Zakat Untuk Orang Tua Sendiri

◼◽◼◽◼◽◼◽

📨 PERTANYAAN:

Maaf Ustadz, kalo penghasilan org tua kurang, terus kita selaku anak memberikan sejumlah uang, apa boleh diniatkan zakat? Mohon pencerahan nya. (+62 813-6791-xxxx)

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Bismillahirrahmanirrahim ..

Tidak sah, seorang anak menyalurkan zakatnya untuk orang tuanya, sebab orang tua memang menjadi tanggung jawabnya. Dia harus nafkahi, saat orgtuanya tidak produktif lagi.

Syaikh Muhammad Shalih Al Utsaimin mengatakan:

دفع الزكاة للوالدين وللأولاد لا يجزئ عند جمهور أهل العلم، بل حكاه بعضهم إجماعًا لأهل العلم

Membayar zakat untuk kedua orangtua atau untuk anak-anaknya tidaklah sah menurut mayoritas ulama, bahkan sebagian mereka menceritakan adanya ijma’ (konsensus) atas hal ini.

(Fatawa Nuur ‘Alad Darb, 15/343)

Demikian. Wallahu a’lam

🌻☘🌿🌸🍃🍄🌷 💐

✍ Farid Nu’man Hasan

Dalil Nuzulul Qur’an Tanggal 17 Ramadhan

▪▫▪▫▪▫▪▫

Tentang kapan tanggal turunnya Al Qur’an, itu banyak versi dan pendapat, di antaranya 17 Ramadhan, dan ada juga yang mengkombinasikan, bahwa Al Qur’an turun dua tahap. Tahap pertama turun dalam satu kesatuan utuh dari Baitul ‘Izzah ke langit dunia, di malam Lailatul Qadar, lalu tahap kedua turun sesuai peristiwanya ke muka bumi secara berangsur, diawali 17 Ramadhan.

Allah ﷻ berfirman:

وَاعْلَمُوا أَنَّمَا غَنِمْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَأَنَّ لِلَّهِ خُمُسَهُ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ إِنْ كُنْتُمْ آمَنْتُمْ بِاللَّهِ وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan KEPADA APA YANG KAMI TURUNKAN kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al Anfal: 41)

Ayat ini ada dua peristiwa:

1. Perang Badar

Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhuma berkata:

{ يَوْمَ الْفُرْقَانِ } يوم بدر، فَرَق الله فيه بين الحق والباطل

(Hari Al Furqan) yaitu perang Badr, Allah membedakan pada hari itu antara Haq dan Batil. (Tafsir Ath Thabari, 13/561, Tafsir Ibn Katsir, 4/65)

2. Turunnya Al Quran, “dan KEPADA APA YANG KAMI TURUNKAN kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan.”

Walau turunnya tidak ditahun yang sama dengan terjadinya perang Badar, ayat ini menjelaskan bahwa ditanggal yang sama dengan perang Badar juga terjadi turunnya Al Quran.

Kapankah ini? Al Hasan bin Ali Radhiallahu ‘Anhuma berkata:

كانت ليلة “الفرقان يوم التقى الجمعان”، لسبع عشرة من شهر رمضان

Malam Al Furqan, hari bertemunya dua pasukan, terjadi pada 17 Ramadhan.

(Tafsir Ath Thabariy, 13/562)

Oleh karena itu, Syaikh Muhammad Ali Ash Shabuniy Hafizhahullah berkata:

كان بدء نزول القران الكريم فى السابع عشر من رمضان للاربعين سنة خلت من حياة النبي ﷺ ….

Dahulu awal turunnya Al Quran Al karim adalah pada 17 Ramadhan disaat usia Nabi ﷺ 40 tahun …. (At Tibyan fi ‘Ulumil Quran, Hal. 14)

Sedangkan perang Badar terjadi pada 17 Ramadhan juga, yaitu 15 tahun setelah Al Qur’an turun, tepatnya tahun ke-2 Hijriyah.

