Sejarah Awal Berdirinya Ka’bah

💢💢💢💢💢💢

Abu Dzar Radhiallahu Anhu bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam:

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ مَسْجِدٍ وُضِعَ فِي الْأَرْضِ أَوَّلَ قَالَ الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ الْمَسْجِدُ الْأَقْصَى قُلْتُ كَمْ كَانَ بَيْنَهُمَا قَالَ أَرْبَعُونَ سَنَةً

“Wahai Rasulullah, masjid apa yang dibangun pertama kali di muka bumi?”

Beliau menjawab: “Masjid al Haram.”

Aku (Abu Dzar) berkata: ” lalu apa lagi?”

Beliau menjawab: “Masjid al Aqsha.”

Aku bertanya lagi: “Berapa lama jarak keduanya?”

Beliau menjawab: ” Empat puluh tahun.”

(HR. Bukhari No. 3186, Muslim No. 520)

Penjelasan:

Yang dimaksud “di bangun” dalam hadits ini adalah fondasi dari kedua masjid itu. Sebab jika makna keduanya adalah masjid yang utuh, maka ada yang janggal menurut sebagian ulama.

Berkata Imam Ibnul Jauzi Rahimahullah – seperti yang dikutip Al Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah:

فيه إشكال، لأن إبراهيم بنى الكعبة وسليمان بنى بيت المقدس وبينهما أكثر من ألف سنة انتهى

“Dalam hadits ini terdapat musykil (janggal), karena Ibrahim membangun Ka’bah dan Sulaiman membangun Baitul Maqdis, padahal antara keduanya (Ibrahim dan Sulaiman ‘Alaihimasalam) terpaut jarak lebih dari seribu tahun. Selesai.

(Fathul Bari, 6/408)

Ya, karena memang di beberapa riwayat shahih disebutkan bahwa Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam membangun Ka’bah dan Nabi Sulaiman ‘Alaihissalam yang membangun Masjidil Aqsha. Maka, hadits di atas harus dipahami bahwa yang dibangun saat itu adalah fondasinya.

Kemusykilan ini dijawab oleh Imam Ibnu Al Jauzi dengan jawaban yang memuaskan. Katanya:

وجوابه أن الإشارة إلى أول البناء ووضع أساس المسجد وليس إبراهيم أول من بنى الكعبة ولا سليمان أول من بنى بيت المقدس، فقد روينا أن أول من بنى الكعبة آدم ثم انتشر ولده في الأرض، فجائز أن يكون بعضهم قد وضع بيت المقدس ثم بنى إبراهيم الكعبة بنص القرآن

“Jawabannya adalah bahwa isyaratnya menunjukkan yang dibangun adalah fondasinya masjid, Ibrahim bukanlah yang pertama membangun Kabah, dan Sulaiman bukanlah yang pertama kali membangun Baitul Maqdis. Kami telah meriwayatkan bahwa yang pertama kali membangun Kabah adalah Adam, kemudian anak-anaknya menyebar di muka bumi. Maka, boleh jadi sebagian mereka membangun Baitul Maqdis, kemudian Ibrahim yang membangun Ka’bah menurut Nash Al Quran.” (Ibid)

Imam Al Qurthubi Rahimahullah juga mengatakan hal yang sama:

وكذا قال القرطبي: إن الحديث لا يدل على أن إبراهيم وسليمان لما بنيا المسجدين ابتدا وضعهما لهما، بل ذلك تجديد لما كان أسسه غيرهما

Demikian juga yang dikatakan oleh Al Qurthubi: sesungguhnya hadits ini tidaklah menunjukkan bahwa Ibrahim dan Sulaiman ketika mereka berdua membangun dua masjid sebagai yang mengawali, tetapi mereka hanya memperbarui apa-apa yang telah difondasikan oleh selain mereka berdua. (Ibid)

Wallahu A’lam

Wa Shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala aalihi wa Shahbihi wa Sallam

🌺☘🌷🌸🌾🌻🌴🍃

✍ Farid Nu’man Hasan

Shalat Gerhana Matahari; Jahr atau Sirr?

