Sudah Hijrah, Lanjut Berdakwah Atau Diam-Diam Saja?

◼◽◼◽◼◽◼◽◼◽

✉️❔PERTANYAAN:

Assalamualaikum, ustadz. Ana punya beberapa pertanyaan.

1. Bolehkah seseorang yang telah berhijrah berdakwah pada kawan-kawannya yang lama, yang masih melakukan maksiat yang sudah ditinggalkannya. Apakah sebaiknya ia tidak melakukannya karena dikhawatirkan kembali melakukan maksiat tersebut?

2. Bolehkah seseorang menyembunyikan hijrahnya dari kawannya yang lama karena ditakutkan riya’?

Terima kasih ustadz


✒️❕JAWABAN

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh

1. Dakwah yaitu mengajak dan mengingatkan manusia kepada kebaikan dan kebenaran itu wajib, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

وَلۡتَكُن مِّنكُمۡ أُمَّةٞ يَدۡعُونَ إِلَى ٱلۡخَيۡرِ وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ

Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

( Ali ‘Imran, Ayat 104)

Para ulama tidak berbeda atas kewajiban ini. Namun, mereka berbeda dalam hal apakah wajibnya fardhu ‘ain (kewajiban setiap muslim) dan fardhu kifayah (kewajiban yang gugur jika sudah ada yang melakukan).

Maka, ketika seorang muslim melihat dan mengetahui saudaranya ada pada kemaksiatan, maka hendaknya dia mendakwahi dengan baik sejauh yang dia mampu dan dia pahami.

2. Jangan takut menampilkan kebaikan. Kadang-kadang syetan meniupkan kekhawatiran disebut riya’ yang tidak pada tempatnya,.. Tidak shalat jamaah khwatir riya, tidak menghidupkan sunnah khawatir disebut riya.. Ini salah dalam memahami riya.. Riya itu beramal ingin dilihat dan dipuji..

Sedangkan kita sendiri melakukan bukan untuk itu .. Tapi murni ingin mengajak mereka bersama-sama ke jalan Allah.. Sederhanya: “Dulu kita rusak sama-sama, masa menjadi orang baik tidak mau sama-sama juga?”

Wallahu A’lam

✏ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top