Pluralitas Bukan Pluralisme

💢💢💢💢💢💢💢💢

📌 Kedua istilah ini berasal dari kata yang sama, plural (jamak), tapi memiliki makna yang berbeda.

📌 Pluralitas adalah pengakuan terhadap adanya keragaman, baik ragam dalam agama, ras, suku bangsa, warna kulit. Hal ini diakui secara akal, realita, dan syariat.

Allah Ta’ala berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن ذَكَرٖ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبٗا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ

Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.

(QS. Al-Hujurat: 13)

Dalam ayat lainnya:

وَلَوۡ شَآءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ ٱلنَّاسَ أُمَّةٗ وَٰحِدَةٗۖ وَلَا يَزَالُونَ مُخۡتَلِفِينَ

Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia jadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih (pendapat)

(QS. Hud, Ayat 118)

📌 Imam Ibnu Jarir Rahimahullah mengatakan, seandainya Allah Ta’ala berkehendak tentu Dia jadikan semua manusia sebagai jamaah yang satu, ajaran yang satu, dan agama yang satu. Qatadah mengatakan jika Allah Ta’ala berkehendak, niscaya Dia jadikan semuanya sebagai kaum muslimin. (Tafsir Ath Thabari, jilid. 6, hal. 4450)

📌 Ibnu Katsir Rahimahullah mengatakan, senantiasa terjadi perbedaan antara manusia pada agama, keyakinan, millah, ajaran, mazhab, dan pendapat mereka. (Tafsir Ibnu Katsir, 4/361)

📌 Pengakuan terhadap adanya pluralitas, bukan berarti menggugurkan kewajiban dakwah Islam kepada manusia.

📌 Ada pun Pluralisme, adalah paham yang menganggap semua agama sama benarnya, tidak boleh ada satu agama yang merasa paling benar atas lainnya, dan semuanya calon penghuni surga.

📌 MUI dalam fatwanya (no. 7) pada Munas 26-29 Juli 2005- mendefinisikan, Pluralisme agama adalah suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relatif, oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama yang lain salah. Pluralisme agama juga mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan masuk dan hidup berdampingan di surga.

📌 Paham ini difatwakan sebagai pemahaman yang haram bagi kaum muslimin, sebagaimana paham sekulerisme dan liberalisme.

📌 Sebab, faham pluralisme bertentangan dengan paham agama yang wasathi. Posisi umat Islam yang ummatan wasathan yang oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dimaknai umat yang adil (HR. At Tirmidzi, hasan shahih).

📌 Adil itu menempatkan sesuatu pada tempatnya, sehingga menempatkan yang benar dikatakan benar, batil dikatakan batil. Bukan malah menempatkan yang batil sebagai benar.

📌 Jika semua agama benar, maka tidak akan pernah ada kisah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengajak Yahudi sakit yang dijenguknya untuk masuk Islam, surat ajakan masuk Islam dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada Heraklius yang Nasrani, dan lainnya.

📌 Maka, kaum muslimin mengakui bahwa manusia memang beragam agamanya. Tapi, tidak membenarkan jika mengakui semua agama benar.

Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamith Thariq

🌿🌷🌺🌻🌸🍃🌵🌴

✍ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top