Menolak Ajakan Suami Berjima’ (Berhubungan Intim), Apakah Nusyuz (pembangkangan)?

▪▫▪▫▪▫▪▫

📨 PERTANYAAN:

Seorang istri diajak jima’ oleh suaminya, tapi istri menolak karena sangat letih. Suami marah dan menganggapnya sebagai Nusyuz. Apakah benar? (Dari seorang ibu rumah tgga)

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Bismillahirrahmanirrahim …

Pada dasarnya, terlarang wanita menolak ajakan suami memenuhi hajatnya.

Hal ini berdasarkan hadits:

إِذَا دَعَا الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَأَبَتْ فَبَاتَ غَضْبَانَ عَلَيْهَا لَعَنَتْهَا الْمَلَائِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ

Jika seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidurnya, lalu istrinya menolaknya sehingga dia melalui malam itu dalam keadaan marah, maka malaikat melaknat istrinya itu hingga shubuh.

(HR. Muttafaq ‘Alaih)

Bahkan, kemarahan suami ini dapat membuat shalat si istri saat itu tidak diterima.

Nabi ﷺ menyebutkan di antara manusia yg shalatnya tidak diterima adalah:

وَامْرَأَةٌ بَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَلَيْهَا سَاخِطٌ

Istri yg tidur dimalam hari sedangkan suaminya sedang marah kepadanya. (HR. At Tirmidzi no. 369, Hasan)

Namun, jika penolakan istri memiliki ALASAN SYAR’IY maka dia tidak salah, tidak berdosa, apalagi dikatakan nusyuz … lebih tidak lagi.

Imam An Nawawi Rahimahullah mengatakan:

هَذَا دَلِيلٌ عَلَى تَحْرِيمِ امْتِنَاعِهَا مِنْ فِرَاشِهِ لِغَيْرِ عُذْرٍ شَرْعِيٍّ

Ini adalah dalil haramnya bagi istri menolak ajakan suami TANPA ‘UDZUR SYAR’IY.

(Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 10/7)

Di udzur syar’iy tersebut adalah istri sedang haid, shaum wajib, sakit, dan sangat lelah.

Alasan ini benar, dan bukan kesalahan. Jika alasannya benar, maka berkata Imam Mulla Ali Al Qari Rahimahullah;

أما إن كان سخط زوجها من غير جرم فلا إثم عليها

Ada pun jika kemarahan suaminya itu bukan karena kesalahan ini maka tidak ada dosa bagi si istri.

(Misykah Al Mashabih, 4/109)

So .., dalam rumah tangga, termasuk urusan ranjang ada 3 sikap: memahami pasangan, memaklumi, dan memaafkannya.

Tanpa 3 sikap ini, berumahtangga dengan siapa pun akan bubar.

Maka, istri harus paham kebutuhan suami, apalagi kebutuhan suami yang tidak mungkin dilakoni kecuali oleh istrinya.

Suami pun harus mengerti, istrinya bukan wonder woman, wanita bertenaga super dan penampilan selalu menarik.

Tapi, suami masih bisa bersenang-senang dengan istri dengan cara lain yg minimalis.

Imam Ibnu Hajar Al Haitami Rahimahullah berkata:

وهو استخراج المني بغير جماع حراما كان كإخراج بيده أو مباحا كإخراجه بيد حليلته

Yaitu mengeluarkan air mani dengan tanpa jima’ adalah haram, seperti mengeluarkannya dengan tangannya sendiri, atau BOLEH dengan tangan istrinya.

(Tuhfatul Muhtaj, 3/409)

Imam Al Hijawiy Rahimahullah berkata:

وللزوج الاستمتاع بزوجته كل وقت على أي صفة كانت إذا كان في القبل، وله الاستمناء بيدها

Seorang suami boleh bersenang-senang terhadap istrinya ditiap waktu yaitu dalam berbagai sifat (cara) jika melalui kemaluan, dan baginya boleh mengeluarkan air maninya dengan tangan istrinya. (Al Iqna’, 3/239)

Dalil pembolehan ini adalah ayat:

وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ
إِلَّا عَلَىٰ أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ

Dan orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka tidak tercela. (QS. Al-Mu’minun: 5-6)

Demikian. Wallahu a’lam

🌻☘🌿🌸🍃🍄🌷💐

✍ Farid Nu’man Hasan

Pesta Pernikahan, Boleh atau Sunnah?

