Menyebut Ciri Fisik Seseorang

💢💢💢💢💢💢

📨 PERTANYAAN:

Af1 ustad farid..mo nanya ( mumpung lg trend), klo hidung pesek itu termasuk kekurangan/cacat seseorang bukan?. Artinya klo kita bilang kpd seseorang dgn sebutan si pesek, dlm Islam dilarang g?

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Bismillah wal Hamdulillah ..

Dalam kitab Riyadhushalihin, Imam An Nawawi mencatat ghibah-ghibah yang dibolehkan. Diantaranya menyebut seseorang dengan ciri fisiknya, dimana memang dia dikenal dengan itu.

Imam An Nawawi Rahimahullah mencontohkan seperti: Al A’masy (buram matanya), Al A’raj (Si Pincang), Al A’ma (Si Buta), Al ‘Asham (Si Tuli), Al Ahwal (si Juling), semua ini adalah gelar yang pernah disandang oleh sebagian ulama hadits. (Hal. 366-367, Maktabatul Iman, Al Manshurah)

Di tambah lagi jika orang yang memiliki ciri fisik itu pun tidak mempersoalkan itu. Maka, itu lebih tidak masalah lagi.

Di Indonesia sendiri ada beberapa artis yang dikenal karena fisiknya; seperti pelawak Nur Tompel, Tukul Arwana (karena kumisnya seperti kumis ikan Arwana), Yati Pesek, … dll.

Hari ini, apa yang disebutkan oleh seorang Ustadz menyebut pesek kepada seorang artis, dan artis itu bangga dengan peseknya, sebagaimana yang dia katakan sendiri berkali-kali .. maka ini sama sekali bukan kesalahan.

Hanya saja memang ada yg suka bermain api dengan masalah-masalah seperti ini .., kemudian mereka tidak paham fiqihnya, dijadikanlah sebagai alat menyerang ustadz tersebut.

Ada pun menyebut ciri fisik dalam intonasi menghardik, seperti “Pesek lo ..!! Buta lo .. !!
Ini yang tidak boleh. Maka, mesti kita bedakan antara menyebut pesek dalam artian identitas yang menjadi ciri, dengan menghina dengan fisiknya.

Demikian. Wallahu a’lam

🌵🌷🌱🌴🌸🍃🌾🍄

✍ Farid Nu’man Hasan

Menyikapi Kasus Setnov Dengan Akhlak Islam

💢💢💢💢💢

Ada dua sikap yg nampak berkembang dalam menyikapi kasus Setnov:

1⃣ Ada yang membahasnya dgn ilmu, baik analisa hukum, politik, dan lain-lain. Ini tidak apa-apa, sebab sudah menjadi konsumsi publik, baik muslim dan non muslim. Silahkan menganalisa dgn pandangan dan bashirah-nya masing-masing ..

2⃣ Ada yg membully-nya, karena kesalahan yang dia lakukan. Baik membully dgn gambar2, perkataan, cerita-cerita rekayasa, dan lucu-lucuan. Ini yang tidak boleh, ini bisa membuat pelakunya muflis (bangkrut) diakhirat. Kita tidak usah ikut-ikutan. Sebab, Setnov masih ada hak sebagai muslim, dia muallaf. Kaum kuffar pun memanfaatkan ini untuk membully-nya dan menyalahkan kemualafannya.

Kekesalan kita kepada Setnov, mesti tetap jaga akhlak. Proses hukum tetap kita dukung dan jgn sampai tebang pilih.

Kalau boleh berangan-angan, saya membayangkan bahwa aktifis Islam yg bagus integritasnya (profesional, berani, dan berakhlak) menguasai di DPR, KPK, dan EKSEKUTIF .. shgga yang seperti ini tdk terjadi.

