Amal Shalih Anak-anak, Pahalanya Buat Siapa?

◼◽◼◽◼◽

📨 PERTANYAAN:

Izin bertanya Ustadz …
Seorang anak kecil yang belum baligh, jika dia beramal sholih apakah dicatat baginya pahala?
Mengingat jika dia berbuat kesalahan tidak dicatat baginya dosa.

Syukran Ustadz (+62 816-1680-xxx)

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Bismillah wal hamdulillah ..

Amal Shalih anak kecil pahalanya buat dirinya ..

Imam Ibnu Taimiyah Rahimahullah mengatakan dalam Al Fatawa Al Kubra:

وقال جمهور العلماء: وثواب عبادة الصبي له

Berkata jumhur ulama: pahala ibadah anak-anak adalah untuknya. (Al Fatawa Al Kubra, 5/318)

Bagaimana orang tuanya? Dapat juga, karena mereka sebagai sebabnya:

Syaikh Muhammad ‘Ulaisy Al Malikiy Rahimahullah berkata:

المعتمد أن ثواب عمل الصبي له خاصة، ولوالديه ثواب التسبب فيه

Pendapat resmi, bahwa pahala amal anak-anak adalah untuknya scr khusus, ada pun kedua org tuanya dapat pahala karena sebagai sebabnya. (Fathul ‘Aliy, 1/213)

Al ‘Allamah Muhamnad Al Hathab Rahimahullah berkata, sebagaimana dikutip Imam An Nafrawiy Rahimahullah:

الصحيح أن أجر أعمال الصبي له ولا تكتب عليه السيئات

Yang benar, amal-amal baik anak-anak diberikan pahala, ada pun kejelekannya tidaklah dicatat sebagai dosa. (Al Fawakih Ad Dawaniy, 1/180)

Demikian. Wallahu a’lam

📙📘📕📒📔📓📗

🖋 Farid Nu’man Hasan

Thawaf Bagi Wanita Haid, Bolehkah?

▫▪▫▪▫▪▫▪

📨 PERTANYAAN:

Assalamualaikum ustadz, izin bertanya. Apakah wanita haid diizinkan melakukan semua kegiatan umrah atau hanya ibadah tertentu? Krena saya mendengar adanya niat yang membuat wanita haid halal melakukan semua kegiatan umrah. (+62 852-7704-xxxx)

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh ..

Semua manasik boleh, kecuali thawaf.

Ada beberapa pendapat tentang wanita thawaf dalam keadaan haid.

1. TIDAK BOLEH DAN TIDAK SAH

Thawaf menurut jumhur syarat sahnya adalah suci. Jika tidak suci maka tidak sah dan wajib ulangi ..

Imam Ibnu Qudamah Rahimahullah mengatakan:

(وَيَكُونُ طَاهِرًا فِي ثِيَابٍ طَاهِرَةٍ) يَعْنِي فِي الطَّوَافِ؛ وَذَلِكَ لِأَنَّ الطَّهَارَةَ مِنْ الْحَدَثِ وَالنَّجَاسَةِ وَالسِّتَارَةَ شَرَائِطُ لِصِحَّةِالطَّوَافِ، فِي الْمَشْهُورِ عَنْ أَحْمَدَ. وَهُوَ قَوْلُ مَالِكٍ، وَالشَّافِعِيِّ.

(Menjadikan pakaiannya suci sesucinya) yaitu saat thawaf, sebab SUCI dari hadats dan najis dan menutup aurat merupakan syarat sahnya thawaf, menurut pendapat yg masyhur dari Imam Ahmad. Ini juga pendapat Imam Malik dan Imam Syafi’iy.

(Al Mughni, 3/343)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin Rahimahullah berkata:

ج: عليها أن تعيد الطواف إذا طافت وهي حائض، عليها أن تعيد بعد ما تطهر

Wajib atasnya mengulangi thawafnya jika dia thawaf dalam keadaan haid, wajib dia ulangi setelah suci nanti .. ( Fatawa Nuur ‘alad Darb, 17/484)

2. SAH, TAPI DIA BERDOSA

Ini pendapat Imam Abu Hanifah, bahwa suci adalah WAJIB, bukan syarat SAH. Artinya thawaf tetap sah, hanya saja dia bermaksiat dan wajib membayar dam dgn seekor Unta.

