Luangkan Waktu UntukNya

💦💥💦💥💦💥💦

حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ دَاوُدَ عَنْ عِمْرَانَ بْنِ زَائِدَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي خَالِدٍ الْوَالِبِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ وَلَا أَعْلَمُهُ إِلَّا قَدْ رَفَعَهُ قَالَ
يَقُولُ اللَّهُ سُبْحَانَهُ يَا ابْنَ آدَمَ تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِي أَمْلَأْ صَدْرَكَ غِنًى وَأَسُدَّ فَقْرَكَ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ مَلَأْتُ صَدْرَكَ شُغْلًا وَلَمْ أَسُدَّ فَقْرَكَ

Telah menceritakan kepada kami Nashr bin Ali Al Jahdlami telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Daud dari Imran bin Zaidah dari Ayahnya dari Abu Khalid Al Walibi dari Abu Hurairah dia berkata,

“Saya tidak mengetahui hadits ini melainkan ia telah memarfu’kannya (kepada Nabi), beliau bersabda, “Allah berfirman: “Wahai anak Adam, luangkanlah waktumu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku akan penuhi dadamu dengan kekayaan (batin). Akan Aku tutupi kemiskinanmu. Dan jika kamu tidak melakukannya, maka Aku akan masuki hatimu dengan kesibukan dan tidak akan Aku tutupi kemiskinanmu.”

📚 Sunan Ibni Majah No. 4097, SHAHIH

🍃🌻🌾🌸🌴🌺☘🌷

✏ Farid Nu’man Hasan

Para Shalihin dan Dzikrullah

💦💥💦💥💦💥

Dari Abu Darda Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda:

ألا أنبئكم بخير أعمالكم وأزكاها عند مليككم وأرفعها في درجاتكم وخير لكم من إنفاق الذهب والورق وخير لكم من أن تلقوا عدوكم فتضربوا أعناقهم ويضربوا أعناقكم ؟ قالوا بلى قال ذكر الله

Maukah kalian aku tunjukkan amal yang paling baik dan suci di sisi Allah, yang dapat meninggikan derajat kalian, dan itu lebih baik dibanding infaq emas dan perak, dan itu lebih baik dibanding kalian berjumpa dengan musuh-musuh kalian lalu kalian tebas leher-leher mereka atau mereka menebas leher-leher kalian? Mereka menjawab: “Tentu.” Beliau menjawab: “Berdzikir kepada Allah.” (HR. At Tirmidzi No. 3377, shahih)

Muadz bin Jabal Radhiallahu ‘Anhu berkata:

ما شيء أنجى من عذاب الله من ذكر الله

Tidak ada sesuatu yang paling bisa menyelamatkan dari siksa Allah dibanding dzikrullah. (Sunan At Tirmidzi No. 3377, di shahihkan oleh Imam Al Hakim dan Syaikh Al Albani. Imam Al Mundziri mengatakan: hasan)

Abdullah bin Amr Radhiallahu ‘Anhuma, berkata:

إِن لكل شَيْء صقالة وَإِن صقالة الْقُلُوب ذكر الله وَمَا من شَيْء أنجى من عَذَاب الله من ذكر الله قَالُوا وَلَا الْجِهَاد فِي سَبِيل الله قَالَ وَلَو أَن يضْرب بِسَيْفِهِ حَتَّى يَنْقَطِع

Segala sesuatu memiliki penopang, dan penopangnya hati adalah berdzikir kepada Allah. Tidak ada sesuatu yang paling dapat menyelamatkan dari siksa Allah dibanding berdzikir kepada Allah.

Mereka bertanya: “Tidak juga dengan jihad fi sabilillah?”
Dia menjawab: “Walaupun dia menebas dengan pedangnya sampai patah.” (Imam Al Mundziri, At Targhib wat Tarhib, No. 2295. Syaikh Al Albani mengatakan: shahih lighairih. Shahih At Targhib wat Tarhib, No. 1495)

Ibnu Umar berkata:

لَا تُكْثِرُوا الْكَلَامَ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ فَإِنَّ كَثْرَةَ الْكَلَامِ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ قَسْوَةٌ لِلْقَلْبِ ، وَإِنَّ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنْ اللَّهِ تَعَالَى الْقَلْبُ الْقَاسِي

Jangan memperbanyak bicara selain dzikrullah, sesungguhnya banyak bicara selain dzikrullah akan mengeraskan hati. Sesungguhnya manusia paling jauh dari Allah ﷻ adalah yang hatinya keras. (Sunan At Tirmidzi No. 2411, katanya: hasan)

Rafi’ bercerita bahwa Abu Hurairah bertasbih sehari sebanyak 12 ribu kali. Beliau berkata: “Aku bertasbih sebanyak kadar dosaku.” (Hilyatul Auliya, 1/691)

🍃🌾🌻🌸🌴☘🌺🌷

✏ Farid Nu’man Hasan

Akibat Berbuat Maksiat

💥💦💥💦💥💦💥

Berkata ‘Alim Rabbani, Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyah Rahimahullah:

Maksiat memiliki dampak buruk dan jelek, serta kerusakan  bagi hati dan badan, baik bagi dunia dan akhirat,  dan tidak ada yang mengetahuinya (dampa di akhirat) kecuali hanya Allah.

Di antara akibatnya:

1⃣      Terhalangnya ilmu

Ilmu itu adalah cahaya yang dilemparkan ke dalam hati, sedangkan maksiat dapat mematikan cahaya tersebut.

Asy Syafi’i Rahimahullah berkata: “Aku mengadu kepada Waki’ tentang jeleknya hapalanku, lalu dia membimbingku agar aku meninggalkan maksiat. Sebab ilmu adalah karunia, dan karunia tidaklah diberikan kepada orang yang bermaksiat.”

