Tidak Semua Marah Itu Terlarang

💥💦💥💦💥💦💥

Imam Asy Syafi’i Rahimahullah:

من استغضب فلم يغضب فهوحمار, ومن استرضي فلم يرضى فهو شيطان

“Siapa yang dibuat marah tapi dia tidak marah maka dia keledai, dan siapa yang dibuat senang tapi dia tidak ridha maka dia syetan.”

📚 Hikam wa Aqwaal Al Imam Asy Syafi’i

🍃🌴🌻🌸🌾🌺☘🌷

✏ Farid Nu’man Hasan

Nasihat Buat Para Pedagang: Jangan Rusak Harga Pasar!

🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Imam Abul Walid Al Baji Rahimahullah:

الَّذِي يُؤْمَرُ بِهِ مَنْ حَطَّ عَنْهُ أَنْ يَلْحَقَ بِهِ: هُوَ السِّعْرُ الَّذِي عَلَيْهِ جُمْهُورُ النَّاسِ، فَإِذَا انْفَرَدَ مِنْهُمْ الْوَاحِدُ وَالْعَدَدُ الْيَسِيرُ بِحَطِّ السِّعْرِ: أُمِرُوا بِاللِّحَاقِ بِسِعْرِ النَّاسِ، أَوْ تَرْكِ الْبَيْعِ، فَإِنْ زَادَ فِي السِّعْرِ وَاحِدٌ، أَوْ عَدَدٌ يَسِيرٌ: لَمْ يُؤْمَرْ الْجُمْهُورُ بِاللِّحَاقِ بِسِعْرِهِ، لِأَنَّ الْمُرَاعَى حَالُ الْجُمْهُورِ، وَبِهِ تُقَوَّمُ الْمَبِيعَاتُ

“Apa yang diperintahkan adalah bagi orang yang menurunkan harga agar disesuaikan dengan harga yang ditetapkan mayoritas manusia, jika ada yang menyendiri atau minoritas orang maka mereka diperintah untuk menerapkan seperti harga orang-orang, atau dia tinggalkan saja jual belinya, jika dia atau minoritas itu menaikan harga, maka mayoritas manusia tidaklah menyesuaikan dengan harganya itu, sebab mayoritaslah yg mengendalikan harga, dengan itulah tegaknya kehidupan perdagangan.”

📚 Imam Ibnu Taimiyah, Al Hisbah, Hal. 284

📓📕📗📒📔📙📘

✏ Farid Nu’man Hasan

Hukum Makan Tupai?

Hukum makan tupai diperselisihkan ulama. Ada yang menghalalkan dan ada yang mengharamkan. Mana yang lebih kuat? Simak jawabannya pada tanya jawab di bawah ini!


Pertanyaan

Ibu saya dan saya biasa memakan tupai untuk obat,Soalny ad tetangga yg terkena asma lalu memakan tupai dg digoreng alhamdlillah bisa sembuh.
Apakah yg saya dan ibu saya makàn itu haram ust?


Jawaban Hukum Makan Tupai

Bismillah wal Hamdulillah ….

Tupai halal menurut pendapat Sebagian ulama, dan itu pendapat yg kuat ..

Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid menjelaskan:

اختلف العلماء رحمهم الله في حكم أكل السنجاب ، فمنهم من أجازه ، ومنهم من منعه ، والراجح والله أعلم أنه يجوز أكله ؛ لأن الأصل في الحيوانات الحل ، فلا يحرم منها إلا ما حرمه الشرع ، ولأنه ليس من ذوات الأنياب المفترسة

Ulama berselisih tentang hukum makan tupai, ada yang membolehkan ada pula yang melarang.