Bagaimana Dengan Lailatul Qadar?

Al Qur’an diturunkan malam Lailatul Qadar, sebagaimana ayat:

انا انزلناه فى ليلة القدر

Sesungguhnya Kami menurunkannya pada Lailatul Qadar. (QS. Al Qadr: 1)

Yaitu Allah Ta’ala turunkan Al Qur’an satu kesatuan utuh dari Baitul ‘Izzah ke langit dunia di malam itu.

Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma mengatakan:

نزل القرآن كله مرة واحدة في ليلة القدر في رمضان إلى السماء الدنيا، فكان الله إذا أراد أن يحدث في الأرض شيئًا أنزله منه حتى جمعه

Al Qur’an turun seluruhnya dalam satu kesatuan di Lailatul Qadar pada bulan Ramadhan ke langit dunia, jika Allah hendak menciptakan suatu peristiwa di bumi maka Allah menurunkannya sampai semuanya terkumpul.

(Tafsir Ath Thabariy, 24/531)

Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma:

نزل القرآن في ليلة من السماء العليا إلى السماء الدنيا جملة واحدة، ثم فُرِّق في السنين، وتلا ابن عباس هذه الآية:( فَلا أُقْسِمُ بِمَوَاقِعِ النُّجُومِ ) قال: نزل متفرّقا

“Al Quran diturunkan di malam hari dari langit tertinggi secara satu kesatuan, lalu diturunkan secara berbeda-beda secara bertahun-tahun.” Lalu Ibnu Abbas membaca: “Maka Aku bersumpah dengan masa turunnya bagian-bagian Al-Quran.” Beliau berkata: “Turun secara bagian demi bagian.”

(Ibid, 24/532)

Jadi, turunnya Al Qur’an di 17 Ramadhan, memang ada dalam khazanah sejarah turunnya Al Qur’an.

Ada sebagian kalangan yang mudah sekali menyalahkan saudaranya hanya karena mereka kurang menelaah lagi.

Kata pepatah Arab:

قبل رماء تملأ الكنائن

Sebelum melepaskan panah, isi dulu busurnya!

Demikian. Wallahu a’lam

🌻☘🌿🌸🍃🍄🌷 💐

✍ Farid Nu’man Hasan

Saat Berbuka, Makan Dulu atau Sholat Dulu?

▪▫▪▫▪▫▪

📨 PERTANYAAN:

Assalamu’alaikum ustadz,mau nanya klo kita ad acara buka bersama mana yg diutamakan dulu makan makanan yg sdh tersaji atau sholat maghrib terlebih dahulu? (+62 895-3803-xxxx)

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh ..

Makanan yang sudah tersaji, jika adanya baru air dan kurma, atau makanan kecil lainnya, makanlah itu dulu. Barulah shalat Maghrib setelahnya, lalu makan besar.

Bisa juga jika yg tersedia adalah makan besarnya, maka makan dulu barulah kemudian shalat. Masing-masing orang ada budaya yang berbeda.

Hal ini berdasarkan hadits berikut:

Dari ‘Aisyah Radhiallah ‘Anha bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

لَا صَلَاةَ بِحَضْرَةِ الطَّعَامِ وَلَا هُوَ يُدَافِعُهُ الْأَخْبَثَانِ

“Tidak ada shalat ketika makanan sudah terhidangkan, dan menahan dua hal yang paling busuk (menahan buang air besar dan kencing).” (HR. Muslim No. 559)

Hadits ini diperkuat oleh hadits berikut:

عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا وُضِعَ عَشَاءُ أَحَدِكُمْ وَأُقِيمَتْ الصَّلَاةُ فَابْدَءُوا بِالْعَشَاءِ وَلَا يَعْجَلْ حَتَّى يَفْرُغَ مِنْهُ وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يُوضَعُ لَهُ الطَّعَامُ وَتُقَامُ الصَّلَاةُ فَلَا يَأْتِيهَا حَتَّى يَفْرُغَ وَإِنَّهُ لَيَسْمَعُ قِرَاءَةَ الْإِمَامِ

