Benarkah Sholat Bisa Melapangkan Rezeki?

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

❓PERTANYAAN:

Jika ada seseorang mengadukan kesulitan hidupnya, dalam hal ini kesulitan ekonomi, bolehkah dan benarkah jika kita memberinya saran “perbaikilah shalatmu baik dari segi qualitas maupun quantitas shalat”?

💡JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃

Ya, boleh …

Dalam Jawaabul Kaafiy, Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyah membahas dampak-dampak berbuat maksiat, di antaranya terhalang mendapat rezeki. Sebagaimana hadits dalam Musnad Ahmad, bahwa terhalangnya rezeki karena maksiat yang dilakukannya.

Di antara maksiat “kelas berat” adalah meninggalkan shalat. Bahkan menunda-nunda shalat tanpa uzur, walau akhirnya dia shalat juga, ini masuk kategori saahuun, lalai dari shalat.

Para salaf, mereka bisa tahu adanya maksiat dari perilaku istri mereka yg berubah, dan hewan ternak mereka.

Demikian. Wallahu a’lam

🍃🌻🌸🌺☘🌷🌾🌴

✏ Farid Nu’man Hasan

Kemarau, Saat Tepat Sedekah Air

💢💢💢💢💢💢💢💢

Diberitakan sudah 29 propinsi kekeringan. Bagi yang masih punya air, maka ini saat yang tepat sedekah terbaik: memberikan air.

عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَادَةَ قَالَ
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ سَقْيُ الْمَاءِ

Dari Sa’d bin ‘Ubadah dia berkata:

“Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling utama?”

Beliau menjawab: “Memberi air.”

(HR. Ibnu Majah no. 3684. An Nasa’i no. 3664. Dishahihkan oleh Ibnu Hubban dan Ibnu Khuzaimah)

Memberikan air sama juga memberikan “kehidupan”, sebab kehidupan manusia baru berjalan dengan normal dengan air. Keperluan untuk masak, minum, MCK, dan sebagainya yang merupakan rutinitas utama manusia.

Imam Abul Hasan As Sindi Rahimahullah mengatakan, air sebagai sedekah terbaik di saat itu karena saat itu sedang kekurangan air. (Hasyiah As Sindi ‘ala Sunan An Nasa’ i, 6/255)

Ada pula yang memaknai secara tekstual, bahwa air adalah sedekah paling utama bukan karena saat itu sedang kemarau, seperti ucapan Ibnul Anbari: “Sedekahlah dengan air, karena itu adalah sedekah yang paling utama.” (Hasyiah As Sindi ‘ala Sunan Ibni Majah, 2/349)

Wa Shallallahu’ ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala aalihi wa Shahbihi wa Sallam.

🌷🌿🌸🍃🌵🌵🌺🌳

✍ Farid Nu’man Hasan

Membaca Surat Al ‘Ashr di Akhir Majelis Atau Pertemuan

💢💢💢💢💢💢💢

Sejak kecil, di surau-surau diajarkan guru ngaji bahwa di akhir majelis kita membaca surat Al ‘Ashr. Sebagian manusia bertanya: Apakah ini ada dasarnya? Ataukah ini kebiasaan saja di negeri kita?

Ketahuilah.. membaca surat Al ‘Ashr adalah kebiasaan yang terjadi di masa sahabat Nabi ﷺ. Kita meyakini yang mereka lalukan tentunya bukan bid’ah, dan betapa jauh mereka dari bid’ah. Apalagi Allah Ta’ala telah memuji mereka sebagai generasi terbaik (khairu ummah), Rasulullah ﷺ pun memuji mereka sebagai manusia-manusia terbaik.

Abu Madinah Radhiallahu ‘Anhu menceritakan:

كَانَ الرَّجُلانِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا الْتَقَيَا لَمْ يَفْتَرِقَا حَتَّى يَقْرَأَ أَحَدُهُمَا عَلَى الآخَرِ : ” وَالْعَصْرِ إِنَّ الإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ” ، ثُمَّ يُسَلِّمَ أَحَدُهُمَا عَلَى الآخَرِ

Dahulu dua orang sahabat Nabi ﷺ jika berjumpa, mereka tidak akan berpisah sampai salah satu dari mereka membaca kepada yang lainnya surat: “Wal ‘Ashr, innal insaana lafiy Khusr”, kemudian yang satu salam atas yang lainnya.