Syaikh Abdullah Al Faqih mengatakan:

وقال الحنفية في الراجح عندهم ـ وهو رواية عن الإمام أحمد ـ إن الطهارة من الحيض والنفاس واجبة، وليست شرطاً لصحة الطواف. بل إن من طافت ـ وهي حائض أو نفساء ـ فقد عصت، إذا لم يكن لها عذر، وعليها بدنة

Kalangan Hanafiyah mengatakan, dan ini pendapat yg kuat menurut mereka, dan juga salah satu riwayat dari Imam Ahmad, bahwa suci dari haid dan nifas adalah WAJIB, bukan syarat sahnya thawaf. Seandainya dia thawaf dalam keadaan haid atau nifas maka dia bermaksiat jika tidak ada udzur, dan wajib membayar dgn Unta.

(Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyyah no. 7072)

Sementara menurut Imam Ahmad ganti dengan kambing jika dia lupa melakukannya. (Imam Ibnu Taimiyah, Majmu’ Al Fatawa, 26/245)

3. SAH DAN BOLEH, TANPA KONSEKUENSI APA PUN

Ada pun, Imam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berpendapat wanita haid BOLEH thawaf dan SAH, dan tanpa ada konsekuensi apa-apa, jika memang dharurat, yaitu dia tidak bisa menunggu waktu suci karena terbatasnya waktu atau tdk ada orang yang menemaninya.

Beliau berkata:

وإذا كانت القراءة أفضل. وهي تجوز للحائض مع حاجتها إليها في أظهر قولي العلماء فالطواف أولى أن يجوز مع الحاجة

Jika seorang wanita membaca Al Qur’an adalah lebih utama. Dan membaca Al Qur’an dibolehkan bagi wanita haid jika memang berhajat itu menurut pendapat yg paling benar di antara dua pendapat ulama, maka THAWAF LEBIH UTAMA UNTUK DIBOLEHKAN jika memang dalam kondisi dibutuhkan.

( Majmu’ Al Fatawa, 26/200)

Demikian. Untuk hati-hati tentunya pendapat mayoritas ulama yang kita ikuti. Sebaiknya menanti sampai selesai haidnya. Tapi, Jika waktunya tidak memungkinkan menunggu, sebentar lagi pulang ke tanah air, bisa dalam keadaan itu pendapat Imam Ibnu Taimiyah bisa dilaksanakan karena kedharuratannya.

Demikian. Wallahu a’lam

📙📘📕📒📔📓📗

🖋 Farid Nu’man Hasan

Hukum Mengucapkan Salam Kepada Lawan Jenis

💥💦💥💦💥💦💥

📨 PERTANYAAN:

Assalamualaikum Ustadz apa hukum mengucapkan salam pd lawan jenis yg bkn mahrom.? Misal tmn kantor…. (‪+62 857-2755-xxxx)

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah ..

Mengucapkan salam laki-laki kepada wanita ada perincian:

📌 Kepada mahram, maka tidak syak lagi kebolehannya

📌 Kepada non mahram, tapi sudah tua. Maka ini juga tidak apa-apa.

Imam Ibnu Muflih menceritakan, bahwa Ibnu Manshur bertanya kepada Imam Ahmad bin Hambal Rahimahullah:

التسليم على النساء ؟ قال : إذا كانت عجوزاً فلا بأس به

Bolehkah Salam kepada wanita? Beliau (Imam Ahmad) menjawab: “Jika kepada wanita tua, maka tidak apa-apa.”

(Al Adab Asy Syar’iyyah, 1/375)

Imam An Nawawi Rahimahullah berkata:

وإن كانت عجوزاً لا يفتتن بها جاز أن تسلم على الرجل ، وعلى الرجل رد السلام عليها

Jika dia wanita tua dan tidak ada fitnah dgnnya, maka boleh salam kepadanya atau si laki-laki menjawab salamnya.