Dari Ibnu Umar dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Jika telah dihidangkan makan malam, dan waktu shalat telah datang, maka mulailah makan malam dan jangan tergesa-gesa sampai selesai.”  Ibnu Umar pernah dihidangkan makan dan shalat tengah didirikan, namun dia tidak mengerjakannya sampai dia menyelesaikan makannya, dan dia benar-benar mendengar bacaan  Imam.” (HR. Bukhari No. 640,641,642, Muslim No. 557, 558,559, 560)

Imam An Nawawi  Rahimahullah berkata:

فِي هَذِهِ الْأَحَادِيث كَرَاهَة الصَّلَاة بِحَضْرَةِ الطَّعَام الَّذِي يُرِيد أَكْله ، لِمَا فِيهِ مِنْ اِشْتِغَال الْقَلْب بِهِ ، وَذَهَاب كَمَالِ الْخُشُوع ، وَكَرَاهَتهَا مَعَ مُدَافَعَة الْأَخْبَثِينَ وَهُمَا : الْبَوْل وَالْغَائِط ، وَيَلْحَق بِهَذَا مَا كَانَ فِي مَعْنَاهُ يَشْغَل الْقَلْب وَيُذْهِب كَمَال الْخُشُوع

“Hadits-hadits ini menunjukkan kemakruhan melaksanakan shalat ketika makanan yang diinginkan  telah tersedia, karena hal itu akan membuat hatinya terganggu, dan hilangnya kesempurnaan khusyu’, dan juga dimakruhkan melaksanakan shalat ketika menahan dua hal yang paling busuk, yaitu kencing dan buang air besar.  Karena hal ini mencakup makna menyibukkan hati dan hilangnya kesempurnaan khusyu’.” (Al Minhaj Syarh   Shahih  Muslim,  2/321. Mawqi’ Ruh Al Islam)

Wallahu a’lam

🌻☘🌿🌸🍃🍄🌷 💐

✍ Farid Nu’man Hasan

Wanita Shalihah dan Bidadari Surga; Mana Yang Lebih Utama?

💦💥💦💥💦💥

📨 PERTANYAAN:

Lebih mulia mana bidadari surga dan wanita solehah?

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃

Bismillah wal Hamdulillah .., wanita shalihah, wanita yang beriman dan beramal shalih, itu lebih mulia di banding bidadari dan malaikat.

Dasarnya, Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ

Sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal shalih, mereka itulah sebaik-baiknya makhluk. (QS. Al Bayyinah: 7)

Imam Ibnu Katsir Rahimahullah menjelaskan:

وقد استدل بهذه الآية أبو هريرة وطائفة من العلماء، على تفضيل المؤمنين من البرية على الملائكة

Abu Hurairah dan segolongan ulama telah berdalil dengan ayat ini bahwa kaum beriman di kalangan manusia lebih utama dibanding malaikat. (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 8/458)

Dalam hadits juga demikian, Ummu Salamah Radhiallahu ‘Anha bertanya:

يا رسول الله أنساء الدنيا أفضل أم الحور العين قال بل نساء الدنيا أفضل من الحور العين كفضل الظهارة على البطانة

Wahai Rasulullah, apakah wanita di dunia lebih utama di banding bidadari? Beliau bersabda:

“Bahkan wanita dunia itu lebih utama dibanding bidadari, seperti keutamaan yang nampak dibanding yang tersembunyi.”

(HR. Ath Thabarani, Al Kabir No. 870. Al Haitsami berkata: “Dalam sanadnya terdapat Sulaiman bin Abi Karimah, yang didhaifkan oleh Abu Hatim dan Ibnu ‘Adi.” Lihat Majma’uz Zawaid, 7/25)

Demikian. Wallahu A’lam

🍃🌾🌻🌸🌴☘🌺🌷

✏ Farid Nu’man Hasan

scroll to top