▪▫▪▫▪▫

📨 PERTANYAAN:

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh. Afwan ustadz. Mau bertanya tentang Acara Walimahan, apakah boleh membuat pesta walimahan.
Mohon penjelasannya ustadz.. (+62 852-7102-xxxx)

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh ..

Walimah Al ‘urs (pesta pernikahan) itu bukan boleh tapi SUNNAH. Walau dengan acara makan-makan sederhana.

Nabi ﷺ bersabda:

أولم ولو بشاة

Adakanlah walimah walau dengan seekor kambing.

(HR. Bukhari no. 2048)

Walau hanya mampu dengan menyuguhkan seekor kambing, maksudnya pesta yang sederhana .., janganlah ditinggalkan.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin Rahimahullah mengatakan:

الوليمة سنة مؤكدة ولو بشاة

Mengadakan pesta itu sunah muakkadah walau dgn seekor kambing.

Beliau juga berkata:

وترك ذلك خلاف السنة، لكنه لا يؤثر في النكاح، ولا يبطله، فالنكاح صحيح إذا استوفى شروطه وأركانه

Tidak mengadakan walimah adalah perbuatan yang menyelisihi sunnah, tetapi itu memang tidak mempengaruhi status pernikahan, tidak membatalkannya. Pernikahan tetap sah jika terpenuhi syarat dan rukunnya.

(Fatawa Nuur ‘Alad Darb, Juz. 21, No. 66)

Demikian. Wallahu a’lam

🌻☘🌿🌸🍃🍄🌷💐

✍ Farid Nu’man Hasan

Berdiri Menghormati Ulama Atau Orang Terhormat / Mulia

▪▫▪▫▪▫▪▫

📨 PERTANYAAN:

Assalamualaikum..Afwan ustadz, saya mau menanyakan penjelasan terkait hadits berikut

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
.
من أحب أن يمثل له الرجال قياما فليتبوأ مقعده من النار
.
“Barangsiapa yang suka seseorang berdiri untuknya, maka persiapkanlah tempat duduknya di neraka”. (HR. Abu Dawud: 5229, At-Tirmidzi: 2753, Ahmad 4/93, Al-Bukhari dalam Al-Adabul-Mufrad :977dan Abu Nu’aim dalam Akhbar Ashbahaan 1/219; dishahihkan oleh syaikh Al-Albani dalam Silsilah Shohihah I/627)

Apakah maksud hadits tersebut ustadz? Bagaimana jika itu di dalam sebuah majelis ilmu? (+62 899-6618-xxx)

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh ..

Itu hadits tentang orang yang “gila hormat” .. maunya dia kalau dia datang orang-orang berdiri untuknya. Dia sangat menikmati itu ..

Al Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah, mengutip dari Imam Ath Thabariy Rahimahullah sebuah penjelasan tentang hadits di atas:

إِنَّمَا فِيهِ نَهْيُ مَنْ يُقَامُ لَهُ عَنِ السُّرُورِ بِذَلِكَ لَا نَهْيَ مَنْ يَقُومُ لَهُ إِكْرَامًا لَهُ

Ini adalah larangan bagi orang yang senang jika ada orang yang berdiri untuknya, bukan larangan bagi orang yang berdiri untuk penghormatan.

(Fathul Bari, 11/50)

Al Hafizh juga mengutip dari Ibnu Qutaibah, dia berkata:

وَلَيْسَ الْمُرَادُ بِهِ نَهْيَ الرَّجُلِ عَنِالْقِيَامِ لِأَخِيهِ إِذَا سَلَّمَ عَلَيْهِ وَاحْتَجَّ بن بَطَّالٍ لِلْجَوَازِ بِمَا أَخْرَجَهُ النَّسَائِيُّ مِنْ طَرِيقِ عَائِشَةَ بِنْتِ طَلْحَةَ عَنْ عَائِشَةَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَى فَاطِمَةَ بِنْتَهُ قَدْ أَقْبَلَتْ رَحَّبَ بِهَا ثُمَّ قَامَ فَقَبَّلَهَا ثُمَّ أَخَذَ بِيَدِهَا حَتَّى يُجْلِسَهَا فِي مَكَانِهِ

Hadits ini bukan bermaksud larangan seseorang berdiri untuk memuliakan saudaranya jika dia salam kepadanya.