Demikian. Wallahu a’lam

🌷🌱🌴🌾🌸🍃🌵🍄

✍ Farid Nu’man Hasan

Cara Sujud Tilawah

💦💥💦💥💦💥

📨 PERTANYAAN:

Assalamu’alaikum
Ustadz mau tanya bacaan ketika sujud tilawah itu bagaimana ya? dan brp kali sujud nya

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Wa ‘Alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh
Bismillah wal Hamdulillah wash Shalatu was Salamu ‘Ala Rasulillah wa Ba’d:

 

Bacaan Sujud Tilawah:

سَجَدَ وَجْهِى لِلَّذِى خَلَقَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ

Sajada wajhiy lilladzi khalaqahu wa syaqqa sam’ahu wa basharahu bi hawlihi wa quwwatihi

Bersujud wajahku kepada yang menciptakannya dan yang membuka pendengarannya, penglihatannya, dan kekuatannya.

(HR. At Tirmidzi No. 3425, Abu Daud No. 1416. Imam At Tirmidzi mengatakan: hasan shahih. Dishahihkan oleh Syaikh Al lbani di beberapa kitabnya)

Caranya, seperti yang dikatakan oleh Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah:

من قرأ آية سجدة أو سمعها يستحب له أن يكبر ويسجد سجدة ثم يكبر للرفع من السجود، وهذا يسمى سجود التلاوة ولا تشهد فيه، ولا تسليم.

Barang siapa yang membaca ayat sajadah atau mendengarkannya maka disunahkan baginya bertakbir dan sujud satu kali sujud, lalu takbir lagi ketika bangun dari sujud. Ini dinamakan sujud tilawah, tanpa bacaan tasyahud dan tanpa salam. (Fiqhus Sunnah, 1/219)

Apa yang dikatakannya berdasarkan hadits berikut:

Dari Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhuma, katanya:

يَقْرَأُ عَلَيْنَا الْقُرْآنَ فَإِذَا مَرَّ بِالسَّجْدَةِ كَبَّرَ وَسَجَدَ وَسَجَدْنَا

Nabi ﷺ membaca Al Quran di hadapan kami, jika melewati ayat sajadah beliau bertakbir dan sujud dan kami juga bersujud.

(HR. Abu Daud No. 1415, Al Baihaqi dalam Ma’rifatus Sunan wal Aatsar No. 4491. Al Hakim, 1/222, katanya: shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim)

Imam Al Khathabi berkata:

قلت : فيه من الفقه أن المستمع للقرآن إذا قرئ بحضرته السجدة يسجد مع القارئ . وقال مالك والشافعي إذا لم يكن قعد لاستماع القرآن فإن شاء سجد وإن شاء لم يسجد
وفيه بيان أن السنة أن يكبر للسجدة وعلى هذا مذهب أكثر أهل العلم . وكذلك يكبر إذا رفع رأسه. وكان الشافعي وأحمد بن حنبل يقولان يرفع يديه إذا أراد أن يسجد

Aku berkata: pada hadits ini ada pelajaran fiqh, bahwa pendnegar Al Quran jika dihadapannya dibcakan ayat sajadah maka dia sujud bersama pembacanya. Imam Malik dan Imam Syafi’i berkata: Jika dia tidak mampu duduk untuk mendegarkan Al Quran maka jika dia mau sujud silahkan, jika tidak mau juga tidak apa-apa.
Pada hadits ini juga terdapat penjelasan bahwa sunah bertakbir untuk sujud, dan inilah pijakan mayoritas ulama. Begitu juga bertakbir ketika bangun sujud. Imam AsySyafi’i dan Imam Ahmad bin Hambal mengatakan mengangkat tangan ketika hendak sujud. (Imam Al Khathabi, Ma’alimus Sunan, 1/284)

📓📕📗📘📙📔📒

✏ Farid Nu’man Hasan

Shalat Tidak di Awal Waktu Karena Ada Jam Kuliah/Belajar

💢💢💢💢💢💢

📨 PERTANYAAN:

Assalamu’alaikum ..
Ustadz izin bertanya.
Ketika ada seorang guru lebih memilih melanjutkan belajar di waktu shalat dari pada sholat di awal waktu, bolehkah kita mengingatkannya ?? Walaupun kita akan mendapatkan nilai yang jelek dari guru tsb ..

