✉️❔ Pertanyaan
Mau tanya, saya lihat video ada seorg Syekh dari Saudi ceramah pake bhs Inggris yang membid’ahkan membaca Al Fatihah sebelum doa, atau untuk mayit,.. Apakah benar bid’ah? (IH)
️❕ Jawaban
Bismillahirrahmanirrahim…
Alangkah baiknya seorang ‘alim, syaikh, da’i, muballigh, dalam berdakwah memperhatikan kondisi fiqih yang dianut di mana dia berada atau berdakwah. Jika seorang da’i dari Indonesia berkunjung ke Arab Saudi, maka pahamilah fiqih di sana dan hargailah itu. Jika seorang da’i dari Arab Saudi ke Indonesia, juga hendaknya demikian, pahami fiqih yang umum terjadi di Indonesia dan hargai itu.
Imam Al Qarafi memberikan nasihat:
إذا جاءك رجل من غير أهل إقليمك يستفتيك لا تجره على عرف بلدك واسأله عن عرف بلده وأجره عليه وأفته به دون عرف بلدك ودون المقرر في كتبك فهذا هو الحق الواضح والجمود على المنقولات أبدا ضلال في الدين وجهل بمقاصد علماء المسلمين والسلف الماضين “
Jika datang kepadamu seorang dari luar daerahmu untuk meminta fatwa kepadamu, janganlah kamu memberikan hukum kepadanya berdasarkan adat kebiasaan yang berlaku di daerahmu, tanyailah dia tentang adat kebiasaan yang terjadi di daerahnya dan hargailah itu serta berfatwalah menurut itu, bukan berdasarkan adat kebiasaan di daerahmu dan yang tertulis dalam kitabmu. Itulah sikap yang benar dan jelas. Sedangkan sikap selalu statis pada teks adalah suatu kesesatan dalam agama dan kebodohan terhadap tujuan para ulama Islam dan generasi salaf pendahulu.
(Al Furuq, 1/176-177)
Begitu elok Syaikh As Sudais, ketika Beliau menjadi imam di Istiqlal, Beliau mengeraskan bacaan basmalah di surat Al Fatihah, sebagaimana kebiasaan umumnya di Indonesia. Padahal biasanya Beliau melirihkan suara basmallahnya. Inilah yang seharusnya dipahami oleh Syaikh yang ditanyakan saudara penanya.
Tentang membaca Al Fatihah sebelum berdoa, itu memang menjadi kebiasaan di Indonesia bahkan juga banyak di negeri lain. Secara fiqih pun diakui oleh para ahli ilmu. Sebab, salah satu adab berdoa adalah memulai dengan puji-pujian kepada Allah Ta’ala, dan pujian paling sempurna adalah yang ada pada surat Al Fatihah.
Syaikh Abdullah Al Faqih, penanggungjawab Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyah dan juga murid Syaikh Utsaimin, menjelaskan begini:
وأما الابتداء في دعائك بالفاتحة، فلا حرج عليك فيه؛ لأن الفاتحة تشتمل على الثناء على الله تعالى، وتمجيده، كما في صحيح مسلم وتقديم الثناء في الدعاء محمود في الدعاء، ولكنه لا ينبغي التزامك بما لم يثبت في السنة الالتزام به؛ لئلا يوقعك في البدعة الإضافية
Ada pun permulaan doamu dengan membaca surat Al Fatihah, maka itu TIDAK APA-APA, karena Al Fatihah mencakup pujian kepada Allah Ta’ala, dan memuliakanNya, sebagaimana tertera dalam Shahih Muslim. Memulai pujian dalam berdoa adalah hal yang terpuji dalam doa, tetapi hendaknya hal itu tidak dijadikan kebiasaan karena tidak ada dalam sunnah, agar terhindar dari bid’ah idhafiyah. (fatwa No. 256792)
Dalam fatwa Lajnah al Ifta, Jordania, tertulis sbb:
قراءة الفاتحة – بعد الدعاء أو قبله – بقصد التوسل لقبول الدعاء أمر مشروع ولا حرج فيه، وذلك لسببين اثنين:
الأول: أن التوسل بالقرآن الكريم هو توسل بصفة من صفات الله تعالى، والتوسل بصفات الله عز وجل مشروع باتفاق العلماء.
الثاني: أن التوسل بتلاوة الفاتحة توسل بعمل صالح، وهو أيضا مشروع باتفاق العلماء، واختيار سورة الفاتحة خاصة له وجه مقبول شرعا؛ وذلك لأنها أم الكتاب، وتجتمع فيها جميع معاني القرآن العظيم. والله أعلم.
Membaca Al Fatihah sebelum doa atau setelah nya dgn maksud ber tawassul agar doa dikabulkan adalah perkara yg disyariatkan, tidak apa-apa. Hal ini ada dua alasan:
1. Tawassul dengan Al Quran termasuk tawassul dengan sifat sifat Allah, dan itu hal yg masyru’ (disyariatkan) sesuai kesepakatan ulama.
2. Tawassul dengan membaca Al Fatihah termasuk tawassul dengan amal shalih, dan ini juga disepakati sebagai hal yg disyariatkan.
Dipilihnya surat Al Fatihah secara khusus juga sisi yg diterima secara syar’i, karena Al Fatihah adalah Ummul Kitab, di dalamnya terkumpul semua makna Al Quran yang agung. Wallahu a’lam. (Selesai)