(Imam Abu Daud, Az Zuhd no. 417, Imam Ath Thabarani, Al Awsath, 5/215, Imam. Al Baihaqi, Syu’abul Iman, 6/501)

Imam Al Haitsami mengatakan: “Seluruh perawinya adalah perawi Shahih.” (Majma’ Az Zawaid, 10/233)

Dari atsar ini, ada dua pelajaran:

1. Dianjurkan mengucapkan salam saat berpisah dari sebuah pertemuan atau majelis. Hal ini sama dengan saat awal berjumpa.

2. Salah satu kebiasaan para sahabat Nabi ﷺ adalah membaca surat Al ‘Ashr sebelum berpisah.

Syaikh Al Albani Rahimahullah, setelah menyatakan keshahihan atsar ini, Beliau mengatakan:

التزام الصحابة لها. وهي قراءة سورة (العصر) لأننا نعتقد أنهم أبعد الناس عن أن يحدثوا في الدين عبادة يتقربون بها إلى الله إلا أن يكون ذلك بتوقيف من رسول الله صلى الله عليه وسلم قولاً ، أو فعلاً ، أو تقريراً ، ولِمَ لا ؟ وقد أثنى الله تبارك وتعالى عليهم أحسن الثناء ، فقال : (وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنْ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ) التوبة/100

Kebiasaan para sahabat terhadap surat tersebut, yaitu membaca surat Al ‘Ashr (saat berpisah). Kita meyakini bahwa mereka adalah manusia yang paling jauh dari mengada-ngada dalam urusan agama dan ibadah yang dengannya mereka bertaqarrub kepada Allah. Kecuali apa yang mereka dapatkan merupakan penerimaan dari apa yang Nabi ﷺ lakukan, atau katakan, atau persetujuannya. Bagaimana tidak? Allah Ta’ala telah memuji mereka dengan pujian yang terbaik, dalam firmanNya:

Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.

(QS. At-Taubah, Ayat 100)

(As Silsilah Ash Shahihah no. 2648)

Maka, tidak dibenarkan jika ada yang menuduh membaca surat Al ‘Ashr di akhir majelis adalah sebuah bid’ah.

Demikian. Wallahu A’lam

🌷🍁🌻🍃🌸🌿🌳🍀

✍ Farid Nu’man Hasan

Surat yang Memebaskan dari Azab Kubur

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

❓ PERTANYAAN:

Seorang khatib berkata “ada di kitab fiqih, jika seorang mayit dibacakan surat AlQadr 7x saat akan dikuburkan, maka akan bebas dari azab kubur”.
benarkah demikian ustadz?

💡 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃

Dalam hadits, surat yang bila dibaca bisa membebaskan pembacanya dari adzab kubur adalah surat Al Mulk.

Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu:

من قرأ { تبارك الذي بيده الملك } كل ليلة منعه الله بها من عذاب القبر وكنا في عهد رسول الله صلى الله عليه و سلم نسميها المانعة وإنها في كتاب الله سورة من قرأ بها في كل ليلة فقد أكثر وأطاب

“Barangsiapa membaca “Tabarokalladzi bi yadihil mulk” (surat Al Mulk) setiap malam, maka Allah akan menghalanginya dari siksa kubur. Kami di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menamakan surat tersebut “al-Mani’ah” (penghalang dari siksa kubur). Dia adalah salah satu surat di dalam Kitabullah. Barangsiapa membacanya setiap malam, maka ia telah memperbanyak dan telah berbuat kebaikan.” (HR. An Nasa’i dalam Al Kabir 6/179 dan Al Hakim. Hakim mengatakan bahwa sanad hadits tersebut shahih)

Ini yang ada dalam Sunnah. Sepertinya apa yang disampaikan oleh khathib tersebut adalah pendapat ulama fiqih, Imam Ahmad bin Ujail. Bukan dr hadits.

Demikian. Wallahu a’lam

🍃🌻🌸🌺☘🌷🌾🌴

✏ Farid Nu’man Hasan

scroll to top