Perbuatan Musyrik, Diampuni Atau Tidak?

💢💢💢💢💢💢💢💢💢

📨 PERTANYAAN:

apakah orang yg berbuat kemusyrikan yg besar tdk akan di ampuni oleh Allah dosanya?
Syukran jazakumullah khair
(Shibghoh – Cibubur)

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Bismillahirrahmanirrahim ..

Syirik Akbar, adalah kesyirikan yang membuat pelakunya keluar dari Islam alias murtad. Jika dia wafat dalam keadaan syirik, belum bertobat dari kesyirikannya, maka itulah yang tidak akan diampuni.

Itulah yang dimaksud dalam ayat:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar.

(QS. An-Nisa’, Ayat 48)

Ada pun jika dia sudah bertobat, meninggalkan semua bentuk kesyirikan sampai ke akar-akarnya, serta menyesali apa yang pernah dilalukan, dan sama sekali tidak mengulanginya maka Allah Ta’ala akan mengampuninya.

Allah Ta’ala berfirman:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.

(QS. Az-Zumar, Ayat 53)

Imam Ibnu Jarir Ath Thabariy Rahimahullah mengomentari ayat berikut:

وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَٰئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۖ وَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

“Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu terhapus amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”

(QS. Al-Baqarah, Ayat 217)

Beliau Berkata:

وَقَوْلِهِ: {فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ} [البقرة: ٢١٧] يَقُولُ:مِنْ يَرْجِعْ عَنْ دِينِهِ دَيْنِ الْإِسْلَامِ، فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ، فَيَمُتْ قَبْلَ أَنْ يَتُوبَ مِنْ كُفْرِهِ، فَهُمُ الَّذِينَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ يَعْنِي بِقَوْلِهِ: {حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ} [البقرة: ٢١٧] بَطَلَتْ وَذَهَبَتْ، وَبِطُولِهَا: ذَهَابُ ثَوَابِهَا، وَبِطُولِ الْأَجْرِ عَلَيْهَا وَالْجَزَاءُ فِي دَارِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَقَوْلُهُ: {وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ} [البقرة: ٢١٧] يَعْنِي الَّذِينَ ارْتَدُّوا عَنْ دِينَهُمْ فَمَاتُوا عَلَى كُفْرِهِمْ، هُمْ أَهْلُ النَّارِ الْمُخَلَّدُونَ فِيهَا

FirmanNya: “lalu dia mati dalam kekafiran”, yaitu dia keluar dari agamanya yaitu agama Islam, lalu dia mati dalam keadaan kafir, dan dia belum bertobat dari kekafirannya, maka mereka inilah orang-orang yang terhapus amal-amalnya, yaitu sebagaimana firmanNya: “maka mereka itu terhapus amalnya”, yaitu sia-sia dan lenyap, yaitu sia-sia pahalanya, lenyap ganjarannya, dan balasannya di dunia dan akhirat.

FirmanNya: “dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya,” yaitu orang-orang yang murtad dari agamanya, dan mereka mati dalam keadaan kekafiran, maka mereka menjadi penduduk neraka dan kekal abadi.

(Tafsir Ath Thabariy, 2/1154)

Jadi, jika dia bertobat dengan sungguh-sungguh dari kesyirikannya, maka Allah Ta’ala berikan ampunan kepadanya sesuai rahmat dan rahimNya yang sempurna.

Wallahu a’lam.

Wa Shalallahu ‘Ala Nabiyyina Muhammadin wa’ala Aalihi wa Shahbihi wa Sallam

📙📘📕📒📔📓📗

🖋 Farid Nu’man Hasan

Macam-Macam Kesabaran

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Imam Ibnu Qudamah Rahimahullah berkata:

اعلم أن الصبر على ضربين :
أحدهما : بدني، كتحمل المشاق بالبدن، وكتعاطي الأعمال الشاقة من العبادات أو من غيرها .
الضرب الآخر : هو الصبر النفساني على مشتهيات الطبع ومقتضيات الهوى، وهذا الضرب إن كان صبراً عن شهوة البطن والفرج، سمى عفة، وإن كان الصبر في قتال، سمى شجاعة، وإن كان في كظم غيظ سمى حلماً، وإن كان في نائبة مضجرة، سمى سعة صدر، وإن كان في إخفاء أمر سمى كتمان سر، وإن كان في فضول عيش سمى زهداً، وإن كان صبراً على قدر يسير من الحظوظ سمى قناعة .
وأما المصيبة، فإنه يقتصر فيها على اسم الصبر، فقد بان بما ذكرنا أن أكثر أخلاق الإيمان داخلة في الصبر، وإن اختلفت الأسماء باختلاف المتعلقات

Ketahuilah bahwa sabar itu memiliki dua bentuk:

1⃣ Sabar yang terkait dengan fisik. Contohnya adalah ketabahan dalam memikul beban yang berat bagi badan, melakukan amal-amal yang berat di berbagai macam ibadah, atau lain-lainnya.

2⃣ Sabar yang terkait dengan psikis dalam hal-hal yang diinginkan oleh tabiat dan hawa nafsu.

📕 Jika kesabaran itu menghadapi nafsu perut dan kemaluan maka disebut ‘iffah (menjaga diri dari yang haram).

📗 Kesabaran dalam perang disebut syajaa’ah (Keberanian).

📓 Kesaaran dalam menahan amarah disebut hilm (murah hati).

📘 Sabar dalam menghadapi kasus yang mengguncangkan disebut sa’atu shadr (lapang dada).

📙 Sabar dalam menyimpan sesuatu disebut kitmanu sirrin (menyembunyikan rahasia).

📔 Sabar dalam urusan kelebihan kehidupan disebut zuhud (tidak rakus dunia).

