membangkang dan melawan

4. Hanya dalam masalah agama yang urgen, bukan masalah perselisihan fiqih yang memang para ulama sdh sejak lama tidak sama pendapatnya. Atau masalah bukan pada masalah-masalah sepele dan tidak penting, misal mubahalah hanya karena perbedaan lebih dulu mana ayam atau telurnya.

Demikian. Wallahu a’lam

✍ Farid Nu’man Hasan


Baca juga: Sumpah Demi Menutupi Kebohongan

Menyingkat Shalawat, Salam, Hanya Huruf-Huruf Saja

💢💢💢💢💢💢

📨 PERTANYAAN:

Bagaimana hukum menyingkat-nyingkat doa seperti SAW, SWT, AS. dll… (+62 852-6359-xxxx)

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Bismillah wal Hamdulillah..

Hukum menyingkat-nyingkat salam, shalawat , dan pujian kepada Allah, dimakruhkan oleh umumnya ulama. Sebab, Hal ini dianggap bisa mengurangi nilai, dan menghilangkan kesakralannya.

Di Indonesia biasa di singkat SAW, kalau di kitab berbahasa Arab kadang ص saja atau صلعم ..

Imam As Suyuthi dalam Tadrib Ar Rawiy berkata:

ويكره الاقتصار على الصلاة أو التسليم هنا وفي كل موضع شرعت فيه الصلاة كما في شرح مسلم وغيره لقوله تعالى : ( صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا ) إلى أن قال : ويكره الرمز إليهما في الكتابة بحرف أو حرفين كمن يكتب ( صلعم ) بل يكتبهما بكمالها ) انتهى

Dimakruhkan memendekkan Shalawat dan Salam di tempat yg disyariatkan padanya shalawat sebagaimana dijelaskan dalam Syarh Muslim, sebab Allah Ta’ala berfirman:

Bershalawatlah atasnya dan salamlah dengan sebenar-benarnya salam

Sampai-sampai ada yang mengatakan makruhnya membuat huruf simbol pada keduanya dalam bentuk tulisan baik, baik satu atau dua huruf seperti yang orang tulis (صلعم), tetapi hendaknya dia menulis dengan utuh dan sempurna. (selesai)

Imam As Sakhawiy dalam Fathul Mughits mengatakan:

واجتنب أيها الكاتب ( الرمز لها ) أي الصلاة والسلام على رسول الله صلى الله عليه وسلم في خطك بأن تقتصر منها على حرفين ونحو ذلك فتكون منقوصة – صورة – كما يفعله ( الكتاني ) والجهلة من أبناء العجم غالبا وعوام الطلبة ، فيكتبون بدلا من صلى الله عليه وسلم ( ص ) أو ( صم ) أو ( صلعم ) فذلك لما فيه من نقص الأجر لنقص الكتابة خلاف الأولى

Wahai penulis, jauhilah (membuat simbol) yaitu dalam shalawat dan salam kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam pada tulisanmu dengan meringkasnya menjadi satu atau dua huruf saja, dan semisalnya. Sebab itu bisa mengurangi gambaran Shalawat seperti yang dilakukan oleh Al Kataniy, dan bisa mengelabui orang-orang ‘ajam (non Arab), dan kebanyakan penuntut ilmu.

Maka, mereka mengganti tulisan Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan ص, atau صم, atau صلعم, yang seperti itu dapat mengurangi pahala karena penulisan seperti itu bertentangan dengan yang lebih utama. (selesai)

Demikian. Wallahu a’lam

🌷🌱🌴🌾🌸🍃🌵🍄

✍ Farid Nu’man Hasan

Membangun Keutamaan

💢💢💢💢💢💢💢

Syaikh Muhammad Al Ghazali Rahimahullah berkata:

الإكراه على الفضيلة لا يصنع الإنسان الفاضل .. كما أن الإكراه على الإيمان لا يصنع الإنسان المؤمن .. فالحرية هي أساس الفضيلة

Pemaksaan atas keutamaan tidaklah membuat manusia menjadi utama ..

Sebagaimana paksaan atas keimanan tidaklah membuat manusia menjadi beriman ..

Maka, kebebasanlah asas bagi adanya keutamaan ..

📚 Aqwaal wa Hikam Syaikh Muhammad Al Ghazali no. 2

🌷🌱🌴🌾🌸🍃🌵🍄

✍ Farid Nu’man Hasan

scroll to top