🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾
Imam Ibnu Qudamah Rahimahullah berkata:
اعلم أن الصبر على ضربين :
أحدهما : بدني، كتحمل المشاق بالبدن، وكتعاطي الأعمال الشاقة من العبادات أو من غيرها .
الضرب الآخر : هو الصبر النفساني على مشتهيات الطبع ومقتضيات الهوى، وهذا الضرب إن كان صبراً عن شهوة البطن والفرج، سمى عفة، وإن كان الصبر في قتال، سمى شجاعة، وإن كان في كظم غيظ سمى حلماً، وإن كان في نائبة مضجرة، سمى سعة صدر، وإن كان في إخفاء أمر سمى كتمان سر، وإن كان في فضول عيش سمى زهداً، وإن كان صبراً على قدر يسير من الحظوظ سمى قناعة .
وأما المصيبة، فإنه يقتصر فيها على اسم الصبر، فقد بان بما ذكرنا أن أكثر أخلاق الإيمان داخلة في الصبر، وإن اختلفت الأسماء باختلاف المتعلقات
Ketahuilah bahwa sabar itu memiliki dua bentuk:
1⃣ Sabar yang terkait dengan fisik. Contohnya adalah ketabahan dalam memikul beban yang berat bagi badan, melakukan amal-amal yang berat di berbagai macam ibadah, atau lain-lainnya.
2⃣ Sabar yang terkait dengan psikis dalam hal-hal yang diinginkan oleh tabiat dan hawa nafsu.
📕 Jika kesabaran itu menghadapi nafsu perut dan kemaluan maka disebut ‘iffah (menjaga diri dari yang haram).
📗 Kesabaran dalam perang disebut syajaa’ah (Keberanian).
📓 Kesaaran dalam menahan amarah disebut hilm (murah hati).
📘 Sabar dalam menghadapi kasus yang mengguncangkan disebut sa’atu shadr (lapang dada).
📙 Sabar dalam menyimpan sesuatu disebut kitmanu sirrin (menyembunyikan rahasia).
📔 Sabar dalam urusan kelebihan kehidupan disebut zuhud (tidak rakus dunia).
📒 Sabar dalam menerima bagian yang sedikit disebut qana’ah (puas dengan apa yang ada)
Ada pun musibah, padanya ada gambaran terbatas pada apa yang dinamakan kesabaran. Apa yang kami sebutkan jelaslah bahwa mayoritas akhlak keimanan tercakup dalam kesabaran, walau berbeda nama dan kaitannya.
📚 Imam Ibnu Qudamah, Mukhtashar Minhajul Qashidin, Rub’ur Raabi’: Rub’ul Munjiyaat, 4/24
🌾🌿🌷🌻🍃☘🌳🌸
✍ Farid Nu’man Hasan