Pendapat yang paling kuat adalah boleh, Karena hukum asal dari hewan adalah halal. Tidak boleh mengharamkan kecuali ada dasar dalam syariat. Dan Tupai bukan hewan yang memiliki taring yang ganas. (selesai)

Wallahu a’lam

Baca juga: Hukum Makan Laron

✍ Farid Nu’man Hasan

Shalat Lagi Setelah Tahajud dan Witir, Itu Shahih dan Perbuatan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

💦💥💦💥💦💥

Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata:

وَقَدْ ثَبَتَ عَنْهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ ( «كَانَ يُصَلِّي بَعْدَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ جَالِسًا تَارَةً، وَتَارَةً يَقْرَأُ فِيهِمَا جَالِسًا، فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ، قَامَ فَرَكَعَ» ، وَفِي “صَحِيحِ مسلم ” عَنْ أبي سلمة قَالَ: « (سَأَلْتُ عائشة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا عَنْ صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَتْ: (كَانَ يُصَلِّيثَلَاثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً، يُصَلِّي ثَمَانَ رَكَعَاتٍ، ثُمَّ يُوتِرُ، ثُمَّ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ، فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ، قَامَ فَرَكَعَ، ثُمَّ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ بَيْنَ النِّدَاءِ وَالْإِقَامَةِ مِنْ صَلَاةِ الصُّبْحِ) » وَفِي “الْمُسْنَدِ” عَنْ أم سلمة أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ( «كَانَ يُصَلِّي بَعْدَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ» )
وَقَالَ الترمذي: رُوِيَ نَحْوُ هَذَا عَنْ عائشة، وأبي أمامة، وَغَيْرِ وَاحِدٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
وَفِي “الْمُسْنَدِ” عَنْ أبي أمامة، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ( «كَانَ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْوِتْرِ وَهُوَ جَالِسٌ، يَقْرَأُ فِيهِمَا بِـ {إِذَا زُلْزِلَتِ} [الزلزلة: ١] وَ {قُلْ يَاأَيُّهَا الْكَافِرُونَ} [الكافرون: ١] » )
وَرَوَى الدَّارَقُطْنِيُّ نَحْوَهُ مِنْ حَدِيثِ أنس رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ

Telah SHAHIH dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, bahwa: (Beliau shalat lagi setelah witir sebanyak dua rakaat kadang sambil duduk). Dalam kesempatan lain, Beliau pernah membaca dua rakaat itu sambil duduk dan ketika hendak ruku Beliau berdiri untuk ruku.

Disebutkan dalam SHAHIH MUSLIM dari Abu Salamah, dia berkata: Aku bertanya kepada ‘Aisyah tentang Shalat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, lalu dia memjawab:

“Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam biasanya melakukan shalat 13 rakaat. Menunaikan 8 raka’at, lalu witir, kemudian shalat 2 raka’at lagi dengan duduk, dan apabila hendak ruku beliau berdiri lalu ruku. Kemudian, Beliau nantinya shalat lagi antara azan dan iqamah shubuh.”

Di dalam MUSNAD disebutkan dari Ummi Salamah Radhiallahu ‘Anha, “Bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melakukan shalat 2 rakaat ringan dengan duduk setelah shakat witir.” 1)

Kata Imam At Tirmidzi: “Hadits seperti ini juga diriwayatkan oleh Aisyah, Abu Umamah, dan tidak hanya satu sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.”

Dalam Musnad juga disebutkan, dari Abu Umamah: “Bahwa setelah shalat witir, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melakukan shalat 2 rakaat dengan duduk dan membaca surat Al Zalzalah dan Al Kafirun.” 2)

Imam Ad Daruquthni meriwayatkan hadits yang sama dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu.

📚 Lihat Zaadul Ma’ad fi Hadyi Khairil ‘Ibaad, 1/321-322

🍃🍃🍃🍃

[1] Musnad Ahmad, 6/298-299. Para perawinya terpercaya
[2] Musnad Ahmad, 5/260, sanadnya hasan

🍃🌾🌸🌴🌺☘🌷🌻

✏ Farid Nu’man Hasan

scroll to top