💢💢💢💢💢💢💢💢

Bismillahirrahmanirrahim..

Dalam hal ini, Para ulama berbeda pendapat.

Di sisi lain, mereka juga membedakan antara Gerhana Bulan (Khusul Qamar), dengan Gerhana Matahari (Kusufus Syams).

Untuk Gerhana Bulan, karena terjadinya di malam hari, maka dia sama dengan shalat malam lainnya yaitu dikeraskan (Jahr), sedangkan Gerhana Matahari, karena terjadinya di saat matahari muncul, maka dia sama seperti shalat-shalat siang yaitu dipelankan (Sirr), inilah pendapat mayoritas ulama.

Dalam Al Mausu’ah disebutkan:

يجهر بالقراءة في خسوف القمر؛ لأنها صلاة ليلية ولخبر عائشة – رضي الله عنها – قالت: إن النبي صلى الله عليه وسلم جهر في صلاة الخسوف

Shalat Gerhana Bulan, karena termasuk shalat malam, maka suaranya dikeraskan berdasarkan hadits Aisyah Radhiallahu ‘Anha: “Sesungguhnya Rasulullah ﷺ mengeraskan suara saat shalat GERNAHA BULAN.”

ولا يجهر في صلاة كسوف الشمس؛ لما روى ابن عباس – رضي الله عنهما – قال: إن النبي صلى الله عليه وسلم صلى صلاة الكسوف، فلم نسمع له صوتا. وإلى هذا ذهب أبو حنيفة والمالكية والشافعية

Sedangkan shalat gerhana matahari tidak dikeraskan, sebagaimana riwayat Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhuma: “Rasulullah ﷺ shalat gerhana matahari, dan darinya tidak terdengar suara apa-apa. Inilah pendapat Abu Hanifah, Malikiyah, dan Syafi’iyah.”

(Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyah, 27/257)

Sementara itu ada pendapat lain yang mengatakan bahwa shalat gerhana matahari itu juga dikeraskan, berdasarkan riwayat dari ‘Aisyah Radhiallahu ‘Anha dan Ali bin Abi Thalib Radhiallahu ‘Anhu, dan sahabat lainnya. Bahkan ini dianggap pendapat yang lebih kuat karena diriwayatkan dan dipraktekkan oleh para sahabat nabi yang lebih banyak.

Tertulis dalam Al Mausu’ah:

وقال أحمد، وأبو يوسف: يجهر بها، وهو رواية عن مالك. وقالوا: قد روي ذلك عن علي – رضي الله عنه – وفعله عبد الله بن زيد وبحضرته البراء بن عازب، وزيد بن أرقم. وروت عائشة – رضي الله عنها -: أن النبي صلى الله عليه وسلم: صلى صلاة الكسوف، وجهر فيها بالقراءة

Imam Ahmad dan Abu Yusuf mengatakan: “Dikeraskan”. Ini juga salah satu riwayat dari Imam Malik.

Hal ini berdasarkan riwayat Ali bin Abi Thalib Radhiallahu ‘Anhu, dipraktekkan oleh Abdullah bin Zaid, dihadiri oleh Al Bara bin’ Azib, dan Zaid bin Arqam.

Aisyah Radhiallahu ‘Anha meriwayatkan: “Sesungguhnya Rasulullah ﷺ shalat gerhana matahari dengan bacaan yang dikeraskan.” (Ibid)

Imam Ibnul Mundzir mengatakan bahwa riwayat Aisyah (bacaan dikeraskan) lebih kuat dibanding riwayat Ibnu Abbas (bacaan dipelankan). (Al Awsath, 8/477)

Syaikh Al Albani Rahimahullah menjelaskan:

المتقرر أن صلاة الكسوف إنما صلاها رسول الله صلى الله عليه وسلم مرة واحدة وقد صح أنه جهر بها كما في البخاري ولم يثبت ما يعارضه ولو ثبت لكان مرجوحا “

“Shalat gerhana matahari adalah shalat yang pernah Rasulullah ﷺ lakukan SEKALI SAJA dalam hidupnya. Telah shahih bahwa Beliau membacanya secara keras sebagaimana riwayat Imam Bukhari. Tidak ada yg shahih riwayat yang berbeda dengannya, seandainya kuat maka itu pendapat yang marjuh (lemah).”