📒 Sabar dalam menerima bagian yang sedikit disebut qana’ah (puas dengan apa yang ada)

Ada pun musibah, padanya ada gambaran terbatas pada apa yang dinamakan kesabaran. Apa yang kami sebutkan jelaslah bahwa mayoritas akhlak keimanan tercakup dalam kesabaran, walau berbeda nama dan kaitannya.

📚 Imam Ibnu Qudamah, Mukhtashar Minhajul Qashidin, Rub’ur Raabi’: Rub’ul Munjiyaat, 4/24

🌾🌿🌷🌻🍃☘🌳🌸

✍ Farid Nu’man Hasan

Jika Dapat Keringanan dari Allah, Laksanakanlah Keringanan Itu

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

✅ Dari Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhuma, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إن الله يحب أن تؤتى رخصه كما يحب أن تؤتى عزائمه

“Sesungguhnya Allah suka jika keringanan yang diberikanNya dilakukan, sebagaimana DIa juga suka jika ‘azimah (kewajiban awal sebelum diringankan)nya dikerjakan.”

(HR. Ath Thabarani dalam Al Awsath No. 8032, Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman No. 3606, Ibnu Hibban No. 354. Syaikh Syu’aib Al Arna’uth: SHAHIH)

✅ Dari Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhuma, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إن الله يحب أن تؤتى رخصه كما يكره أن تؤتى معصيته

“Sesungguhnya Allah suka jika keringanannya dilaksanakan, sebagaimana Dia benci jika maksiat dikerjakan.”

(HR. Ibnu Hibban No. 2742. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman No. 3607, Ahmad No. 5866. Imam Al Haitsami mengatakan rijalnya shahih. Syaikh Syu’aib Al Arnauth: isnadnya kuat)

✅ Dari Aisyah Radhiallahu ‘Anha:

مَا خُيِّرَ رَسُولُ اللهِ بَيْنَ أَمْرَيْنِ إِلَّا أَخَذَ أَيْسَرَهُمَا مَا لَمْ يَكُنْ إِثْمًا فَإِنْ كَانَ إِثْمًا كَانَ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنْه

“Tidaklah Rasulullah dihadapkan dua perkara melainkan dia akan memilih yang lebih ringan, selama tidak berdosa. Jika mengandung dosa, maka dia paling jauh darinya. ”

(HR. Al Bukhari No. 3560, dan MuslimNo. 2327)

📚 Apakah Rukhshah (keringanan/dispensasi)?

Imam Ash Shan’ani Rahimahullah mengatakan:

وعند أهل الأصول أن الرخصة ما شرع من الأحكام لعذر والعزيمة مقابلها، والمراد بها هنا ما سهله لعباده ووسعه عند الشدة من ترك بعض الواجبات وإباحة بعض المحرمات

Menurut Ahli Ushul, rukhshah adalah hukum-hukum yang disyariatkan yang disebabkan adanya ‘udzur (penghalang). Sedangkan ‘Aziimah adalah kebalikannya (hukum saat tidak ada ‘udzur).

Sedangkan maksud rukhshah di sini adalah apa-apa yang dimudahkan oleh Allah ﷻ bagi hamba-hambaNya, dan Dia lapangkan dikala sulit, baik berupa meninggalkan sebagian kewajiban dan membolehkan sebagian perkara yang diharamkan .. (Subulus Salam, 2/38)

Imam Al Munawi mengatakan:

وهي تسهيل الحكم على المكلف لعذر حصل

Rukhshah adalah keringanan hukum atas mukallaf (hamba yang sudah kena beban syariat) karena adanya ‘udzur. (Faidhul Qadir, 2/376)

Beliau juga mengatakan:

ومفهوم محبته لإتيان الرخص أنه يكره تركه

Makna yang bisa dipahami dari “Allah suka bagi orang yang melaksanakan rukhshah” bahwa makruh jika meninggalkan rukshah tersebut.” (Ibid)

Tentunya, ini terjadi jika rukhshah tersebut memang sudah memenuhi syaratnya atau keadaan sudah tidak memungkinkan melakukan pekerjaan secara normal.

Wallahu A’lam

🌷☘🌺🌴🍃🌸🌾🌻

✍ Farid Nu’man Hasan

Jangan Lirik Milik Mereka, Syukuri Yang Ada, Kau Bahagia!!

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

🌾 Kunci bahagia di dunia sebenarnya mudah dan sederhana

🌾 Jangan letihkan pandangan mata kepada harta milik orang lain

🌾 Syukuri saja dengan apa yang ada, lalu puaslah …

🌾 Imam Asy Syafi’iy Rahimahullah mengatakan:

إِذَا مَا كُنْـتَ ذَا قَلْبٍ قَنُـوعٍ فَأَنْـتَ وَمالك الدنيا سواء

Jika Engkau memiliki hati yang puas maka Engkau dan raja dunia adalah sama

🌾 Lalu, barengi itu dengan ilmu bahwa semua manusia sudah ada bagiannya

🌾 Berkata Abul Fath Nashr bin Ahmad Rahimahullah:

إن الله تعالى قد قسم العلوم بين عباده كما قسم الأرزاق والآجال وسائر الأحكام

Allah Ta’ala telah membagikan berbagai ilmu kepada hamba-hambaNya sebagaimana Dia telah membagikan rezeki, ajal, dan seluruh hukum-hukum yang ada. (Al Jawaahir wad Durar, 1/75)

🌾 Maka, siapa yang luas syukurnya, mudah bahagia baginya

🌾 Siapa yang sedikit syukurnya, sempit dunia rasanya

🌷☘🌺🌴🍃🌸🌾🌻

✍ Farid Nu’man Hasan

scroll to top