Untuk Politisi Muslim, Bersatulah!

🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩

⚔ Wahai umat Islam .. Kalian ingin Allah berikan kekuatan? Bersatulah!

وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al Anfal 46)

⚔ Kalian ingin Dicintai Allah? Bersatulah!

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ

Sesungguhnya Allah mencintai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (QS. Ash Shaf: 4)

⚔ Kalian tidak ingin hancur dan binasa ? Bersatulah!

وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ إِلَّا تَفْعَلُوهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ

Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu (yakni saling menolong), niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar. (QS. Al Anfal 73)

⚔ Masih, ingin menyandang sebagai mujahid fi sabilillah ?? Campakkan fanatisme, usunglah kalimat Allah!!

مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ العُلْيَا، فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ

Barang siapa yang berperang untuk meninggikan kalimat Allah maka itulah yang fi sabilillah. (HR. Al Bukhari No. 123)

Allahu Akbar wa Lillahil Hamd .. !

🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩

✍ Farid Nu’man Hasan

Di antara Keutamaan Basmalah dan Tasmiyah

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Berikut ini adalah beberapa keutamaannya:

📕 Basmalah adalah salah satu nama Allah Ta’ala

Dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhuma, katanya:

أن عثمان بن عفان رضي الله عنه سأل رسول الله صلى الله عليه و سلم عن بسم الله الرحمن الرحيم فقال : هو اسم من أسماء الله و ما بينه و بين اسم الله الأكبر إلا كما بين سواد العين و بياضها من القرب

Bahwasanya Utsman bin Affan Radhiallahu ‘Anhu bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang bacaan Bismillahirrahmanirrahim. Beliau menjawab: “Ia adalah salah satu dari Nama-nama Allah, begitu dekatnya kalimah Bismillah ini dengan Nama Allah yang Teragung seperti dekatnya biji mata yang hitam dengan biji mata yang putih.” (HR. Al Hakim No. 2027, katanya: shahih. Al Baihaqi, Syu’abul Iman No. 2327, Alauddin Al Muttaqi Al Hindi, Kanzul ‘Ummal No. 4048)

📗 Untuk melawan dan melemahkan syetan

Berikut ini riwayatnya:

أَبِي الْمَلِيحِ عَنْ رَجُلٍ قَالَ كُنْتُ رَدِيفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَثَرَتْ دَابَّةٌ فَقُلْتُ تَعِسَ الشَّيْطَانُ فَقَالَ لَا تَقُلْ تَعِسَ الشَّيْطَانُ فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ تَعَاظَمَ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ الْبَيْتِ وَيَقُولُ بِقُوَّتِي وَلَكِنْ قُلْ بِسْمِ اللَّهِ فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ تَصَاغَرَ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ الذُّبَابِ

Dari Abu Malih, dari seorang laki-laki katanya: “Saya memboncengi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, lalu tergelincirlah hewan tunggangan. Lalu aku berkata: “Celakalah syetan!” Beliau bersabda: “Jangan kau ucapkan “celakah syetan”, sesungguhnya jika kamu ucapkan itu maka dia membesar sampai sebesar rumah dan dia berkata: “Demi kekuatanku.” Tetapi ucapkanlah: “Bismillah,” sesungguhnya jika engkau membacanya maka dia mengecil sampai seperti lalat.” (HR. Abu Daud No. 3982, Ahmad No. 20591, 20592, 20690, 23092, Al Hakim, Al Mustadrak No. 7792, 7793, An Nasa’i, As Sunan Al Kubra No. 10388, 10389, Al Baihaqi, Syu’abul Iman No. 5183, 5184, 5185, Ath Thahawi, Musykilul Aatsar No. 321, 322, Abdurrazzaq, Al Mushannaf No. 20899, Abu Nu’aim, Ma’rifatush Shahabah No. 2290, 2291)

Imam Al Hakim mengatakan: shahih. Juga dishahihkan Imam Adz Dzahabi dalam At Talkhish. (Al Mustadrak No. 7793).