Ibnu Baththal berhujjah kebolehan berdiri berdasarkan riwayat An Nasa’i, dari jalur Aisyah binti Thalhah, dari Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, bahwa Nabi ﷺ jika melihat putrinya – Fathimah- dia akan menyambutnya, lalu berdiri dan menciumnya, dan memegang tangannya serta membawanya duduk ke tempatnya. (Ibid)

Kebolehan menyambut dengan cara berdiri kepada orang terhormat, orang tua, ulama, orang Shalih, diperkuat oleh dalil berikut ini.

Ketika Sa’ad bin Mu’adz Radhiallahu ‘Anhu (tokoh Anshar) datang, Nabi ﷺ bersabda kepada orang-orang Anshar:

قوموا الى سيدكم

Berdirilah kalian untuk pemimpin kalian.

(HR. Bukhari dan Muslim)

Ada pun bagi orang yang dihormati tersebut, dia tidak boleh berharap, .. tidak boleh juga kecewa kalau orang-orang tidak berdiri. Nah, hadits yang ditanyakan di atas adalah ancaman bagi mereka yang sangat-sangat berharap orang berdiri atas kedatangannya.

Imam An Nawawi Rahimahullah berkata:

وإذا ورد على القارئ من فيه فضيلة من علم أو شرف أو سن مع صيانة أو له حرمة بولاية أو ولادة أو غيرها فلا بأس بالقيام له على سبيل الاحترام والإكرام لا للرياء والإعظام بل ذلك مستحب وقد ثبت القيام للإكرام من فعل النبي صلى الله عليه وسلم : وفعل أصحابه رضي الله عنهم بحضرته وبأمره ومن فعل التابعين ومن بعدهم من العلماء الصالحين وقد جمعت جزءا في القيام وذكرت فيه الأحاديث والآثار الواردة باستحبابه وبالنهي عنه وبينت ضعف الضعيف منها وصحة الصحيح والجواب عما يتوهم منه النهي وليس فيه نهي وأوضحت ذلك كله بحمد الله تعالى فمن تشكك في شئ من أحاديثه فليطالعه فلا يجد ما يزول به شكه إن شاء الله تعالى

Jika seorang qari didatangi seorang yang memiliki keutamaan seperti ulama, atau orang-orang mulia, orang berumur dan shalih, atau yang memiliki kehormatan seperti pejabat pemerintahan, orang tuanya atau selainnya, maka tidak apa-apa berdiri untuk menghormati dan memuliakan mereka, bukan untuk riya dan angkuh. Bahkan hal itu adalah sunah.

Telah shahih riwayat dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang berdiri untuk memuliakan seseorang, para sahabatnya juga melakukannya di hadapannya atas perintahnya. Ini juga dilakukan para tabi’in dan generasi setelah mereka dari kalangan ulama shalihin.

Aku telah kumpulkan dalam satu juz tentang berdiri ini, dan aku telah paparkan hadits-hadits dan atsar yang menyunnahkannya, juga yang menunjukkan larangannya. Aku telah jelaskan kelemahan hadits yang lemah, dan keshahihan yang shahih, berserta jawaban untuk mereka yang menyangka itu dilarang, padahal tidak ada larangan padanya. Aku telah jelaskan semua itu dengan -dengan bertahmid kepada Allah Ta’ala, maka siapa yang masih ragu tentang kebolehannya silahkan mentelaah hadits-haditsnya, Insya Allah akan hilang keraguan tentang kebolehannya.

📚 Imam An Nawawi, At Tibyan fi Adab Hamalah Al Quran, Hal. 123

Demikian. Wallahu a’lam

🌻☘🌿🌸🍃🍄🌷💐

✍ Farid Nu’man Hasan

Ucapan Salam Ke Rumah Kosong

💥💦💥💦💥💦

📨 PERTANYAAN:

Ustadz.. Kalau kita masuk rumah tapi tidak ada orng d rumah. Apa kita baca salamnya, assalamualaina tadz..?

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Bismillah wal Hamdulillah ..

Salamnya: assalamu ‘alaina wa ‘ala ‘ibadillahish shalihin. Sebagaimana riwayat Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhuma berikut:

إذا دخل البيت غير المسكون، فليقل: السلام علينا، وعلى عباد الله الصالحين

Jika masuk ke rumah yang sedang kosong, maka hendaknya ucapkan: Assalamu ‘Alaina wa ‘Ala ‘Ibadillahish shalihin- Keselamatan atas kami dan atas hamba-hambaNya yang shalih. (HR. Al Bukhari, dalam Adabul Mufrad, 810/1055)

Wallahu a’lam

🗒📌🗒📌🗒📌🗒📌🗒

✏ Farid Nu’man Hasan

scroll to top