Daftar Isi
Pertanyaan
Assalamualaikum ustadz Farid izin bertanya apa hukum seorang imam masjid mendapatkan upah?
Soalnya dikitab attibiyan imam Nawawi gak boleh. Apa masih ada pendapat ulama yang lain membolehkan. Soalnya saya pengurus mushala. Setiap ramadhan memberikan upah untuk imam masjid.
Jawaban
Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh
Bolehkah Imam Mendapat Upah?
Jika upahnya dari makmum setelah shalat, ini yang tidak boleh ..
Jika digaji oleh DKM berasal dari uang kas, itu dibolehkan. Sebab kas masjid untuk kemakmuran masjid, dan adanya imam rawatib adalah bagian dari kemakmuran masjid.
Syaikh Abdullah Al Faqih mengatakan:
فلا يجوز للشخص أن يأخذ أجرة على إمامته للناس في الصلاة، أو قراءته للقرآن، إلا إذا أعطي من بيت مال المسلمين، أو كان فقيراً محتاجاً وأخذ لذلك، وإن استعف فهو خيرٌ له. هذا ما ذهب إليه الأئمة الأربعة: أبو حنيفة ومالك والشافعي وأحمد.
Tidak boleh bagi seseorang memgambil upah atas keimamannya kepada orang-orang dalam shalat, atau membaca Al Qur’an. Kecuali diambil dari Baitul maal kaum muslimin, atau dia orang yg membutuhkan, atau dia fakir, dia boleh ambil itu, namun jika dia ‘iffah itu lebih baik baginya. Inilah pendapat imam empat madzhab: Abu Hanifah, Malik, Syafi’iy, dan Ahmad. (Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyyah no. 6575)
Syaikh mengatakan:
وأما أخذ الرَّزق من بيت المال على الإمامة فإن هذا لا بأس به ، لأن بيت المال يُصرف في مصالح المسلمين ، ومن مصالح المسلمين إمامتهم في مساجدهم
Ada pun mengambil pencaharian dari Baitul maal kaum muslimin atas imam maka itu tidak apa-apa, karena Baitul Maal memang dimanfaatkan untuk kemaslahatan kaum muslimin, dan di antara maslahat kaum muslimin adalah adanya imam di masjid-masjid mereka … (As Su’aal ‘alal Haatif, kaset 173)
Kesimpulan:
-TIDAK BOLEH, jika upah itu diberikan oleh para makmum setelah shalatnya
– BOLEH, jika upah itu dari harta baitul maal karena baitul maal memang untuk kepentingan kaum muslimin termasuk para imam di masjid-masjid mereka. Ini pendapat 4 mazhab. Baitul Maal, di masa kini bisa direpresentasikan oleh uang kas masjid yang merupakan dana untuk maslahat masjid (operasional, perawatan, gaji marbot dan imam, dana kegiatan)
Wallahu A’lam
Baca juga: Mengambil Upah Dari Meruqyah, Mengajar Al Quran, dan Semisalnya, Bolehkah?
Pertanyaan
Assalamu’alaikum
Izin menyampaikan pertanyaan dari teman ustadz;
Ada pengurus masjid yg membuat jadwal imam sholat, untuk 1 Minggu bergantian, untuk itu pengurus masjid memberikan semacam “penyemangat” (kalo ga boleh disebut upah) yg tujuannya supaya para imam sholat tsb bisa datang ke masjid, pertanyaan nya bagaimana hukumnya atas uang penyemangat tadi dan salah kah sikap dkm tsb?
Sebagai catatan uang tsb oleh imam sholat ada yg diambil ada jg yg tidak
Mohon maaf terimakasih
Jawaban
Wa’alaikumussalam Wa Rahmatullah Wa Barakatuh
Bolehkah Upah Untuk Imam?
Diupah karena semata-mata shalatnya tidaklah boleh. Sebab, itu merusak keikhlasan dan nilai shalatnya. Karena shalat memang sudah kewajiban bagi setiap muslim.
Tapi jika diupah karena keahliannya menjadi imam shalat dan itu membawa maslahat bagi orang banyak, itu tidak apa-apa. Dia boleh mengambilnya, atau menolaknya, bebas saja. Dengan syarat upah tersebut dari dana masjid, karena dana masjid memang untuk kemaslahatan jamaah. Bukan dari patungan para makmum yang shalat bersamanya.
Dahulu kehidupan para imam masjid juga digaji oleh khalifah, bahkan sampai sekarang di beberapa negeri muslim, yang diambil dari baitul maal.
Dalam Ar Raudhul Murbi’, tertulis:
وقد أجرى السلف أرزاقهم من بيت المال من المؤذنين والأئمة، والقضاة، والعمال، وغيرهم
Telah berlangsung di masa salaf bahwa mereka diberikan harta dari baitul maal yaitu untuk para muazin, para imam shalat, hakim, pegawai, dan selain mereka. (Ar Raudh Al Murbi’, 1/434)
Demikian. Wallahu A’lam
Farid Nu’man Hasan