Apakah ciri-ciri orang seperti itu termasuk golongan orang munafik .. ( menunda shalat ) (08138094xxxx)

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh …

Menuntut ilmu termasuk ‘udzur syar’i yang membuat boleh menunda shalat bahkan menjamak dengan shalat selanjutnya.

untut ilmu atau mengajarkan ilmu. Ini berdasarkan riwayat Imam Muslim berikut:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَقِيقٍ قَالَ خَطَبَنَا ابْنُ عَبَّاسٍ يَوْمًا بَعْدَ الْعَصْرِ حَتَّى غَرَبَتْ الشَّمْسُ وَبَدَتْ النُّجُومُ وَجَعَلَ النَّاسُ يَقُولُونَ الصَّلَاةَ الصَّلَاةَ قَالَ فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ بَنِي تَمِيمٍ لَا يَفْتُرُ وَلَا يَنْثَنِي الصَّلَاةَ الصَّلَاةَ
فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ أَتُعَلِّمُنِي بِالسُّنَّةِ لَا أُمَّ لَكَ ثُمَّ قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَمَعَ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ وَالْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ شَقِيقٍ فَحَاكَ فِي صَدْرِي مِنْ ذَلِكَ شَيْءٌ فَأَتَيْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ فَسَأَلْتُهُ فَصَدَّقَ مَقَالَتَهُ

Dari Abdullah bin Syaqiq, dia berkata: Ibnu Abbas memberikan ceramah kepada kami, pada hari setelah ‘ashar sampai matahari terbenam, hingga nampak bintang-bintang, sehingga manusia berteriak: “shalat .. shalat ..!” Lalu datang laki-laki dari Bani Tamim yang tidak hentinya berteriak: shalat.. shalat!. Maka Ibnu Abbas berkata: “Apa-apaan kamu, apakah kamu hendak mengajari saya sunah?”, lalu dia berkata:

“Saya telah melihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam menjamak antara zhuhur dan ashar, serta maghrib dan isya.”

Berkata Abdullah bin Syaqiq: “Masih terngiang dalam dada saya hal itu, maka aku datang kepada Abu Hurairah, aku tanyakan dia tentang hal itu, dia membenarkan keterangan Ibnu ‘Abbas tersebut.”

(HR. Muslim No. 705)

Ada pun ciri munafik, mereka menunda shalat tanpa uzur syar’iy. Sedangkan makna Saahuun (lalai) dalam ayat Waylul Lil Mushallin adalah:

– meninggalkan shalat
– menunda shalat sampai habis waktunya
– shalatnya bolong-bolong
– shalatnya ingin dilihat (alladzina yuraa’uun)

Semua ini dipaparkan Imam Ibnu Jarir dalam tafsirnya dari para ulama salaf.

Syaikh Abdullah Al Faqih mengatakan:

ومع هذا فالذي ننصحك به هو أداء الصلاة في أول وقتها إن أمكن فإذا لم يمكن وكنت محتاجاً للدرس المذكور فلا حرج عليك في تأخير الصلاة عن أول وقتها

Bersamaan dgn ini, saya nasihatkan anda untuk shalat di awal waktu jika memungkinkan.

Tapi, Jika tidak mungkin, karena Anda ada keperluan dengan sebuah pelajaran tersebut maka tidak apa-apa Anda menunda shalat dari awal waktunya.

(Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyyah no. 47978)

Namun demikian, hal ini tidak menjadi rutinitas. Tetap berusaha mensiasati keadaaan.

Demikian. Wallahu a’lam

🌷🌱🌴🌾🌸🍃🌵🍄

✍ Farid Nu’man Hasan

scroll to top