Keutamaan Berdoa di hari Rabu antara Zuhur dan Ashar

💢💢💢💢💢💢💢💢💢

📨 PERTANYAAN:

Adakah hadis yg menerangkan point bahwa salahsatu waktu doa yang baik adalah hr rabu antara zuhur dan ashar. Rama, Depok, (+62 821-6602-xxxx) (Ibadah)

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Bismillahirrahmanirrahim..

Hadits yang ditanyakan adalah sebagai berikut:

Dari Jabir bin Abdillah Radhiallahu ‘Anhu, dia berkata:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعَا فِي مَسْجِدِ الْفَتْحِ ثَلَاثًا : يَوْمَ الِاثْنَيْنِ ، وَيَوْمَ الثُّلَاثَاءِ ، وَيَوْمَ الْأَرْبِعَاءِ ، فَاسْتُجِيبَ لَهُ يَوْمَ الْأَرْبِعَاءِ بَيْنَ الصَّلَاتَيْنِ ، فَعُرِفَ الْبِشْرُ فِي وَجْهِهِ .

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berdoa di masjid al Fath, sebanyak tiga kali: hari senin, hari selasa, dan hari rabu. Doanya dikabulkan di hari rabu antara dua shalat. Hal itu bisa diketahui dari raut gembira di wajahnya.

(HR. Ahmad no. 14153)

Hadits ini dha’if. Karena ada dua sebab:

1. Katsir bin Zaid bin Al Aslam

Mayoritas ulama mengatakan dia dha’if, sedikit saja yang menyatakan tsiqah (terpercaya).

(Al Jarh wat Ta’dil, 7/150, Al Kamil fi Dhu’afa, 6/67, Mizanul I’tidal, 3/404, Tahdzibut Tahdzib, 8/370)

2. Abdullah bin Abdurrahman bin Ka’ab bin Malik

Dia majhuul haal (tidak diketahui jatidirinya), alias perawi yang misterius. (Tarikh Al Kabir, 5/133)

Sementara Ibnu Abi Hatim tidak mengkritik dan tidak pula memujinya. (Al Jarh wat Ta’dil, 5/59)

Oleh karena itu Syaikh Syuaib al Arnauth mengatakan: DHA’IF.
(Ta’liq Musnad Ahmad, 22/425)

Namun, demikian sebagian ulama mempraktekkan hadits ini. Imam Ibnu Taimiyah Rahimahullah mengatakan:

وفي إسناد هذا الحديث : كثير بن زيد ، وفيه كلام ، يوثقه ابن معين تارة ، ويضعفه أخرى
وهذا الحديث يعمل به طائفة من أصحابنا وغيرهم ، فيتحرون الدعاء في هذا ، كما نقل عن جابر ، ولم ينقل عن جابر رضي الله عنه أنه تحرى الدعاء في المكان ، بل تحرى الزمان “

Sanad hadits ini ada Katsir bin Zaid, dia masih diperbincangkan, Ibnu Ma’in pernah menyebutnya tsiqah, tapi juga menyebutnya dhaif pada kesempatan lain.

Hadits ini telah diamalkan sekelompok sahabat kami (Hambaliyah) dan lainnya, mereka begitu serius mengintai waktu berdoa di waktu ini, sebagaimana yang dinukil dari Jabir. Tidak ada riwayat dari Jabir Radhiallahu ‘Anhu bahwa dia berdoa mengkhususkan tempat tertentu, tapi dia mengincar waktunya.

(Iqtidha Ash Shirath Al Mustaqim, 2/344)

Kenapa hadits dhaif diamalkan juga? Umumnya ulama membolehkan menggunakan hadits dhaif untuk urusan fadhailul a’mal, akhlak, kelembutan hati, seperti masalah ini. Ada pun masalah aqidah dan halal haram, wajib pakai Al Quran dan As Sunnah yang shahih saja.

Imam Al Hathab Al Maliki Rahimahullah:

اتفق العلماء على جواز العمل بالحديث الضعيف في فضائل الأعمال

Para ulama telah sepakat bolehnya mengamalkan hadits dhaif dalam perkara fadhailul a’mal.

(Imam Al Hathab, Mawahib Al Jalil, 1/17)

Namun, pembolehan ini BERSYARAT, yaitu:

شرط العمل بالحديث الضعيف في فضائل الأعمال أن لا يكون شديد الضعف، وأن يدخل تحت أصل عام، وأن لا يعتقد سنيته بذلك الحديث

Syarat mengamalkan hadits dhaif dalam urusan fadhailul a’mal, adalah:

– kedhaifannya tidak terlalu

– kandungannya masih sesuai nilai umum yang mendasar dalam Islam

– tidak meyakini kesunahannya (dari Rasulullah) karena hadits itu.

(Imam Khathib Asy Syarbini, Mughni Muhtaj, 1/194)

Demikian. Wallahu a’lam

🌿🌷🌺🌻🌸🍃🌵🌴

✍ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top