Jagalah Hati Jangan Kau Kotori!

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Dari An Nu’man bin Bisyiir Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

أ أَلا وإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وإذَا فَسَدَت فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ أَلا وَهيَ القَلْبُ)

Sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging jika dia baik maka baiklah seluruh jasad itu, jika dia rusak maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah itu adalah hati.” (HR. Bukhari No. 52, 1946, dan Muslim No. 1599)

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

«إِنَّ العَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ، وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ، وَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ» {كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ} [المطففين: 14].

Sesungguhnya seorang hamba jika melakukan satu kesalahan maka ada tanda hitam di hatinya, jika dia menghapusnya, beristighfar dan bertaubat maka kembali bersih. Jika kembali mengulangi kesalahan dan menambahkannya, maka kembali menghitam dan memenuhi hatinya, inilah roon (karat yang menutupi hati) yang Allah Ta’ala sebutkan dalam firmanNya:

“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” (Qs. Al Muthafifin: 14). (Hr. At Tirmidzi No. 334, katanya: hasan shahih. An Nasa’i dalam As Sunan Al Kubra No. 11594, Ibnu Hibban dalam Mawarid Azh Zham’an, No. 1771)

Malik bin Dinar Rahimahullah berkata:

إن الأبرار لتغلي قلوبهم بأعمال البر ، وإن الفجار تغلي قلوبهم بأعمال الفجور ، والله يرى همومكم ، فانظروا ما همومكم رحمكم الله

Orang-orang baik akan memenuhi hatinya dengan kebaikan, orang-orang jahat akan memenuhi hatinya dengan kejahatan. Allah melihat hasrat hati kalian. Maka, lihatlah apa yang menjadi hasrat kalian, semoga Allah merahmati kalian. (Jawaahir min Aqwaal As Salaf No. 17)

Umar bin Abdil Aziz Rahimahullah berkata:

لو فارق ذكر الموت قلبى لفسد

Seandainya mengingat kematian memisahkan diri dari hatiku, maka hatiku akan rusak. (Ibid, No. 50)

🌷☘🌺🌴🍃🌸🌾🌻

✍ Farid Nu’man Hasan

Akibat Jauh dari Al-Qur’an

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Banyak kerugian yang akan dialami oleh orang yang melupakan Al Quran, di antaranya:

1⃣ Diberikan Penghidupan yang sempit

Allah Ta’ala berfirman:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا

Dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit (QS. Thaha (20): 124)

Makna dzikri di sini adalah Al Quran, Imam Ibnu Katsir mengatakan:

أي: خالف أمري، وما أنزلته على رسولي، أعرض عنه وتناساه وأخذ من غيره

Yaitu menyelisihi perintahKu, dan apa yang Aku turunkan kepada RasulKu, dia berpaling darinya dan melupakannya dan mengambil dari selainnya. (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 5/322)

Mereka akan diberi penghidupan yang sempit, jika kita melihat mereka mengalami kemudahan dalam ma’isyah (penghasilan), maka kesempitan itu akan diberikan di kuburnya berupa azabNya.

Dijelaskan dalam Tafsir Al Muyassar:

فإن له في الحياة الأولى معيشة ضيِّقة شاقة -وإن ظهر أنه من أهل الفضل واليسار-، ويُضيَّق قبره عليه ويعذَّب فيه

Maka sesungguhnya baginya pada kehidupan yang pertama (di dunia) berupa penghidupan dan sempit dan sulit –jika nampak bahwa dia termasuk orang banyak karunia dan kemudahan- maka dia akan disempitkan dan diazab di dalam kuburnya. (Tafsir Al Muyassar, 5/408)

2⃣ Dikumpulkan pada hari kiamat dalam keadaan buta

Allah Ta’ala menjelaskan:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى

Dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan akan Kami kumpulkan pada hari kiamat nanti dalam keadaan buta. (QS. Thaha (20): 124)

Abu Shalih, Mujahid, dan As Suddi mengatakan makna “buta” adalah mereka tidak memiliki hujjah dihadapan Allah. ‘Ikrimah mengatakan bahwa mereka buta dari segala hal, kecuali neraka jahanam. (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 5/324)

3⃣ Hidupnya tersesat

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ

“Telah aku tinggalkan untuk kalian dua hal yang jika kalian berpegang teguh pada keduanya maka kalian tidak akan pernah tersesat: Kitabullah dan Sunah NabiNya.”

(HR. Malik dalam Al Muwatha’ No. 1594, secara mursal. Syaikh Al Albani menyatakan: hasan. Lihat Misykah Al Mashabih No. 186)

Mafhum mukhalafah/makna implisit-nya, jika berpegang pada Al Quran dan As Sunnah tidak akan tersesat maka, menjauhinya akan tersesat. Hal ini juga ditegaskan dalam Al Quran:

أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلإِسْلامِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِنْ رَبِّهِ فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ أُولَئِكَ فِي ضَلالٍ مُبِينٍ

Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. (QS. Az Zumar (39): 22)

4⃣ Mendapatkan azab yang buruk

Allah Ta’ala berfirman:

أَوْ تَقُولُوا لَوْ أَنَّا أُنْزِلَ عَلَيْنَا الْكِتَابُ لَكُنَّا أَهْدَى مِنْهُمْ فَقَدْ جَاءَكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ كَذَّبَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَصَدَفَ عَنْهَا سَنَجْزِي الَّذِينَ يَصْدِفُونَ عَنْ آيَاتِنَا سُوءَ الْعَذَابِ بِمَا كَانُوا يَصْدِفُونَ

