Shalat Tanpa Membaca Iftitah dan Surah Al Quran

▪▫▫▫▫▫▫▫▪

📨 PERTANYAAN:

Assalamualaikum ustad…
hukumnya sholat sunah bila hanya membaca alfatehah tdk disertai dgn doa iftitah dan surat pendek bagaimana njeh.sah apa gk sholat sunah kita.
mohon penjelasannya. (+62 856-4082-xxxx)

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh ..

Doa iftitah adalah SUNNAH menurut mayoritas ulama kecuali Malikiyah. Bagi Malikiyah tidak ada doa iftitah.

Imam Abul Muzhaffar Yahya bin Hubairah Rahimahullah berkata:

وَأَجْمعُوا على أَن دُعَاء الاستفتاح فِي الصَّلَاة مسنون. إِلَّا مَالك فَإِنَّهُ قَالَ: لَيْسَ بِسنة

Mereka telah ijma’ (sepakat) bahwa doa istiftah itu sunnah dalam shalat, KECUALI menurut Imam Malik, dia berkata: “Bukan sunnah.” (Ikhtilaf Al Aimmah Al Ulama, 1/107)

Ada pun membaca surat adalah SUNNAH menurut ijma’, bukan wajib.

Imam An Nawawi Rahimahullah mengatakan:

وهذا مجمع عليه في الصبح والجمعة والأولييْن من كل الصلوات ، وهو سنة عند جميع العلماء ، وحكى القاضي عياض رحمه الله تعالى عن بعض أصحاب مالك وجوب السورة ، وهو شاذ مردود

Hal ini (kesunahan membaca surat) adalah Ijma’, baik pada shalat subuh, shalat Jum’at, atau pada saat rakaat disemua shalat. Itu sudah menurut semua ulama. Al Qadhi ‘Iyadh menceritakan adanya yang mewajibkan dari kalangan pengikut Imam Malik. Tapi, itu pendapat aneh dan tertolak.

(Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 5/104)

Sehingga tanpa membaca iftitah, tanpa membaca surat, shalat tetap sah. Hanya saja dia meninggalkan sunnah.

Demikian. Wallahu A’lam

📙📘📕📒📔📓📗

🖋 Farid Nu’man Hasan

Cinta Kami Kepada Umat Ini

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Al Imam Hasan Al Banna Rahimahullah berkata:

و نحب أن يعلم قومنا أنهم أحب إلينا من أنفسنا ، و أنه حبيب إلى هذه النفوس أن تذهب فداء لعزتهم إن كان فيها الفداء ، و أن تزهق ثمنا لمجدهم و كرامتهم و دينهم و آمالهم إن كان فيها الغناء، و ما أوقفنا هذا الموقف منهم إلا هذه العاطفة التي استبدت بقلوبنا و ملكت علينا مشاعرنا ، فأقضت مضاجعنا ، و أسالت مدامعنا ، و إنه لعزيز علينا جد عزيز أن نرى ما يحيط بقومنا ثم نستسلم للذل أو نرضى بالهوان أو نستكين لليأس ، فنحن نعمل للناس في سبيل الله أكثر مما نعمل لأنفسنا، فنحن لكم لا لغيركم أيها الأحباب ، و لن نكون عليكم في يوم من الأيام

Betapa inginnya kami agar umat mengetahui bahwa mereka lebih kami cintai dibanding diri kami sendiri.

Kami berbangga ketika jiwa-jiwa kami gugur sebagai penebus bagi kehormatan mereka, jika memang tebusan itu yang diperlukan.

Dan menjadi harga bagi tegaknya kejayaan, kemuliaan, dan terwujudnya cita-cita mereka, jika memang hal itu adalah harga yang harus dibayar.

Tidak ada pun yang membuat kami bersikap seperti ini selain rasa cinta yang begitu menghujam dalam hati kami, menguasai perasaan kami, memeras habis air mata kami, dan mencabut rasa ingin tidur dari pelupuk mata kami.

Betapa berat hati ini ketika kami melihat musibah yang mencabik-cabik umat ini, sementara kita hanya sanggup menyerah pada kehinaan dan pasrah oleh keputusasaan.

Sungguh kami berbuat fi sabilillah untuk kemaslahatan seluruh manusia, lebih banyak dibanding apa yang kami lakukan untuk diri kami sendiri. Sungguh kami adalah milik kalian wahai saudara-saudara kami tercinta. Dan selamanya kami tidak akan pernah menjadi musuh bagi kalian.

📚 Al Imam Hasan Al Banna, Majmu’ah Rasail, Hal. 11-12. Maktabah Taufiqiyah

☘🌸🌺🌴🍃🌷🌾🌻

✍ Farid Nu’man Hasan

Hadits Tentang Pahala Puasa Tidak Diterima Sampai Bayar Zakat Fitrah

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Oki Nofrayanto:
Bagaimana derajat hadis tentang pahala puasa kita tidak diterima sampai kita membayar zakat fitrah?

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃

Bismillah wal Hamdulillah ..

Bunyi hadits tersebut:

شهر رمضان معلق بين السماء و الأرض ، و لا يرفع إلى الله إلا بزكاة الفطر

“Bulan Ramadhan tergantung antara langit dan bumi, tidak sampai kepada Allah kecuali dengan zakat fitrah.”