Imam Al Bushiri mengatakan: jayyid – baik. (Az Zawaid, 6/432)

Imam An Nawawi mengatakan: shahih muttashil. (Al Adzkar, 1/263)

Imam Al Haitsami mengatakan: diriwayatkan Imam Ahmad dengan berbagai sanad, dan semua perawinya adalah perawi hadits shahih. (Majma’ Az Zawaid No. 17099)

Syaikh Al Albani menshahihkannya dalam berbagai kitabnya. (Shahihul Jami’ No. 8401, Shahih At Targhib wat Tarhib No. 3128, dan kitabnya yang lain)

Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: shahih. (Ta’liq Musnad Ahmad No. 20591)

Imam Ibnu Katsir Rahimahullah mengomentari hadits di atas:

فهذا من تأثير بركة بسم الله؛ ولهذا تستحب في أوّل كل عمل وقول

Ini (syetan yang mengecil, pen) adalah akibat pengaruh dari keberkahan Bismillah, oleh karena itu dianjurkan dibaca diawal setiap perbuatan dan perkataan. (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 1/120)

Secara umum membaca basmalah (yakni membaca bismillahirrahmanirrahim) dan tasmiyah (membaca bismillah saja) dianjurkan pada awal setiap amal kebajikan, sebagaimana riwayat shahih tentang menjima’ istri, naik kendaraan, memulai makan, memulai majelis, memulai wudhu, dan lainnya.

Ada sebuah riwayat:

كل أمر ذي بال لا يبدأ فيه ب ( بسم الله الرحمن الرحيم ) فهو أبتر

“Setiap urusan dalam kehidupan yang di dalamnya tidak dimulai dengan bismillahirrahmanirrahim, maka dia terputus.” (Diriwayatkan oleh As Subki dalam Thabaqat As Syafi’iyah, 1/6. Al Khathib dan Al Hafizh Abdul Qadir Ar Rahawi, hal. 5)

Namun riwayat ini dhaif (lemah), lantaran seorang perawi bernama Ahmad bin Muhammad bin ‘Imran Al ‘Atiqi, biasa dikenal Ibnu Al Jundi. Imam Khathib Al Baghdadi mengatakan: “Riwayat darinya dilemahkan dan madzhabnya telah dicela (karena dia tasyayyu’ – terpengaruh syi’ah). Aku bertanya kepada Az Zuhri tentang Ibnu Al Jundi, katanya: “Dia bukan apa-apa.” (Tarikh Baghdad, 2/414)

Syaikh Al Albani menyatakan: dhaif jiddan – sangat lemah.

(Lihat Irwa’ul Ghalil, 1/29. Cet. 2. 1985M-1405H. Al Maktab Al Islami. Beirut)

Sementara Imam Ibnu Katsir berhujjah dengan hadits ini, namun tidak berkomentar apa-apa tentang derajat hadits ini. (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 1/120)

Wallahu a’lam

🌷🌴🌻🌿🍃🍀☘🌺

✍ Farid Nu’man Hasan

Amal-Amal Utama Setelah Ibadah Wajib Menurut Para Imam Kaum Muslimin

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Al Wazir Abul Muzhaffar Rahimahullah mengatakan:

فقال الشافعي : الصلاة أفضل أعمال الدين وتطوعها أفضل التطوع .
وقال أحمد : لا أعلم شيئا بعد الفرائض أفضل من الجهاد .
وأما مالك وأبو حنيفة فمذهبهما أنه لا شيء بعد فروض الأعيان من أعمال البر
أفضل من العلم ثم الجهاد .

Imam Asy Syafi’i berkata: “Shalat adalah amal agama yang paling utama, dan shalat tathawwu’ (sunnah) adalah sebaik-baiknya sunnah.”

Imam Ahmad bin Hambal mengatakan: “Tidak aku ketahui adanya amal yang lebin utama setelah kewajiban-kewajiban, dibanding Jihad.”

Sedangkan Imam Abu Hanifah dan Imam Malik, mereka berdua berpandangan: “Bahwa tidak ada amal yang lebih utama setelah fardhu ‘ain dibandingkan menuntut ilmu lalu jihad.”

📚 Abul Muzhaffar Yahya bin Muhammad bin Hubairah Asy Syaibani, Ikhtilaf Al Aimmah Al ‘Ulama, Juz. 1, Hal. 259. Cet. 1. 1423H/2002M. Darul Kutub Al ‘Ilmiyah, Beirut. Libanon.