Atau agar kamu (tidak) mengatakan: “Sesungguhnya jikalau kitab ini diturunkan kepada kami, tentulah kami lebih mendapat petunjuk dari mereka.” Sesungguhnya telah datang kepada kamu keterangan yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat. Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling daripadanya? Kelak Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat Kami dengan siksa yang buruk, disebabkan mereka selalu berpaling. (QS. Al Maidah (5): 157)

5⃣ Terus menerus dalam kegelapan

Orang yang berpaling dari Al Quran akan terus menerus dalam kegelapan (Az Zhulm). Allah Ta’ala berfirman:

الر كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إ

ِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ

Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. (QS. Ibrahim (14): 1)

6⃣ Kehidupan yang merugi

Allah Ta’ala berfirman:

الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلاوَتِهِ أُولَئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (QS. Al Baqarah (2): 121)

Dan masih banyak bahaya-bahaya lainnya, baik untuk kehidupan dunia maupun akhirat. Semoga Allah Ta’ala teguhkan kita untuk hidup bersama Al Quran.

Wallahu A’lam

🌷☘🌺🌴🍃🌸🌾🌻

✍ Farid Nu’man Hasan

Tinggalkan Yang Tidak Bermanfaat Walau Halal, Agar Meninggi Derajat

💢💢💢💢💢💢

Diceritakan tentang Luqmanul Hakim:

فَرُوِيَ أَنَّهُ لَقِيَهُ رَجُلٌ وَهُوَ يَتَكَلَّمُ بِالْحِكْمَةِ فَقَالَ: أَلَسْتَ فُلَانًا الرَّاعِيَ فَبِمَ بَلَغْتَ مَا بَلَغْتَ؟ قَالَ: بِصِدْقِ الْحَدِيثِ، وَأَدَاءِ الْأَمَانَةِ، وَتَرْكِ مَا لَا يَعْنِينِي

Diriwayatkan bahwa seseorang menemuinya (Luqmanul Hakim) dan dia berbicara dengan penuh hikmah, orang itu bertanya :

“Bukankah engkau si fulan sang penggembala, dengan apa yang membuat engkau mencapai derajat yang kamu capai sekarang?”

Jawabnya :

1⃣ Berkata benar,
2⃣ Menunaikan amanat,
3⃣ dan meninggalkan apa saja yang tidak berguna bagi diriku

📚 Imam Ath Thabari, Jami’ul Bayan, 21/68. Imam Al Baghawi, Ma’alim At Tanzil, 6/278. Imam Ibnu Katsir, Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 6/334. Imam Al Qurthubi, Jami’ul Ahkam, 14/60-61. Imam As Suyuthi, Ad Durul Mantsur, 6/512. Imam Ibnu Daqiq Al ‘Id menyebutnya sebagai riwayat dari Imam Malik tentang Luqmanul Hakim, Syarhul Arbain, Hal. 62

Imam Hasan Al Bashri Rahimahullah berkata:

ما زالت التقوى بالمتقين حتى تركوا كثيراً من الحلال مخافة الحرام

Ketaqwaan akan senantiasa ada pada orang-orang bertaqwa sehingga mereka meninggalkan perkara yang halal karena khawatir terjerumus pada keharaman.

📚 Hikam wa Aqwaal Al Hasan Al Bashri No. 10

🌿☘🍃🌻🌸🌻🌺🌾

✍ Farid Nu’man Hasan

Minjam Motor Buat Usaha, Tapi Motor Tersebut Masih Cicilan Di Leasing, Apakah Ikut Kena Dosa Riba?

💢💢💢💢💢💢💢💢

📨 PERTANYAAN:

Assalamualaikum..Saya dg istri sdg berusaha menghindari riba, namun bbrp waktu lalu kami mendapatkan bantuan dr orang tua berupa sepeda motor yg diperoleh dg cara kredit leasing. Dg cara ortu yg membayar DP dan cicilannya namun pengajuan atas nama saya. Bagaimana hal ini menurut syariah di perbolehkan atau tdk? Kami tdk ingin menerimanya namun jg tdk ingin ortu terjerat riba. Mhn pencerahannya. Terimakasih.

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh

Motor yg kita pinjam dari org yg membelinya secara riba, tidak masalah. Kitanya, tidak masalah .. yg masalah adalah pihak yg beli motor itu ..

Dzar bin Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhuma bercerita:

جاء إليه رجل فقال : إن لي جارا يأكل الربا ، وإنه لا يزال يدعوني ،
فقال : مهنأه لك ، وإثمه عليه

Ada seseorang yang mendatangi Ibnu Mas’ud lalu dia berkata: “Aku punya tetangga yang suka makan riba, dan dia sering mengundangku untuk makan.” Ibnu Mas’ud menjawab; Untukmu bagian enaknya, dan dosanya buat dia. (Imam Abdurrazzaq, Al Mushannaf, no. 14675)

Salman Al Farisi Radhiyallahu ‘Anhu berkata:

إذا كان لك صديق
عامل، أو جار عامل أو ذو قرابة عامل، فأهدى لك هدية، أو دعاك إلى طعام، فاقبله، فإن مهنأه لك، وإثمه عليه

“Jika sahabatmu, tetanggamu, atau kerabatmu yang pekerjaannya haram, lalu dia memberi hadiah kepadamu atau mengajakmu makan, terimalah! Sesungguhnya, kamu dapat enaknya, dan dia dapat dosanya.” (Ibid, No. 14677)

Sebaiknya, kita juga ikut membantu melunasinya cepat-cepat agar lepas dari riba.

Demikian. Wallahu a’lam.

📙📘📕📒📔📓📗

🖋 Farid Nu’man Hasan

scroll to top