(Al Adzkar, Hal. 407)

📌 Kepada seorang wanita muda, maka ini makruh menurut sebagian ulama, karena khawatir munculnya fitnah

Imam Malik Rahimahullah ditanya:

هَلْ : يُسَلَّمُ عَلَى الْمَرْأَةِ ؟ فَقَالَ : أَمَّا الْمُتَجَالَّةُ (وهي العجوز) فَلا أَكْرَهُ ذَلِكَ ، وَأَمَّا الشَّابَّةُ فَلا أُحِبُّ ذَلِكَ

Apakah ucapkan salam ke kaum wanita? Beliau menjawab: “Jika sudah tua, aku tidak membencinya. Ada pun kalau masih muda aku tidak menyukainya.”

Imam Az Zarqani menyebutkan alasan ketidaksukaannya:

بخوف الفتنة بسماع ردها للسلام

Kekhawatiran atas fitnah (suara) saat mendengar jawaban salam. (Syarh Al Muwaththa’, 4/358)

Imam An Nawawi Rahimahullah berkata:

وإن كانت أجنبية ، فإن كانت جميلة يخاف الافتتان بها لم يسلم الرجل عليها ، ولو سلم لم يجز لها رد الجواب ، ولم تسلم هي عليه ابتداء ، فإن سلمت لم تستحق جواباً فإن أجابها كره له

Jika wanita non mahram, jika dia cantik dan khawatir muncul fitnah maka jangan mengucapkan salam kepadanya. Seandainya mengucapkan salam maka si wanita tidak usah menjawab. Si wanita pun jgn memulai salam kepadanya, jika si wanita salam maka dia tidak mesti menjawab, jika dia jawab justru makruh baginya.

(Al Adzkar, Hal. 407)

📌 Kepada serombongan wanita, ini boleh, sebab fitnahnya lebih kecil.

Asma, putrinya Yazid, berkata:

مَرَّ عَلَيْنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي نِسْوَةٍ فَسَلَّمَ عَلَيْنَا

Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam melewati kaum wanita, Beliau salam kepada kami. (HR. Abu Daud no. 5204, Shahih)

Maksud dari BOLEH adalah jika aman dr fitnah, menurut Al Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari:

عن جواز سلام الرجال على النساء ، والنساء على الرجال، قال : الْمُرَاد بِجَوَازِهِ أَنْ يَكُون عِنْد أَمْن الْفِتْنَة

Tentang bolehnya salam kaum laki-laki ke kaum wanita, dan sebaliknya, dia berkata maksud kebolehannya adalah jika aman dari fitnah. (selesai)

📌 Salam kepada sekumpulan wanita dan pria dalam satu forum, seperti ta’lim, rapat warga, dan semisalnya, ini pun sama sekali tidak masalah.

Demikian. Wallahu a’lam

📙📘📕📒📔📓📗

🖋 Farid Nu’man Hasan

Bolehkah Niat Puasa Sunnah Setelah Shubuh ?

▫▪▫▪▫▪

📨 PERTANYAAN:

Ustadz, mengenai puasa sunnah apakah niatnya boleh dilakukan setelah subuh ? Terima kasih ustadz (+62 878-9083-xxxx)

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃

Bismillah wal hamdulillah ..

Boleh, dalilnya ini:

عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ
قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ يَا عَائِشَةُ هَلْ عِنْدَكُمْ شَيْءٌ قَالَتْ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا عِنْدَنَا شَيْءٌ قَالَ فَإِنِّي صَائِمٌ

Dari Aisyah Radliallahu ‘anha, ia berkata; Pada suatu hari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepadaku:

“Wahai Aisyah, apakah kamu mempunyai makanan?” Aisyah menjawab, “Tidak, ya Rasulullah.” Beliau bersabda: “Kalau begitu, aku akan berpuasa.”

(HR. Muslim no. 1154)

Imam Muslim membuat bab berjudul:

باب جواز صوم النافلة بنية من النهار قبل الزوال

Bab Bolehnya Shaum Sunnah Dengan Niat di Siang hari sebelum matahari tergelincir

Imam An Nawawi Rahimahullah berkata:

وفيه دليل لمذهب الجمهور أن صوم النافلة يجوز بنية في النهار قبل زوال الشمس

Dalam hadits ini merupakan dalil bagi madzhab mayoritas, bahwa bolehnya shaum sunnah dengan niat di siang hari sebelum tergelincir matahari (zhuhur).

(Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 8/35)

Demikian. Wallahu a’lam

📙📘📕📒📔📓📗

🖋 Farid Nu’man Hasan

scroll to top