Doa Agar Hidup Lebih Baik

💢💢💢💢💢💢💢

Doa Umar bin Khathab Radhiallahu ‘Anhu:

: اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي فِي أَهْلِ السَّعَادَةِ فَأَثْبِتْنِي فِيهَا، وَإِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي فِي أَهْلِ الشَّقَاوَةِ وَالذَّنْبِ فَامْحُنِي وَأَثْبِتْنِي فِي أَهْلِ السَّعَادَةِ وَالْمَغْفِرَةِ، فَإِنَّكَ تَمْحُو مَا تَشَاءُ وَتُثْبِتُ، وَعِنْدَكَ أُمُّ الْكِتَابِ

Ya Allah jika Engkau catat diriku pada golongan orang yang berbahagia maka tetapkanlah aku di dalamnya, Jika Engkau catat diriku pada golongan orang yang sengsara dan berdosa maka hapuslah namaku, dan tetapkanlah aku bersama golongan orang yang berbahagia dan mendapat ampunan, karena Engkau Maha Kuasa menghapus apa yang Kau kehendaki dan menetapkan apa yang Kau kehendaki, karena dalam kuasaMulah Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh)

Doa Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu ‘Anhu:

اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي فِي السُّعَدَاءِ فَأَثْبِتْنِي فِيهِمْ، وَإِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي فِي الْأَشْقِيَاءِ فَامْحُنِي مِنَ الْأَشْقِيَاءِ وَاكْتُبْنِي فِي السُّعَدَاءِ، فَإِنَّكَ: تَمْحُو مَا تَشَاءُ وَتُثْبِتُ، وَعِنْدَكَ أُمُّ الْكِتَابِ

Ya Allah jika Engkau catat diriku pada golongan orang yang berbahagia maka tetapkanlah aku bersama mereka, Jika Engkau catat diriku pada golongan orang yang sengsara dmaka hapuslah namaku dari golongan orang sengsara, dan catatlah aku bersama golongan orang yang berbahagia karena Engkau Maha Kuasa menghapus apa yang Kau kehendaki dan menetapkan apa yang Kau kehendaki, karena dalam kuasaMulah Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh)

Doa Malik bin Dinar Rahimahullah:

اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ فِي بَطْنِهَا جَارِيَةٌ فَأَبْدِلْهَا غُلَامًا فَإِنَّكَ تَمْحُو مَا تَشَاءُ وَتُثْبِتُ وَعِنْدَكَ أُمُّ الْكِتَابِ

Ya Allah jika di perut wanita itu adalah bayi perempuan maka gantilah menjadi bayi laki-laki, karena EngkauMaha Kuasa menghapus apa yang Kau kehendaki dan menetapkan apa yang Kau kehendaki, karena dalam kuasaMulah Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh)

Komentar Imam Mujahid Rahimahullah:

عَنْ مَنْصُورٍ قَالَ: سَأَلْتُ مُجَاهِدًا، فَقُلْتُ: أَرَأَيْتَ دُعَاءَ أَحَدِنَا يَقُولُ: اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ اسْمِي فِي السُّعَدَاءِ، فَأَثْبِتْهُ فِيهِمْ، وَإِنْ كَانَ فِي الْأَشْقِيَاءِ فَامْحُهُ مِنْهُمْ، وَاجْعَلْهُ بِالسُّعَدَاءِ، فَقَالَ: «حَسَنٌ»

Dari Manshur, “Aku bertanya kepada Mujahid, tentang seorang yang berdoa: “Ya Allah, jika namuku bersama orang berbahagia maka tetapkanlah namaku bersama mereka. Seandainya bersama orang-orang sengsara maka hapuslah namaku dari mereka, dan jadikanlah namaku bersama orang-orang berbahagia.” Beliau menjawab: “BAGUS”.

📚 Referensi:

– Imam Ibnu Jarir ath Thabari, Jaami’ul Bayaan, 13/564

– Imam al Qurthubi, Jaami’ Liahkamil Quran, 9/330

🌷🍀🌿🌸🌻🍃🌳🍁

✍ Farid Nu’man Hasan

Fiqih Islam Bukanlah Produk Perang Salib

💢💢💢💢💢💢💢💢

📌 Secara bahasa (etimologis), arti fiqih adalah al fahmu (pemahaman).