🍃🌻🌴🌾🌺☘🌷🌸

✍ Farid Nu’man Hasan

Definisi, Jenis, dan Kecaman Islam Terhadap Kezaliman

💦💥💦💥💦💥💦💥💦

📌 Bulan haram (syahrul haram) ada empat bulan sebagaimana dijelaskan dalam hadits shahih riwayat Imam Bukhari, yakni Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.

📌 Pada bulan-bulan tersebut Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk tidak berbuat zalim (aniaya) terhadap diri kita.

Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menzalimi diri kamu dalam bulan yang empat itu .. (QS. At Taubah (9): 36)

📚 Definisi Zalim

Makna zalim adalah:

وأصله وضعُ الشيء في غير موضعه

Pada dasarnya adalah meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. (Ash Shihah fil Lughah, 1/438. Aisar At Tafasir, 3/248)

📒 Namun dalam perkembangannya makna zalim juga berarti kegelapan, seperti ayat:

اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ

Allah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). (QS. Al Baqarah (2): 257)

📘 Juga bermakna aniaya atau jahat:

لا يُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلا مَنْ ظُلِمَ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا

Allah tidak menyukai Ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (QS. An Nisa (4): 148)

📕 Juga bermakna kekafiran:

وَالْكَافِرُونَ هُمُ الظَّالِمُونَ

Orang-orang kafir Itulah orang-orang yang zalim. (QS. Al Baqarah (2): 254)

📓 Juga bermakna kesyirikan:

إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

Sesungguhnya kesyirikan adalah kezaliman yang besar. (QS. Luqman (31): 13)

📗 Juga bermakna kemaksiatan:

فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ

Lalu di antara mereka ada yang Menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. yang demikian itu adalah karunia yang Amat besar. (QS. Faathir (35): 32)

Syaikh Amin Asy Syanqiti Rahinahullah mengatakan, makna “Menganiaya diri mereka sendiri” adalah maksiat. (Adhwa’ul Bayan, 1/411)

📚 Kecaman Syariat Terhadap Perilaku Zalim

Berikut ini adalah dalil-dalil syar’i larangan berbuat zalim:

1⃣ Dalam Al Quran

Banyak ayat yang membicarakan kezaliman, salah satu di antaranya:

Allah Ta’ala berfirman:

فَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

Maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (QS. At Taubah (9): 70)

Dalam Tafsir Al Muyassar disebutkan:

فما كان الله ليظلمهم، ولكن كانوا هم الظالمين لأنفسهم بالتكذيب والمخالفة

Maka, Allah tidaklah menzalimi mereka, tetapi merekalah yang zalim terhadap diri mereka sendiri dengan mendustakan dan menyelisihi (ajaran Allah Ta’ala). (Tafsir Al Muyassar, 3/312)

Jika ada yang bertanya: kalau memang Allah Ta’ala tidak menganiaya hamba-hambaNya, dan Dia Maha Pengasih dan Penyayang, buat apa Allah Ta’ala menciptakan azab dan siksa neraka?

Jawabnya adalah karena Allah Ta’ala Maha Adil, karena keadilanNya Dia menciptakan neraka untuk kaum yang durhaka. Jika manusia taat dan durhaka, mu’min dan kafir, pembunuh dan korbannya, pemerkosa dan korbannya, disatukan dalam tempat yang sama, mendapatkan semua nikmat yang sama di surga, maka justru akan dipertanyakan keadilan Allah Ta’ala. Bahkan jika Allah Ta’ala hanya menciptakan surga, untuk semua hambaNya baik yang mu’min dan kafir, justru itu menjadi zalim dan Maha Suci Allah dari sifat tersebut. Sebab, seakan Dia telah meletakkan orang kafir bukan pada tempatnya.

2⃣ Dalam As Sunnah

Dalam hadits juga banyak larangan berbuat zalim, di antaranya:

عَنْ أَبِي ذَرٍّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيمَا رَوَى عَنْ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَّهُ قَالَ يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَا تَظَالَمُوا

Dari Abu Dzar Radhiallahu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda tentang apa yang Beliau riwayatkan dari Allah Tabaraka wa Ta’ala bahwa Dia berfirman:

Wahai hambaKu … Aku haramkan aniaya atas diri-Ku. Dan kujadikan ia larangan bagimu, maka janganlah saling menganiaya. (HR. Imam Muslim No. 2577, Al Bukhari dalam Adabul Mufrad No. 490, Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra No. 11283, juga Syu’abul Iman No. 7088, Ibnu Hibban dalam Shahihnya No. 619, Al Bazar dalam Musnadnya No. 4053, Ath Thabarani dalam Musnad Asy Syamiyin No. 338, Abdurrazzaq dalam Al Mushannaf No. 20272, Ibnu ‘Asakir dalam Mu’jamnya No. 870)

Yaitu Allah Ta’ala mengharamkan juga kepada manusia untuk berbuat zalim kepada dirinya dan orang lain, bahkan dilarang berbuat zalim kepada semua makhluk Allah Ta’ala.