Hadits ini dha’if. Imam Ibnul Jauzi berkata dalam Al Wahiyat:

لا يصح فيه محمد بن عبيد البصري مجهول

“Tidak shahih, di dalamnya ada Muhammad bin ‘Ubaid Al Bashri, dia majhul (tidak dikenal).” (Imam Al Munawi, Faidhul Qadir, Juz. 4, Hal. 219)

Imam Ibnu Hajar Rahimahullah berkata: لا يتابع عليه “Hadits ini tidak bisa diikuti.” (Imam Ibnu Hajar, Lisanul Mizan, Juz. 2, Hal. 432)

Al ‘Allamah Syaikh Muhammad Nashirudin al Albany mengatakan hadits ini dha’if. Dia juga mengatakan:

ثم إن الحديث لو صح لكان ظاهر الدلالة على أن قبول صوم رمضان متوقف على إخراج
صدقة الفطر ، فمن لم يخرجها لم يقبل صومه ، و لا أعلم أحدا من أهل العلم يقول
به ، و التأويل الذي نقلته آنفا عن المقدسي بعيد جدا عن ظاهر الحديث ، على أن
التأويل فرع التصحيح ، و الحديث ليس بصحيح .
أقول هذا ، و أنا أعلم أن بعض المفتين ينشر هذا الحديث على الناس كلما أتى شهر
رمضان ، و ذلك من التساهل الذي كنا نطمع في أن يحذروا الناس منه فضلا عن أن
يقعوا فيه هم أنفسهم !

“Jika hadits ini shahih, maka menurut zhahirnya menunjukkan bahwa ibadah puasa baru diterima jika sudah mengeluarkan zakat fitrah, bagi yang belum menunaikan zakat fitrah maka puasanya tidak diterima, saya tidak mengetahui satu pun ulama yang berpendapat demikian. Pemahaman yang saya kutip barusan saya ambil dari Al Muqaddasi adalah takwil yang sangat jauh dari teks hadits, itu jika haditsnya shahih, ternyata haditsnya tidak shahih.

Saya katakan demikian, karena saya mengetahui bahwa sebagian mufti (ahli fatwa) ada yang menyebarkan hadits ini ketika masuknya bulan Ramadhan. Itu adalah salah satu bentuk menggampangkan masalah yang saya khawatirkan, padahal seharusnya mereka hati-hati dalam mengutarakannya!” (As Silsilah Adh Dha’ifah, Juz. 1, Hal. 120, No. 43).

Demikian. Wallahu A’lam

🍃🌻🌾🌸🌴🌺☘🌷

✏ Farid Nu’man Hasan

Hukum Bel dan Lonceng di Rumah

🌸🏹🌸🏹🌸🏹

📨 PERTANYAAN:

Kalau kita pake lonceng atau bel di pintu rumah itu hukumnya bagaimana ya?

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃

Bismillah wal hamdulillah ..

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

الْجَرَسُ مَزَامِيرُ الشَّيْطَانِ

Lonceng adalah seruling-seruling syetan. (HR. Muslim No. 2114, Abu Daud No. 2556, An Nasa’i dalam As Sunan Al Kubra No. 8761)

Lonceng adalah alat komunikasi yang biasa dipakai oleh kaum Nasrani pada gereja-gereja mereka. Terbuat dari besi ada bandulan di dalam sebagai pematuk suara. Oleh karenanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang menggunakan lonceng untuk memanggil orang shalat berjamaah, sebab itu menyerupai orang Nasrani. Dilarang pula menggantungkan lonceng dalam perjalanan.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ الْعِيرَ الَّتِي فِيهَا الْجَرَسُ لَا تَصْحَبُهَا الْمَلَائِكَةُ

Malaikat tidaklah menyertai qafilah yang di dalamnya terdapat lonceng. (HR. Ahmad No. 26770. Ad Darimi No. 2717. An Nasa’i, As Sunan Al Kubra No. 8760, dll. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: shahih lighairih. Lihat Ta’liq Musnad Ahmad No. 44/355)

Sedangkan ‘Aisyah Radhiallahu ‘Anha, memakruhkan suara lonceng. (Ibnu Abi Syaibah, Al Mushannaf, No. 32594).

Ada pun bel, yang bukan lonceng, seperti yang ada disekolah, kantor-kantor, rumah, bukanlah lonceng yg dimaksud dlm hadits tersebut.

Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani Rahimahullah mengatakan:

وقد أحدثت في هذا العصر أجراس متنوعة لأغراض مختلفة نافعة، كجرس ساعة المنبه الذي يوقظ من النوم، وجرس الهاتف “التليفون”، وجرس دوائر الحكومة، والدور، ونحو ذلك، فهل يدخل هذا في الأحاديث المذكورة وما في معناها؟ وجوابي: لا، وذلك لأنه لا يشبه الناقوس لا في صوته ولا في صورته. والله أعلم.

Pada zaman ini telah ada berbagai suara buatan dengan beragam tujuan. Ada suara alarm jam untuk membangunkan dari tidur, suara dering panggilan telepon, suara bel yang ada di kantor-kantor pemerintah, asrama, atau lainnya. Apakah suara-suara buatan tersebut termasuk dalam hadits-hadits larangan di atas dan hadits-hadits lain yang semakna? Jawabanku, tidak termasuk, karena suara-suara buatan tersebut tidak menyerupai suara lonceng baik dari sisi suara ataupun bentuk. Wallahu A’lam (Jilbab Mar’ah Muslimah, Hal. 169)

Wallahu A’lam

🍃🌾🌸🌻🌴☘🌷🌺

✏ Farid Nu’man Hasan

scroll to top