Dikatakan:

أُوتِيَ فلانٌ فِقْهاً فِي الدّين؛ أَي: فَهْماً فِيهِ

Fulan diberikan fiqih dalam agama, artinya diberikan pemahaman dalam agama. (Tahdzibul Lughah, 5/263)

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah mendoakan Ibnu Abbas saat masih kanak-kanak:

اللَّهُمَّ فَقِّهْهُ فِي الدِّينِ

Allahumma faqqihhu fiddiin (Ya Allah, pahamkanlah dia ilmu agama)

(HR. Bukhari no. 143, Muslim no. 2477)

📌 Ada pun makna secara istilah (terminologis), fiqih adalah:

هُوَ الْعِلْمُ بِالأْحْكَامِ الشَّرْعِيَّةِ الْفَرْعِيَّةِ الْعَمَلِيَّةِ، الْمُسْتَمَدَّةِ مِنْ الأْدِلَّةِ التَّفْصِيلِيَّةِ

Ilmu tentang hukum-hukum syariat berupa cabang-cabang dari amal perbuatan yang diambil dari dalil-dalil terperinci. (Al Mausu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 1/13)

Imam Ibnu Hazm Rahimahullah mengatakan:

حد الفقه : هو المعرفة بأحكام الشريعة من القرآن، ومن كلام المرسل بها، الذي لا تؤخذ إلا عنه

Batasan fiqih adalah ilmu pengetahuan tentang hukum-hukum syariat dari Al Quran, ucapan Rasul, yang mana tidaklah diambil sebagai dasar kecuali darinya.

وتفسير هذا الحد : المعرفة بأحكام القرآن ، وناسخها ومنسوخها، والمعرفة بأحكام كلام رسول الله صلى الله عليه وسلم ناسخه ومنسوخه، وما صح نقله مما لم يصح، ومعرفة ما أجمع العلماء عليه وما اختلفوا فيه، وكيف يرد الاختلاف إلى القرآن وكلام الرسول صلى الله عليه وسلم، فهذا تفسير العلم بأحكام الشريعة

Penjelasan atas batasan tersebut adalah pengetahuan tentang hukum-hukum Al Quran, nasikh mansukhnya, pengetahuan tentang sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, nasikh mansukhnya, tentang yang shahih dan tidak shahih, pengetahuan tentang apa yang telah ijma’ (disepakati) dan yang diperselisihkan, dan bagaimana mengembalikan perselisihan kepada Al Quran dan sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Inilah tafsir atas ilmu tentang hukum-hukum syariat.

(Al Ihkam fi Ushulil Ahkam, 5/127)

Syaikh Ibnu Jibrin Rahimahullah berkata:

الفقه هو: الفهم للنصوص من الآيات والأحاديث، واستنباط الأحكام منها

Fiqih adalah pemahaman terhadap nash-nash baik ayat Al Quran dan hadits-hadits, serta menemukan kesimpulan hukum-hukum syariat darinya.

(Syarh akhsharil mukhtasharat, 1/2)

📌 Jadi, fiqih Islam itu bersumber dari produk berpikir dari galian para ulama Islam terhadap Al Quran, As Sunnah, dan sumber-sumber lain yang tidak lepas dalam cakupan keduanya.

📌 Para imam-imam madzhab fiqih yang masih eksis, mereka hidup jauh sebelum terjadi perang salib, baik Imam Abu Hanifah (w. 150H), Imam Malik (w. 179H), Imam asy Syafi’i (w. 204 H), dan Imam Ahmad bin Hambal (w. 241H).

📌 Begitu pula madzhab-madzhab yang telah punah dan tidak lagi diakui di dunia Islam seperti al Auza’i, ats Tsauri, dan al Laitsi, juga sebelum perang salib. Mungkin ada madzhab yang beririsan dengan zaman perang salib yaitu ath Thabari dan azh Zhahiri. Ini pun juga tidak lagi dipakai oleh dunia Islam.

📌 Maka, menuduh fiqih Islam adalah produk perang salib, atau dipengaruhi oleh perang salib, sehingga “nampak keras” adalah tuduhan berat yang tidak ada sandaran ilmiah dan ahistoris, serta ilusi dari penuduhnya.

Wallahul Muwafiq Ilaa Aqwamith Thariq

🌷🍀🌿🌸🌻🍃🌳🍁

✍ Farid Nu’man Hasan

Jika Pelaksanaan Haji Tidak Ada di Tanah Suci, Bagaimana dengan Hari Rayanya?

💢💢💢💢💢💢💢💢

📨 PERTANYAAN:

Assalaamu ‘alaikum wr wb. Ustdz izin sy mau bertanya? 🙏Tahun ini tdk ada pelaksanaan ibadah haji, berarti tdk ada jamaah yg wukuf di Arofah..apakah tetap ada hari raya ‘idul adha..
Mhn penjelasannya ustadz..Jazaakallah khoir..🙏. Tri, Ibadah

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh

Bismillahirrahmanirrahim…

Hari raya dan Aktifitas shaum sunnah arafah, shalat id, dan menyembelih qurban, adalah ditentukan oleh tanggalnya yaitu 9, 10, 11 sd 13 Zulhijjah. Walau di tanah suci tidak berlangsung wuquf tanggal 9 Zulhijjah, tapi tanggal 9 Zulhijjah itu sendiri akan tetap terjadi di negeri manapun.

