Menghadiri undangan, acara belum selesai hingga masuk waktu shalat. Mana yang harus ditinggalkan?

◼◽◼◽◼◽◼◽◼◽

✉️❔PERTANYAAN:

Assalamualaikum ustadz. Izin bertanya, jika mengadiri undangan, dan acara belum selesai hingga masuk waktu shalat. Mana yang harus ditinggalkan/ditunda? (Anita-Palembang)

✒️❕JAWABAN

◼◽◼◽◼◽◼◽◼◽

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh

Bismillahirrahmanirrahim..

Tidak ragu lagi shalat di awal waktu adalah yang terbaik. Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu ‘Anhu, Beliau berkata:

سَأَلْتُ النَّبِيَّ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ قَالَ الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا قَالَ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ قَالَ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ

Aku bertanya kepada Nabi ﷺ : “Amal apakah yang paling Allah cintai?” Beliau bersabda: “Shalat pada waktunya.” Ibnu Mas’ud berkata: “Lalu apa lagi?” Beliau bersabda: “Berbakti kepada kedua orang tua.” Ibnu Mas’ud berkata: “Lalu apa lagi?” Beliau bersabda: “Jihad fisabilillah.” (HR. Muttafaq ‘Alaih)

Para ulama berbeda pendapat tentang makna “Shalat Pada Waktunya”. Ada yang mengartikan shalat di waktu masih berlaku (baik awal, tengah, dan akhir), bukan setelah waktunya berakhir. Ada pula yang mengartikan shalat di awal waktu. Ini yang lebih tepat, berdasarkan hadits lainnya.

عَنْ أُمِّ فَرْوَةَ، قَالَتْ: سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «الصَّلَاةُ فِي أَوَّلِ وَقْتِهَا»

Dari Ummu Farwah, dia berkata: Rasulullah ﷺ ditanya amal apakah yang paling utama? Beliau menjawab: “Shalat di awal waktunya.” (HR. Abu Daud, Ahmad)

Imam Ibnu Rajab menjelaskan:

واستدل بذلك على أن الصلاة في أول الوقت أفضل، كما استدل لحديث ام فروة، عن النبي – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -، أنه سئل: أي العمل أفضل؟ قال: ((الصلاة لأول وقتها)) . اخرجه الإمام أحمد وأبو داود والترمذي. وفي إسناده اضطراب -: قاله الترمذي والعقيلي

Berdalilkan hadits tersebut menunjukkan shalat di awal waktu lebih utama, berdasarkan hadits Ummu Farwah bahwa Rasulullah ﷺ ditanya amal apa yang paling utama? Beliau bersabda: “Shalat di awal waktunya” (HR. Ahmad, Abu Daud, At Tirmidzi). Namun sanadnya idhtirab (goncang), sebagaimana dikatakan At Tirmidzi dan Al ‘Uqaili. (Fathul Bari, 4/209)

Lalu bagaimana jika menundanya sehingga shalat tidak diawal waktu? Hal itu dibolehkan dengan syarat waktu shalat masih tersedia, hanya saja pelakunya kehilangan keutamaan shalat di awal waktu.

Dalil bolehnya shalat tidak di awal waktu adalah hadits sbb:

إن للصلاة أولا وآخرا، وإن أول وقت الظهر حين تزول الشمس، وإن آخر وقتها حين يدخل وقت العصر..

Shalat itu ada awal waktunya dan akhirnya, awal waktu zhuhur adalah saat tergelincir matahari, waktu akhirnya adalah saat masuk waktu ashar .. Dst (HR. Ahmad no. 7172, dishahihkan oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth. Ta’liq Musnad Ahmad, no. 7172)

Imam An Nawawi Rahimahullah menjelaskan:

يجوز تأخير الصلاة إلى آخر وقتها بلا خلاف، فقد دل الكتاب، والسنة، وأقوال أهل العلم على جواز تأخير الصلاة إلى آخر وقتها، ولا أعلم أحداً قال بتحريم ذلك

Dibolehkan menunda shalat sampai akhir waktunya tanpa adanya perselisihan pendapat, hal itu berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah. Perkataan para ulama juga membolehkan menunda sampai akhir waktunya, tidak ada seorang ulama yang mengatakan haram hal itu. (Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab, 3/58)

Penundaan ini bukanlah saahuun (melalaikan shalat), sebab makna saahuun adalah menunda shalat sampai habis waktunya. Sebagaimana penjelasan Sa’ad bin Abi Waqash, Ibnu Abbas, Masruq, Ibnu Abza, Abu Adh Dhuha, Muslim bin Shabih. (Tafsir Ath Thabari, 24/630)

Seorang ulama mazhab Hambali abad ini mengatakan:

وقد بين النبي صلى الله عليه وسلم مواقيتها من كذا إلى كذا فمن أداها فيما بين أول الوقت وآخره فقد صلاها في الزمن الموقوت لها

Nabi Shalallahu’Alaihi wa Sallam telah menjelaskan bahwa waktu shalat itu sejak waktu ini ke ini, maka barang siapa yang menjalankan di antara awal waktu dan akhirnya, maka dia telah menunaikan shalat di waktu yang telah ditentukan.

(Syaikh Utsaimin, Majmu’ Al Fatawa wa Rasail, Jilid. 12, Bab Shalat)

Maka, jika Sdr penanya meninggalkan resepsi lalu shalat di awal waktu maka itu lebih utama, apalagi jika sudah mengucapkan selamat kpd penganten dan keluarganya, dan makan. Apabila meneruskan di resepsi, lalu shalat setelah itu dan waktu shalat masih lapang hal itu dibolehkan.

Demikian. Wallahu A’lam

✍ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top