Dari Abdullah bin Umar Radhiallahu ‘Anhuma, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ

Muslim adalah saudara muslim lainnya, tidak menzaliminya dan tidak menyerahkannya (kepada musuh). (HR. Bukhari No. 2442, 6951, Muslim No. 2580)

Perbuatan zalim akan berakibat buruk kepada pelakunya sendiri pada hari kiamat. Dari Jabir bin Abdullah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

اتَّقُوا الظُّلْمَ فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Takutlah terhadap kezaliman, sesungguhnya kezaliman akan membawa kegelapan pada hari kiamat nanti. (HR. Muslim No. 2578)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memerintahkan untuk menolong orang yang dizalimi dan pelaku kezaliman. Dari Jabir Radhiallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

وَلْيَنْصُرْ الرَّجُلُ أَخَاهُ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا إِنْ كَانَ ظَالِمًا فَلْيَنْهَهُ فَإِنَّهُ لَهُ نَصْرٌ وَإِنْ كَانَ مَظْلُومًا فَلْيَنْصُرْهُ

Hendaknya seseorang menolong saudaranya yang zalim atau yang dizalimi. Jika dia pelaku kezaliman maka hendaknya mencegahnya, maka itu adalah pertolongan baginya. Jika dia yang dizalimi, maka tolonglah dia. (HR. Muslim No. 2584)

📚 Macam-Macam Kezaliman

Tersebut dalam riwayat Imam Ath Thayalisi berikut:

حدثنا أبو داود قال حدثنا الربيع عن يزيد عن أنس قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : الظُّلْمُ ثَلاَثَةٌ : فَظُلْمٌ لاَ يَتْرُكُهُ اللَّهُ ، وَظُلْمٌ يُغْفَرُ ، وَظُلْمٌ لاَ يُغْفَرُ ، فَأَمَّا الظُّلْمُ الَّذِي لاَ يُغْفَرُ فَالشِّرْكُ لاَ يَغْفِرُهُ اللَّهُ ، وَأَمَّا الظُّلْمُ الَّذِي يُغْفَرُ فَظُلْمُ الْعَبْدِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ رَبِّهِ ، وَأَمَّا الَّذِي لاَ يُتْرَكُ فَقَصُّ اللهِ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ

Berkata kepada kami Abu Daud, berkata kepada kami Ar Rabi’, dari Yazid, dari Anas, katanya bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: Kezaliman ada tiga;

📌 Kezaliman yang tidak akan Allah biarkan.

📌 Kezaliman yang akan diampuni.

📌 Kezaliman yang tidak akan diampuni.

Ada pun kezaliman yang tidak akan diampuni adalah kesyirikan, Allah tidak akan mengampuninya. Lalu kezaliman yang diampuni adalah kezaliman seorang hamba jika dia berbuat kesalahan antara dirinya dengan Rabbnya (baca: maksiat). Sedangkan kezaliman yang tidak akan Allah biarkan adalah kezaliman sesama manusia (maksudnya Allah Ta’ala akan memberikan balasan setimpal bagi pelakunya, pen).

(HR. Ath Thayalisi No. 2109, 2223, Abdurazzaq dalam Al Mushannaf No. 20276, dari Qatadah atau Al Hasan, Al Bazzar No. 2493. Hadits ini hasan. Lihat Shahih Kunuz As Sunnah An Nabawiyah, 1/101. Lihat juga Shahihul Jami’ No. 3961)

Semoga Allah Ta’ala melindungi kita dari sifat zalim dan korban kezaliman. Amiin

Wallahu A’lam

🍃☘🌸🌻🌷🌿🌾🌳

✍ Farid Nu’man Hasan

scroll to top