Imam Al Kharasyi Al Maliki mengatakan bahwa puasa Arafah itu ditentukan tanggal 9 Dzulhijjahnya. Beliau berkata:

(قَوْلُهُ: وَعَرَفَةَ وَعَاشُورَاءَ) هَذِهِ الْمَوَاسِمُ الْمُشَارُ بِقَوْلِهِ وَغَيْرِهِ مِنْ الْمَوَاسِمِ، وَعَاشُورَاءُ وَنِصْفُ شَعْبَانَ مَوْسِمٌ مِنْ حَيْثُ الصَّوْمُ وَغَيْرُهُ مِمَّا يُطْلَبُ فِيهِ، وَالْمَوَاسِمُ جَمْعُ مَوْسِمٍ الزَّمَنُ الْمُتَعَلِّقُ بِهِ الْحُكْمُ الشَّرْعِيُّ وَلَمْ يُرِدْ بِعَرَفَةَ مَوْضِعَ الْوُقُوفِ بَلْ أَرَادَ بِهِ زَمَنَهُ وَهُوَ الْيَوْمُ التَّاسِعُ مِنْ ذِي الْحِجَّةِ

“Hari Arafah dan Asyura -sebagaimana yang disebutkan- adalah salah satu dari musim-musim ibadah. Jika ditinjau dari sisi puasa maka Hari Asyura’ dan Nisfu Sya’ban dan yang lainnya adalah musim ibadah yang dituntut untuk berpuasa pada musim tersebut.

Musim adalah waktu yang terkait dengan suatu hukum syariat. Bukanlah yang dimaksud dengan lafal “Arafah” adalah tempat wukuf, akan tetapi yang dimaksud adalah waktunya, yaitu waktu wukufnya, 9 Dzulhijjah.”

(Syarh Mukhtashar Al-Khalil, 2/234)

Hal ini berdasarkan hadits:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَصُومُ تِسْعًا مِنْ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَخَمِيسَيْنِ

Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa tanggal 9 Dzulhijjah, hari Asyura, tiga hari setiap bulan, senin pertama setiap bulan, dan dua kali kamis.

(HR. An Nasa’i No. 2417, shahih)

Kenyataan sejarah juga menunjukkan bahwa puasa Arafah itu sudah ada SEBELUM Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melakukan ibadah haji.

Al Hafizh Ibnu Hajar menyebutkan bahwa puasa Arafah sudah dikenal dan biasa dilakukan generasi awal Islam di masa Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dan sahabat. (Fathul Bari, 6/268)

Artinya “kebiasaan” ini menunjukkan bahwa shaum Arafah itu karena waktunya yaitu 9 Zulhijjah, bukan semata-mata adanya wukuf, sebab wukuf baru dilakukan tahun 10 Hijriyah saat haji wada’. Itulah wukuf satu-satunya yang Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam lakukan, hanya sekali. Sejarah ini menunjukkan ibadah-ibadah tersebut sudah dilakukan walau tidak ada haji kaum muslimin.

Peristiwa tahun ini (tidak ada pelaksanaan haji di Mekkah) seolah menjadi jawaban atas perdebatan panjang selama bertahun-tahun lamanya, di dunia medsos, dll, tentang “yang jadi patokan puasa Arafah itu TANGGALNYA atau peristiwa WUQUFNYA?” Tahun 2020 ini menjadi jawabannya, bahwa tanggal-lah yang lebih menentukan, dan ini pendapat yang kami ikuti sejak lama. Sebab, walau pun tidak ada haji tahun ini, ibadah-ibadah terkait Zulhijjah (Shaum Arafah, Shalat Id, Qurban) tetap berjalan seperti biasanya.

Demikian. Wallahu a’lam

🌿🌺🌷🌻🌸🍃🌵🌴

✍ Farid Nu’man Hasan

Istilah-Istilah Penting Dalam Kajian Akhlak

💢💢💢💢💢💢💢💢

1⃣ Wara’

Imam Ibnu ‘Allan Rahimahullah:

هو عند العلماء ترك ما لا بأس به حذراً مما به بأس، وفي شرح الرسالة القشيرية للشيخ زكريا هو ترك الشبهات وهو الورع المندوب ويطلق على ترك المحرمات وهو الورع الواجب

Menurut para ulama wara’ adalah meninggalkan hal yang “tidak apa-apa” dalam rangka waspada terhadap yang “apa-apa”. Dalam Syarh Risalah al Qusyairiyah-nya Syaikh Zakariya, dijelaskan wara’ adalah meninggalkan syubhat. Itu adalah wara’ yang dianjurkan, ada pun wara’ yang wajib adalah meninggalkan yang diharamkan secara mutlak.

