Terdapat Glitter di Kulit, Sahkah Wudhu dan Salat?

◼◽◼◽◼◽◼◽◼◽

✉️❔PERTANYAAN:

assalamu’alaikum, saya mau tanya soal kosmetik. jadi, saya memakai kosmetik highlighter bahan glitter, untuk menghilangkannya susah, dan menempel di kulit. setelah saya bersihkan memakai air tidak kunjung hilang, dan saya telah membersihkan dengan air khusus makeup (micellar water)tidak bisa hilang juga. yang jadi pertanyaannya, apabila saya wudhu, lalu sholat, apakah bisa diterima jika masih terdapat banyak glitter di kulit saya? (Avi-Depok)

✒️❕JAWABAN

◼◽◼◽◼◽◼◽◼◽

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh

Bismillahirrahmanirrahim..

Pada prinsipnya, semua anggota badan yang termasuk rukun wudhu harus mendapatkan haknya untuk dibasuh atau dicuci:

– baik wajah,
– kepala,
– kedua tangan sampai siku,
– dan kedua kaki sampai mata kaki.

Inilah rukun wudhu yang disepakati para Fuqaha, yg tertera dalam Al Maidah ayat 6. Ada pun niat dan tertib, diperselisihkan para fuqaha apakah rukun atau tidak.

Jika semua anggota badan ini sudah mendapatkan haknya maka wudhu telah sah. Jika ada bagian ini yang terhalang oleh suatu benda, baik cat, cutek, atau benda-benda kosmetik, maka wajib membersihkannya agar air wudhu tidak terhalang. Jika ada bagian terhalang dan dia tahu hal itu namun tidak dibersihkannya, maka wudhunya tidak sah.

Hal ini berdasarkan hadits berikut:

عَنْ جَابِرٍ أَخْبَرَنِي عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ أَنَّ رَجُلًا تَوَضَّأَ فَتَرَكَ مَوْضِعَ ظُفُرٍ عَلَى قَدَمِهِ فَأَبْصَرَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ ارْجِعْ فَأَحْسِنْ وُضُوءَكَ فَرَجَعَ ثُمَّ صَلَّى

Dari Jabir, telah mengabarkan kepadaku Umar bin al-Khaththab, bahwa seorang laki-laki berwudu lalu meninggalkan (kering) satu tempat sebesar kuku di atas kakinya, saat Nabi ﷺ melihatnya, maka beliau pun bersabda, “Kembalilah dan perbaguslah wudumu.” Maka dia kembali, kemudian melakukan salat. (HR. Muslim no. 243)

Kisah ini menunjukkan tidak sahnya wudhu jika ada bagian yang tidak kena air wudhu walau sedikit, pada bagian-bagian yang wajib kena air wudhu yaitu empat anggota badan yang sudah disebutkan sebelumnya.

Imam An Nawawi menjelaskan:

فِي هَذَا الْحَدِيث : أَنَّ مَنْ تَرَكَ جُزْءًا يَسِيرًا مِمَّا يَجِب تَطْهِيره لَا تَصِحّ طَهَارَته وَهَذَا مُتَّفَق عَلَيْهِ

Dalam hadits ini menunjukkan bahwa meninggalkan satu bagian saja walau kecil yang mana bagian itu wajib disucikan, maka tidak sah thaharahnya, dan ini perkara yg telah disepakati. (Syarh Shahih Muslim, 3/132)

Lalu, bagaimana jika sangat sulit dibersihkan atau dihilangkan?

Jika benar-benar sulit, segala cara dan alat sudah dikerahkan dan masih sulit hilang juga, maka hal itu dimaafkan. Tidak apa-apa wudhu dalam keadaan seperti itu.

Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ مَا ٱسۡتَطَعۡتُمۡ

Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu [Surat At-Taghabun: 16]

Rasulullah ﷺ bersabda:

فَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِشَيْءٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ

Maka, jika aku memerintahkan kamu terhadap sesuatu, jalankanlah sejauh yang kalian mampu. (HR. Muslim no. 1337)

Hanya saja hendaknya peristiwa ini jangan sampai terulang lagi, ambil pelajaran darinya untuk tidak menggunakan kosmetik yang menyulitkan diri sendiri dan menyulitkan ibadah.

Demikian. Wallahu A’lam

✍ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top