2⃣       Terhalangnya Rezki, sebagaimana tertera dalam Al Musnad: “Sesungguhnya rezki seorang hamba terhalang oleh maksiat yang dilakukannya.”

3⃣      Pelaku maksiat akan mendapatkan sesuatu yang liar pada hatinya  yang membuatnya jauh hubungannya dengan Allah

4⃣      Hal itu juga membuatnya jauh dari manusia, apalagi orang-orang baik (ahlul khair), maka dia akan jauh dari mereka

Sebagian salaf mengatakan; “Maksiatku kepada Allah aku bisa melihatnya dari  sikap hewan peliharanku dan  istriku.”

5⃣      Urusan hidupnya menjadi sulit

6⃣      Hatinya menjadi gelap secara hakiki, secara kasat mata, sebagaimana gelapnya malam

Abdullah bin Abbas mengatakan: “Sesungguhnya kebaikan itu membuat wajah bersinar, cahaya di hati, luasnya rezki, kuatnya badan, dan kecintaan di hati manusia. Sedangkan keburukan membuat  wajah menghitam, gelapnya di kubur dan di hati, kelemahan badan, sempitnya rezki, dan kebencian di hati manusia.”

7⃣      Maksiat dapat melemahkan hati dan badan

8⃣      Terhalangnya dari ketaatan, seandainya pun dosa itu tidak ada hukumannya, dia  terhalang melakukan ketaatan penggantinya,  juga terputus jalan  untuk melakukan ketaatan yang lain

9⃣     Maksiat itu memendekkan usia dan menghilangkan keberkahan usia. Sebagaimana kebaikan dapat menambahkan usia, maka kemaksiatan dapat memendekkannya. Manusia telah berselisih dalam memahami masalah ini.

🔟   Sesungguhnya maksiat akan menumbuhkan maksiat baru yang semisal, saling susul menyusul. Sampai seseorang itu lemah dan sulit keluar darinya. Sebagaimana perkataan sebagian salaf: “Di antara bentuk hukuman dari sebuah keburukan adalah adanya keburukan setelahnya, dan di antara bentuk pahala kebaikan adalah adanya kebaikan setelahnya.”

🌷🍀🌴🌹🌾🌺🌿🍃

📚 Sumber : Diringkas dari karya Imam Ibnul Qayim, Kitab Al Jawaab Al Kaafiy, Hal. 34 – 36, Darul Kutub Al ‘Ilmiyah, Beirut.

✏ Farid Nu’man Hasan

Target-Target Da’wah dalam Tinjauan Maratibul ‘Amal

📓📕📘📗📒📔📙

📌      Ishlahun Nafsi (Perbaikan Diri), sehingga ia menjadi orang yang kuat fisiknya (qawwiyul Jism), kokoh akhlaknya (matinul khuluq), luas wawasannya (mutsaqaful fikri), mampu mencari nafkah sendiri (qadiran ‘alal kasbi), selamat aqidahnya (salimul ‘aqidah), benar ibadahnya (shahiul ‘ibadah), pejuang bagi dirinya sendiri (mujahidan lin nafsih), penuh perhatian terhadap waktu (harishun ‘alal waqtih), rapi urusannya (munazhzhaman fi syu’unih), bermanfat bagi orang lain (nafi’an lighairih).

📌     Takwin Bait al Muslim (Pembentukan keluarga muslim), yaitu dengan mengajak keluarga agar dapat menghargai fikrah (ideologi)nya, menjaga etika Islam dalam setiap aktifitas kehidupan rumah tangga, memilih istri/suami yang baik dan menjelaskannya hak dan kewajibannya, mendidik anak-anak dan pembantunya dengan didikan yang baik, serta membimbing mereka dengan prinsip-prinsip Islam.

📌     Irsyadul Mujtama’ (Membimbing masyarakat), yakni dengan menyebarkan da’wah, memerangi perilaku yang kotor dan munkar, mendukung perilaku mulia, amar ma’ruf, bersegera melakukan kebajikan menggiring opini umum untuk memahami fikrah Islamiyah dan mewarnai praktek kehidupan dengannya terus-menerus.

📌      Tahrirul Wathan (Pembebasan  Tanah Air) dari setiap penguasaan asing –non Islam- baik secara politik, ekonomi, atau moral.

📌       Ishlahul Hukumah (memperbaiki pemerintah), sehingga menjadi pemerintah Islam yang baik. Dengan begitu ia dapat memainkan perannya sebagai pelayan umat dan pekerja yang bekerja demi kemaslahatan mereka. Pemerintah Islam adalah pemerintah yang anggotanya terdiri dari kaum muslimin yang menunaikan kewajiban-kewajiban Islam, tidak terang-terangan dengan kemaksiatn, dan konsisten menerapkan hukum-hukum serta ajaran Islam.

📌      Usaha mempersiapkan seluruh aset negeri di dunia ini untuk kemaslahatan umat Islam. Hal itu dilakukan dengan cara membebaskan seluruh negeri, membangun kejayannya, mendekatkan peradabannya, dan menyatukan kalimatnya, sehingga dapat mengembalikan kekuasaan khilafah yang telah hilang dan terwujudnya persatuan yang diimpikan bersama.

📌      Penegakkan kepemimpinan dunia (ustadziyatul ‘alam) dengan penyebaran da’wah seantero negeri, “Sehingga tidak ada lagi fitnah dan agama itu hany milik Allah semata.” (QS. Al Baqarah: 193)

Wallahu A’lam

🌻🍃🌻🍃🌻

📚 Risalatut Ta’alim Lisy Syaikh Hasan Al Banna Rahimahullah

🌺☘🌷🌴🌻🌸🌾🍃

✏ Farid Nu’man Hasan

scroll to top