(Imam Ibnu ‘Allan, Syarh Riyadh ash Shalihin, 5/27)

2⃣ Zuhud

Imam at Tahanawi, mengutip dari As Surri As Suqthi Rahimahullah:

الزهد ترك حظوظ النفس من جميع ما في الدنيا أي لا يفرح بشيء منها ولا يحزن على فقده ولا يأخذ منها إلّا ما يعينه على طاعة ربه أو ما أمر في أخذه مع دوام الذكر والمراقبة والتفكر في الآخرة، وهذا أرفع أحوال الزهد

Zuhud adalah meninggalkan langkah-langkah keinginan jiwa dari semua isi dunia, yaitu sama sekali tidak bahagia dengan dunia dan tidak bersedih dengan kehilangannya, tidak mengambilnya kecuali apa-apa yang bisa membantunya dalam ketaatan kepada Rabbnya, atau apa-apa yang jika diambil membuatnya semakin konsisten dalam dzikir, muraqabah, dan tafakur kepada akhirat. Ini adalah kondisi tertinggi dari zuhud.

(Kasysyaaf Isthilahat al Funun wal ‘Ulum, 1/914)

Syaikh Muhammad Qal’aji Rahimahullah:

ترك ما في الدنيا ابتغاء ما عند الله من الثواب. أن يكون المرء بما عند الله أرجى منه مما هو في يده

Meninggalkan apa yang ada di dunia untuk menggapai balasan dari sisi Allah. Juga bermakna seorang yang lebih mengharap apa yang ada pada Allah dibanding apa yang ada di tangannya sendiri.

(Mu’jam Lughah Al Fuqaha, Hal. 234)

3⃣ Istiqamah

Imam Al Jurjani Rahimahullah mengatakan:

ﻫﻲ اﻟﻮﻓﺎء ﺑﺎﻟﻌﻬﻮﺩ ﻛﻠﻬﺎ، ﻭﻣﻼﺯﻣﺔ اﻟﺼﺮاﻁ اﻟﻤﺴﺘﻘﻴﻢ ﺑﺮﻋﺎﻳﺔ ﺣﺪ اﻟﺘﻮﺳﻂ ﻓﻲ ﻛﻞ اﻷﻣﻮﺭ، ﻣﻦ اﻟﻄﻌﺎﻡ ﻭاﻟﺸﺮاﺏ ﻭاﻟﻠﺒﺎﺱ، ﻭﻓﻲ ﻛﻞ ﺃﻣﺮ ﺩﻳﻨﻲ ﻭﺩﻧﻴﻮﻱ، ﻓﺬﻟﻚ ﻫﻮ اﻟﺼﺮاﻁ اﻟﻤﺴﺘﻘﻴﻢ، ﻛﺎﻟﺼﺮاﻁ اﻟﻤﺴﺘﻘﻴﻢ ﻓﻲ اﻵﺧﺮﺓ

Yaitu pemenuhan terhadap janji semuanya, dan menetap pada jalan yang lurus dengan menjaga batasannya yang pertengahan dalam segala hal baik makanan, minuman, pakaian, dan semua perkara agama dan dunia maka itulah jalan yang lurus sebagaimana jalan yang lurus di akhirat.

الاﺳﺘﻘﺎﻣﺔ: ﻭﺃﻥ ﻳﺠﻤﻊ ﺑﻴﻦ ﺃﺩاء اﻟﻄﺎﻋﺔ ﻭاﺟﺘﻨﺎﺏ اﻟﻤﻌﺎﺻﻲ، ﻭﻗﻴﻞ: الاﺳﺘﻘﺎﻣﺔ ﺿﺪ اﻻﻋﻮﺟﺎﺝ، ﻭﻫﻲ ﻣﺮﻭﺭ اﻟﻌﺒﺪ ﻓﻲ ﻃﺮﻳﻖ اﻟﻌﺒﻮﺩﻳﺔ ﺑﺈﺭﺷﺎﺩ اﻟﺸﺮﻉ ﻭاﻟﻌﻘﻞ.
الاﺳﺘﻘﺎﻣﺔ: اﻟﻤﺪاﻭﻣﺔ

Istiqamah adalah menggabungkan antara melaksanakan ketaatan dan menjauhi larangan. Ada pula yang mengatakan, istiqamah adalah lawan dari bengkok, yaitu seorang hamba yang melewati jalan peribadatan dengan bimbingan syariat dan akal. Istiqamah itu konsisten.

(At Ta’rifaat, Hal. 19)

Wallahu A’lam

🌷🍀🌿🌸🌻🍃🌳🍁

✍ Farid Nu’man Hasan

scroll to top