(Tamamul Minnah, Hal. 263)

Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid mengatakan:

والصحيح من القولين : أن السنة الجهر بها ، لثبوت ذلك عن النبي صلى الله عليه وسلم ، كما في حديث عائشة رضي

Yg shahih dari dua pendapat ini adalah sunnahnya DIKERASKAN, karena hal itu telah shahih dari Nabi ﷺ sebagaimana riwayat Aisyah Radhiallahu ‘Anha.

(Al Islam Su’aal wa Jawaab no. 163920)

Demikian. Wallahu a’lam

🌿🌺🌷🌻🌸🍃🌴🌵

✍ Farid Nu’man Hasan

Ketika Uang Membutakan Rasa

💢💢💢💢💢💢💢💢

📌 Pepatah mengatakan: Anjing tidak akan menggigit tuan yang memberinya tulang

📌 Kira-kira seperti itulah kondisi sebagian negara muslim di dunia dan ormas Islam

📌 Bantuan dan kerjasama ekonomi dengan Cina, membuat mereka mati rasa; rasa cinta, rasa ukhuwah, dan rasa satu tubuh dengan sesama muslim khususnya yang tertindas seperti di Uighur

📌 Bahkan bukan hanya mati rasa, tapi juga menyerang balik umat Islam yang menyuarakan ketertindasan umat Islam Uighur

📌 Dituduh provokator, ada agenda khilafah, politis, dan tuduhan keji lainnya. Begitu buram hati, sampai begitu bencinya kepada sesama muslim.

📌 Ada lagi yang juga tidak kalah konyolnya; muslim Uighur bukan di atas Manhaj Salaf, sehingga tidak usah dibantu.

Laa hawlaa wa laa quwwata illa billah

📌 Cukuplah Allah sebagai penolong, dan sebaik-baiknya hamba untuk bertawakal.

Wallahul Musta’an!

🌿🌺🌷🌻🌸🍃🌴🌵

✍ Farid Nu’man Hasan

Selamatkan Dunia Islam!

🕌🕋🕌🕋🕌🕋🕌🕋

Dunia Islam Kini Sedang Terbakar.. Setiap Kita Berkewajiban Memadamkannya sejauh kemampuan yang kita miliki..

(Syaikh Umar At Tilmisani Rahimahullah)

– Palestina
– Uighur
– Rohingnya
– Siria
– Kashmir

Rasulullah ﷺ bersabda:

تَرَى الْمُؤْمِنِينَ فِي تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى عُضْوًا تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

“Kamu akan melihat orang-orang mukmin dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).”

(HR. Bukhari no. 6011)

Mereka menantikan pembuktian bahwa kita satu tubuh…

Selain doa-doa kita… Bagi yang berharta, jadilah seperti Utsman bin ‘Affan yang membiayai pasukan Jaisyul ‘Usrah…

Bagi yang punya kedudukan dipemerintahan jadilah Al Mu’ tashim yang menggedor Romawi dengan ratusan ribu pasukan gara-gara seorang muslimah diperkosa tentara Romawi..

Bagi aktifis medsos, jadikanlah medsos sarana pembelaan kepada kaum muslimin tertindas..

Siapa pun kita jangan sia-siakan kesempatan andil dalam karavan para pejuang..

Wallahu A’lam wa Lillahil ‘Izzah

🌿🌺🌷🌻🌸🍃🌴🌵

✍ Farid Nu’man Hasan

scroll to top