Yang Pertama Mengenalkan Istilah Ahlus Sunnah wal Jama’ah

🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Sebenarnya, tidak ada riwayat dari hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang istilah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Istilah ini baru ada dan diperkenalkan oleh seorang sahabat yang mulia, Abdullah bin Abbas Radhiallahu ‘Anhuma.

Abdullah bin Abbas Radhiallahu ‘Anhuma berkata:

النظر إلى الرجل من أهل السنة يدعو إلى السنة وينهى عن البدعة ، عبادة

“Melihat seseorang dari Ahlus Sunnah merupakan ajakan menuju sunnah, dan mencegah bid’ah merupakan ibadah.” (Imam Al Lalika’i, Syarh Ushul I’tiqad Ahlis Sunnah wal Jama’ah, 1/29. Syaikh Abdullah bin Abdil Hamid Al Atsari, Al Wajiz fi ‘Aqidah As Salaf Ash Shalih, Hal. 159. Imam Abul Faraj Al Jauzi, Talbis Iblis, Hal.10. Semua menyebutkan atsar ini tanpa sanad)

Ketika menafsirkan surat Ali Imran ayat 106:

يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ

“Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram…” (QS. Ali Imran (3): 106)

Berkata Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhuma:

تبيض وجوه أهل السنة والجماعة وتسود وجوه أهل البدعة

“Putih berseri wajah Ahlus Sunnah wal Jamaah, dan hitam muram wajah ahli bid’ah.” ( Imam Al Qurthubi, Al Jami’ li Ahkamil Quran, 4/167. Tafsir Ibnu Abi Hatim, 3/124. Imam Al Baghawi, Ma’alimut Tanzil, 2/87. Imam Asy Syaukani, Fathul Qadir, 2/10. Imam Ibnul Jauzi, Zaadul Masir, 1/393. Imam As Suyuthi, Ad Durul Mantsur, 2/407)

Namun dalam Shahih Muslim, disebutkan bahwa Imam Muhammad bin Sirin Radhiallahu ‘Anhu menyebut istilah “Ahlus Sunnah”, dan ini merupakan riwayat yang lebih shahih dibanding Ibnu Abbas.

حَدَّثَنَا أَبُو جَعْفَرٍ مُحَمَّدُ بْنُ الصَّبَّاحِ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ زَكَرِيَّاءَ عَنْ عَاصِمٍ الْأَحْوَلِ عَنْ ابْنِ سِيرِينَ قَالَ لَمْ يَكُونُوا يَسْأَلُونَ عَنْ الْإِسْنَادِ فَلَمَّا وَقَعَتْ الْفِتْنَةُ قَالُوا سَمُّوا لَنَا رِجَالَكُمْ فَيُنْظَرُ إِلَى أَهْلِ السُّنَّةِ فَيُؤْخَذُ حَدِيثُهُمْ وَيُنْظَرُ إِلَى أَهْلِ الْبِدَعِ فَلَا يُؤْخَذُ حَدِيثُهُمْ

Berkata kepada kami Ja’far Muhammad bin Shabbah, berkata kepada kami Ismail bin Zakariya, dari ‘Ashim, dari Ibin Sirin, katanya: Dahulu mereka tidak pernah menanyakan tentang isnad.

Ketika terjadi fitnah mereka mengatakan: “Sebutlah nama periwayat kalian kepada kami, maka jika dilihat dari Ahli Sunnah maka diambil hadits mereka, dan jika dilihat dari Ahli Bid’ah maka jangan ambil hadits darinya.” (Shahih Muslim, Bab Bayan Annal Isnaad minad Diin)

🌾🌿🌷🌳🌻🌸🍃

✍ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top